K
Rita Astriani Noviati
Gambaran kualitatif dan semikuantitatif sifat ikatan
reseptor
• Lingkaran biru
obat
• Kotak berwarna
binding property yg
berbeda, afinitas
ikatannya
diindikasikan
dengan ukuran dan
jumlah tanda
tambah
• Gambaran
semikuantitatif
seberapa kuat obat
mengikat reseptor
tertentu
Antipsikotik konvensional
Generic name Trade name Comment
Chlorpromazine Thorazine Low potency
Cyamemazine Tercian Atypical at low doses; popular in France; not available in the US
Flupenthixol Depixol Depot; not available in the US
Fluphenazine Prolixin High potency; depot
Haloperidol Haldol High potency; depot
Loxapine Loxitane Atypical at low doses
Mesoridazine Serentil Low potency; QTc issues; second line
Perphenazine Trilafon High potency
Pimozide Orap High potency; Tourette's syndrome; QTc issues; second line
• Antipsikotik
konvensional, juga
disebut antipsikotik
generasi pertama atau
antipsikotik tipikal
• Properti farmakologi
utama D2
antagonisme, yang
bertanggung jawab
tidak hanya untuk
keberhasilan
antipsikotik, tetapi juga
bagi banyak efek
sampingnya
Jalur dopamin mesolimbik dan antagonis
reseptor D2
• Skizofrenia tidak
diobati jalur
dopamin
mesolimbic
hiperaktif gejala
positif seperti
delusi dan
halusinasi.
• Pemberian
antagonis D2,
(antipsikotik
konvensional)
memblok dopamin
dari reseptor D2,
hiperaktivitas
berkurang
mengurangi gejala
positif
Hipotesis ambang batas efek-efek obat
antipsikotik konvensional
• Semua antipsikotik
berikatan dengan
reseptor dopamin 2,
derajat ikatan
menentukan efek
terapi dan / atau efek
samping
• Kebanyakan
antipsikotik
konvensional, derajat
ikatan reseptor D2 di
jalur mesolimbic
mendekati 80%,
• Okupansi reseptor D2
>80%di dorsal striatum
EPS dan
hiperprolaktinemia.
Jalur dopamin mesokortikal dan reseptor antagonis D2
• Skizofrenia tidak diobati
jalur dopamin
mesocortical ke DLPFC
dan korteks VMPFC
hipoaktif
• Hipoaktivitas
berhubungan dengan
gejala kognitif (di DLPFC),
gejala negatif (di DLPFC
dan VMPFC), dan gejala
afektif skizofrenia (dalam
VMPFC).
• Pemberian antagonis D2
lebih lanjut bisa
mengurangi aktivitas di
jalur ini dan dengan
demikian tidak hanya tidak
memperbaiki gejala
bahkan berpotensi
memperburuk
Jalur dopamin nigrostriatal dan reseptor antagonis D2
• Jalur dopamin
nigrostriatal secara
teoritis tidak
terpengaruh pada
skizofrenia tidak
diobati
• Blokade reseptor
D2, seperti dengan
antipsikotik
konvensional,
mencegah dopamin
terikat di sana
gejala
ekstrapiramidal
(EPS).
Tardive dyskinesia
• Blokade jangka
panjang reseptor D2
dopamin di jalur
nigrostriatal
upregulasi dari
reseptor-reseptor
motor yang
hiperkinetik (tardive
dyskinesia) ditandai
gerakan wajah dan
lidah (misalnya
protrusi lidah, wajah
meringis, mengunyah)
sebagai gerakan
ekstremitas cepat
dan kaku ekstremitas.
Jalur dopamin tuberoinfundibular dan reseptor
antagonis D2
• Jalur ini "normal" pada
skizofrenia tidak
diobati
• D2 antagonis
mengurangi aktivitas
di jalur ini dengan
mencegah dopamin
dari mengikat reseptor
D2 kadar prolaktin
meningkat, yang
berhubungan dengan
efek samping seperti
galaktorea (sekresi
payudara) dan
amenore (periode
menstruasi yang tidak
teratur). .
Antipsikotik Konvensional
• Antipsikotik konvensional
memiliki sifat farmakologis
selain dopamin D2
antagonisme.
• Profil reseptor berbeda untuk
setiap agen, berkontribusi
terhadap profil efek samping
yang berbeda.
• Beberapa karakteristik
penting adalah kemampuan
untuk memblokir reseptor
muscarinic kolinergik,
reseptor H1 histamin, dan /
atau reseptor α1-adrenergik.
Efek samping blokade reseptor kolinergik muskarinik
• Obat antipsikotik
konvensional
dengan bagian M1
antikolinergik /
antimuskarinik
dimasukkan ke
reseptor asetilkolin,
menyebabkan efek
samping sembelit,
penglihatan kabur,
mulut kering, dan
mengantuk.
Hubungan timbal balik dopamin dan asetilkolin
• Dopamin dan
asetilkolin memiliki
hubungan timbal
balik di jalur dopamin
nigrostriatal
• Neuron dopamin di
sini membuat
koneksi postsynaptic
dengan dendrit dari
neuron kolinergik.
