Pendahuluan
Latar Belakang
• Tonsilitis adalah perdangan pada tonsil palayina
yang merupakan cicin waldeyer.
• Penderita tosilitis -> pasien yang sering datang ke
pelayanan kesehatan
• Th 2010 di RSUP Dr. M djamil Padang subbagian
larfa ditemukan 465 dari 1110 kunjungan
• Dapat disebabkan virus dan bakter
• Terbagi atas akut dan kronik
• Perlu penatalaksaan yang medikamentosa dan
operatif yang tepat
Batasan Masalah
• Batasan maslah pada penulisan case report
session ini adalah definisi, etiologi,
epidimiologi, patogenesis, patofisiologi,
manifestasi klinis, tatalaksana dan komplikasi
dari tonsilitis
Metode Penulisan
• Penulisan makalah ini menggunakan metode
tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada
berbagai literatur, termasuk buku teks,
makalah ilmiah, dan jurnal.
Manfaat penulisan
• Penulisan makalah ini bertujuan untuk
menambah pengetahuan penulis dan
pembaca mengenai definisi, etiologi,
epidimiologi, patogenesis, patofisiologi,
manifestasi klinis, tatalaksana dan komplikasi
dari tonsilitis
Bab 2
tinjauan pustaka
ANATOMI TONSIL
ANATOMI TONSIL
Tonsil dibatasi oleh :
• Lateral : Muskulus konstriktor faring superior
• Anterior : Muskulus palatoglosus
• Posterior: Muskulus palatofaringeus
• Superior : Palatum mole
• Inferior : Tonsil lingual
PERDARAHAN TONSIL
Sistem Drainase Limfe
• Aliran getah bening dari daerah tonsil mengalir
menuju rangkaian getah bening servikal profunda
(deep jugular node) bagian superior di bawah
otot sternokleidomastoideus. Aliran ini
selanjutnya ke kelenjar toraks dan berakhir
menuju duktus torasikus.
• Tonsil hanya mempunyai pembuluh getah bening
eferan dan tidak memiliki pembuluh getah bening
aferen.
Persarafan Tonsil
Persarafan tonsil bagian atas mendapat sensasi
dari serabut saraf ke V melalui ganglion
fenopalatina dan bagian bawah dari saraf
glosofaringeus.
Imunologi Tonsil
Tonsil memiliki dua fungsi :
1. Menangkap dan mengumpulkan bahan asing
2. Tempat produksi antibodi
TONSILITIS
Definisi :
peradangan pada tonsil palatina yang
merupakan bagian dari cincin waldeyer.
Epidemiologi
ISPA
Tonsilitis
pada anak Tonsilitis Akut yg tidak diterapi
adekuat
Virulensi patogen
Imun rendah Tonsil
kuat
Tonsilitis
Manifestasi Klinis
Tonsilitis
Menjaga higiene
Edukasi
mulut
Tatalaksana
Non
Medikamentosa Tonsilektomi
medikamentosa
Keluhan Utama :
• Susah menelan yang semakin bertambah sejak ± 2
minggu yang lalu
Membran timpani
Tes garpu tala Schwabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa
kongenital
Rhinoskopi anterior
Lapang
Lokasi - -
Massa Bentuk - -
Permukaan - -
Warna - -
Konsistensi - -
Mudah digoyang - -
Pengaruh
Rinoskopi posterior
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Lapang
Ukuran
Edem
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
(sulit dinilai)
Lokasi - -
Massa Ukuran - -
Permukaan - -
Ukuran T3 T2
Perlengketan dengan
Tidak ada Tidak ada
pilar
Lokasi - -
Tumor Bentuk - -
Permukaan - -
Konsistensi - -
Kesan
Bentuk
Epiglotis Warna
Pinggir rata/tidak
Massa
Warna
Ariteniod Edema
Warna
Warna
Massa
Valekula Massa
Resume
Anamnesis :
• Susah menelan yang semakin bertambah sejak ± 2 minggu
yang lalu. Susah menelan telah dirasakan sejak 1,5 tahun
yang lalu, hilang timbul, dan belum mengganggu aktivitas
• Nyeri menelan 2 minggu yang lalu. Riwayat nyeri menelan
ada saat demam sejak 1,5 tahun yang lalu.
• Rasa mengganjal di tenggorok yang semakin
dirasakan 2 minggu yang lalu. Rasa mengganjal
sudah dirasakan sejak 1,5 tahun yang lalu
• Riwayat demam berulang ada, tidak tinggi
• Riwayat mendengkur saat tidur ada
• Mulut berbau ada
• Riwayat batuk pilek berulang ada
• Nafsu makan menurun sejak 2 minggu yang lalu,
disertai penurunan berat badan dalam 2 minggu
terakhir
• RSUD lubuk basung pasien dirawat selama 4 hari
• Gosok gigi 2x sehari
Pemeriksaan fisik:
• Telinga
– AD : liang telinga cukup lapang, serumen ada, warna
kuning kecokltana, lunak, jumlah sedikit, MT utuh , RC +,
tes penala normal.
– AS : liang telinga cukup lapang, serumen ada, warna
kuning kecokltana, lunak, jumlah sedikit, MT utuh , RC +,
tes penala normal.
• Hidung
– KND : kavum nasi cukup lapang, sekret tidak ada, KI
eutrofi, KM eutrofi, septum tidak ada deviasi
– KNS : kavum nasi cukup lapang, sekret tidak ada, KI
eutrofi, KM eutrofi, septum tidak ada deviasi
• Tenggorok : arkus faring simetris, uvula ditengah,
tonsil T3-T2, permukaan tidak rata, muara kripti
melebar, detritus tidak ada
Prognosis :
• Qou Ad Vitam : Bonam
• Qou Ad Sanam :Bonam
Edukasi
• Hindari makanan dan minuman yang mengiritasi
• jaga higienitas mulut dengan menggosok gigi 2x sehari
dengan benar
Bab 3
DISKUSI
Dari anamnesis di dapatkan keluhan utama
susah menelan yang semakin bertambah sejak
2 minggu yang lalu.
BEBERAPA PENYAKIT YANG DAPAT
MENYEBABKAN NYERI MENELAN
• Tonsilitis kronik
• Refluks laringofaringeal
• Akalasia
• Esofagus korosif
• Benda asing di esofagus
• Tumor esofagus
Pada refluks laringofaringeal biasanya sulit
menelan, rasa mengganjal di tenggorok serta
disertai adanya keluhan sesak, rasa tercekik,
rasa panas di dada dan adanya riwayat batuk
pada saat setelah makan dan berbaring.
Pengaruh
cuaca
Pengobatan tonsilitis
Kelelahan fisik
akut yang tidak adekuat
Pada pasien ini faktor predisposisi yang
ditemukan adalah beberapa jenis makanan
dan pengobatan tonsilitis yang tidak adekuat.
Diagnosis bandingnya adalah recurent tonsilitis
dimana diagnosis tersebut ditegakkan
berdasarkan dengan pemeriksaan histologi
dan klinis membaik.
• pada pasien ini diberikan antibiotik dan
antipiretik
• Pemeriksaan anjuran adalah kultur dan tes
sensitivitas untuk mendapatkan obat yang
sesuai dengan agen patogen penyebab agar
pengobatan adekuat.
• Pada pasien tersebut di anjurkan untuk
melakukan tindakan pembedahan yaitu
Tonsilektomi.