Anda di halaman 1dari 16

PNEUMONIA

ERISKA PRATIWI
20118012
Definisi
 Pneumonia adalah keradangan parenkim paru
dimana asinus terisi dengan cairan radang,
dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel
radang ke dalam interstitium, menyebabkan
sekumpulan gejala dan tanda khas biasanya
dengan gambaran infiltrat sampai konsolidasi
pada foto rontgen dada. Gejala/tanda tersebut
antara lain, demam, sesak napas, batuk
dengan dahak purulen kadang disertai darah
dan nyeri dada (Syahrir, 2008).
Klasifikasi Pneumonia

 Berdasarkan klinis dan epidemiologis:


 Pneumonia komunitas
 Pneumonia nosokomial
 Pneumonia rekurens
 Pneumonia aspirasi
 Pneumonia pd gangguan imun
Berdasarkan bakteri penyebab:
a. Pneumonia Bakteri/Tipikal.
b. Pneumonia Akibat virus.

Berdasarkan morfologis infeksi:


 Pneumonia lobaris,
 Bronkopneumonia,
 Pneumonia interstisial,
 Klasifikasi Berdasarkan Stadium
 Stadium I (4-12 jam pertama atau stadium
kongesti) : hiperemia
 Stadium II (48 jam berikutnya) : hepatisasi merah
 Stadium III (3-8 hari berikutnya) : hepatisasi
kelabu,
 Stadium IV (7-11 hari berikutnya) : stadium
resolusi,
Etiologi
 Bakteri
Steptococcus pneumoniae (pneumokokus), Streptococcus
piogenes, Staphylococcus aureus, Klebsiela pneumoniae,
Legionella dan lain-lain.
 Virus
Influenzae virus, Parainfluenzae virus, Respiratory,
Syncytial adenovirus, chicken-pox (cacar air), Rhinovirus,
Sitomegalovirus, Virus herpes simpleks, Virus insial
pernapasan, hanta virus dan lain-lain.
 Mikoplasma
Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus
maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya
 Protozoa
Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP).
 Fungi
jamur Aspergilus, Fikomisetes, Blastomises
dermatitidis, histoplasma kapsulatum dan lain-lain.
 Bahan Lain Non Infeksi
Aspirasi lipid, zat-zat kimia, polutan, allergen dan
radiasi.
Faktor Risiko

 Faktor risiko pada pneumonia sangat banyak


dibagi menjadi 2 bagian: (PDPI, 2003):
 Faktor yang berhubungan dengan daya tahan tubuh
 Faktor eksogen adalah :
 Pembedahan :
 Penggunaan antibiotik :
 Peralatan terapi pernapasan
 Pemasangan pipa/selang nasogastrik, pemberian
antasid dan alimentasi enteral .
 Lingkungan rumah sakit
Patofisiologi

 Patofisiologi
Manifestasi Klinis

 Menurut Muttaqin (2008) pada awalnya keluhan batuk


tidak produktif, tapi selanjutnya akan berkembang
menjadi batuk produktif dengan mucus purulen
kekuningan, kehijauan, kecoklatan atau kemerahan, dan
sering kali berbau busuk. Klien biasanya mengeluh
mengalami demam tinggi dan menggigil (onset mungkin
tiba – tiba dan berbahaya ). Adanya keluhan nyeri dada
pleuritis, sesak napas, peningkatan frekuensi
pernapasan, lemas dan nyeri kepala.
Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaan Fisik
 Gambaran radiologis
 Pemeriksaan labolatorium
Penatalaksanaan Pneumonia

 Menurut International Child Health (Review


Collaboration) (2012), tatalaksana pneumonia
pada anak yaitu :
 Terapi Antibiotik
 Terapi Oksigen
 Perawatan Penunjang
 Pemantauan
Komplikasi

 Pembentukan abses  Atelektasis

 Empiema Pneumotoraks  Komplikasi sistemik (meningitis)

 Gagal napas  Endokarditis Osteomielitis

 Pengorganisasian eksudat menjadi  Delirium


jaringan parut fibrotic  Asidosis metabolic
 Efusi pleura  Dehidrasi
 Hipoksemia  Bakterimia
 Pneumonia kronik  Pneumonia bakteri nekrotikan
Pencegahan Pneumonia

 Menghindarkan bayi atau anak dari paparan asap rokok,


pousi udara, dan tempat keramaian yang berpotensi
penularan.
 Menghindarkan bayi atau anak dari kontak dengan
penderita ISPA
 Membiasakan membarikan ASI
 Segera berobat
 Periksakan kembali jika dalam dua hari belum
menampakkan perbaikan.
 Imunisasi,
ASUHAN KEPERAWATAN

 Pengkajian
 Rencana Keperawatan dan implementasi

Anda mungkin juga menyukai