Anda di halaman 1dari 15

DASAR HUKUM

 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999,


Tentang Kehutanan
 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004,
Tentang Sumber Daya Air
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,
Tentang Pemerintahan Daerah
 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007,
Tentang Penataan Ruang
LATAR BELAKANG

Permasalahan banjir saat ini


merupakan salah satu indikator
penting dalam melihat atau
menilai pengaruh / dampak
perkembangan kota terhadap
lingkungan.

Agar upaya pengendalian


banjir lebih terarah dan
mempunyai beberapa alternatif
skenario pemecahan
permasalahan, diperlukan suatu
Rencana Induk atau Masterplan
Pengendalian Banjir Kota
Samarinda secara terpadu
Penyebab Banjir

1 FAKTOR ALAM (NATURAL)


- Tingginya Curah Hujan
- Tofografi wilayah
- Pasang Surut Air Laut / Sungai
- Dan Lain

2 FAKTOR MANUSIA (MAN MADE)


- Pertumbuhan penduduk diikuti
dengan peningkatan kebutuhan
infrastruktur
- Penyediaan lahan untuk usaha
seperti pertanian, perkebunan
maupun industri
Dampak Banjir
1 Dampak primer
• Kerusakan fisik - Mampu merusak
berbagai jenis struktur, termasuk
jembatan, mobil, bangunan, jalan raya,
dan lain-lain

2 Dampak sekunder
• Persediaan air – Air bersih mulai langka.
• Penyakit - Kondisi tidak higienis.
Penyebaran penyakit bawaan air.
• Pertanian - Kegagalan panen.
• Transportasi - Jalur transportasi hancur,
sulit mengirimkan bantuan darurat kepada
orang-orang yang membutuhkan.

3 Dampak tersier/jangka
panjang
Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena
penurunan jumlah wisatawan, biaya
pembangunan kembali, kelangkaan
makanan yang mendorong kenaikan
harga, dll.
Lokasi Wilayah Banjir / Genangan
Aliran Sungai / DAS Lokasi
Karangmumus  Kawasan Sempaja
 Kawasan Jl. Remaja
 Kawasan Jl. Pramuka
 Kawasan Jl. Agus Salim
 Kawasan Jl. Lambung Mangkurat
 Kawasan Bandara Temindung
 Kawasan Jl. A. Yani
 Kawasan Jl. Sentosa

Karang Asam Kecil  Kawasan Air Hitam (Jl. Kadri Oening, Jl. Syahrani, Jl. Juanda)
 Kawasan Rawasari
 Kawasan Jl. Awang Long
 Kawasan belakang Balai Kota
 Kawasan Voorfo
 Kawasan Jl. Martadinata
Masterplan Pengendalian Banjir Kota
Samarinda

Di Kota Samarinda
terdapat tiga sub DAS
yaitu:

1. Sub DAS Sungai


Karang Mumus

2. Sub DAS Sungai


Karang Asam Kecil

3. Sub DAS Sungai


Karang Asam Besar
PENANGANAN BANJIR

Penyusunan Sistem Pengendalian


Banjir Kota Samarinda di Bagi
Dalam Enam Sistem :

1. Sistem Karang Mumus

2. Sistem Karangasam Kecil

3. Sistem Karangasam Besar

4. Sistem Loa Bakung

5. Sistem Loajanan

6. Sistem Palaran
Sistem Karangmumus

Prioritas
Kegiatan
Penanganan Banjir
Jangka Pendek  Dilakukan pengembalian fungsi bangunan pengendali banjir yang ada yaitu bendungan
Benanga/Lempake. Pengembalian fiungsi tersebut dilakukan dengan normalisasi
Bendungan Benanga yang saat ini telah tersedimentasi.
 Melakukan normalisasi/pengerukan sedimen di saluran-saluran drainase secara berkala.

Jangka Menengah  Pemasangan parapet di sepanjang sungai Karangmumus.


