Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BUKU SAKU
IRIGASI
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
The most precious gift
you can give to others is
your time and attention
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas rahmatnya Buku Saku
Irigasi 2018 telah selesai di susun. Penyusunan Buku Saku Irigasi 2018 adalah
untuk bahan informasi tentang irigasi dan kegiatan yang ada di Bidang
Pendayagunaan Sumber Daya Air, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
sehingga dapat menambah informasi kepada staf Asisten Deputi Infrastruktur
Sumber Daya Air. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan Buku Saku Irigasi 2018 ini dari awal
sampai akhir.
SUNGAI
PERDESAAN
BENDUNG /
BANG.
RAWA PENGAMBILAN JARINGAN
IRIGASI
PERKOTAAN
PANTAI
WADUK / PERINDUSTRIAN
AIR EMBUNG
HUJAN WATER
SUMUR AIR TREATMANT
TANAH PLAN RUMAH
MATA AIR/
(WTP) TANGGA
AIR TANAH
Pengertian
Irigasi
usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi
rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak
(PP Irigasi Nomor 20 Tahun 2006)
3
Sistem Irigasi
Sumber air diambil dari air Memanfaatkan peristiwa Biaya eksploitasi besar,
yang ada di permukaan burni pasang-surut air laut. Air sumber air dapat diambil dari
(sungai, waduk dan danau di genangan yang berupa air sungai atau air tanah.
dataran tinggi). Pengaturan tawar dari sungai akan Sistem irigasi ini
dan pembagian air irigasi menekan dan mencuci dipertimbangkan, apabila
menuju ke petak-petak yang kandungan tanah sulfat pengambilan secara gravitatif
membutuhkan, dilakukan masam dan akan dibuang ternyata tidak layak dari segi
secara gravitatif pada saat air laut surut ekonomi maupun teknik
Hidrologi
Makin banyak curah hujan, makin sedikit kebutuhan air tanaman, hal ini
dikarenakan hujan efektif akan menjadi besar.
Klimatologi
Tanaman tidak dapat bertahan dalam cuaca buruk. Dengan memperhatikan
keadaan cuaca dan cara pemanfaatannya, maka dapat dilaksanakan penanaman
tanaman yang tepat untuk periode yang tepat dan sesuai dengan keadaan tanah.
Tekstur tanah
Tanah yang baik adalah tanah yang mudah dikerjakan dan bersifat produktif serta
subur. Tanah yang baik akan memberikan kesempatan pada akar tanaman untuk
tumbuh dengan mudah, menjamin sirkulasi air dan udara serta baik pada zona
perakaran dan secara relatif memiliki hara dan kelembaban tanah yang cukup.
Sumber : Sidharta, 1997
5
Air Banyak
Padi - Padi - Palawija
Contoh
Pola Air Cukup
Tanam Padi - Padi – Bera*
Padi - Palawija - Palawija
(1 tahun)
Air Kurang
Padi - Palawija – Bera
Palawija - Padi - Bera
*Bera adalah tanah yang dibiarkan tidak ditanami agar kembali kesuburannya Sumber : Sidharta, 1997
6
Sistem
Golongan
Pada saat-saat dimana air
tidak cukup untuk memenuhi Timbulnya komplikasi
Berkurangnya kebutuhan
kebutuhan air tanaman sosial
dengan pengaliran menerus, pengambilan puncak
