KELOMPOK : A –11
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2016
SKENARIO 2
Kejadian Penyakit dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pada tahun 2011, ditetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa) Demam Berdarah Dengue di Kota Pekanbaru. Pernyataan resmi
ini disampaikan oleh Pejabat Wali Kota Pekanbaru Setelah mendengar laporan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
dalam rapat koordinasi. Pada bulan Februari 2010 terdapat sebanyak 202 kasus dan bulan Februari 2011 mencapai 450
kasus. Hal ini menunjukan peningkatan sebesar kurang lebih dua kali lipat dari periode tahun sebelumnya. IR (incidence
rate) DBD menurut WHO di Indonesia adalah sebesar < 50 per 100.000 penduduk dengan CFR (Case Fatality Rate) 0,2.
Kematian yang terjadi pada kasus DBD disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat
terhadap gejala DBD. Sering kali pasien datang ke Puskesmas dalam stadium lanjut, dimana terdapat perdarahan
spontan dan syok. Pada stadium demam terdapat kebiasaan masyarakat yang cenderung untuk mengobati diri sendiri
dengan cara membaluri badan dengan bawang merah yang dicampur minyak goreng terlebih dahulu kemudian
membeli obat penurun panas di warung atau toko obat. Masyarakat tidak mengerti kalau pada saat mulai demam
hasrus segera dibawa ke Puskesmas.
Karena adanya KLB tersebut, puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke lapangan untuk mengetahui
penyebab terjadinya KLB. Berdasarkan penyelidikan epidemiologi, tersebut puskesmas melakukan tindakan yang
diperlukan untuk menanggulangi KLB.
Banyaknya penderita DBD di Puskesmas membutuhkan obat-obatan dan cairan infus bagi pasien yang jumlahnya sangat
banyak, sementara persediaan di Puskesmas juga terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut Puskesmas melakukan
rujukan kesehatan masyarakat ke Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.
Program penanggulangan DBD yang berjalan seharusnya bukan hanya dikerjakan oleh Puskesmas sendiri secara lintas
program, tetapi juga secara lintas sektoral demi untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pada saat bersamaan, terjadi
ledakan kasus Campak di Puskesmas setempat. Ternyata cakupan imunisasi Campak dalam 3 tahun terakhir selalu
berada pada kisaran <50%.
Dalam pertemuan lintas sektoral, tokoh agama juga terlibat dalam urun rembuk penyelesaian masalah kesehatan di
masyarakat. Tokoh agama menyampaikan, bahwa dalam pandangan Islam menciptakan kemaslahatan insani yang hakiki
adalah merupakan salah satu tujuan syariat Islam dan hukum menjaga kesehatan dan berobat adalah wajib.
• Kata Sulit
1. KLB : peningkatan kejadian penyakit atau kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
2. IR : Frekuensi penyakit baru yang berjangkit dalam masyarakat.
3. PE : suatu kegiatan survey yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran
terhadap masalah kesehatan atau penyakit secara lebih menyeluruh.
4. CFR : presentasi angka kematian oleh sebab penyakit tertentu untuk
menentukan kegawatan atau keganasan penyakit.
5. Lintas Program : upaya memadukan penyesuaian sebagai upaya kesehatan
yang menjadi tanggung jawab puskesmas.
6. Lintas Sektoral : program yang melibatkan suatu instansi negri atau swasta
yang membutuhkan pemberdaan dan kekuatan dasar dari pemerintah atau
swasta. Mengenai peraturan yang ditetapkan untuk mewujudkan alternatif
kesehatan secara terpadu dan komperhensif sehingga adanya keputusan dan
kerjasama.
7. Kemaslahatan Insan : Kebaikan, kemanfaatan makhluk hidup.
8. Rujukan kesehatan : pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk
masalah kesehatan.
Pertanyaan
1. Apa penyebab terjadinya KLB ?
- Kurangnya pengetahuan masyarakat
- Kurangnya fasilitas kesehatan
- Penyakit menular yang mewabah
- Kuatnya mitos atau kepercayaan
- Kurangnya perilaku kesehatan
2. Apa saja kegiatan PE ?
- Survey
- Pengumpulan data
- Menentukan tindakan penanggulangan dan pencegahan
- Pengolahan data
3. Faktor apa saja yang dapat meningkatkan KLB ?
• Kejadian baru yang tidak diketahui penyakit itu apa dan terjadi pada 3 tahun berturut-turut
4. Mengapa pada kasus ini diperlukan penanggulangan dalam lintas program dan lintas sektoral ?
• Karena penyakit ini sudah mewabah ke berbagai daerah.
• Lintas program : contoh pada kasus DBD foging dan membersihkan selokan
5. Tindakan apa saja yang dapat menurunkan KLB ?
- Penyuluhan
- Peningkatan fasilitas kesehatan
6. Bagaimana cara menetapkan suatu kejadian menjadi KLB ?
• Pada kasus DBD kasus bulan ini lebih dari 2 kali dari kasus pada bulan yang sama atau tahun lalu
7. Kenapa masyarakat pada kasus ini tidak mengerti kalau demam harus segera dibawa ke puskesmas ?
• Dari puskesmas tidak ada penyuluhan kepada masyarakat
Hipotesa
Kurangnya pengetahuan masyarakat, fasilitas kurang memadai, penyakit
menular yang mewabah, kuatnya mitos atau kepercayaan dan kurannya
perilaku kesehatan membuat pada kasus ini masyarakat tidak segera
mengobati ke puskesmas karenapuskesmas kurang memberikan penyuluhan
kepada masyarakat. Akhirnya terjadi peningkatan kasus disuatu wilayah dan
terjadi KLB.