Biasanya, dopamin
menekan aktivitas
asetilkolin
(acetylcholine tidak
dibebaskan dari
akson kolinergik di
sebelah kanan).
Dopamin, asetilkolin, dan antagonis D2
• Dopamin biasanya
menekan aktivitas
asetilkolin hambatan
dopamine dihilangkan
peningkatan aktivitas
asetilkolin
• Reseptor dopamin D2
pada dendrit kolinergik
diblok (kiri) asetilkolin
terlalu aktif, dengan
meningkatkan
pelepasan asetilkolin
dari akson kolinergik
(kanan)
• Mekanisme
farmakologis EPS:
defisiensi relatif
dopamin dan kelebihan
relatif asetilkolin
Antagonis D2 dan agen antikolinergik
• Salah satu
kompensasi untuk
overaktivitas
adalah memblok
reseptor asetilkolin
dengan agen
antikolinergik
(reseptor M1
diblokir oleh agen
antikolinergik di
paling kanan)
• Dengan demikian,
antikolinergik
mengatasi
kelebihan aktivitas
asetilkolin berarti
bahwa gejala EPS
berkurang.
Antagonis serotonin-dopamin
• “Keatipikalan”
antipsikotik atipikal
telah sering
dikaitkan dengan
kopling antagonis
D2 dengan
antagonis serotonin
5HT2A
Pembentukan serotonin
• Serotonin diproduksi dari
enzim setelah triptofan
diangkut ke neuron
serotonin
• Triptofan diubah oleh enzim
hidroksilase triptofan (TRY-
OH) menjadi 5-
hydroxytryptophan (5HTP),
yang kemudian diubah
menjadi 5HT oleh enzim
aromatik dekarboksilase
asam amino (AAADC).
Serotonin kemudian
diangkat ke vesikel sinaptik
melalui vesikular
monoamine transporter
(VMAT2), di mana ia tetap
sampai dilepas oleh impuls
saraf.
Penghentian kerja serotonin
Reseptor 5HT2A kortikal menurunkan pelepasan
dopamin
• Serotonin dilepaskan
pada cortex, terikat
neuron pyramidal
glutamatergic
aktivasi neuron
• Aktivasi
pelepasan glutamate
pada brainstem
stimulasi pelepasan
GABA GABA
terikat neuron
dopaminergic dgn
proyeksi dari
substansia nigra ke
striatum,
menghambat
pelepasan dopamin
Bloking reseptor 5HT2A kortikal meningkatkan
pelepasan dopamin
• Reseptor 5HT2A
glutamatergic
diblokir
pelepasan
serotonin di
korteks
pelepasan GABA
tidak dirangsang
tidak
menghambat
release dopamine
dari substansia
nigra ke striatum
Reseptor 5HT1A kortikal meningkatkan pelepasan
dopamin
• Serotonin yang
dilepaskan berikatan
dengan reseptor
5HT1A inhibisi
neuron glutamatergic
• Jika glutamate tidak
dilepas dari neuron
pyramidal glutamate
ke batang otak
pelepasan GABA tidak
diragsang tidak
dapat menghambat
pelepasan dopamine
dari substansia nigra
ke striatum
• Stimulasi reseptor
5HT1A kortikol analog
fungsional dg
blockade reseptor
5HT2A
Stimulasi Reseptor 5HT2A di substansia nigra dan
striatum menurunkan pelepasan dopamin
• Dalam striatum: sinaps langsung
dgn neuron dopaminergik, tidak
langsung dgn neuron GABAergik
• Neuron GABAergik: serotonin
terikat reseptor 5HT2A,
mengganggu inhibisi pelepasan
GABA menurunkan
dopamine. Jika serotonin terikat
pada reseptor 5HT2A secara
langsung pada neuron dopamine
penurunan pelepasan
dopamine
• Serotonin yg dilepaskan di raphe
nucleus terikat ke reseptor
5HT2A pada interneuron
GABAergik pelepasan GABA
ke neuron dopaminergic pada
substansia nigra inhibisi
pelepasan dopamine ke striatum
Bloking reseptor 5HT2A di substansia nigra dan
striatum meningkatkan pelepasan dopamin
• Reseptor 5HT2A pada
interneuron GABAergik
di striatum diblok
serotonin tidak dapat
menstimulasi reseptor
utk melepas GABA
GABA tidak dapat
menginhibisi pelepasan
dopamine
meningkatkan dopamine
striatal
• Dlm brainstem: blokade
reseptor 5HT2A pada
interneuron GABAergik
mencegah pelepasan
GABA ke neuron
dopaminergic di
substansia nigra
dopamine dilepas ke
striatum
Reseptor 5HT2A raphe menstimulasi peningkatan
pelepasan dopamin
• Serotonin yg terikat
reseptor 5HT1A dalam
raphe nucleus menginhibisi
pelepasan serotonin
• Dlm striatum: penurunan
pelepasan serotonin
reseptor 5HT2A pada
GABAergic dan neuron
dopaminergik tidak
dirangsang pelepasan
dopamin tidak dihambat
• Brainstem: mengurangi
pelepasan serotonin
reseptor 5HT2A pada
GABAergic interneuron
tidak dirangsang GABA
tidak dilepaskan
dopamin dapat dilepaskan
ke striatum.