Eksploitasi lebih rumit
maka pemberian air tanaman Kehilangan air akibat
dilakukan secara bergilir. Kebutuhan pengambilan
ekspoitasi sedikit lebih
Dalam sistem pemberian air bertambah secara
secara bergilir ini, permulaan tinggi
berangsur-angsur pada
tanam tidak serentak, tetapi Jangka waktu irigasi
awal waktu pemberian air
bergiliran menurut jadwal untuk tanaman pertama
irigasi (pada periode
yang ditentukan, dengan lebih lama, akibatnya
maksud penggunaan air lebih penyiapan lahan)
lebih sedikit waktu
efisien. Sawah dibagi tersedia untuk tanaman
menjadi golongan-golongan
kedua
dan saat permulaan
pekerjaan sawah bergiliran Daur/siklus gangguan
menurut golongan masing- serangga, pemakaian
masing insektisida
Sumber : Sidharta, 1997
7
Jalan usaha tani Tidak ada Hanya sebagian areal Ada keseluruhan areal
Permukaan tanah
pemberian air irigasi melalui permukaan tanah
Pancaran
cara pemberian air irigasi dalam bentuk pancaran dari suatu pipa berlubang yang
tetap atau berputar pada sumbu vertikal. Air dialirkan ke dalam pipa dan areal diairi
dengan cara pancaran seperti pemancaran pada waktu hujan
Tetesan
pemberian air melalui pipa, dimana pada tempat-tempat tertentu diberi
perlengkapan untuk jalan keluarnya air agar menetes pada tanah
I – Investigation (Penyelidikan)
C – Construction (Pelaksanaan)
O – Operation (Operasi)
M – Maintenance (Pemeliharaan)
Sumber : KP 01 – Jaringan Irigasi, 2013
10
Anjuran Pemakaian
Bangunan Ukur Untuk mengatur dan
mengukur aliran dipakai alat
ukur Romijn atau jika fluktuasi
di saluran besar dapat dipakai
alat ukur Crump-de Gruyter.
Di petak-petak tersier kecil
disepanjang saluran primer
dengan tinggi muka air yang
Pintu Romijn dan pintu bervariasi dapat
Crump-de Gruyter dipakai dipertimbangkan untuk
untuk mengukur dan mengatur memakai bangunan sadap
aliran. Bila debit terlalu besar, pipa sederhana, di lokasi yang
Untuk aliran besar alat ukur maka alat ukur ambang lebar petani tidak bisa menerima
ambang lebar dipakai untuk dengan pintu sorong atau bentuk ambang sebaiknya
pengukuran dan pintu sorong radial bisa dipakai seperti dipasang alat ukur parshall
atau radial untuk pengatur untuk saluran primer atau cut throat flume.
4.8 Juta Ha
SAWAH
8.1 Juta Ha
SAWAH
9.1 Juta Ha
BERIRIGASI
(4.8jt Ha)
LUAS BAKU
SAWAH IRIGASI
TADAH HUJAN LUAS SAWAH
(3.3jt Ha) (Permen BERIRIGASI =
PUPR LUAS IRIGASI
LUAS
LUAS LAHAN PERTANIAN
11.8 Juta Ha
5.2 Juta Ha
LADANG/HUMA
14.2 Juta Ha
4
3.38
95% produksi
3
2.41 beras Indonesia
2 berasal dari
lahan-lahan
1 beririgasi.
0
1915 1939 1998 2005 2010 2016
Sumber: BAPPENAS, diolah dari Irigasi Kelembagaan dan Ekonomi, Effendi Pasandaran & Donald C. Taylor (1988),
FAOSTAT (2016) dan Kementerian PU (2010)
14
perlu menjaga
7,105,144 luas lahan untuk
produksi pangan,
mengacu pada
angka
pertumbuhan
penduduk yang
butuh pangan.
