DALAM SNARS 1
TIM PMKP
RSUD dr.R.SOETIJONO BLORA
STANDAR SKP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menjamin ketepatan (akurasi)
identifikasi pasien
Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi yang mengatur pelaksanaan identifikasi pasien. (R)
2.Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakan minimal 2 (dua) identitas
dan tidak boleh menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi pasien dirawat
sesuai dengan regulasi rumah sakit. (D,O,W)
3.Identifikasi pasien dilakukan sebelum dilakukan tindakan, prosedur diagnostik,
dan terapeutik. (W,O,S)
4.Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, produk darah,
pengambilan spesimen, dan pemberian diet. (lihat juga PAP 4; AP 5.7) (W,O,S)
5.Pasien diidentifikasi sebelum pemberian radioterapi, menerima cairan
intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi diagnostik, dan
identifikasi terhadap pasien koma. (W,O,S)
Bukti Identifikasi
Dewasa
Nama Lengkap
No RM
No RM
Nama Lengkap
No RM
Identifikasi pasien
Anak2
Nama Lengkap
Penanda tambahan
No RM
3/18/2019
Identifikasi Pasien Berisiko
Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi tentang komunikasi efektif antarprofesional pemberi
asuhan. (lihat juga TKRS 3.2). (R)
2.Ada bukti pelatihan komunikasi efektif antarprofesional pemberi
asuhan. (D,W)
3.Pesan secara verbal atau verbal lewat telpon ditulis lengkap, dibaca
ulang oleh penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan.
(lihat juga AP 5.3.1 di maksud dan tujuan). (D,W,S) Penyampaian hasil
pemeriksaaan diagnostik secara verbal ditulis lengkap, dibaca ulang,
dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan secara lengkap. (D,W,S)
STANDAR SKP 2.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk proses pelaporan hasil
pemeriksaaan diagnostik kritis.
Elemen Penilaian :
1.Rumah sakit menetapkan besaran nilai kritis hasil pemeriksaan
diagnostik dan hasil diagnostik kritis. (lihat juga AP 5.3.2). (R)
2.Rumah sakit menetapkan siapa yang harus melaporkan dan siapa yang
harus menerima nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik dan dicatat di
rekam medis (lihat juga AP 5.3.2 EP 2). (W,S)
LAMPIRAN HASIL KRITIS LAB
Bukti Implementasi
9
STANDAR SKP 2.2
Rumah sakit menetapkan dan melakanakan proses komunikasi
“Serah Terima” (hand over).
Elemen Penilaian :
1.Ada bukti catatan tentang hal-hal kritikal dikomunikasikan di antara
profesional pemberi asuhan pada waktu dilakukan serah terima pasien
(hand over). (lihat juga MKE 5). (D,W)
2.Formulir, alat, dan metode ditetapkan untuk mendukung proses serah
terima pasien (hand over) bila mungkin melibatkan pasien. (D,W)
3.Ada bukti dilakukan evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi
waktu serah terima pasien (hand over) untuk memperbaiki proses.
(D,W)
Komunikasi saat serah terima (SKP
2)
Kebijakan :
• Proses serah terima pasien pada saat
pergantian shift jaga dilakukan melalui
komunikasi yang terstandar dengan metode
SBAR.
• Informasi yang dikomunikasikan pada saat
serah terima meliputi : kondisi pasien,
medikasi, rencana perawatan dan perubahan
situasi yang signifikan
11
METODE KOMUNIKASI SBAR
S Situasi
Saya menelpon tentang (nama pasien, tanggal lahir dan lokasi)
Masalah yang ingin disampaikan adalah: v_______________________________
Tanda-tanda vital:
TD: __/__, Nadi: ___, Pernapasan: ___, dan Suhu: ___
Saya khawatir tentang….
B Background/ Latar Belakang
Status mental pasien
Kulit/ Ekstremitas:
Pasien memakai/ tidak memakai oksigen
A Assessment/ Penilaian
Masalah yang saya pikirkan adalah: (katakan apa masalah yang anda pikirkan)
Masalahnya tampaknya adalah: jantung, infeksi, neurologis, respirasi, _____
Saya tidak yakin apa masalahnya tapi pasien memburuk.
Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk. Kita perlu melakukan
sesuatu, Dok.
R Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan).
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan:
Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan
STANDAR SKP 3
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan
keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai.
Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi tentang penyediaan, penyimpanan, penataan, penyiapan,
dan penggunaan obat yang perlu diwaspadai. (R)
2.Rumah sakit mengimplementasikan regulasi yang telah dibuat. (D,W)
3.Di rumah sakit tersedia daftar semua obat yang perlu diwaspadai yang
disusun berdasar atas data spesifik sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
4.Tempat penyimpanan, pelabelan, dan penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai termasuk obat NORUM diatur di tempat aman. (D,O,W)
High
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT Alert
1 2 3
15
STANDAR SKP 3.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses mengelola
penggunaan elektrolit konsentrat.
Elemen Penilaian :
1.Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses
mencegah kekurang hati-hatian dalam mengelola elektrolit konsentrat.
(R)
2.Elektrolit konsentrat hanya tersedia di unit kerja/instalasi farmasi atau
depo farmasi. (D,O,W)
DAFTAR OBAT HAM & LASA
STANDAR SKP 4
Rumah sakit memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan
Tepat-Pasien sebelum menjalani tindakan dan atau prosedur.
Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi untuk melaksanakan penandaan lokasi operasi atau
tindakan invasif (site marking). (R)
2.Ada bukti rumah sakit menggunakan satu tanda di empat sayatan
operasi pertama atau tindakan invasif yang segera dapat dikenali
dengan cepat sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
rumah sakit. (D,O)
3.Ada bukti bahwa penandaan lokasi operasi atau tindakan invasif (site
marking) dilakukan oleh staf medis yang melakukan operasi atau
tindakan invasif dengan melibatkan pasien. (D,O,W)
TEPAT PASIEN, TEPAT SISI, TEPAT PROSEDUR
( SKP 4 )
• Marking :
– Dilakukan dalam kondisi pasien terjaga dan melibatkan pasien
secara aktif pada saat penandaan
– Dibuat dengan penanda yang jelas dan konsisten diseluruh RS,
yaitu berupa lingkaran (O) dan marking implant ( )
– Sisi yang diberikan marking meliputi : bila terdapat lebih dari
satu kemungkinan lokasi operasi yaitu kasus yang melibatkan
sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau
multipel level (tulang belakang) yang akan dilakukan.
– Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang akan melaksanakan
prosedur :
• DPJP Operator
• Asisten DPJP yang melakukan tindakan meskipun dibawah supervisi
STANDAR SKP 4.1
Rumah sakit memastikan dilaksanakannya proses Time-out
di kamar operasi atau ruang tindakan sebelum operasi dimulai.
Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi untuk prosedur bedah aman dengan menggunakan “surgical checklist
” (Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety 2009). (R)
2.Sebelum operasi atau tindakan invasif dilakukan, rumah sakit menyediakan
“checklist” atau proses lain untuk mencatat, apakah informed consent sudah benar
dan lengkap, apakah Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien sudah
teridentifikasi, apakah semua dokumen dan peralatan yang dibutuhkan sudah siap
tersedia dengan lengkap dan berfungsi dengan baik. (D,O)
3.Rumah sakit menggunakan Komponen Time-Out terdiri atas identifikasi Tepat-
Pasien, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Lokasi, persetujuan atas operasi dan konfirmasi
bahwa proses verifikasi sudah lengkap dilakukan sebelum melakukan irisan.
(D,O,W,S).
4.Rumah sakit menggunakan ketentuan yang sama tentang Tepat-Lokasi, Tepat
Prosedur, dan Tepat-Pasien jika operasi dilakukan di luar kamar operasi termasuk
prosedur tindakan medis dan gigi. (D,O,W)
Time out Time out
Keterangan:
Asesmen, Verifikasi Pra Operasi / Prosedur Invasif dan Penandaan Lokasi Operasi/Prosedur Invasif harus lengkap pada saat Pasien
didaftarkan untuk dilakukan tindakan operasi/ Prosedur Invasif.
STANDAR SKP 5
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menggunakan dan
melaksanakan evidencebasedhand hygiene guidelines untuk menurunkan
risiko infeksi terkait pelayanankesehatan.
Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi tentang pedoman kebersihan tangan (hand hygiene) yang
mengacu pada standar WHO terkini. (lihat juga PPI 9. EP 2, EP 6). (R)
2. Rumah sakit melaksanakan program kebersihan tangan (hand hygiene) di
seluruh rumah sakit sesuai dengan regulasi. (D,W)
3. Staf rumah sakit dapat melakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur. (lihat
jugaPPI 9 EP 6). (W,O,S)
4.Ada bukti staf melaksanakan lima saat cuci tangan. (W,O,S)
5.Prosedur disinfeksi di rumah sakit dilakukan sesuai dengan regulasi. (lihat
juga PPI 9 EP 2, EP 5, dan EP 6) (W,O,S)
6.Ada bukti rumah sakit melaksanakan evaluasi terhadap upaya menurunkan
angka infeksi terkait pelayanan kesehatan. (D,W) (lihat juga PPI 9 EP 6)
Kebijakan
• Semua orang yang berada di RSUP Dr. Kariadi wajib menjaga dan melaksanakan
kebersihan tangan yang wajib dilakukan pada 5 keadaan (5 moment)
STANDAR SKP 6
Rumah sakit melaksanakan upaya mengurangi risiko cedera akibat pasien jatuh
Elemen Penilaian :
1.Ada regulasi yang mengatur tentang mencegah pasien cedera karena jatuh.
(lihat juga AP 1.2.1 EP 2). (R)
2.Rumah sakit melaksanakan suatu proses asesmen terhadap semua pasien
rawat inap dan rawat jalan dengan kondisi, diagnosis, dan lokasi terindikasi
berisiko tinggi jatuh sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
3.Rumah sakit melaksanakan proses asesmen awal, asesmen lanjutan,
asesmen ulang dari pasien pasien rawat inap yang berdasar atas catatan
teridentifikasi risiko jatuh. (lihat juga AP 2 EP 1). (D,O,W)
4.Langkah-langkah diadakan untuk mengurangi risiko jatuh bagi pasien dari
situasi dan lokasi yang menyebabkan pasien jatuh. (lihat juga AP 1.2.1 EP 3).
(D,O,W)
BUKTI IMPLEMENTASI
Penanda kecil
pada Rekam Medis
pasien
Penanda tambahan
berwarna kuning pada
gelang identitas pasien
Elemen Penilaian :
1.Rumah sakit menetapkan regulasi sistem pelaporan insiden internal dan
eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang meliputi butir 1
sampai dengan 7) pada maksud dan tujuan. (R)
2.Ada bukti unit kerja telah melaporkan insiden keselamatan pasien. (D,W);
3.Rumah sakit mengintegrasikan pelaporan kejadian dan pengukuran mutu agar
solusi serta perbaikan yang dilakukan terintegrasi. (D,W)
4. Ada bukti rumah sakit telah melaporan insiden keselamatan pasien setiap 6
bulan kepada representasi pemilik dan bila ada kejadian sentinel telah
dilaporkan di setiap kejadian. (lihat juga TKRS 4.1). (D,W)
5.Ada bukti rumah sakit telah melaporkan insiden keselamatan pasien kepada
Komite Nasional Keselamatan Pasien sesuai dengan peraturan
perundangundangan.(D,W)
ALUR PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Units Units Patient Safety Team Board Of Board Of KEMENKES /
Director Governance KNKPRS
Grading Recomandation
Saverity
Take
Action Yellow/
Blue / Red
Green
Investigation
Report Report
Simple Investagation
Analisis / Regrading
Policy
Recomandation RCA
Report
Feed Back Recomandation
Recomandation
Take
Action
STANDAR PMKP 9.1
Rumah sakit telah menetapkan jenis kejadian sentinel, serta melaporkan dan
melakukan analisis akar masalah (root cause analysis).
Elemen Penilaian :
1.Pimpinan rumah sakit menetapkan regulasi jenis kejadian sentinel
sekurangkurangnya seperti diuraikan pada butir 1 sampai dengan 6
pada Maksud dan Tujuan. (lihat juga PMKP 9 EP1). (R)
2.Rumah sakit telah melakukan RCA/AAM setiap ada kejadian sentinel
di rumah sakit dan tidak melewati waktu 45 hari terhitung sejak
terjadi kejadian atau sejak diberi tahu tentang terdapat kejadian.
(D,W)
3.Ada bukti rencana tindaklanjut dan pelaksanaan langkah-langkah
sesuai dengan hasil AAM/RCA. (D,O,W)
STANDAR PMKP 9.2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melakukan analisis data KTD dan mengambil
langkah tindaklanjut.
Elemen Penilaian :
1. Rumah sakit mempunyai regulasi jenis kejadian yang tidak diharapkan, proses pelaporan, dan
analisisnya. (lihat juga PMKP 9 EP 1). (R)
2. Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi jika sesuai yang didefinisikan untuk rumah sakit,
sudah dianalisis. (lihat juga PAP 3.3). (D,W)
3. Semua kejadian serius akibat efek samping obat (adverse drug event) jika sesuai dan sebagaimana
yang didefinisikan oleh rumah sakit sudah dianalisis (lihat juga PKPO 7). (D,W)
4. Semua kesalahan pengobatan (medication error) yang signifikan jika sesuai dan sebagaimana yang
didefinisikan oleh rumah sakit sudah dianalisis. (lihat juga PKPO 7.1). (D,W)
5. Semua perbedaan besar (discrepancy) antara diagnosis praoperasi dan diagnosis pascaoperasi sudah
dianalisis. (lihat juga PAB 7.2). (D,W)
6. Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam dan pemakaian anestesi
sudah dianalisis. (lihat juga PAB 3.2 dan PAB 5). (D,W)
7. Semua kejadian lain yang ditetapkan oleh rumah sakit sesuai dengan butir 6 pada maksud dan tujuan
sudah dianalisis. (D,W)
Contoh Laporan Analisis Insiden
STANDAR PMKP 9.3
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk analisis kejadian nyaris cedera (KNC) dan
kejadian tidak cedera (KTC).
Elemen Penilaian :
1.Rumah sakit menetapkan definisi, jenis yang dilaporkan, dan sistem
pelaporan KNC dan KTC. (lihat juga PMKP 9 EP1). (R)
2.Ada analisis data KNC dan KTC. (D,W)
PMKP 10
Ada pengukuran dan evaluasi budaya keselamatan pasien