Seorang perempuan 19 tahun - KU : Sakit berat, compos mentis datang ke UGD RS dengan keluhan - Oedem anasarka bengkak seluruh badan sejak 3 hari - TTV : TD 150/100mmHg, Nadi 100x/m, RR yang lalu. 28x/m, suhu 36oC. - Konjungtiva pucat, JVP 5-2cm H2O, BJ I-II reguler, - murmur, -gallop, paru redup ics IV • Hasil anamnesis : kebawah kanan;kiri, vesikuler melemah ics - Pasien mengeluh bengkak pd IV kebawah kanan;kiri, abdomen buncit, seluruh wajah, tangan dan kaki striae +, shifting dullness+, BU+ Normal, - Sesak, mual, sakit kepala ekstremitas oedem+. terutama dibagian tengkuk. • Hasil pem.lab: - Hemoglobin 9g/Dl, leukosit 5000, trombosit - Kencingnya semakin sedikit dan 200.000, UL protein+++, jarang - Sedimen : lekosit 15-20/LPB, eritrosit 20- - Riwayat radang tengorokan 25/LPB, Silinder berbutir cast +5-6/LPK disangkal Struktur makro ginjal Pemeriksaan penunjang • Urinalisi : proteinuria, hematuria, dan adanya silinder eritrosit. • Lab : kadar kreatinin dan ureum darah meningkat • Imunoserologi : titer ASTO meningkat (75-80% kasus) kadar komplemen C3 menurun (pada minggu pertama) • USG : Ginjal > serta terdapat fibrosis • Biopsi ginjal Diagnosis Kerja Sindrom nefritik ec rapidly Progressive Glomerulonefritis
• Sindrom nefritik merupakan sekumpulan gejala klinis:
hematuria, oliguria, azotemia, dan hipertensi, proteinuria dan edema. • Reaksi inflamasi pada sindrom nefritik mencederai dinding kapiler. • Terjadi penurunan GFR dan terjadi oliguria, retensi cairan, dan azotemia. • Penyakit yang tergolong dalam sindrom nefritik antara lain adalah glomerulonefritis progresif cepat dan glomerulonefritis kronik.1 Glomerulonefritis Progresif Cepat (rapidly progressive glomerulonephritis/RPGN)
Sindrom ini diklasifikasikan menjadi 3 tipe (berdasarkan temuan
imunologik), yaitu: • Tipe I (anti-Glomerular Basement Membrane) • Tipe II (kompleks imun) • Tipe III (Pausi-imun) terkait ANCA (anti-neutrophil cytoplasm antibody) Morfologi : glomerulonefritis progresif cepat adalah: • Ginjal membesar dan pucat, sering dengan perdarahan dan ptekie di permukaan korteks. • Pada glomerulus terdapat nekrosis, trombosis fokal, proliferasi endotel, dan proliferasi mesangium. • Gambaran khas berupa struktur “bulan sabit” (crescent) PATOFISIOLOGI • kelainan ginjal pada GN akut disebabkan oleh pembentukan imun kompleks yg terdeposisi di glomerulus.
• Pada kelainan glomerulus primer, sel mesangial dan sel ep.
Glomerulus mengekspresikan epitot yg menyerupai protein imunogenik yg dibuat di tempat lain di dalam tubuh
• GN infeksi berat bakteri, virus, parasit dapat secara langsung
menginfeksi ginjal dengan menciptakan antigen sendiri
• Pada penyakit inflamasi sistemik, proses imflamasi meluas
keginjal menyebabkan jejas ke glomerulus sekuder. • Pada GN akut terjadi perubahan struktural dan fungsional yang bersifat lokal atau global secara difus atau segmental :
1.Proliferasi sel (endotel,mesangial,dan sel epitel)
2. Ploriferasi dapat terjadi endokapiler (dlm kapiler glomerulus) atau ekstrakapiler (dlm ruang bowman) 3. Ploriferasi leukosit, dimana ditandai dengan adanya neutrofil dan monosit dlm lumen glomerulus 4. Penebalan membran basal glomerulus 5. Hialinisasi atau sklerosis, menandakan jejas sudah ireversibel
• Kerusakan struktur tersebut menyebabkan perubahan fungsional
yg ditandai dengan timbulnya : proteinuria, hematuria, reduksi laju filtrasi glomerulus, dan adanya eritrosit serta silinder eritrosit. • Manifestasi lanjut adalah hipertensi atau edema akibat retensi air dan garam. Manifestasi Klinis Patofisiologi Penatalaksanaan Glomerulonefritis akut Malaise 1.Potensial Infeksi Istirahat 3-4 minggu, post streptococcus Letargia (streptokokus A)vasospasme Pemberian penicillin Reaksi imunologis Demam pembulu darahhipertensi, pada fase akut, Asupan Akibat infeksi kuman Nyeri perut dan 2. Reaksi anti gen dan rendah garam dan streptococcus β group A pinggang antibodiploriferasi sel dan rendah protein, Bila Oedem kerusakan glomerulusGFR anuria 5-7 hari : Hipertensi menurun dan kerusakan kapiler Hemodialisis: Reserpin Oliguria 0.07mg/kgBB IM, Hematuria Furosemid IV 1mg/kgBB 5-10 menit
g/hari, membran basal glmerulus dan loop diuretic dan Hipoalbuminemia sel podosit tiazid 2x sehari <3g/dl -Hipoalbuminemia: terjadi Edema anasarka mekanisme kompensasi oleh - ACE atau ARB Hiperlipidemia hepar dengan meningkatkan sebagai anti Hepatomegali sintesis albumin. proteinnuria Hipertensi -Edema : karena rendahnya Mual muntah kadar albumin dan defek - Statin untuk Oliguria , sekresi natrium hiperlipidemia lemas,urin -Hiperlipidemia : peningkatan berbusa. sintesis LDL,VLDL;LP(a) oleh hepar, hilangnya HDL melalui urin. Epidemiologi - Data perhimpunan nefrologi indonesia (pernefri) menunjukkan GN sebagian penyebab PGTA yang menjalani hemodialisis mencapai 39% pd tahun 2000. data mengenai GN masih terbatas dari masing-masing pusat ginjal dan hipertensi. - Sidabutar RP dan kawan melaporkan 177 kasus GN yg dilakukan biopsi ginjal didapatkan GN progresif cepat 15.3 % dengan hematuria. Komplikasi Pada GN dengan gejala SN yang disertai proteinuria masif menyebabkan hipoalbuminemia dan kadar kolesterol tinggi dalam darah Pencegehan - Primer: tidak dapat dilakukan karena etiologi GN secara pasti tidak diketahui. - Sekunder : ditujukan untuk menghambat progresivitas penyakit - Tersier : untuk mencegah kecacatan atau menghambat masuknya keprogram pengobatan pengganti ginjal.
Prognosis Buruk. Glomerulonefritis sering tidak dapat pulih kembali sehingga
menyebabkan fibrosisi glomerulus akibat proses inflamasi.