0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
38 tayangan47 halaman
Kuliah ini membahas dasar-dasar statika struktur bangunan seperti beban, gaya, momen, reaksi, dan tegangan serta analisis struktur elemen bangunan sederhana menggunakan metode titik simpul dan potongan."
Kuliah ini membahas dasar-dasar statika struktur bangunan seperti beban, gaya, momen, reaksi, dan tegangan serta analisis struktur elemen bangunan sederhana menggunakan metode titik simpul dan potongan."
Kuliah ini membahas dasar-dasar statika struktur bangunan seperti beban, gaya, momen, reaksi, dan tegangan serta analisis struktur elemen bangunan sederhana menggunakan metode titik simpul dan potongan."
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskripsi M.K. Menjelaskan tentang dasar-dasar statika bangunan yang meliputi perhitungan beban (loads), gaya (force), momen (moment), reaksi (reaction), tegangan (stress) dan analisis statis tertentu terhadap elemen-elemen bangunan seperti rangka batang, balok, kolom dan pondasi. Pokok Bahasan : Beban (loads) dan perhitungan beban pada bangunan Gaya (forces), resultan gaya dan komponen gaya Momen (moment), reaksi (reaction) dan keseimbangan Analisis rangka batang Tegangan (stress), tegangan geser dan tegangan lentur Analisis tegangan pada balok, kolom dan pondasi Sifat dan karakter beberapa material bangunan Tujuan (Goals) Mahasiswa dapat memahami berbagai macam beban atau gaya yang terjadi pada bangunan sebagai dasar analisis struktur bangunan. Mahasiswa dapat memahami konsep momen, reaksi dan tegangan yang terjadi sebagai dasar untuk menganalisis kekuatan daripada bangunan/elemen bangunan. Mahasiswa dapat menganalisis gaya yang terjadi pada struktur rangka batang secara sederhana (statis tertentu). Mahasiswa dapat menganalisis tegangan geser dan lentur yang terjadi pada elemen bangunan seperti balok, kolom dan pondasi. Mahasiswa dapat mengenal sifat dan karakteristik dari beberapa material bangunan seperti beton, baja, bata dan kayu. Perkuliahan & Evaluasi Kuliah (ceramah/diskusi) : 15 X pertemuan Memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang dasar- dasar statika bangunan seperti gaya, momen, reaksi, dan tegangan, serta analisis struktur dengan cara sederhana (statis tertentu) terhadap elemen-elemen bangunan (rangka batang, kolom, balok dan pondasi). Tugas-tugas Memberikan soal-soal yang harus dikerjakan mahasiswa sehubungan dengan materi yang diberikan UTS dan UAS Evaluasi terhadap materi yang telah diajarkan, diselenggarakan pada pertengahan semester (UTS) dan pada akhir semester (UAS). Penilaian (Scoring) Presensi atau kehadiran minimal 75 % untuk bisa mengikuti ujian dan mendapatkan nilai. Penilaian didasarkan atas prosentase: Kehadiran : 10 %
Kehadiran 100% = 10.0; 85% < X < 95% = 7.5; 75%
< X < 85 % = 5.0; X < 75% = Tidak Lulus Tugas-tugas : 25 % Ujian Tengah Semester (UTS) : 25 % Ujian Akhir Semester (UAS) : 40 %
