Anda di halaman 1dari 39

KESELAMATAN PASIEN

DALAM SNARS 1
TIM PMKP
RSUD dr.R.SOETIJONO BLORA
STANDAR SKP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menjamin ketepatan (akurasi)
identifikasi pasien
Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi yang mengatur pelaksanaan identifikasi pasien. (R)
2.Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakan minimal 2 (dua) identitas
dan tidak boleh menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi pasien dirawat
sesuai dengan regulasi rumah sakit. (D,O,W)
3.Identifikasi pasien dilakukan sebelum dilakukan tindakan, prosedur diagnostik,
dan terapeutik. (W,O,S)
4.Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, produk darah,
pengambilan spesimen, dan pemberian diet. (lihat juga PAP 4; AP 5.7) (W,O,S)
5.Pasien diidentifikasi sebelum pemberian radioterapi, menerima cairan
intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi diagnostik, dan
identifikasi terhadap pasien koma. (W,O,S)
Bukti Identifikasi

Gelang Identitas pasien Kartu Identitas berobat Foto Diri Pasien

Dewasa
Nama Lengkap
No RM

FOTO DIRI Nama Lengkap

No RM

Nama Lengkap
No RM
Identifikasi pasien
Anak2
Nama Lengkap
Penanda tambahan
No RM

3/18/2019
Identifikasi Pasien Berisiko

Gelang risiko di pasang saat pasien dilakukan


penilaian risiko
mulai dari IGD atau di ruang perawatan.

Penanda Risiko (STIKER )Pasien :


Warna Kuning : Risiko tinggi jatuh
Warna Merah : Risiko alergi
Warna Ungu : Tidak dilakukan resusitasi
Warna Abu-abu : Terpasang implant radioaktif
STANDAR SKP 2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan
efektivitas komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar-PPA.

Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi tentang komunikasi efektif antarprofesional pemberi
asuhan. (lihat juga TKRS 3.2). (R)
2.Ada bukti pelatihan komunikasi efektif antarprofesional pemberi
asuhan. (D,W)
3.Pesan secara verbal atau verbal lewat telpon ditulis lengkap, dibaca
ulang oleh penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan.
(lihat juga AP 5.3.1 di maksud dan tujuan). (D,W,S) Penyampaian hasil
pemeriksaaan diagnostik secara verbal ditulis lengkap, dibaca ulang,
dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan secara lengkap. (D,W,S)
STANDAR SKP 2.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk proses pelaporan hasil
pemeriksaaan diagnostik kritis.

Elemen Penilaian :
1.Rumah sakit menetapkan besaran nilai kritis hasil pemeriksaan
diagnostik dan hasil diagnostik kritis. (lihat juga AP 5.3.2). (R)
2.Rumah sakit menetapkan siapa yang harus melaporkan dan siapa yang
harus menerima nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik dan dicatat di
rekam medis (lihat juga AP 5.3.2 EP 2). (W,S)
LAMPIRAN HASIL KRITIS LAB

Bukti Implementasi

Buku pelaporan hasil


kritis lab
Bukti Implementasi
Daftar hasil kritis radiologi

Buku pelaporan hasil kritis


radiologi

9
STANDAR SKP 2.2
Rumah sakit menetapkan dan melakanakan proses komunikasi
“Serah Terima” (hand over).

Elemen Penilaian :
1.Ada bukti catatan tentang hal-hal kritikal dikomunikasikan di antara
profesional pemberi asuhan pada waktu dilakukan serah terima pasien
(hand over). (lihat juga MKE 5). (D,W)
2.Formulir, alat, dan metode ditetapkan untuk mendukung proses serah
terima pasien (hand over) bila mungkin melibatkan pasien. (D,W)
3.Ada bukti dilakukan evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi
waktu serah terima pasien (hand over) untuk memperbaiki proses.
(D,W)
Komunikasi saat serah terima (SKP
2)
Kebijakan :
• Proses serah terima pasien pada saat
pergantian shift jaga dilakukan melalui
komunikasi yang terstandar dengan metode
SBAR.
• Informasi yang dikomunikasikan pada saat
serah terima meliputi : kondisi pasien,
medikasi, rencana perawatan dan perubahan
situasi yang signifikan

