Anda di halaman 1dari 9

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN

POLITIK
MEDITA DWI ASTA W. A.A ( 201710410311138)
FEVI WI GA SAPUTRI ( 201710410311164)
ALIFYA PUSPITA N ( 201710410311141)
Pengertian Politik
Ilmu politik adalah ilmu social yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari negara sejauh
negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat tujuan dari gejala-gejala kekuasaan lain
yang resmi, yang dapat mempengaruhi negara
Di dalam konsep islam, politik memiliki banyak arti antara lai : kegiatan mendidik, memimpin,
mengurus, menjaga kepentingan, menyuruh melakukan kebaikan, menjalankan tugas dan
sebagainya. Semua itu bertujuan untuk mendatangkan kebaikan dan manfaat kepada
masyarakat
Pergumulan Muhammadiyah Dalam
Berpolitik
Sejak berdirinya tahun 1912, muhammadiyah bukan partai politik, meskipun pendirinya, Ahmad
Dahlan (1868-1923), mengenal dari dekat tokoh-tokoh politik indoesia seperti dr. Wahidin
Sudirohusodo, pendiri budi utomo
Mas Mansur, tokoh puncak muhammadiyah (1937-43), juga pernah menjadi anggota dan
penasehat SI pada tahun 1915, selesai studinya dari timur tengah. Pada tahun 1925, Mas
Mansur sebagai tokoh muhammadiyah sekaligus sebagai tokoh SI
Perkembangan Politik Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan persyarikatan yang tidak pernah terlibat langsung dengan politik
praktis. Namun sempat melakukan “pernikahan” dengan parpol. Persyarikatan yang didirikan di
kauman, Yogyakarta itu pernah melakukan “pernikahan resmi” dengan parpol ketika menjadi
anggota istimewa dari masyumi.
Relasi muhammadiyah dengan parpol itu sebenarnya sudah cukup jelas, Secara historis, politik
yang melekat pada muhammadiyah adalah politik kebangsaan yang sering disebut dengan
politik “amar ma’ruf nahi munkar” (mengajak ke kebaikan dan mencegah kemungkaran).
Bahkan, para pemimpin terdahulu di muhammadiyah sangat akif berpolitik seperti KH Ahmad
Dahlan di budi utomo atau KH Mas Mansur dalam BPUPKI. Artinya, muhammadiyah itu tidak
segan-segan menjadi pengeritik paling depan jika pemerintah bertindak salah, tapi
muhammadiyah juga menjadi pendukung terdepan jika pemerintah memang benar.
Landasan Operasional Politik
Muhammadiyah
Secara normatif, gerak perjuangan Muhammdiyah dijelaskan dalam Muqqodimmah
Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah,Matan keyakinan dan
cita-cita hidup muhammadiyah (MKCH) bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar
ma’ruf nahi mungkar. Sementara secara operasional, bahwa muhammadiyah memilih lahan
dakwah dibidang kemasyarakatan ditegaskan dalam khittah(garis) perjuangan diantarannya
;Khittah Ponorogo 1969, khittah Surabaya 1978, khittah Denpasar 2002.
HIGH POLITICS AND LOW POLITICS
Sesunggguhnya yang dimaksud atau terjemahan yang tepat bagi high politics bukan politik
tinggi,tetapi politik yamg luhur, adiluhur dan berdimensi moral etis. Sedangkan low politics
bukan berarti politik remdah, tetapi politik yang terlalu praktis dan seringkali cenderung nista.
Bila sebuah organisasi menunjukkan sikap yang tegas terhadap korupsi, mengajak luas untuk
terus menggelinding proses demokratisasi dan keterbukaan, maka organisasi tersebut sedang
memainkan high politics.
Sebaliknya ,bila sebuah organisasi melakukan geraka dan manuver politik untuk
memperebutkan kursi DPR, minta bagian dilebaga eksekutuf, membuat kelompok penekan,
membangun lobi serta berkasak-kusuk untuk mempertahankan atau memeperluas vested
interests, maka organisasi tersebut sedang melakukan lowpolitocs.
Ungkapan yang, mengatakan bahwa muhammmadiyah tidak ikut bermain politiks praktis perlu
diterjemahkan dalam konteks itu. Sampai kapanpun, muhammadiyah tidak pernah terjun
kedalam kancah power politics yang dapat membahayakan kelangsungan hidupnya. Bermain
langsung atau sekedar menjadi pion kekuatan-kekuatan eksternal dalam gelanggang poltiks
praktis, tidak pernah terbayamgkan dalam pikiran muhammmadiyah.
KESIMPULAN
Muhammadiyah sebagai gerakan politik lebih mengedepankan moral daripada sekedar
memperoleh kekuasaan sebagaimana pada umumnya perjuangan yang dilakukan oleh pelaku-
pelaku politik praktis kepartaian.
Dalam arti islam politik merupakan kegiatan untuk mendidik, memimpin, mengurus, menjaga
kepentingan, menyuruh melakukan kebaikan, menjalankan tugas dengan dasar konsep islam.
Perkembangan politik muhammadiyah tidak melibatkan langsung dengan politik praktis.
High politics bukan bermaksud politik tinggi, namun politik yang berbudi luhur, adiluhung dan
berdimensi moral etis. Sedangkan low politics bukan berarti politik rendah namun politik yang
cenderung terlalu praktis dan seringkali cenderung nista.

Anda mungkin juga menyukai