Dabby, Ramsey, and Ashwani Bedi “Structure for Architects”, John
3 Wlley and Sons, New Jersey, 2012. Daftar Pustaka (References) No. Cover Pengarang/Judul/Penerbit/Tahun
Sandaker, Bjorn N, Arne P Eggen, and Mark R Cruvellier, “The
4 Structural Basis Of Architecture”, 2nd Edition, Routledge, New York, 2011.
Millais, Malcolm, “Building Structures : Understanding The
5 Basics”, 3rd Edition, Routledge, New York, 2017.
Allen, Edward, and Waclaw Zalewski “Form and forces: designing
6 efficient, expressive structures”, John Wlley and Sons, New Jersey, 2010. Peraturan (Rules) Tepat waktu (be punctual)! Tidak lebih dari 15 menit. Tidak ada suara diskusi atau handphone selama kuliah atau ujian (be quite)! Karena tidak menghargai dan juga mengganggu kawan lainnya – tentu juga saya (dosen)! Jujur dalam melaksanakan tugas dan ujian (no cheating)! Tidak boleh mengambil/mengumpulkan tugas orang lain atau menyontek saat ujian. Saya menghargai kemalasan atau ketidak-pintaran, tetapi tidak untuk penipuan (ketidak-jujuran). Sanksi akan diterapkan (Nilai E)! PENGANTAR STRUKTUR BANGUNAN Pengertian STRUKTUR Struktur (bangunan atau objek) dapat diartikan sebagai bagian dari bangunan atau objek yang bertanggungjawab untuk mempertahankan bentuk di bawah pengaruh beban atau gaya baik beban sendiri maupun beban dari luar. Struktur secara keseluruhan (atau sebagian) harus tidak runtuh, hancur, atau berubah bentuk (deformasi) ke tingkat yang tidak dapat diterima ketika mengalami tekanan gaya atau beban tersebut. Studi tentang struktur melibatkan: 1). analisis gaya (force) dan tegangan (stress) yang terjadi pada bagian struktur tersebut dan 2). desain komponen yang cocok untuk melayani gaya dan tegangan tersebut. STRUKTUR dan ARSITEKTUR Kenapa harus mempelajari struktur? Vitruvius (arsitek/insinyur zaman Romawi pada awal abad Masehi) dalam bukunya ‘De Architectura’ mengatakan bahwa sebuah karya arsitektur harus memenuhi 3 kaidah utama yaitu: Utilitas (disebut juga sebagai fungsi) yaitu menyangkut pengaturan dan kenyamanan ruang. Firmitas (disebut juga sebagai kekuatan) yaitu kemampuan bangunan untuk tetap bertahan menahan beban atau gaya-gaya. Venustas (disebut juga sebagai keindahan atau estetis) yaitu sebagai sebuah karya manusia maka ia harus indah/sedap dipandang mata. Persyaratan STRUKTUR
1) Aman (safety), berarti struktur tidak boleh runtuh
(collapse) baik sebagian atau seluruhnya. Dipengaruhi oleh 2 faktor: a. Perhitungan struktur yang tepat berdasarkan perkiraan beban yang ada. b. Material struktur yang digunakan tidak memburuk, seperti baja dapat korosi, kayu dapat busuk, dsb. 2) Kemampuan layan (serviceability), berarti struktur tidak boleh mengalami perubahan bentuk yang berlebihan akibat lendutan, keretakan, atau getaran selama penggunaan. Persyaratan STRUKTUR Agar aman dan mempunyai kemampuan layan maka struktur harus memenuhi 3S (Strenght, Stiffness, Stability) atau 3K (Kekuatan, Kekakuan, Kestabilan). Kekuatan (strenght), berarti mampu menahan beban/gaya tanpa terjadi keretakan pada elemen struktur. Kekakuan (stiffness), berarti mampu menahan beban/gaya tanpa terjadi deformasi yang berlebihan pada elemen struktur. Kestabilan (stability), berarti mampu menahan beban/gaya tanpa terjadi keruntuhan sebagian/seluruh bangunan. Persyaratan STRUKTUR Selain itu struktur harus memenuhi beberapa kriteria : Efisien atau Ekonomis dengan tujuan agar klien mempunyai kemampuan untuk membangunnya, tetapi dapat dipertanggung-jawabkan kekuatannya. Konstruksi yaitu dapat dan mudah dibangun, hal ini berkaitan dengan kemampuan teknologi, manpower, dan ketersediaan peralatan atau bahan. Daya tahan (durability) dan Perawatan (maintenance), berarti material struktur harus tahan terhadap korosi/karat, api, kimia, serangan serangga/jamur dsb, serta mudah dalam perawatan. Estetika, seringkali disain arsitektur memperlihatkan sistem struktur, sehingga struktur harus dirancang logis dan estetis. Contoh-contoh bangunan yang memperlihatkan sistem struktur (exposing the structural system) Contoh-contoh bangunan yang menyembunyikan sistem struktur (concealing the structural system) Perilaku STRUKTUR Pada prinsipnya terdapat 4 macam jenis perilaku struktur yang terjadi pada elemen struktur pada sebuah bangunan, yaitu : Tekan (Compression) Tarik (Tension) Lentur / lendut (Bending) Geser (Shear) Perilaku Struktur: TEKAN Tekan (compression) biasa terjadi pada elemen vertikal seperti kolom, dinding atau pelengkung (arch). Bayangkan sebuah kolom pada gambar di samping, menerima beban diatasnya maka akan terjadi reaksi dari bawah, sehingga secara intuitif dapat dikatakan terjadi gaya tekan pada kolom tersebut (gambar a) Selanjutnya, sesuai konsep keseimbangan, terjadi gaya internal pada kolom untuk melawan gaya luar yang terjadi pada masing-masing titik (gambar b). Dalam analisis struktur, gaya tekan digambarkan dengan anak panah yang saling menjauh. Perilaku Struktur: TARIK Tarik (tension) biasa terjadi pada struktur gantung seperti struktur kabel atau tenda/membran. Bayangkan sebuah blok logam berat tergantung di langit-langit dengan seutas tali. Di bawah pengaruh gravitasi tali tertarik ke bawah. Untuk keseimbangan, gaya ke bawah ditentang oleh gaya ke atas yang sama pada titik dimana tali berada (gambar a). Selanjutnya, sesuai konsep keseimbangan, terjadi gaya internal pada tali untuk melawan gaya luar yang terjadi pada masing-masing titik (gambar b). Dalam analisis struktur, gaya tarik digambarkan dengan anak panah yang saling mendekat. Perilaku Struktur: LENTUR Lentur atau Lendut (bending) biasa terjadi pada balok, plat lantai serta kemungkinan juga kolom.
Sebuah balok berada di antara dua tumpuan, menerima
beban terpusat tepat berasa di tengahnya, maka balok cenderung untuk melentur/melendut (lihat gambar). Perilaku Struktur: LENTUR Sejauh mana balok melentur atau melendut sangat bergantung akan 4 hal: Material balok; material karet cenderung lebih melendut dibandingkan beton bertulang. Ukuran penampang balok; balok ukuran besar lebih sulit melendut dibandingkan balok ukuran kecil. Jarak bentangan balok; semakin jauh jarak bentangan maka semakin mudah balok melendut. Besar beban yang diberikan; semakin besar beban maka semakin besar lendutan terjadi. Salah satu cara di mana balok bisa gagal adalah melalui lenturan/lendutan yang berlebihan. Balok harus direncanakan sehingga mereka tidak gagal dengan cara ini, dan ini sangat bergantung dari 4 hal di atas. Perilaku Struktur: GESER Geser (shear) biasa terjadi pada balok, plat lantai serta kemungkinan juga kolom.
Sebuah balok dibebani beban yang berat mendekati satu
sisinya, maka yang terjadi adalah balok tersebut akan patah, dimana sisi yang satu tetap bertahan sedang sisi yang lain jatuh ke bawah. Ini adalah cara kedua di mana balok bisa gagal melalui geser (shear). Balok harus direncanakan sehingga mereka tidak gagal dengan cara ini. Kegagalan LENTUR & GESER Kegagalan lentur ditandai dengan retak vertikal di tengah balok, sedang kegagalan geser ditandai dengan retak miring di dekat tumpuan. Kegagalan LENTUR & GESER
Contoh-contoh kegagalan lentur dan geser pada bangunan
atau elemen bangunan Perilaku ELEMEN STRUKTUR Beberapa elemen struktur pada bangunan yang menerima atau menahan beban, antara lain: Balok Plat Lantai (Slab) Pondasi Kolom Dinding Struktur Pelengkung (Arch) Struktur Kuda-kuda / Rangka Batang (Truss) Struktur Kabel dan Gantung Perilaku BALOK Balok adalah elemen struktur yang terutama menerima beban dalam lentur (bending) dan geser (shear). Balok menerima gaya gravitasi secara vertikal, baik berupa beban berat sendiri maupun beban-beban yang berada di atasnya. Perilaku BALOK Terdapat beberapa kemungkinan sebuah balok yaitu balok sederhana (di antara dua tumpuan), kantilever (satu tumpuan) atau balok menerus (beberapa tumpuan). Perilaku PLAT LANTAI Plat adalah permukaan rata dimana mentransfer beban dalam lentur (bending) dan geser (shear), sama halnya seperti balok. Perilaku PLAT LANTAI Plat dibedakan atas plat satu arah (one-way slab), plat dua arah (two-way slab), plat dengan balok satu arah atau rib (ribbed slab), plat dengan balok dua arah (waffle slab). Plat biasanya beton bertulang dengan ketebalan 12 – 20 cm. Untuk bentang lebih besar, plat dapat dicapai dgn menggunakan balok satu arah (ribbed) atau dua arah (waffle). Perilaku PONDASI Pondasi adalah bagian dari bangunan yang menyalurkan beban ke tanah. Terdapat berbagai jenis pondasi antara lain pondasi menerus batu kali, pondasi menerus beton bertulang (strip foundation), pondasi tapak (pad foundation), pondasi rakit (raft foundation) dan pondasi tiang pancang (piled foundation). Perilaku PONDASI Pondasi menerus batu kali akan menerima tekan, pondasi menerus beton bertulang, pondasi tapak dan pondasi rakit menerima lentur dan geser, sedangkan pondasi tiang pancang menerima tekan dan geser. Perilaku KOLOM Kolom (disebut juga tiang/pilar) adalah elemen vertikal yang mendukung beban aksial (searah dengan panjangnya), sehingga mereka mengalami tekan. Jika kolom ramping maka kemungkinan akan terjadi lentur. Perilaku KOLOM Kolom dapat berbentuk bujur sangkar, persegi panjang, lingkaran, segi banyak atau crossing. Kolom dapat terbuat dari kayu, beton bertulang atau baja. Perilaku DINDING Seperti kolom, dinding adalah unsur vertikal dan terutama menerima gaya tekan walau mungkin juga mengalami lentur. Dinding dapat bersifat struktural yaitu ikut menahan beban, dapat pula bersifat non-struktural yaitu tidak menahan beban atau semata berfungsi sebagai pembatas antar ruangan. Perilaku DINDING Dinding biasanya terbuat dari batu (bata) atau beton (bertulang). Selain berbentuk rata (flat) konvensional, dinding dapat berbentuk sirip (fin) atau diafragma (diaphragm). Dinding penahan tanah (retaining wall) dirancang untuk menahan lentur yang disebabkan oleh gaya lateral/horizontal akibat tekanan tanah dan air. Perilaku PELENGKUNG (ARCH) Struktur Pelengkung (Arch) adalah struktur melengkung dimana seluruh bidangnya menerima tekan. Ini berarti untuk material dimana lemah dalam tegangan tarik tetapi kuat dalam tegangan tekan dapat digunakan untuk menambah jarak bentangan, contohnya batu atau bata. Perilaku PELENGKUNG (ARCH) Terdapat berbagai macam model arch pada zaman dahulu dengan menggunakan material batu atau bata. Perilaku RANGKA BATANG Struktur Rangka Batang (Truss) adalah sistem struktur yang terdiri dari satu atau lebih unit berbentuk segi-tiga (triangular) yang dibangun dari batang-batang lurus yang saling terhubung pada titik simpul (joint). Batang (member) adalah murni mengalami gaya aksial (searah sumbu batang) berupa tekan atau tarik dan tidak mengalami lentur. Perilaku RANGKA BATANG Beberapa bentuk model rangka batang (truss) yang umum digunakan antara lain: Perilaku STRUKTUR KABEL Struktur kabel atau gantung memanfaatkan sepenuhnya kemampuan yang dimiliki material baja, dengan volume yang kecil dan ringan dapat menahan beban yang besar, sehingga cocok digunakan untuk struktur bentang yang lebar. Struktur kabel sepenuhnya bekerja gaya tarik. Perilaku STRUKTUR KABEL Struktur kabel yang sering digunakan antara lain cable stayed structure dan suspended structure. Perilaku STRUKTUR KABEL
Contoh-contoh bangunan yang menggunakan struktur kabel
atau gantung SEKIAN TERIMA KASIH (SAMPAI JUMPA MINGGU DEPAN)