11
METODE KOMUNIKASI SBAR
S Situasi
Saya menelpon tentang (nama pasien, tanggal lahir dan lokasi)
Masalah yang ingin disampaikan adalah: v_______________________________
Tanda-tanda vital:
TD: __/__, Nadi: ___, Pernapasan: ___, dan Suhu: ___
Saya khawatir tentang….
B Background/ Latar Belakang
Status mental pasien
Kulit/ Ekstremitas:
Pasien memakai/ tidak memakai oksigen
A Assessment/ Penilaian
Masalah yang saya pikirkan adalah: (katakan apa masalah yang anda pikirkan)
Masalahnya tampaknya adalah: jantung, infeksi, neurologis, respirasi, _____
Saya tidak yakin apa masalahnya tapi pasien memburuk.
Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk. Kita perlu melakukan
sesuatu, Dok.
R Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan).
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan:
Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan
STANDAR SKP 3
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan
keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai.
Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi tentang penyediaan, penyimpanan, penataan, penyiapan,
dan penggunaan obat yang perlu diwaspadai. (R)
2.Rumah sakit mengimplementasikan regulasi yang telah dibuat. (D,W)
3.Di rumah sakit tersedia daftar semua obat yang perlu diwaspadai yang
disusun berdasar atas data spesifik sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
4.Tempat penyimpanan, pelabelan, dan penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai termasuk obat NORUM diatur di tempat aman. (D,O,W)
High
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT Alert

 Pisahkan obat high alert dari obat lain sesuai


dengan Daftar Obat High Alert

 Tempelkan stiker merah bertuliskan “High Alert”


pada setiap obat high alert

 Berikan selotip merah pada sekeliling tempat


penyimpanan obat high alert yang terpisah dari
obat lain

 Simpan obat sitostatika dan obat narkotik secara


terpisah dari obat high alert lainnya
BUKTI IMPLEMENTASI
KOTAK OBAT HAM DI LOKER

LABEL / STIKER LASA


• LASA 1  DOSIS OBAT TERENDAH
KOTAK OBAT HAM EMERGENCY • LASA 2  DOSIS OBAT LEBIH TINGGI
• LASA 3  DOSIS OBAT TERTINGGI

1 2 3

15
STANDAR SKP 3.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses mengelola
penggunaan elektrolit konsentrat.

Elemen Penilaian :
1.Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses
mencegah kekurang hati-hatian dalam mengelola elektrolit konsentrat.
(R)
2.Elektrolit konsentrat hanya tersedia di unit kerja/instalasi farmasi atau
depo farmasi. (D,O,W)
DAFTAR OBAT HAM & LASA
STANDAR SKP 4
Rumah sakit memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan
Tepat-Pasien sebelum menjalani tindakan dan atau prosedur.

Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi untuk melaksanakan penandaan lokasi operasi atau
tindakan invasif (site marking). (R)
2.Ada bukti rumah sakit menggunakan satu tanda di empat sayatan
operasi pertama atau tindakan invasif yang segera dapat dikenali
dengan cepat sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
rumah sakit. (D,O)
3.Ada bukti bahwa penandaan lokasi operasi atau tindakan invasif (site
marking) dilakukan oleh staf medis yang melakukan operasi atau
tindakan invasif dengan melibatkan pasien. (D,O,W)
TEPAT PASIEN, TEPAT SISI, TEPAT PROSEDUR
( SKP 4 )
• Marking :
– Dilakukan dalam kondisi pasien terjaga dan melibatkan pasien
secara aktif pada saat penandaan
– Dibuat dengan penanda yang jelas dan konsisten diseluruh RS,
yaitu berupa lingkaran (O) dan marking implant ( )
– Sisi yang diberikan marking meliputi : bila terdapat lebih dari
satu kemungkinan lokasi operasi yaitu kasus yang melibatkan
sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau
multipel level (tulang belakang) yang akan dilakukan.
– Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang akan melaksanakan
prosedur :
• DPJP Operator
• Asisten DPJP yang melakukan tindakan meskipun dibawah supervisi
STANDAR SKP 4.1
Rumah sakit memastikan dilaksanakannya proses Time-out
di kamar operasi atau ruang tindakan sebelum operasi dimulai.
Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi untuk prosedur bedah aman dengan menggunakan “surgical checklist
” (Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety 2009). (R)
2.Sebelum operasi atau tindakan invasif dilakukan, rumah sakit menyediakan
“checklist” atau proses lain untuk mencatat, apakah informed consent sudah benar
dan lengkap, apakah Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien sudah
teridentifikasi, apakah semua dokumen dan peralatan yang dibutuhkan sudah siap
tersedia dengan lengkap dan berfungsi dengan baik. (D,O)
3.Rumah sakit menggunakan Komponen Time-Out terdiri atas identifikasi Tepat-
Pasien, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Lokasi, persetujuan atas operasi dan konfirmasi
bahwa proses verifikasi sudah lengkap dilakukan sebelum melakukan irisan.
(D,O,W,S).
4.Rumah sakit menggunakan ketentuan yang sama tentang Tepat-Lokasi, Tepat
Prosedur, dan Tepat-Pasien jika operasi dilakukan di luar kamar operasi termasuk
prosedur tindakan medis dan gigi. (D,O,W)
Time out Time out

