6 Psikiatri Kedaruratan Psikiatrik 2
6 Psikiatri Kedaruratan Psikiatrik 2
DEFINISI
1. Triage : Menentukan derajat urgensi,
evaluasi, identifikasi jenis kedaruratan
(medik atau psikiatrik), manajemen
savety sebelum dievaluasi psikiater
termasuk pengekangan fisik penderita
2. Assesmen (pemeriksaan psikiatrik)
3. Diagnosa banding yang akurat
4. Manajemen gejala akut Sebagai terapi
inisial
5. Renncana perpidahan setelah keadaan
darurat teratasi
Goal dari perawatan kedaruratan
psikiatrik
Manejemen lingkungan ( membatasi stimulus
yang mengganggu)
Intervensi medikasi: hati-hati pemberian
sedasi yang dapat menutup gajala fisik
penting
Intervensi krisis : pendekatan secara bio-
psiko-sosial yang dapat membantu
mengatasi krisis ( melalui, ventilasi,
identifikasi semua cara alternatif, mendengar
secara empati, bertemu keluarga membantu
memecahkan kesulitan)
Edukasi : edukasi pencegahan
INTERVENSI UMUM
KEDARURATAN PSIKIATRI
1. Siapkan sekurang-kurangnya 4 orang untuk
melakukan pengekangan.
2. Pengekangan dilakukan dengan kaki
dilebarkan kedua sisi, satu tangan diikatkan
pada satu sisi dan yang lain diikatkan diatas
kepala.
3. Pengekanggan dilakukan sedemikian rupa
sehingga memberi tempat pemberian infus
bila diperlukan
4. Kepala diletakkan lebih tinggi untuk
mencegah aspirasi.
5. Setelah pengekangan baru berikan
medikasi.
TEHNIK PENGEKANGAN
Dapatkan informasi mengenai pasien
sebanyak mungkin sebelum bertemu
Sadari resiko ancaman kekerasan
Siapkan sistem pengamanan
Perhatikan perkembangan kerja sama
dengan pasien
Perlindungan Diri :
Glasscote menyusun frekwensinya sbb :
1. Depresi dengan percobaan bunuh diri
2. Anxietas ( panik )
3. Intoksikasi
4. Tingkah laku agresif (Agresi )
5. Psikosis, Kebingungan (Confusion),
Gaduh gelisah
8. Tingkah laku aneh
9. Hysteria
Bentuk Gangguan
KEADAAN KEDARURATAN
PSIKIATRI:
Terkait gangguan mental organik :
◦ Delirium
◦ Intoksikasi zat dan obat-obatan
◦ Kebingungan (confusion)
Terkait gangguan emosional :
◦ Psikosis
◦ Histeria
◦ Anxietas
◦ Depresi dengan percobaan bunuh diri
Definisi :
Delirium adalah gangguan mental organik
akut yang mengakibatkan hendaya /
gangguan kognitif secara menyeluruh
Delirium (1)
Gambaran Klinik :
1. Daya konsentrasi terbatas
2. Alam pikiran kacau, bicara melantur & tak jelas
3. Sedikitnya terdapat dua dari gejala dibawah :
◦ gangguan persepsi
◦ gangguan siklus tidur
◦ aktivitas psikomotor meningkat
◦ disorientasi waktu, tempat atau orang
◦ gangguan daya ingat
◦ kesadaran menurun
4. Timbul dalam jangka waktu singkat (dalam jam
atau hari)
5. Terbukti adanya faktor penyebab organik.
Delirium (2)
1. Deteksi penyebab delirium dan atasi
2. Pengekangan fisik bila pasien gelisah
3. Periksa tanda vital & fisik, neurologik
4 Pada status mental periksa luasnya gangguan
kognitif, psikomotor, bahasa.
5. Laboratorium periksa fungsi hati dan ginjal, fungsi
tiroid, urinalisa narkotik, EKG, Foto thorax dan CT
scan.
6. Perbaiki bila ada gangguan metabolik, gizi, dan
keseimbangan cairan
7. Mulai terapi bila diagnosa pasti
◦ Anti psikotik :inj Haloperidol 2 - 5 mg diulang
setelah 30 menit bila tidak efektif (pada kondisi
gaduh gelisah)(tdk diberi anti psikotik bersifat
sedasi kuat)
◦ Benzodiazepin : lorazepam (waktu paruh pendek)
Ansietas Panik(2)
7. Depersonalisasi atau derealisasi
8. Rasa baal atau kesemutan
(parastesia)
9. Rasa panas atau dingin dikulit
10. Nyeri dada atau rasa tertindih
11. Rasa takut mati
12. Takut menjadi gila berbuat sesuatu
tanpa kendali
Penatalaksanaan :
Singkirkan penyebab organik
Dapatkan riwayat rinci medikasi dan obat pasien
Tegakkan diagnosa dan beri terapi yang sesuai.
a. Psikofarmaka :
- Alprazolam mulai dosis rendah 0,25 - 0,5
mg atau
- Lorazepam 1 - 2 mg /oral 3 kali sehari
- Fluoxetine 20mg atau sertraline 50 mg 1X1
b. Psikoterapi :
- Psikoterapi kognitif
- Psikoterapi Perilaku
- Psikoterapi Supportif ( Ventilasi,
rerassurance, sugesti, konseling)
Histeria Konversi (2 )
Penatalaksanaan :
1. Psikofarmaka
- Alprazolam 0,25 - 0,5 mg 3 atau
Agresi
Toxic and organic state (dysfungsi mental)
Gangguan tumbuh kembang
Psikosis
Gangguan tingkah laku
Stres psikososial
Impuls Control
Mechanisms of violence
Ybs barusaja melakukan tindak kekerasan
terhadap orang lain
Ancaman dengan kata-kata atau fisik
Membawa senjata atau benda yang dapat
digunakan sebagai senjata
Kegelisahan psikomotor yang progresif
Intoksikasi Alkohol atau zat additif lain.
