Anda di halaman 1dari 20

Gangguan Hiperaktivitas dan Pemusatan

Perhatian pada Anak Usia 9 Tahun

Mury Teresa Tahun


102016229
Skenario 5

 Seorang anak laki-laki 9 tahun datang ke poli psikiatri anak dan remaja
dengan keluhan mendapat surat teguran dari wali kelasnya karena selalu
membuat onar dikelas/tidak bisa diam di kelas.
Rumusan Masalah

 Seorang anak berusia 9 tahun selalu membuat onar dikelas/tidak bisa diam
di kelas.
Hipotesis

 Seorang anak laki-laki tidak bisa diam dikelas karena adanya gangguan
aspek perilaku,perasaan,dan pikiran
Analisis Masalah
Etiologi
Epidemiologi
Faktor yang mempengaruhi
biologi, psikologi, dan sosial
Faktor Perasaan (mood) Depresi pada anak
Hiperaktif dan gangguan
RM Faktor perilaku
perilaku menantang
Faktor kognitif
Gejala klinis
Penatalaksanaan farmako dan
nonfarmako
Prognosis
Anamnesis
Identitas pasien
Keluhan utama
Riwayat kelahiran
Riwayat lingkungan
Riwayat nutrisi
Riwayat penyakit
Kecepatan pertumbuhan anak
Perkembangan anak dalam keluarga
Pemeriksaan Fisik

 Bila diduga terdapat gangguan serebral organik, dilakukan pemeriksaan


neurologik yang lebih lengkap perlu dilaksanakan, termasuk:
 uji tingkat kesadaran,
 kemampuan bahasa,
 kidal atau kinan,
 memori,
 disorientasi kanan-kiri,
 kelancaran verbal.
Tumbuh Kembang
 Pertumbuhan → Bertambah besar, jumlah, ukuran di tingkat sel maupun organ.

 Perkembangan → Perubahan struktur fungsi dan kemampuan tubuh.

 Tahap yang berjalan seiring Tumbuh Kembang


 Biologis → “Asuh”, Asih, Asah
 Intelektual/kognitif → Pola pikir
 Psikoseksual → Pematangan organ reproduksi
 Psikososial → Emosional
 Moral → Norma yang berlaku
Kebutuhan dasar anak( Biologis)

“Asuh”

Asih

Asah
Perkembangan Psikoseksual

Oral

Anal 1-3 Tahun


0-1 Tahun
Falik
6-12 tahun
Laten
Toilet 3-6 Tahun
training
Pusat aktifitas yang
menyenangkan
Pengenalan akan di dalam mulut
Genital bagian tubuh sendiri12- 18 Tahun
Teori Perkembangan
psikososial

Masa Bayi Kepercayaan dan


rasa aman

Masa Balita
Kemandirian

Bersosialisasi,
Masa Bermain mengidolakan
seseorang

Berkarya,
Masa Sekolah
bertanggung jawab

Mencari identitas
Masa Remaja diri, mencoba hal
baru
Perkembangan
Kognitif

1. Mempelajari dunia
melalui panca
indra(menyentuh,meraba,
mengisap

Berpikir secara
simbolik,egosentris

Menyelesaikan problem
konkrit dengan cara yang
logis

Berpikir ilmiah dan


menyelesaikan masalah
abstrak
Perkembangan moral

Pre-konvensional kepatuhan dan hukuman terhadap perilaku


anak

Konvensional Anak menyesuaikan diri dengan harapan agar


disebut anak baik

Post konvensional Anak mulai mengambil keputusan baik dan


buruk secara mandiri
Attention deficit and Depresi Retardasi Mental Gangguan perilaku
hyperactivity disorder menentang
(ADHD) (ODD)

• Alami gangguan emosi yg meliputi Suatu keadaan dimana Gangguan sikap


hiperkinetik. kecemasan dan berupa seseorang memiliki menentang
• Tidak mampu perasaan kesepian, kemampuan mental yang
memusatkan perhatian, menangis, takut tidak mencukupi (WHO)
hiperaktif dan impulsif.