a. merupakan peluang untuk menjawab


semua pertanyaan yang belum terjawab
atau utk meluruskan kerancuan
(confusion)
b. dilakukan di lokasi di mana prosedur
akan dilakukan, tepat sebelum memulai
prosedur, dan melibatkan seluruh tim
Pengisian Safety Surgical Ceklis operasi
Bukti Implementasi
LEMBAR VERIFIKASI DAN PENANDAAN LOKASI PROSEDUR INVASIF ATAU
OPERASI
Surgical / Invasive Procedure Safety Checklist – Sign In, Time Out dan Sign Out
RMI : 00165 ( RM 21.1 ) Revisi 1 Time Out Sign Out
Nomer RM Ruang Kelas Sign In
Nama.…………………………………………………. Umur……….. (L/P)
.......………… ...........……….. ….........
Alamat……………………………………………………………………………………………………….. Jaminan……………………. Tanggal : ......................... jam............... Tanggal : ........................ jam............... Tanggal : ............................ jam................
Dokter Operator……………………………………………………....... Dokter Anestesi…………………………………….......
Asesmen Pra Operasi /Prosedur Invasif : Verifikasi PraOperasi / Prosedur Invasif : INDIKATOR Sudah Belum INDIKATOR Ya Tidak INDIKATOR Ya Tidak
Jam…………....…....WIB Tanggal ………...................……............. Dokumen Rekam Medis terkait 2
1. Sebutkan nama dan peran masing 1. Konfirmasi secara verbal tentang nama tindakan
 Data subyektif ( anamnesis )  Informed Consent 1. Pasien telah dikonfirmasi meliputi :
……………………………………………………………………………………………………………… seluruh anggota tim operasi / prosedur invasif :
 …….…….……………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
 ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………… 1) Identitas dan gelang pasien 2. Konfirmasi meliputi : 2. Jumlah instrument, kasa, jarum sesuai ?
……………………………………………………………………………………………………………… Hasil Pemeriksaan penunjang yang telah
……………………………………………………………………………………………………………… teridentifikasi secara benar
……………………………………………………………………………………………………………… 2) Lokasi operasi / prosedur invasif 1) Nama pasien Item Pra Intra Total
 …….…….………..............  …….…………………………
 Data obyektif ( pemeriksaan fisik )
 ………………………………  …….…………………………
………………………………………………………………………………………………………………
 ………………………………  …….…………………………
3) Prosedur yang akan dilakukan 2) Prosedur yang akan dilakukan Instrument
………………………………………………………………………………………………………………
 ………………………………  …….………………………… 4) Persetujuan operasi / prosedur
………………………………………………………………………………………………………………
Darah / Alat khusus yang diperlukan 3) Lokasi operasi / prosedur invasif Kasa Besar
……………………………………………………………………………………………………………… invasif
………………………………………………………………………………………………………………  …………………………………………………………………............
I ………………………………………………………………………………………………………………
 …………………………………………………………………............ Kasa kecil
R
Diagnosis Pra Operasi / Prosedur Invasif : ASA :
N 3. Profilaksis Antibiotik