Audit lahan 2012 Luas lahan sawah (BPS Kepmen ATR/BPN 2018
Kementerian Pertanian 2015)
15
97% 99.67%
91%
83% 84% 85% 86%
81% 80% 81% 83% 82%
78% 79%
72% 74%
71%
66% 66%
62%
58%
62% 60% 59% Rata-rata
54% 56%
52% Nasional
36%
30%
27%
23%
18%
14%
11% 9%
Indonesia
Indonesia
Banyak daerah dengan proporsi sawah beririgasi cukup tinggi namun produktivitas sawah rendah
indikasi kerusakan irigasi
Sumber : Asdep Infrastruktur Sumber Daya Air, Kemenko Perekonomian (2018)
18
14,000,000
12,000,000
10,000,000
Ha
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
-
2007 (ATAP) 2008 (ATAP) 2009 (ATAP) 2010 (ATAP) 2011 (ARAM II)
Jawa 5,670,947 5,742,270 6,093,603 6,358,521 6,519,771
Luar Jawa 6,476,690 6,585,155 6,789,973 6,894,929 7,046,827
Indonesia 12,147,637 12,327,425 12,883,576 13,253,450 13,566,598
Sumber: BPS
19
70.00
60.00
kuintal/Ha
50.00
40.00
30.00
20.00
2007 (ATAP) 2008 (ATAP) 2009 (ATAP) 2010 (ATAP) 2011 (ARAM II)
Jawa 53.72 56.33 57.24 57.21 56.49
Luar Jawa 41.21 42.49 43.47 43.65 44.32
Indonesia 47.05 48.94 49.99 50.15 50.17
Sumber: BPS
20
70,000,000
60,000,000
Ton
50,000,000
40,000,000
30,000,000
20,000,000
2007 (ATAP) 2008 (ATAP) 2009 (ATAP) 2010 (ATAP) 2011 (ARAM II)
Jawa 30,466,339 32,346,997 34,880,131 36,374,771 36,831,357
Luar Jawa 26,691,096 27,978,928 29,518,759 30,094,623 31,230,358
Indonesia 57,157,435 60,325,925 64,398,890 66,469,394 68,061,715
Sumber: BPS
21
175.1 27.7
516.2
141
BARU 25% POTENSI
SUMBER DAYA AIR YANG
Termanfaatkan SUDAH DIMANFAATKAN Pertanian
Industri
Belum dimanfaatkan
Domestik
Sumber: Puslitbang SDA (2012) dan Roadmap CC Water Sector (2011)
22
Sumber: BalitbangSDA
RAN-GRK* INDC*
2020 2030
1,4% 26% 8,9% 29%
• Perubahan lahan terutama di daerah hulu (hutan) Dari intervensi kebijakan yang direncanakan saat ini
yang berakibat terhadap berkurangnya sumber- untuk menurunkan emisi GRK pada tahun 2020 dan
sumber air, kondisi ini terjadi di Pulau Jawa dan Bali; 2030 belum memenuhi target 26% dan 29%. Untuk itu,
• Pembukaan lahan-lahan pertanian baru di daerah diperlukan penambahan bentuk intervensi kebijakan
hulu yang tidak sesuai dengan RTRW. lainnya untuk mencapai target penurunan emisi yang
telah ditetapkan.
Sumber: kaji ulang Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API), 2018
24
Apabila curah hujan Mei dan Juni di bawah normal, maka potensi penanaman akan berkurang antara 0,36 - 0,77% di bawah
rata-rata jangka panjang.
Periode Mei dan Juni puncak musim tanam padi kedua (yang menyumbang sepertiga produksi beras tahunan Indonesia)
Jan Feb Marc h April May June July Aug Sept Oct Nov Dec
Rainy season normal c y c le Rain Dry Dry Dry Rain
Grow Harvest Sow
Delay s ------------>>
Rainy season delay ed c y c le Sow Grow Harvest Sow
Rain Dry Dry Dry Rain
Jan Feb Marc h April May June July Aug Sept Oct Nov Dec
Dry season normal c y c le Rain Dry Dry Dry Rain
Sow Grow Harvest
Delay s ------------>>
Dry season delay ed c y c le Sow Grow Harvest
Rain Dry Dry Dry Rain
Crops at risk
26
Koordinasi Lintas Kementerian
Dalam Sistem Irigasi Untuk Kedaulatan Pangan
27
60.00%
0.00%
Pengembangan (BANG)
pembangunan jaringan irigasi baru dan/atau peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada
Pengelolaan (KEL)
operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi
28
MANAJEMEN
KELEMBAGAAN
INFRASTRUKTUR
SUPLAI
SDM
pengelola irigasi Pengurangan biaya OP
Pemberdayaan sumber Peningkatan pengembalian
daya manusia pengelola biaya OP (OM cost
irigasi recovery)
Peningkatan keberlanjutan
pembiayaan (financial
sustainability)
Berkurangnya perselisihan
Berkurangnya kerusakan
lingkungan (environment
degradation)
31
Harmonisasi
Hubungan
Hulu Hilir
Menjaga
kelestarian
Tambahan
lingkungan,
Pasokan
Pilar I DAS dan
Air
Saluran
Keandalan Irigasi
Ketersediaan
Air
Penyediaan
dan
penyimpanan Alokasi Air
air
Identifikasi
bendungan,
reservoir,
Identifikasi waduk, long
storage Identifikasi
prasarana
bangunan
tingkat
utama
tersier
Identifikasi
Pilar II
Prasarana/ Identifikasi
fasilitas bangunan
pendukung
OP
Infrastruktur alat ukur
irigasi
Identifikasi
Identifikasi saluran
bangunan pembawa
pelengkap dan
Identifikasi pembuang
bangunan
Komisi irigasi
Pilar IV
P3A/
GP3A/
Kelembagaan Satuan Tugas
Penyuluhan
IP3A Pengelola pengairan
Irigasi
Satuan tugas
Satuan tugas pemelihara
pengaman khusus
irigasi (SPI) mobile
Satuan tugas (SPKM)
Knowledge
Management
Center
Status dan
Jabatan
Pendidikan,
Pemberdayaan pelatihan,
P3A/GP3A/IP3A dan
Sertifikasi
Pilar V
SDM
Pengadaan/
Sistem Rekruitment
insentif / SDM Non
remunerasi PNS dan
Manajement
Karier
planning
Lampung: Sulbar:
Jateng: Jatim: 70,805 Ha Maluku:
333,201 Ha
953,804 Ha 934,683 Ha Sultra: 68,723 Ha
Banten:
198,368 Ha NTB: 148,279 Ha
Sulsel:
230,759 Ha
Jabar: 581,692 Ha
850,044 Ha Papua:
DIY: 26,056 Ha
NTT:
64,433 Ha Bali:
348,557 Ha
106,601 Ha
NAD: Kaltim:
5,724 Ha Kaltara:
35,257 Ha
Kalbar: 26,739 Ha
Sumut:
178,862 Ha
78,871 Ha Kalteng:
Sulteng:
Riau: 342,402 Ha
11,500 Ha
189,371 Ha Papua barat:
800 Ha
Kep. Riau:
5,724 Ha
Sumbar:
19,720 Ha
Babel:
Bengkulu: 32,017 Ha
4,389 Ha
Jambi:
50,340 Ha Jateng:
Sumsel: 1,556 Ha Kalsel:
Sultra:
326,041 Ha 238,122 Ha
27,808 Ha
Lampung: Sulsel:
52,573 Ha 4,394 Ha
Papua:
16,797 Ha
NAD:
1,858 Ha Gorontalo:
Sumut: 3,277 Ha
1,139 Ha
Sulteng: Sulut:
1,873 Ha 13,747 Ha
Sumbar:
1,064 Ha
Jatim: Kalsel:
6,175 Ha 5,987 Ha
Banten:
1,283 Ha
Papua:
DIY: 30,740 Ha
45 Ha
NAD:
Kaltara: Kaltim:
19,644 Ha
Kalbar: 2,738 Ha 4,246 Ha
1,350 Ha
Kalteng:
1,000 Ha
Sulbar:
Jateng: Jatim: 17,500 Ha
6,295 Ha 13,806 Ha
Banten:
14,279 Ha Sulsel:
Jabar: 58,273 Ha
15,921 Ha
Sumbar: Jambi:
283.600 Ha 500.400 Ha
Bengkulu:
117.800 Ha
Sumsel & Babel:
Lampung: 1.274.200 Ha
290.700 Ha
Sultra:
NTB: 173.600 Ha
Sulse & Sulbar:
6.400 Ha
Jabar: 146.600 Ha
62.300 Ha
NTT:
50.400 Ha
Kalimantan
1 Waduk Sulawesi
1 Daerah Irigasi 5 Waduk
Luas Irigasi 7,311 Ha 5 Daerah Irigasi
Luas Irigasi 33,564 Ha
Jawa
18 Waduk
26 Daerah Irigasi
Luas Irigasi 573,925 Ha
Sumber : Paparan Direktur Irigasi dan Rawa, Kementerian Pekerjaan Umum (2018)
45
Kalimantan
4 Waduk Sulawesi
3 Daerah Irigasi 8 Waduk
Luas Irigasi 25,479 Ha 7 Daerah Irigasi Maluku & Papua
Luas Irigasi 53,088 Ha 2 Waduk
2 Daerah Irigasi
Luas Irigasi 9,676 Ha
Sumatera
11 Waduk Bali & NT
8 Daerah Irigasi 15 Waduk
Luas Irigasi 78,388 Ha 13 Daerah Irigasi
Luas Irigasi 37,231 Ha
Jawa
25 Waduk
22 Daerah Irigasi
Luas Irigasi 213,099 Ha
Sumber : Paparan Direktur Irigasi dan Rawa, Kementerian Pekerjaan Umum (2018)
46
Bengkulu:
4.919 Ha
Maluku:
Sultra: 13.773 Ha
NTB: 6.963 Ha
10.159 Ha
Jabar:
6,327 Ha
NTT:
DIY:
5.471 Ha
1,100 Ha
KONDISI FISIK
JARINGAN IRIGASI 1% Kinerja Sangat
1%
21% Baik
5%
30% Kinerja Baik
31% Baik Sekali
Baik
Sedang Kinerja Kurang
dan Perlu
Kurang Perhatian
63%
48% Kinerja Jelek dan
Perlu Perhatian
KINERJA
Sumber : Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Kemen PUPR, 2018 SISTEM IRIGASI
48
SDM irigasi
Kewenangan Pusat
16,097
9,385
8,574
5,354
3,946
3,127
1,234 1,300
1,053
747
393
342
313 295
196
23
Beton
Beton Pracetak Modular
Pracetak
Modular Keseragaman kualitas sulit
Pasangan
Batu Kali
Capaian 2015 Capaian 2016 Capaian 2017 Capaian 2018 Sisa Target 2019
* Termasuk dengan pembiayaan DAK
Membutuhkan
Memiliki peran strategis dukungan
dan/atau
jaminan
Kesesuaian dengan Pemerintah
RTRW untuk proyek
Keterkaitan antara KPBU
sektor infrastruktur
dan antar wilayah
Kesesuaian dengan
RPJMN/D dan Renstra sektor
Kriteria Pemilihan
56
SEKRETARIAT
Sekretaris : Deputi VI, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian;
Wakil Sekretaris 1 : Deputi II Kantor Staf Kepresidenan;
Wakil Sekretaris 2 : Deputi IGT, BIG
POKJA &
WALIDATA
Satu Datab Mengacu pada Katalog Unsur Geografi Indonesia (KUGI) terkait struktur
ase penyimpanan Data Geospasial (DG) dan Informasi Geospasial (IG)
SINKRONISASI SATGAS II
03
penyelesaian konflik yang terjadi akibat tumpang tindih
hasil Integrasi
dan Sinkronisasi
Ya
Overlap dapat Ya
diselesaikan Diskusi & pengambilan keputusan
Overlay peta inventarisasi overlap bersama terkait penyelesaian
DI peta jaringan & bangunan overlap
irigasi
Daerah Pusat
Inventarisasi nomenklatur
bangunan/petak/saluran lokasi
overlap
Kewenangan luasan?
7,190
6,061
4365
3,556
2,255
2,883
639
194 904 229
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA