Anda di halaman 1dari 44

Koagulasi-Flokulasi

Nama Kelompok : Kelas :


2B D3 Teknik Kimia
1. Adinda Sindi Estelita
2. Ferdi Saepulah
Matkul :
3. Melia Prak. Limbah
4. M Jundi U
5. Nurul Fiftah
6. Wiwin Sulistyo R
AIR LIMBAH (WASTE WATER)
Air Limbah adalah cairan buangan
yang berasal dari rumah tangga,
perdagangan, perkantoran
industry maupun tempat lain dan
biasanya mengandung bahan
atau zat yang dapat
membahayakan kesehatan atau
kehidupan manusia serta
mengganggu kelestarian
lingkungan hidup.
Karakteristik Air Limbah

FISIK KIMIA BIOLOGI


Karakteristik Fisik

Total Solid (TS) Bau Temperatur


Semua materi yang terisa Disebabkan oleh Mempengaruhi
dari proses evaporasi pada udara yang dihasilkan konsentrasi oksigen
suhu 103 – 1050C. pada proses dalam air.
Menyebabkan bangunan dekomposisi materi Semakin tinggi
pengolahan penuh dengan atau penambahan temperature makan
sludge dan tercipta kondisi substansi pada air kandungan oksigen
anaerob. limbah semakin berkurang
Karakteristik Fisik

Warna Kekeruhan
Perubahan warna Kekeruhan disebabkan oleh
disebabkan oleh zat organik, lumpur, tanah
dekomposisi bahan organik liat serta mikroorganisme.
dan penurunan jumlah Semakin keruh air limbah
oksigen. semakin besar kandungan
limbahnya.
Karakteristik Kimia
Jumlah bahan anorganik
Bersumber dari hewan,
meningkat sejalan dan
tumbuhan dan aktivitas
dipengaruhi asal air limbah. Gas yang umumnya
manusia.
Umumnya senyawa yang ditemukan dalam libah tidak
Terdiri dari unsur C, H, O, N
mengandung logam berat, asam diolah yaitu gas N2 , O2 , CH4 ,
yang menjadi karakterisitik
kuat dan basa kuat, senyawa H2S , NH3 , CO2
kimia yaitu karbohidrat,
fosfat, senyawa belerang dan
lemak, protein dan minyak.
senyawa nitrogen.

Bahan Organik Bahan Anorganik Gas


Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk
mengukur kualitas air terutama untuk
diminum.
Parameter yang digunakan adalah
banyaknya mikroorganisme yang
terkandung.
Dalam air limbah terkandung bakteri
yang berbahaya bagi kesehatan karena
dapat menimbulkan penyakit. Bakteri
yang digunakan sebagai indikator adalah
bakteri E-Coli.
Latar Belakang

 Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi


manusia
 Ketersediaan air baik secara kuantitas, kualitas, maupun
kontinuitas sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup
manusia
 Saat ini, di perkotaan, kualitas dan kuantutas air menurun
akibat pencemaran dan padatnya penduduk
 Koagulasi dan flokulasi merupakan salah satu cara
pengolahan air untuk menghilangkan zat-zat yang
berbahaya dalam air untuk menghasilkan air bersih yang
bisa digunakan manusia
Koagulasi

Koagulasi adalah Proses perubahan cairan atau larutan


menjadi gumpalan-gumpalan lunak baik secara
keseluruhan ataupun hanya sebagian
Penambahan zat kimia (koagulan) ke dalam air baku
dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar
partikel koloid
Koagulasi

Beberapa gaya yang menyebabkan stabilitas partikel,


yaitu:

1) Gaya elektrostatik yaitu gaya tolak menolak tejadi


jika partikel-partikel mempunyai muatan yang
sejenis.
2) Bergabung dengan molekul air (reaksi hidrasi).
3) Stabilisasi yang disebabkan oleh molekul besar
yang diadsorpsi pada permukaan.
Bahan Koagulan

Fe2(SO4)3
NaAlO2
Al2(SO4)3 Biasa digunakan
bersama kapur untuk
Bersifat sebagai menaikkan pH dan
Koagulan yang paling sering
dipakai karena harganya koagulan dan zat efektif pada air
relatif murah dan efektif alkali serta efektif beralkalinitas dan
untuk air baku kekeruhan menghilangkan kekeruhan tinggi
tinggi serta sangat baik
digunakan bersama zat zat warna
koagulan pembatu
Bahan Koagulan

Fe2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 → 2Fe(OH)3 + 3CaSO4 + 6CO2


Fe2(SO4)3

Al2 (SO4) 3 14.(3H2O) + Ca(HCO3) 2 → 2Al(OH) 3 + CaSO4 + 14H2O + 6CO2

Al2(SO4) Al2 (SO4) 3 14(3H20) + 3Ca(OH3) 2 → 2Al(OH) 3 + 3CaSO4 + 14H2O


3

6 NaAlO2 +Al2 (SO4).18H2O → 8 Al(OH)3 + 3Na2SO4 + 18H2O + 6CO2


2 NaAlO2 + CO2 + 3H2O → 2 Al(OH)3 + 3Na2CO3

NaAlO
2
REAKSI DENGAN
NAMA FORMULA BENTUK pH OPTIMUM
AIR

Aluminium sulfat,
Al2(SO4)3.xH2O
Alum sulfat, Alum, Bongkah, bubuk Asam 6,0 – 7,8
x = 14,16,18
Salum

NaAlO2 atau
Sodium aluminat Bubuk Basa 6,0 – 7,8
Na2Al2O4

Polyaluminium
Aln(OH)mCl3n-m Cairan, bubuk Asam 6,0 – 7,8
Chloride, PAC

Ferri sulfat Fe2(SO4)3.9H2O Kristal halus Asam 4–9

Ferri klorida FeCl3.6H2O Bongkah, cairan Asam 4–9

Ferro sulfat FeSO4.7H2O Kristal halus Asam > 8,5


Koagulasi
1. Destabilisasi koloid
 Adalah penetralan muatan partikel koloid menyebabkan
bergabungnya partikel-partikel koloid menjadi suatu agregat yang
besar dan mengendap
 Faktor yang menyebabkan terjadinya stabilisasi :
a. Gaya Elektrostatik : gaya tolak menolak antar partikel
b. reaksi hidrasi : partikel bereaksi dengan air
c. molekul besar yang diadsorpsi pada permukaan partikel

Partikel- partikel koloid mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses


solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi
di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel koloid tidak saling
bergabung
koagulasi
2. Penambahan bahan kimia

Menyebabkan destabilisasi
koloid sehingga membentuk
mikroflok
 Contoh : PAC (Poly
Alumunium Chloride),
Al2(SO4)3 (tawas), FeCl3
Koagulasi

3. Pengadukan cepat pada koagulasi


 tujuan : untuk menghasilkan turbulensi air sehingga dapat
mendispersikan bahan kimia yang akan dilarutkan dalam air

 Terdiri dari :

Pengadukan Pengadukan
mekanis hidrolis
Koagulasi

 Pengadukan cepat terdiri dari :


a) Pengadukan mekanis : metode pengadukan
menggunakan alat pengaduk berupa impell
Koagulasi

b) Pengadukan hidrolis : pengadukan yang memanfaatkan


gerakan air sebagai tenaga pengadukan.
Flokulasi

1. pembentukan dan pembesaran flok

 mikroflok berikatan dan menghasilkan flok yang lebih besar.


Pertumbuhan ukuran flok akan terus berlanjut dengan
penambahan flokulan atau polimer dengan bobot molekul
tinggi.
Flokulasi
2. Pengadukan lambat

 Tujuan pengadukan : menumbukkan partikel-partikel flok yang telah


terbentuk hingga menjadi suatu gumpalan yang cukup besar untuk
diendapkan.
Flokulasi

 Pengadukan mekanis : metode pengadukan


menggunakan alat pengaduk berupa impeller
Flokulasi

 Pengadukan hidrolis adalah pengadukan yang


memanfaatkan gerakan air sebagai tenaga pengadukan.
Contoh : baffle channel
Flokulasi

 Pengadukan pneumatic adalah pengadukan yang


menggunakan udara (gas)
Perbedaan
koagulasi dan
flokulasi
Perbedaan

Koagulasi Flokulasi

 Destabilisasi partikel koloid  Pembentukan dan pembesaran flok


 Pembubuhan bahan kimia: koagulan,  Dilakukan pengadukan lambat (slow m
misal: tawas ixing):
 Dilakukan pengadukan cepat (rapid mi  Pneumatis
xing):  Mekanis
 Hidrolis: terjunan atau hidrolik jump  Hidrolis
 Mekanis: menggunakan batang
pengaduk
Kelebihan koagulasi-flokulasi

Lebih cepat, efektif dan efisien


menghilangkan bahan-bahan
limbah dalam bentuk koloid,
dengan menambahkan koagulan

Memudahkan partikel-partikel
tersuspensi yang sangat lembut
dan bahan-bahan koloidal di
dalam air menjadi agregat
PROSES KOAGULASI-FLOKULASI

TAHAPAN SECARA FISIKA TAHAPAN SECARA KIMIA

PRINSIP pergerakan partikel-partikel koloid


PEMANASAN yang bermuatan ke elektrode dengan
ELEKTROFORESIS
muatan yang berlawanan.

PENGADUKAN
Koloid yang bermuatan negatif akan
PENAMBAHAN menarik ion positif (kation), sedangkan
PENDINGINAN KOLOID koloid yang bermuatan positif akan
menarik ion negatif (anion).

partikel koloid yang bermuatan negatif


PENAMBAHAN akan mengadsorpsi koloid dengan
ELEKTROLIT muatan positif (kation) dari elektrolit.
Dari adsorpsi diatas, maka terjadi
koagulasi.
PROSES KOAGULASI-FLOKULASI

Koagulasi-Flokulasi secara besar menjadi 2 tahap

PENAMBAHAN
PENGADUKAN
KOAGULAN
CAMPURAN
/FLOKULAN
Aluminium Sulfat Pengadukan Cepat
dan Polimer Pengadukan Pelan
MACAM PENGADUKAN

PENGADUKAN MEKANIS

metoda pengadukan menggunakan alat pengaduk berupa turbine impeller, propeller, atau paddle
impeller yang digerakkan dengan motor bertenaga listrik.

Pengadukan cepat horizontal Pengadukan lambat horizontal


MACAM PENGADUKAN

PENGADUKAN HIDROLIS

pengadukan yang memanfaatkan gerakan air sebagai tenaga pengadukan. Sistem pengadukan ini
menggunakan energi hidrolik yang dihasilkan dari suatu aliran hidrolik

Pengadukan cepat dengan terjunan Pengadukan lambat dengan baffle channel


MACAM PENGADUKAN

PENGADUKAN PNEUMATIC

pengadukan yang menggunakan udara (gas) berbentuk gelembung yang dimasukkan ke dalam air
sehingga menimbulkan gerakan pengadukan pada air. Injeksi udara bertekanan ke dalam suatu
badan air akan menimbulkan turbulensi, akibat lepasnya gelembung udara ke permukaan air.

Pengadukan lambat secara pneumatic


TAHAPAN PROSES KOAGULASI-FLOKULASI

Penambahan Penambahan Pengadukan lambat


Pengadukan cepat
koagulan flokulan
menyebabkan terbentuknya menggumpalkan partikel-
Terbentuknya partikel Mendispersikan jembatan, mengikat flok, partikel terkoagulasi
mikroflok koagulan dan memperkuat ikatannya serta berukuran mikro menjadi
mendorong terjadinya menambah berat flok sehingg partikel-partikel flok yang
tumbukan. a lebih besar.
meningkatkan rate
pengendapan flok
MEKANISME PROSES KOAGULASI-FLOKULASI

Electrostatic
Interparticle Physical
Charge
Bridging Enmeshment
Reduction
Koagulasi-Flokulasi

KOAGULASI
Koagulasi adalah proses penambahan zat kimia (koagulan) yang memiliki kemampuan untuk
menjadikan partikel koloid tidak stabil sehingga partikel siap membentuk flok (gabungan
partikel-partikel kecil).

FLOKULASI
Flokulasi adalah proses pembentukan dan penggabungan flok dari hasil koagulasi yang
menjadikan ukuran dan beratnya lebih besar sehingga mudah mengendap
Faktor Koagulasi
Penentuan Dosis Koagulan sesuai dengan jenis
koagulan yang dipakai, kekeruhan air baku, pH,
alkalinitas dan juga temperatur operasi.

Penentuan Dosis Rumus yang digunakan :


Koagulan Vv = Q x R s x (
100
) x 10-3
𝐶

Di mana :

Vv = dosis volumetric koagulan (lt / jam)

Q = laju alir baku (M3)

Rs = dosis koagulan yang diharapkan (ppm)

C = konsentrasi larutan koagulan (%)


Ex di Industri
PENGOLAHAN AIR LIMBAH TEKSTIL MELALUI PROSES
KOAGULASI – FLOKULASI DENGAN MENGGUNAKAN LEMPUNG
SEBAGAI PENYUMBANG PARTIKEL TERSUSPENSI

ada beberapa jenis limbah cair tekstil, salah


Latar Belakang satunya limbah yang berkarakteristik bening, proses
koagulasi - flokulasi tidak bisa diterapkan dengan
baik karena larutan yang bening miskin akan
partikel-partikel (materi) tersuspensi (pembentuk
koloid). Oleh karena itu, proses ini perlu dilakukan
secara bertahap yakni dengan terlebih dahulu
menaikkan kandungan partikel-partikel tersuspensi
melalui penambahan tanah lempung
Tujuan untuk menemukan dosis bahan kimia
(kapur, kaporit, tanah lempung, tawas) yang tepat
dalam mengolah air limbah tekstil guna
menurunkan intensitas kadar COD dan warna
sampai memenuhi baku mutu limbah agar aman
dibuang ke lingkungan

Karakteristik air limbah

Air limbah yang diolah memiliki karakteristik sebagai berikut: (i) pH = 8,3;
(ii) COD 615 mg/L, dan (iii) intensitas warna = 7000 PCU (platina cobalt
unit). Nilai pH limbah yang diolah masih memenuhi persyaratan,
sedangkan nilai COD limbah 76 kali di atas baku mutu maksimum
Proses yang terjadi
Penambahan masing-masing zat kimia
memiliki tujuan sebagai beerikut:
Kaporit
Kaporit merupakan zat kimia yang pertama
kali ditambahkan dan bertujuan untuk
memutus ikatan rangkap pada gugus fungsi
zat warna
Kapur
Penambahan kapur bertujuan untuk
menaikkan nilai pH karena kondisi basa akan
mengoptimumkan fung si koagulan tawas.
Lempung
Lempung bertujuan untuk memperkaya
partikel-partikel tersuspensi dalam limbah
karena limbah yang diolah secara fisik bersifat
bening (miskin partikel tersuspensi).
Tawas
Tawas berfungsi s ebagai koagulan yang
mengikat partikel-par tikel tersuspensi yang
berasal dari penamb ahan lempung sehingga
terjadi proses koagulasi dan flokulasi.
Penentuan Dosis

Penentuan Variabel tidak Variabel tetap


dosis awal tetap (g) (g)
Baku mutu limbah cair industr i
1. Kaporit - kaporit: - Kapur:0.5 tekstil dan batik yang diatur dalam
0.5; 1; 1. 5; 2. - Lempung: 1 Perda Prov insi Jawa Tengah No. 5
- Tawas: 1
2. Kapur - Kapur: - Kaporit :2 Tahun 2012. Dalam peraturan
0.1; 0.2; 0.3; - Lempung: 1 tersebut dicantumkan baku mutu pH
0.4. - Tawas : 1
3.Lempung - Lempung : - Kaporit : 2
yang aman adalah pada rentang 6
1.5; 2; 2. 5; 3. - Kapur:0.5 s.d 9 dan kandungan COD
- Tawas : 1 maksimum adalah 150 mg/L.
4. Tawas - Tawas: - Kaporit : 2
0.5; Sementara parameter warna belum
1;1.5 - Kapur: 0.5 diatur dalam peraturan ini
- Lempung: 1
PEMBAHASAN

Nilai COD terendah diperoleh Penurunan kadar COD tertinggi


pada dosis kaporit 2 g. Pada adalah saat penambahan kapur
dosis tersebut, COD turun hingga 0.5 g
mencapai 89%
Lempung yang digunakan te rmasuk Saat penambahan kapur, pH meningkat
dalam kategori liat berdebu dengan kom menjadi 11 hingga 12, nilai pH ini tidak
posisi sebagai berikut: (i) 14% pasir memenuhi baku mutu. Namun, pada
kasar; (ii) 2% pasir halus; (iii) 44% debu; penambahan tawas 1 g dan 1.5 g, pH air
dan (iv) 40% liat.. Kandungan COD limbah dapat diturunk an menjadi 8.5 dan
pada setiap variasi lempung memiliki 7.5. Berdasarkan penurunan COD dan
nilai yang sama, yakni turun menjad i 80 nilai pH akhir limbah, maka dosis optimum
mg/L tawas yang dipilih adalah 1 g
KESIMPULAN

✘ . Dengan demikian, dosis optimum untuk


pengolahan 500 mL air limbah dengan proses
koagulasi – flokulasi adalah:
2 g untuk dosis optimu m kaporit
0.3 g untuk dosis optimum kapur
1 g untuk dosis optimum lempung
1 g untuk dosis optimum tawas (a) Air limbah sebelum diolah
(b) Air limbah setelah diolah
Kemudian, dilakukan pengulangan pengolahan air
limbah sebanyak 3 kali de ngan menggunakan
dosis optimum dan diperoleh hasil yang
relatifsama dengan rata-rata kadar COD 130
mg/L, dan nilai pH 8.5

Anda mungkin juga menyukai