A ……………………………………………........................................... ……………………………………………………………………………...... Jarum
2. Lokasi operasi/ prosedur invasif sudah 1) Sudahkah diberikan 60 menit
Rencana Operasi/ Prosedur Invasif : Rencana anestesi
………………………………………………........................................ ………………………………………………………………… diberi tanda sebelumnya?
Estimasi waktu yang dibutuhan………………jam Tanda Tangan Tanda Tangan
Jumlah total
2) Diberikan oleh............................
Dokter Operator Dokter Anestesi
3. Apakah Implan (jika diperlukan) sudah 4. Pencegahan Kejadian Tidak 3. Spesimen telah diberi label ( minimal nama,
………………………….. …………………………….. disiapkan? Diharapkan ( KTD ) alamat, no RM dan asal jaringan spesimen )
Marking untuk Lokasi Operasi/ Prosedur Invasif
4. Mesin dan obat-obat anestesi sudah 4. Adakah masalah dengan peralatan selama operasi
Gambar sesuai dengan rencana area tempat dilakukan tindakan Deskripsi singkat Bidang Bedah
di cek lengkap? /prosedur invasif?
Depan Belakang Sisi kanan Sisi kiri
1) Apakah kemungkinan timbul
kesulitan dalam operasi / 5. Oleh Ahli Bedah, Ahli Anesthesi dan Perawat :
INDIKATOR Ya Tidak prosedur invasif ? Pesan khusus dari dokter bedah, dokter anestesi dan
Adakah langkah antisipasi? perawatan untuk perawatan di RR :
Jelaskan......................................
5. Pulse oximeter sudah terpasang dan 2) Berapa estimasi lama prosedur = ........................................................................................
berfungsi ..............jam
Posisi pasien dalam operasi : 6. Apakah pasien mempunyai riwayat 3) Perkiraan kehilangan darah
........................................................................................
Persiapan dan Edukasi pasien
Preoperasi oleh perawat asal pasien dan timbang terima dengan perawat kamar operasi alergi ............ cc ........................................................................................
I  Gelang identitas Pewarna Kuku Lavement Penyakit Kronis
IC Bedah Perona pipi Bidai  DM
Tanda Tangan
R
N IC Anestesi Eye shadow Puasa  TB Paru Dokter Operator Dokter Anestesi
A Gigi palsu Mandi Keramas jam……………  Hipertensi
& Soft lens Persiapan Kulit Infus  Hepatitis B-C-A
I Lipstik Oral Hygiene DC  HIV/AIDS 7. Kesulitan bernafas/risiko aspirasi?
B Aksesoris Fiksasi Leher NGT Premedikasi …………………. ……….. Bidang Anestesi
S Latihan Nafas dalam Latihan Aktifitas WSD ………………...……………jam……….. Tersediakah peralatan/bantuan
Latihan Batuk efektif Latihan Relaxasi Drainage Antibiotik Profilaksis ..........................
Perawat Kamar Operasi/ Perawat Sirkulasi
 Catatan Alergi ………………...……………jam……….. Tindakan
TT Perawat Ruang TT Pasein/Keluarga TT Perawat IBS

……………………….. ……………………….. ………………………..