Interaksi serotonin (5HT) dan dopamin (DA) pada
terminal axon
• Normal: 5HT
menginhibisi pelepasan
DA
• DA dilepaskan karena
tidak ada 5HT yang
menghentikan itu. Tidak
ada 5HT pada reseptor
5HT2A di neuron DA
nigrostriatum
• Pelepasan DA dihambat
oleh 5HT di jalur
dopamin nigrostriatal.
Ketika 5HT menempati
reseptor 5HT2A pada
neuron DA
menghambat
pelepasan DA, tidak
ada DA di sinaps
Serotonin 2A antagonis pada jalur nigrostriatal
• Dopamin
menginhibisi
pelepasan
prolactin dari sel
laktotroph di
kelenjar hipofisis
ketika ia terikat
dengan reseptor
D2
Serotonin menstimulasi prolaktin
• Serotonin (5HT)
merangsang
pelepasan
prolaktin dari sel-
sel hipofisis
lactotroph di
kelenjar hipofisis
ketika mengikat
reseptor 5HT2A
• Serotonin dan
dopamin memiliki
tindakan
pengaturan timbal
balik pada
pelepasan
prolaktin
Antipsikotik konvensional dan prolaktin
• Obat antipsikotik
konvensional
merupakan D2
antagonis dan
dengan demikian
melawan peran
inhibisi dopamin
pada sekresi
prolaktin dari
hipofisis
lactotroph obat
ini meningkatkan
kadar prolaktin
Antipsikotik atipikal dan prolatin
• Gambar ini
menunjukkan
bagaimana antagonis
5HT2A membalikkan
kemampuan antagonis
D2 untuk meningkatkan
sekresi prolaktin.
• Dopamin dan serotonin
memiliki peran regulasi
timbal balik dalam
pengendalian sekresi
prolaktin, salah satu
membatalkan yang lain.
• Merangsang reseptor
5HT2A membalikkan
efek stimulasi reseptor
D2, sebaliknya, blokade
reseptor 5HT2A
membalikkan efek
memblokir reseptor D2
Hipotesis ambang efek obat antipsikotik atipikal
• Kebanyakan antipsikotik atipikal,
okupansi reseptor D2 > 80% di
jalur mesolimbic diperlukan untuk
efek terapi, okupansi D2 > 80% di
dorsal striatum dikaitkan dengan
EPS, okupansi D2 > 80 % di
hipofisis dikaitkan dengan
hiperprolaktinemia
• Antipsikotik konvensional (murni
D2 antagonis ) diasumsikan bahwa
jumlah reseptor D2 yg sama
diblokir di semua area otak.
Namun, 5HT2A dan 5HT1A
antipsikotik atipikal dapat
menurunkan jumlah D2 antagonis
di striatum dorsal dan hipofisis
tetapi lebih besar di daerah limbik
dari nucleus accumbens, mungkin
80% ketika di nigrositratal dan
hipofisis okupansinya 60%
Ikatan 5HT2A dengan antipsikotik atipikal
mGluR2/3 berperan
sebagai autorseptor
untuk mencegah
pelepasan
glutamate. Akibatnya
jika reseptor ini
distimulasi dapat
memblok pelepasan
glutamate, sehingga
menurunkan aktifitas
pada reseptor
postsinaptik glutamat
Hipotesis abnormalitas sinyal glutamat pada
skizofrenia
Glutamat dilepaskan dari
pyramidal neuron
intrakortikal.
(1)Normalnya, reseptor
NMDA yang terikat disitu
dalam keadaan
hipofungsi, sehingga
mencegah efek glutamat
di reseptor tsb.(2)
Keadaan ini mencegah
GABA lepas dari
interneuron, sehingga
stimulasi reseptor α2
GABA pada akson pada
neuron glutamate lainnya
tidak terjadi. (3). Ketika
GABA tidak terikat di
reseptor α2 GABA pada
akonna, neuron pyramidal
tidak lagi terinhibisi dan
menyebabkan pelepasn
glutamate berlebihan ke
dalam korteks
Hipotesis mekanisme kerja agonis mGluR2/3 pada
skizofrenia
Reseptor metabotropic
glutamate 2/3 (mGIuR2/3)
adalah autoreseptor
presinaptik yang bekerja
untuk mencegah pelepasan
glutamate. Sehingga agonis
mGLuR2/3 dapat berfungsi
mengurangi pelepasan
glutamate yg berlebihan di
VTA. Akibatnya bisa
mencegah stimulasi
berlebihan jalur mesolimbic
dopamin
Hipotesis mekanisme kerja selective glycine
reuptake inhibitors (SGRI) pada skizofrenia