Etiologi • Faktor Neurologik kurangnya keterampilan 1. Penyebab Pranatal • Teoretikus psikodinamik


- Bayi lahir dengan sosial, masalah dengan - Kelainan kromosom - terjadi krn fiksasi pada
masalah prenatal yang control diri dan stres - Infeksi masa anal
disebabkan karena 2. Penyebab Perinatal • Teoritikus belajar
gangguan fungsi otak. -Asfiksia, hipoglikemia, - orang tua memberi
• Faktor toksik perdarahan meningitis reinforcement tidak
3. Penyebab Postnatal tepat kepada anak
-infeksi, trauma,
malnutrisi

Penatalaksanaan 1. Pendekatan psikososial. • Obat antidepresan • Tatalaksana Medis 1. Terapi kognitif


2. Pelatihan keterampilan • Cognitive behavior -melatih anak berpikir
sosial therapy (CBT) • Psikoterapi bahwa konflik sosial dpt
3. Edukasi bagi orang tua, • Problem-Solving Therapy - perubahan sikap, diselesaikan
4. Methylphenidate (PST). tingkah laku dan 2. Terapi pendekatan
(>6thn) adaptasi sosialnya. keluarga-lingkungan
5. Dexamfetamine (>3thn) • Konseling
6. Lisdexamfetamine
Attention-deficit/hyperactivity disorder
(ADHD)
 ADHD ditandai oleh
 kurangnya kemampuan memusatkan perhatian,
 kesulitan untuk mempertahankan perhatian;
 kesulitan mempertahankan kontrol impuls;
 overaktifitas motorik
Patofisiologi

 Kelainan pada Lobus Frontal


 mekanisme inhibitor dari otak tidak dapat berfungsi dengan baik
 sistem limbik teraktivasi secara berlebihan
Gejala Klinik

Terdapat 3 gejala utama yaitu:


 Inattentiveness /ketidakmampuan dalam memusatkan pikiran
 Impulsiveness atau perilaku impulsive adalah keadaan
dimana mereka tidak mampu menghambat tingkah lakunya.
 Gangguan hiperaktivitas adalah aktivitas yang sangat
berlebihan
Epidemiologi

 ADHD dari gangguan tingkah laku maupun kecemasan karena pada


gangguan yang pertama banyak sekali terjadi pada laki-laki (L:P= 5:1) dan
terutama pada gangguan pelemahan kognitif.
Prognosis

Prognosis pasien ADHD umumnya baik bila:


 Pasien dan yang merawatnya memperoleh cukup edukasi mengenai
ADHD
 Taat dalam melaksanakan terapi
 masalah emosional diinvestigasi dan ditangani dengan baik

ADHD dalam waktu yang cukup lama merupakan kondisi kronik.Jika tidak di
tangani dengan benar maka ADHD akan menuju pada penyalagunaan
alkohol,obat-obatan,putus sekolah,dll
Kesimpulan

 Anak dengan kebiasaan membuat onar di kelas dan tidak bisa diam yang
berada pada skenario dianggap menderita gangguan ADHD (atau
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas) banyak faktor yang
mempengaruhi anak tersebut dan jika salah satu factor tersebut tidak
segera ditangani baru akan mengakibatkan suatu patologis dan jika
berlanjut akan mengarah ke penyakit ADHD, dimana pada gangguan ini
akan membuat si anak menjadi sulit berkonsentrasi pada suatu kegiatan
dan juga menyebabkan ia melakukan aktivitas yang berlebihan
dibandingkan anak pada seusianya. Tetapi gangguan ini dapat diatasi
dengan pemberian terapi psikofarmako, dan juga penyuluhan terhadap
orangtua penderita ADHD.

Anda mungkin juga menyukai