Keterangan:
Asesmen, Verifikasi Pra Operasi / Prosedur Invasif dan Penandaan Lokasi Operasi/Prosedur Invasif harus lengkap pada saat Pasien
didaftarkan untuk dilakukan tindakan operasi/ Prosedur Invasif.
STANDAR SKP 5
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menggunakan dan
melaksanakan evidencebasedhand hygiene guidelines untuk menurunkan
risiko infeksi terkait pelayanankesehatan.
Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi tentang pedoman kebersihan tangan (hand hygiene) yang
mengacu pada standar WHO terkini. (lihat juga PPI 9. EP 2, EP 6). (R)
2. Rumah sakit melaksanakan program kebersihan tangan (hand hygiene) di
seluruh rumah sakit sesuai dengan regulasi. (D,W)
3. Staf rumah sakit dapat melakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur. (lihat
jugaPPI 9 EP 6). (W,O,S)
4.Ada bukti staf melaksanakan lima saat cuci tangan. (W,O,S)
5.Prosedur disinfeksi di rumah sakit dilakukan sesuai dengan regulasi. (lihat
juga PPI 9 EP 2, EP 5, dan EP 6) (W,O,S)
6.Ada bukti rumah sakit melaksanakan evaluasi terhadap upaya menurunkan
angka infeksi terkait pelayanan kesehatan. (D,W) (lihat juga PPI 9 EP 6)
Kebijakan
• Semua orang yang berada di RSUP Dr. Kariadi wajib menjaga dan melaksanakan
kebersihan tangan yang wajib dilakukan pada 5 keadaan (5 moment)
STANDAR SKP 6
Rumah sakit melaksanakan upaya mengurangi risiko cedera akibat pasien jatuh
Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi yang mengatur tentang mencegah pasien cedera karena jatuh.
(lihat juga AP 1.2.1 EP 2). (R)
2.Rumah sakit melaksanakan suatu proses asesmen terhadap semua pasien
rawat inap dan rawat jalan dengan kondisi, diagnosis, dan lokasi terindikasi
berisiko tinggi jatuh sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
3.Rumah sakit melaksanakan proses asesmen awal, asesmen lanjutan,
asesmen ulang dari pasien pasien rawat inap yang berdasar atas catatan
teridentifikasi risiko jatuh. (lihat juga AP 2 EP 1). (D,O,W)
4.Langkah-langkah diadakan untuk mengurangi risiko jatuh bagi pasien dari
situasi dan lokasi yang menyebabkan pasien jatuh. (lihat juga AP 1.2.1 EP 3).
(D,O,W)
BUKTI IMPLEMENTASI

Intervensi Pencegahan Jatuh


Penanda Risiko Jatuh

Penanda kecil
pada Rekam Medis
pasien

Penanda tambahan
berwarna kuning pada
gelang identitas pasien

Signage besar pada kamar


pasien (satu kamar 1
pasien)/ pada bed pasien
(satu kamar lebih dari 1
pasien)
Contoh Laporan Sasaran Keselamatan Pasien
dengan Data Benchmark antar Rumah Sakit
Vertikal
DEFINISI
• Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden ialah
setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada
pasien, terdiri atas kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera,
kejadian tidak cedera, kejadian potensial cedera, dan kejadian
sentinel.
• pelaporan insiden ialah suatu sistem untuk mendokumentasikan
laporan insiden keselamatan pasien, analisis, dan solusi untuk
pembelajaran.
STANDAR PMKP 9
Rumah sakit menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien baik internal
maupun eksternal

Elemen Penilaian :
1.Rumah sakit menetapkan regulasi sistem pelaporan insiden internal dan
eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang meliputi butir 1
sampai dengan 7) pada maksud dan tujuan. (R)
2.Ada bukti unit kerja telah melaporkan insiden keselamatan pasien. (D,W);
3.Rumah sakit mengintegrasikan pelaporan kejadian dan pengukuran mutu agar
solusi serta perbaikan yang dilakukan terintegrasi. (D,W)
4. Ada bukti rumah sakit telah melaporan insiden keselamatan pasien setiap 6
bulan kepada representasi pemilik dan bila ada kejadian sentinel telah
dilaporkan di setiap kejadian. (lihat juga TKRS 4.1). (D,W)
5.Ada bukti rumah sakit telah melaporkan insiden keselamatan pasien kepada
Komite Nasional Keselamatan Pasien sesuai dengan peraturan
perundangundangan.(D,W)
ALUR PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Units Units Patient Safety Team Board Of Board Of KEMENKES /
Director Governance KNKPRS

SENTINEL Incident Report Before


24 Hours Report
INSIDEN
ADVERSE/NEAR Incident Report Before Team investigation
MISS 48 Hours

Grading Recomandation
Saverity
Take
Action Yellow/
Blue / Red
Green
Investigation
Report Report

Simple Investagation
Analisis / Regrading
Policy

Recomandation RCA

Report
Feed Back Recomandation
Recomandation
Take
Action
STANDAR PMKP 9.1
Rumah sakit telah menetapkan jenis kejadian sentinel, serta melaporkan dan
melakukan analisis akar masalah (root cause analysis).