 Di hilir sungai Karangmumus dibangun pintu air dan juga pompa air. Pompa ini digunakan
untuk memompa saat banjir dan air dibuang ke Mahakam
 Inlet Karangmumus yang berupa saluran drainase dilakukan penambahan tampang
basah saluran baik melakukan perbaikan saluran lama maupun membuat saluran baru,
sehingga saluran drainase tersebut dapat dengan lancar membawa air yang menuju ke
Sungai Karangmumus. Disetiap pertemuan saluran drainase diberikan juga kolam
penangkap lumpur, sehingga lumpur dapat terdeposit di kolam tersebut
Jangka Panjang  Pembangunan bangunan pengendali banjir dan kolam retensi di daerah Sempaja atau
Batu Cermin
 Melakukan reboisasi/penghijauan di daerah resapan air
Sistem Karangasam Kecil

Prioritas
Kegiatan
Penanganan Banjir

Jangka Pendek  Melakukan normalisasi/pengerukan sedimen di saluran-saluran drainase secara


berkala.

Jangka Menengah  Penambahan tampang basah saluran baik berupa saluran baru ataupun perbaikan.
Disamping itu setiap pertemuan drainase juga dilakukan penambahan penangkap
lumpur seperti pada sistem Karangmumus.
 Peningkatan kapasitas outlet dari Polder Gg, Indra menuju Sungai Mahakam dengan
merehabilitasi saluran yang ada atau membangun saluran baru

Jangka Panjang  Pembangunan bangunan pengendali banjir dan kolam retensi


 Melakukan penghijauan di daerah resapan air
Sistem Karangasam Besar

Prioritas
Kegiatan
Penanganan Banjir

Jangka Pendek  Melakukan normalisasi/pengerukan sedimen di saluran-saluran drainase


secara berkala.

Jangka Menengah  Penambahan tampang basah saluran baik berupa perbaikan maupun
pembuatan saluran baru
 Disetiap pertemuan drainase diberikan kolam penangkap lumpur supaya
sedimen dapat terjebak di kolam tersebut sehingga pemeliharaan saluran
dapat dengan mudah dilakukan

Jangka Panjang  Pembangunan bangunan pengendali banjir dan kolam retensi


 Melakukan reboisasi/penghijauan di daerah resapan air.
Sistem Loa Bakung

Prioritas
Penanganan Kegiatan
Banjir
Jangka Pendek  Melakukan normalisasi/pengerukan sedimen di saluran-saluran
drainase secara berkala.

Jangka Menengah  Penambahan tampang basah saluran baik berupa perbaikan


maupun pembuatan saluran baru
 Disetiap pertemuan drainase diberikan kolam penangkap lumpur
supaya sedimen dapat terjebak di kolam tersebut sehingga
pemeliharaan saluran dapat dengan mudah dilakukan

Jangka Panjang  Pembangunan bangunan pengendali banjir dan kolam retensi


Sistem Loa Janan

Prioritas
Kegiatan
Penanganan Banjir

Jangka Pendek  Melakukan normalisasi/pengerukan sedimen di saluran-saluran drainase


secara berkala.

Jangka Menengah  Penambahan tampang basah saluran baik berupa perbaikan maupun
pembuatan saluran baru
 Disetiap pertemuan drainase diberikan kolam penangkap lumpur supaya
sedimen dapat terjebak di kolam tersebut sehingga pemeliharaan saluran
dapat dengan mudah dilakukan

Jangka Panjang  Pembangunan bangunan pengendali banjir dan kolam retensi


 Melakukan reboisasi/penghijauan di daerah resapan air.
Sistem Palaran

Prioritas
Kegiatan
Penanganan Banjir

Jangka Pendek  Melakukan normalisasi/pengerukan sedimen di saluran-saluran drainase


secara berkala.

Jangka Menengah  Penambahan tampang basah saluran baik berupa perbaikan maupun
pembuatan saluran baru
 Disetiap pertemuan drainase diberikan kolam penangkap lumpur supaya
sedimen dapat terjebak di kolam tersebut sehingga pemeliharaan saluran
dapat dengan mudah dilakukan

Jangka Panjang  Pembangunan bangunan pengendali banjir dan kolam retensi


 Melakukan reboisasi/penghijauan di daerah resapan air.

Anda mungkin juga menyukai