NEGARA
Huala Adolf
Pengertian
1. “Kekuasaan tertinggi (Summa Potestas) negara atas
wilayahnya”.
2
Prinsip Kepemilikan
I. Prinsip Efektivitas.
Kepemilikan negara atas suatu wilayah ditentukan oleh
berlakunya secara efektif peraturan hukum nasional di wilayah
tersebut. Indikator untuk mengetahui apakah suatu peraturan
efektif adalah ditaati dan dilaksanakannya peraturan hukum
nasional di suatu wilayah.
-> The control of the territory);
-> adanya pelaksanaan fungsi-fungsi negara di wilayah
tersebut secara damai (peaceful exercise of the functions of a
state).
ii. Prinsip Uti Possidetis.
Batas-batas wilayah suatu negara baru akan mengikuti batas-
batas wilayah dari negara yang mendudukinya.
3
ASAL MUASAL KONSEP KEDAULATAN
THE KING CAN DO NO WRONG
Hal yang mengurangi konsep
kedaulatan Raja/Negara?
1. Konstitusi
2. HAM
3. Negara masuk ke dalam
perniagaan
4. Lingkungan/Alam
5. Kewenangan ‘lembaga2 khusus’
internasional
4
CARA-CARA MEMPEROLEH WILAYAH
I. Pendudukan (Occupation)
II. Penaklukan (Annexation)
III. Akresi (Accretion/Avulsion)
IV. Preskripsi (Prescription)
V. Cessi (Cession)
VI. Plebisit (Plebiscite)
VII. Putusan Pengadilan/Arbitrase (Ajudikasi)
5
I. Pendudukan (Occupation)
-> Pendudukan terhadap terra nullius, yaitu
wialyah yang bukan dan belum pernah dimiliki
oleh suatu negara.
6
II. Penaklukan (Annexation)
Merupakan bentuk pemilikan suatu
wilayah berdasarkan kekerasan
(penaklukan)
Larangan penggunaan kekerasan
Briand-Kellogg Pact
Piagam PBB 1945
7
III. Akresi/Avulsion
Accretion (Akresi)
Cara perolehan suatu wilayah baru melalui proses
alam (geografis)
Misalnya: pembentukan pulau di mulut sungai,
avulsion (akibat dari letusan vulkanik)
Plebicite (Plebisit)
Pengalihan suatu wilayah melalui pilihan
penduduknya
Dilaksanakan lewat pemilihan umum/ referendum
Merupakan pencerminan dari prinsip self-determi-
nation (the East Timor Case, Portugal v.
Australia, 1995)
8
IV. Preskripsi (Prescription)
-> cara pemilikan suatu wilayah yang diduduki
suatu negara dalam jangka waktu lama dengan
sepengetahuan dan tanpa keberatan dari
pemiliknya.
9
V. Cessi
10
Bongaya
Agreement
1667
Agreement between
Sultan Hasanuddin
with Governor
General Cornelis
Speelman. After
Markasar war which
is Markasar had to
admit VOC's
sovereignty and give
up the Bone, Flores
and Sumbawa
territory.
Source: National Archive
of Indonesia
KEDAULATAN TERITORIAL ATAS WILAYAH DARAT
12
VI. Plebisit (Plebiscites)
-> cara pemilikan suatu wilayah berdasarkan
keinginan atau kehendak penduduknya
biasanya setelah diadakannya pemilihan,
referendum atau cara-cara lainnya yang dipilih
penduduknya.
13
VII. Putusan Pengadilan/Arbitrase
-> cara pemilikan suatu wilayah berdasarkan
putusan suatu pengadilan. Biasanya didahului
oleh adanya sengketa di antara dua negara
atau lebih mengenai status suatu wilayah.
14
KEDAULATAN TERITORIAL ATAS WILAYAH LAUT
Sejarah perkembangan hukum laut internasional
Runtuhnya Kerajaan Romawi
Mare Liberum (Grotius) v. Mare Clausum (Selden)
Pendapat Pontanus
Konferensi Kodifikasi Den Haag, 1930
Laut Teritorial
Hak lintas damai
Jurisdiksi negara pantai di laut teritorial
Pengejaran seketika (hot pursuit)
Konferensi Hukum Laut I menghasilkan 4 Konvensi
Jenewa 1958
Konvensi tentang Laut Teritorial dan Jalur Tambahan;
Konvensi tentang Laut Lepas; Konvensi tentang Landas
Kontinen; Konvensi tentang Perikanan dan Perlindungan
Sumber Kekayaan Hayati di Laut Lepas
Konferensi Hukum Laut II, 1960
15
LEGAL REGIMES OF THE OCEANS AND
AIRSPACE
8/9/01 42
KEDAULATAN TERITORIAL ATAS WILAYAH LAUT
Laut Teritorial
Selat
Jalur Tambahan
Landas Kontinen
Laut Lepas
18
FIVE FREEDOMS OF THE AIR
19
TERIMA KASIH
20
.
.
21