Fluida
Fluida
“FLUIDA”
PENGERTIAN FLUIDA
• Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas, plasma,
dan padat plastik. Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan
bentuk dan kemampuan untuk mengalir. Sifat ini biasanya dikarenakan
sebuah fungsi dari ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan geser
dalam ekuilibrium statik
DENSITAS FLUIDA
• Bunyi hukum Archimedes “Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair,
maka benda tersebut akan mendapat gaya yang disebut gaya apung (gaya
ke atas) sebesar berat zat cair yang dipindahkannya”.
Akibat adanya gaya apung, berat benda dalam zat cair akan berkurang. Benda yang diangkat dalam zat cair akan terasa lebih
ringan dibandingkan diangkat di darat. Jadi, telah jelas bahwa berat benda seakan berkurang bila benda dimasukkan ke dalam air.
Hal itu karena adanya gaya ke atas yang ditimbulkan oleh air dan diterima benda. Dengan demikian maka resultan gaya antara
gaya berat dengan gaya ke atas merupakan berat benda dalam air. Selanjutnya berat disebut dengan berat semu yaitu berat
benda tidak sebenarnya karena benda berada dalam zat cair. Benda dalam air diberi simbol WS. Hubungan antara berat benda di
udara (W), gaya ke atas (Fa) dan berat semu (Ws) adalah :
Ws = W-Fa
dengan:
Ws = berat benda dalam zat cair (Kg⋅m/s2)
W = berat benda sebenarnya (Kg⋅m/s2)
Fa = gaya apung (N)
dan besarnya gaya apung (Fa) dirumuskan sebagai berikut :
Fa = ρcair Vb g
dengan:
ρcair = massa jenis zat cair (kg/m3)
Vb = volume benda yang tercelup (m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
PERSAMAAN KONTINUITAS
• Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida
dalam dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum menurunkan hubungan, Anda harus
memahami beberapa istilah dalam aliran fluida. Garis aliran (stream line) diartikan
sebagai jalur aliran fluida ideal (aliran lunak). Garis singgung di suatu titik pada garis
memberikan kita arah kecepatan aliran fluida. Garis alir tidak berpotongan satu sama
lain. Tabung air adalah kumpulan dari garis-garis aliran.
• Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di
sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
• Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :
HUKUM BERNOULLI
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak seperti udara berkurang ketika
fluida tersebut bergerak lebih cepat. Hukum Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli, seorang
matematikawan Swiss yang menemukannya pada 1700-an. Bernoulli menggunakan dasar matematika
untuk merumuskan hukumnya.
Keterangan:
P = Tekananal (Pascal)
v = kecepatan (m/s)
p = massa jenis fluida (kg/m^3)
h = ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s^2)
Persamaan sebelumnya berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi
sebagai berikut:
• Aliran bersifat tunak (steady state)
• Tidak terdapat gesekan
Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:
PERSAMAAN POISEUILLE
• Kelajuan aliran tergantung dari sifat fluida, dimensi pipa, dan perbedaan tekanan di kedua ujung pipa. Jean Poiseuille
mempelajari tentang aliran zat alir dengan viskositas konstan dalam pipa dan tabung yang alirannya laminer. Dari studinya,
Poiseuille berhasil menjabarkan persamaan untuk Kelajuan Aliran yang dikenal dengan hukum Poiseuille, yaitu:
Q = (πr^4 (∆P))/8ɳLt
• Keterangan :
Q : kelajuan aliran (m/s)
Π : ‘pi’ ( 3,14 / 22/7)
r : jari-jari pipa atau tabung (m)
L : panjang pipa atau tabung (m)
ΔP : p1-p2 (N/m2) tekanan
ɳ : ‘eta’ koefisien viskositas ( Ns/m2)
• Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui saluran pipa
akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan
pangkat empat jari-jari pipa.
Jadi rumus diatas dapat dinyatakan :
volume/detik=tekanan/tahanan
VISKOSITAS
F=ηAxv/L
Keterangan:
F = Gaya (N)
A = Luas Keping yang bersentuhan dengan Fluida (m²)
v = Kelajuan Fluida
L = Jarak antar Keping
η = Koefisien Viskositas (Kg)
Besarnya gaya (F) yang dibutuhkan untuk dapat menggerakan suatu lapisan fluida ditentukan oleh kelajuan tetap
(v) untuk luas kepingyang telah bersentuhan dengan fluida (A) dan berjarak (L) dari keping yang diam. Selain itu,
nilai koefisien viskositas bisa berubah sesuai dengan perubahan temperatur dan apabila temperatur atau suhu naik
maka viskositas dalam zat cair akan turun dan di dalam gas akan naik dan begitu sebaliknya.
TEGANGAN PERMUKAAN
Y = F/d
d = 2L
Y = F/2L
Keterangan:
• Y = Tegangan Permukaan (N/m)
• F = Gaya (N)
• L = Panjang (m)
• d = tempat dimana gaya itu bekerja