Seorang anak laki-laki 9 tahun datang ke poli psikiatri anak dan remaja
dengan keluhan mendapat surat teguran dari wali kelasnya karena selalu
membuat onar dikelas/tidak bisa diam di kelas.
Rumusan Masalah
Seorang anak berusia 9 tahun selalu membuat onar dikelas/tidak bisa diam
di kelas.
Hipotesis
Seorang anak laki-laki tidak bisa diam dikelas karena adanya gangguan
aspek perilaku,perasaan,dan pikiran
Analisis Masalah
Etiologi
Epidemiologi
Faktor yang mempengaruhi
biologi, psikologi, dan sosial
Faktor Perasaan (mood) Depresi pada anak
Hiperaktif dan gangguan
RM Faktor perilaku
perilaku menantang
Faktor kognitif
Gejala klinis
Penatalaksanaan farmako dan
nonfarmako
Prognosis
Anamnesis
Identitas pasien
Keluhan utama
Riwayat kelahiran
Riwayat lingkungan
Riwayat nutrisi
Riwayat penyakit
Kecepatan pertumbuhan anak
Perkembangan anak dalam keluarga
Pemeriksaan Fisik
“Asuh”
Asih
Asah
Perkembangan Psikoseksual
Oral
Masa Balita
Kemandirian
Bersosialisasi,
Masa Bermain mengidolakan
seseorang
Berkarya,
Masa Sekolah
bertanggung jawab
Mencari identitas
Masa Remaja diri, mencoba hal
baru
Perkembangan
Kognitif
1. Mempelajari dunia
melalui panca
indra(menyentuh,meraba,
mengisap
Berpikir secara
simbolik,egosentris
Menyelesaikan problem
konkrit dengan cara yang
logis
ADHD dalam waktu yang cukup lama merupakan kondisi kronik.Jika tidak di
tangani dengan benar maka ADHD akan menuju pada penyalagunaan
alkohol,obat-obatan,putus sekolah,dll
Kesimpulan
Anak dengan kebiasaan membuat onar di kelas dan tidak bisa diam yang
berada pada skenario dianggap menderita gangguan ADHD (atau
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas) banyak faktor yang
mempengaruhi anak tersebut dan jika salah satu factor tersebut tidak
segera ditangani baru akan mengakibatkan suatu patologis dan jika
berlanjut akan mengarah ke penyakit ADHD, dimana pada gangguan ini
akan membuat si anak menjadi sulit berkonsentrasi pada suatu kegiatan
dan juga menyebabkan ia melakukan aktivitas yang berlebihan
dibandingkan anak pada seusianya. Tetapi gangguan ini dapat diatasi
dengan pemberian terapi psikofarmako, dan juga penyuluhan terhadap
orangtua penderita ADHD.