Gambaran paranoid pada pasien psikotik.
Halusinasi perintah kekerasan
GMO atau Epilepsi lobus Frontalis
Pasien dengan kegelisahan katatonik
gangguan manik, depresi agitasi & gg
kepribadian
Tanda-tanda ancaman kekerasan
ETIOLOGY
Psychological Factors
Frustation
The single most potent means of inciting
human beings to aggression is frustration.
Frustration appears to increase aggression
only when the frustration is intense.
frustration is likely to facilitate aggression
when it is perceived as arbitrary or
illegitimate, rather than when it is viewed as
deserved or legitimate.
Direct Provocation by others
Television Violence (observational learning,
disinhibition, desensitisation)
ETIOLOGY
Social Factors
ETIOLOGY
Environmental Factors
Air Pollution
Noise
Crowding
ETIOLOGY
Situational Factors
ETIOLOGY
Biological Factors
ETIOLOGY
Genetic Factors
Twin Studies
Pedigree Studies: Families with histories of
mental disorders and engage in more
aggressive behavior than do person
without such histories
Chromosomal Influences: particularly the
47 chromosome XYY syndrome
Pertimbangkan gagasan,penerapan rencana
kekerasan dan keinginan untuk ditolong.
Pertimbangkan demografi, sex, usia, status
sosial ekonomi dan pendukung sosial.
Pertimbangkan riwayat masa lalu, perilaku
antisosial dengan atau tanpa kekerasan,
pengendalian impuls yang tak terkontrol
seperti judi, penggunaan napza & bunuh diri.
Pertimbangkan stressor yang jelas misalnya
perkawinan.
Terapi psikofarmaka
Menurut Schneidman bunuh diri
didefinisikan sebagai tindakan secara
sadar menghancurkan diri . Sebagai
ketidak mampuan individu dalam
mengatasi masalah, bunuh diri sebagai
pelepasan diri dari penderitaan.
Suicide
Suicide risk factor
1. Psychiatric Disorders
2. Social Factors
3. Psychological
Factors
4. Biological Factors
(peran serotonin)
5. Genetic Factors
6. Physical Factors
Hampir 95% orang yang suicide
didiagnosa psychiatric disorder.
Diagnosis sbb
◦ major depression with delusion or not (80 %)
◦ Schizophrenia ( 10%)
◦ Dementia and delirium (5%)
◦ Alcoholism or other substance dependence
◦ Borderline personality disorder
◦ Panic disorder
Psychiatric disorder
Ethnicity ( caucasians are more likely to commit
suicide than Hispanics, African Americans or
Asian)
Age (especially adolescents and older adult)
Sex ( female attempt suicide more often than do
males, but males succeed more often than do
females)
Economic status ( unemployment and economic
reverses increase risk)
Marital Status ( more common among single,
widowed, or divorced adult)
Social Factors
Freud stated that suicide represented
aggression turned inward against an
introjected, ambivalently cathected love
object (agresi berbalik kediri melawan rasa
bersalah)
Menninger: Suicide as a retroflexed murder,
an inverted homicide, as a result of the
patient's anger toward another person
(pembunuhan yang berbalik kediri timbul
karena kemarahannya terhadap orang lain)
Recent Theories: It is thought that the
suicidal patients who are most likely to act
out suicidal fantasies are those who have
suffered separation or loss( fantasi bunuh diri
pada orang yang menderita kehilangan)
Psychological Factors
Genetik Factors
tends to run in families.
Monozygotic twin pairs have significantly
greater concordance for both suicide and
attempted suicide, which suggests that
genetic factors may play a role in suicidal
behavior.
Lethality of an attempt ( more lethal attempt
increase risk) a physical illness is present in
25 to 75 percent of all suicide victims
Cancer ; diseases of the central nervous
system (epilepsy, multiple sclerosis, head
injury, cardiovascular disease, Huntington's
disease, dementia, and acquired immune
deficiency syndrome (AIDS) ; endocrine
conditions (Cushing's disease, anorexia
nervosa, Klinefelter's syndrome, and
porphyria )
Physical factors
Penilaian faktor resiko mencegah usaha
bunuh diri
Evaluasi mental state, galih potensi bunuh
diri, simptom depresi, pikiran ingin mati,
dan perencanaan cara mati
Efaluasi faktor psikologis : Kurang
merencanakan masa depan, melepaskan
barang /harta, akan atau mengalami
kehilangan love object.
Manajemen
Masukkan pasien ke fasilitas perawatan,
bantu psien dan keluarga untuk dapat
mengatasi dorongan bunuh diri, atasi
masalah psikososial dan kondisi kejiwaan
(misanya gangguan depresi) dan
tingkatkan sosial support system
Pemberian obat terbatas dan awasi
penggunaan obat
Periksa barang bawaan pastikan tidak ada
benda tajam
Penatalaksanaan :
1. Atasi masalah medik yang timbul akibat usaha
bunuh diri.
2. Atasi perilaku yang membahayakan diri pasien akibat
gagasan bunuh diri dan singkirkan benda yang dapat
digunakan untuk bunuh diri.
3. Bila depresi dengan pemberian anti depresan
(amitriptilin 25 mg 3 kali sehari) atau ECT
4. Insomnia atasi dengan benzodiazepin
5. Bila ada gejala psikotik atasi dengan antipsikotik
potensi tinggi Haloperidol 2-5 mg setiap 4-6 jam
seperlunya