Elemen Penilaian :
1.Pimpinan rumah sakit menetapkan regulasi jenis kejadian sentinel
sekurangkurangnya seperti diuraikan pada butir 1 sampai dengan 6
pada Maksud dan Tujuan. (lihat juga PMKP 9 EP1). (R)
2.Rumah sakit telah melakukan RCA/AAM setiap ada kejadian sentinel
di rumah sakit dan tidak melewati waktu 45 hari terhitung sejak
terjadi kejadian atau sejak diberi tahu tentang terdapat kejadian.
(D,W)
3.Ada bukti rencana tindaklanjut dan pelaksanaan langkah-langkah
sesuai dengan hasil AAM/RCA. (D,O,W)
STANDAR PMKP 9.2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melakukan analisis data KTD dan mengambil
langkah tindaklanjut.

Elemen Penilaian :
1. Rumah sakit mempunyai regulasi jenis kejadian yang tidak diharapkan, proses pelaporan, dan
analisisnya. (lihat juga PMKP 9 EP 1). (R)
2. Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi jika sesuai yang didefinisikan untuk rumah sakit,
sudah dianalisis. (lihat juga PAP 3.3). (D,W)
3. Semua kejadian serius akibat efek samping obat (adverse drug event) jika sesuai dan sebagaimana
yang didefinisikan oleh rumah sakit sudah dianalisis (lihat juga PKPO 7). (D,W)
4. Semua kesalahan pengobatan (medication error) yang signifikan jika sesuai dan sebagaimana yang
didefinisikan oleh rumah sakit sudah dianalisis. (lihat juga PKPO 7.1). (D,W)
5. Semua perbedaan besar (discrepancy) antara diagnosis praoperasi dan diagnosis pascaoperasi sudah
dianalisis. (lihat juga PAB 7.2). (D,W)
6. Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam dan pemakaian anestesi
sudah dianalisis. (lihat juga PAB 3.2 dan PAB 5). (D,W)
7. Semua kejadian lain yang ditetapkan oleh rumah sakit sesuai dengan butir 6 pada maksud dan tujuan
sudah dianalisis. (D,W)
Contoh Laporan Analisis Insiden
STANDAR PMKP 9.3
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk analisis kejadian nyaris cedera (KNC) dan
kejadian tidak cedera (KTC).

Elemen Penilaian :
1.Rumah sakit menetapkan definisi, jenis yang dilaporkan, dan sistem
pelaporan KNC dan KTC. (lihat juga PMKP 9 EP1). (R)
2.Ada analisis data KNC dan KTC. (D,W)
PMKP 10
Ada pengukuran dan evaluasi budaya keselamatan pasien

1. Ada regulasi pengukuran budaya keselamatan. ( TKRS 13). (R)


2. Direktur rumah sakit telah melaksanakan pengukuran budaya
keselamatan. (D,W)
STANDAR PMKP 12
Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan
identifikasi dan mengurangi cedera serta mengurangi risiko lain terhadap
keselamatan pasien dan staf.
Elemen Penilaian :
1.Rumah sakit mempunyai program manajemen risiko rumah sakit yang meliputi
butir 1 sampai dengan 6 yang ada pada maksud dan tujuan. (R)
2.Rumah sakit mempunyai daftar risiko di tingkat rumah sakit yang
sekurangkurangnya meliputi risiko yang ada di butir 1 sampai 6 yang ada pada
maksud dan tujuan. (D,W)
3.Rumah sakit telah membuat strategi untuk mengurangi risiko yang ada di butir 1
sampai dengan 6. (D,W)
4.Ada bukti rumah sakit telah melakukan failure mode effect analysis (analisis efek
modus kegagalan) setahun sekali pada proses berisiko tinggi yang diprioritaskan.
(D,W)
5.Rumah sakit telah melaksanakan tindak lanjut hasil analisis modus dampak
kegagalan. (FMEA). (D,W)
Contoh Laporan Manajemen Risiko
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai