Anda di halaman 1dari 13

RAMBU

UKUR

THEODOLIT WATERPASS
RAMBU UKUR

Rambu ukur adalah alat bantu dalam


pengukuran jarak optis maupun beda
tinggi yang bentuk fisiknya berupa
mistar dengan panjang (pada
umumnya) tiga meter atau enam meter,
berskala di dua sisi—sisi kanan dan sisi
kiri dan bercat hitam putih atau merah
putih.
Bak/rambu ukur didesign dengan tanda
yang bila diperhatikan merupakan garis-
garis yang tersusun setiap interval 1
cm.
Setiap 10 cm selalu diberi tanda yang
berbeda untuk mempermudah
membacanya.
Setiap 100 cm selalu diberi warna khas
agar dapat dibedakan dengan yang lain.
Pembacaan rambu ukur terdiri dari
empat unit bacaan: meter,
decimeter, centimeter dan milimeter
(dalam waterpas teliti unit bacaan
sampai dengan micro meter).
bacaan meter sampai dengan
centimeter ditunjukkan pada skala
rambu sedangkan tingkat
milimeternya didasarkan oleh
perkiraan (estimasi) pengukuran
terhadap posisi benang silang :
- Benang atas (BA)
- Benang tengah (BT)
- Benang bawah (BB)
Cara membaca rambu ukur

1. Memperhatikan angka nol


2. Memperhatikan dua angka pertama yang
tertera.
3. Cara penulisan :
 00 10 dicatat 0010
 00 50 dicatat 0050
 01 20 dicatat 0120
 01 20 dicatat 0120
 01 69 dicatat 0169
 02 02 dicatat 0202 Ingat!
Untuk digunakan dalam perhitungan maka Setiap kotak (interval garis)
nilai yang didapat harus dikonversikan, memiliki nilai satu.
Bila tidak pas dengan garis
seperti : 0169 berarti 0169 mm atau 0,169
maka kita harus
m. (169 : 1000  mm dijadikan m) memperkirakan intervalnya.
Cara menghitung bacaan benang

1. BA = ........ (tulis terlebih dahulu 24 ...)


BT = .........(tulis terlebih dahulu 22....)
BB = .........(tulis terlebih dahulu 20....)
2. Perkirakan dengan baik nilai pada
posisi benang (BA,BT,BB). Jadi :
 BA = 2441
 BT = 2243
 BB = 2049
3. Jika nilai yang dimasukkan benar
maka:

KET : Benang atas (BA) BA + BB


= BT
Benang tengah (BT) 𝟐
Benang bawah (BB)
Atau paling tidak mendekati dan selisihnya
tidak lebih dari 0002.
THEODOLIT

Theodolit adalah suatu alat yang


digunakan dalam teknik sipil bangunan
yang dirancang khusus untuk
mengukur sudut yakni sudut tegak
yang disebut sudut vertical dan sudut
mendatar yang disebut sudut
horizontal.
Sudut vertikal dan sudut horizontal
Sta A
BM

Langkah pengukuran
1. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan serta periksa kelengkapannya.
2. Set up teodolit di atas suatu titik yang anda pilih hingga alat tersebut
memenuhi persyaratan untuk pengukuran.
3. Membidikkan teropong pada posisi BIASA pada suatu sebuah titik A,
catat lingkaran vertikalnya, gambarkan posisi rambu dan posisi benang-
benangnya (BA, BT, dan BB)
4. Membuat teodolit dalam posisi LUAR BIASA, bidikan kembali ke titik A
serta catat lingkaran vertikalnya, gambarkan posisi rambu dan posisi
benang¬benangnya (BA, BT, dan BB)
5. Melakukan langkah 3, dan 4 pada titik B , dan C.
Apabila target pengukuran menggunakan prisma/reflector, maka tinggi
prisma harus tercatat. Dan tinggi prisma merupakan pengganti dari
bacaan benang tengah (BT). Tinggi prisma = benang tengah

Apabila target pengukuran bak/rambu ukur maka kita harus membaca


ketiga benang tersebut (BA, BT, dan BB).
- Benang tengah digunakan untuk mengukur beda tinggi atau ketinggian
- Benang atas dan bawah digunakan untuk menghitung jarak
WATERPASS

Waterpass merupakan alat ukur optis untuk mengukur beda tinggi.


Pengukuran sipat datar profil banyak digunakan dalam perencanaan suatu
wilayah.
Pengukuran ini terbagi menjadi dua macam, yaitu :
- profil memanjang
- profil melintang.
Cara Pengukuran Profil Memanjang
1. Menempatkan alat sipat datar diatas
patok (A).
2. Melakukan centering, sehingga alat
tepat di atas titik A.
3. Gelembung nivo ketengahkan dengan 3
skrup klap.
4. Mengukur tinggi alat diatas patok.
Profil memanjang tampak atas
5. Membidik rambu pada titik 1 kemudian
baca BA, BT dan BB.
6. Menghitung d (jarak) dari alat ke
rambu, d=(BA-BB).100
7. Melakukan hal yang sama (v, vi, vii)
pada setiap titik relief (ii, iii, dst) ini
pada seksi AB, untuk pengukuran pada
seksi BC, maka alat bisa dipindahkan
pada titik B.
8. Melakukan urut-urutan dari nomor i s/d
vii.
9. Hitungan : H1 = HA+∆HA1 H2 = HA+∆HA2
Hn = HA+∆HAn
Cara Pengukuran Profil Melintang
1. Menempatkan alat di atas titik A.
2. Melakukan centering.
3. Gelembung nivo ketengahkan
dengan 3 skrup klap.
4. Mengukur tinggi alat diatas
patok.
5. Membidik rambu diatas titik 1.
Baca BA, BT dan BB.
6. Menghitung jarak optis dari alat
Arah Potongan Melintang ke rambu 1, d =(BA-BB).100
7. Melakukan hal yang sama
(v,vi,vii) pada titik-titik 2, 3, 4 dan
seterusnya sebagai titik-titik
relief.
8. Demikian juga point 1 s/d 8
dilakukan pada setiap potongan
melintang
PATRINA SARI
31115035 - 1B GEDUNG

Anda mungkin juga menyukai