Kegiatan penyelidikan epidemiologi seperti survey, pengumpulan data,
pengolahan data, penanggulangan dan pencegahan.
Pengolahan data, penanggulangan dan pencegahan menjadi tugas lintas
program dan lintas sektoral.
Sasaran belajar
LI.1 Memahami dan menjelaskan Kejadian Luar Biasa (KLB)
LI.2 Memahami dan menjelaskan Penyelidikan Epidemiologi
LI.3 Memahami dan menjelaskan Puskesmas
3.1 definisi puskesmas
3.2 tujuan puskesmas
3.3program pelayanan kesehatan
3.4 rujukan
LI.4 memahami dan menjelaskan perilaku kesehatan individu/masyarakat dan
care seeking behavior
LI.5 Memahami dan Menjelaskan cakupan mutu pelayanan kesehatan serta
imunisasi
LI.6 Memahami dan menjelaskan aspek social budaya masyakat dala
mengakses pemamfaatan pelayanan kesehatan difasilitas layanan kesehatan
LI.7 memahami dan menjelaskan tujuan syariat islam dan konsep kejadian
luar biasa
LI.8 memahami dan menjelaskan hukum menjaga kesehatan dan berobat
dalam islam
LI.1 Memahami dan menjelaskan Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Definisi
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya suatu kejadian
kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu (Undang-undang Wabah,
1984).
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang
meluas secara cepat baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit,
dan dapat menimbulkan malapetaka
Tujuan penyidikan KLB
Tujuan Umum :
- Mencegah meluasnya (penanggulangan).
- Mencegah terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian).
Tujuan khusus :
- Diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakit .
- Memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan KLB,
- Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan
- Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB
- Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah yang beresiko akan
terjadi KLB (CDC, 1981; Bres, 1986).
LANGKAH-LANGKAH PENYIDIKAN KLB
• Manusia misal: jalan napas, tenggorokan, tangan, tinja, air seni, muntahan,
seperti : Salmonella, Shigella, Staphylococus, Streptoccocus,
• Protozoa, Virus Hepatitis.
• Kegiatan manusia, misal : Toxin biologis dan kimia (pembuangan tempe
bongkrek, penyemprotan, pencemaran lingkungan, penangkapan ikan dengan
racun).
• Binatang seperti : binatang piaraan, ikan, binatang mengerat, contoh :
Leptospira, Salmonella, Vibrio, Cacing dan parasit lainnya, keracunan
ikan/plankton
• Serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya) misal : Salmonella, Staphylokok,
Streptokok.
• Udara, misal : Staphyloccoccus, Streptococcus, Virus, pencemaran udara.
• Permukaan benda-benda/alat-alat misal : Salmonella.
• Air, misalnya : Vibrio Cholerae, Salmonella.
• Makanan/minuman, misal : keracunan singkong, jamur, makanan dalam
kaleng.
Penanggulangan
Tujuan penanggulangan KLB : Upaya Penanggulangan KLB :
• Mengenal dan mendeteksi • Penyelidikan epidemiologis
sedini mungkin terjadinya klb • Pemeriksaan, pengobatan,
• Melalukan penyelidikan klb perawatan dan isolasi penderita
termasuk tindakan karantina
• Memberikan petunjuk dalam • Pencegahan dan pengendalian
mencari penyebab dan diagnose
• Pemusnahan penyebab penyakit
klb
• Penanganan jenazah akibat wabah
• Memberikan petunjuk
• Penyuluhan kepada masyarakat
pengiriman dan penanggulangan
klb
• Mengembangkan sistem
pengamatan yang baik dan
menyeluruh, dan menyusun
perencanaan yang mantap untuk
penanggulangan klb
LI.2 Memahami dan menjelaskan Penyelidikan
Epidemiologi
• Penyelidikan atau survei yang bertujuan untuk mendapatkan
gambaran terhadap masalah kesehatan atau penyakit secara lebih
menyeluruh. Yang diselidiki dalam epidemiology investigation adalah
mengenai apakah tempat yang terkena KLB tersebut merupakan
endemik atau epidemik penyakit, merupakan penyakit infeksi atau
penyakit kronis, dan kondisi kesehatan lainnya.
• Penyelidikan epidemiologi KLB yaitu semua kegiatan yang dilakukan
untuk memastikan adanya penderita penyakit yang dapat
menimbulkan KLB, mengenai sifat-sifat penyebabnya dan faktor¬faktor
yang mempengaruhi terjadinya dan penyebarluasannya
• Penyelidikan epidemiologi (PE) adalah rangkaian kegiatan untuk
mengetahui suatu kejadian baik sedang berlangsung maupun yang
telah terjadi, sifatnya penelitian, melalui pengumpulan data primer
dan sekunder, pengolahan dan analisa data, membuat kesimpulan dan
rekomendasi dalam bentuk laporan.
Tujuan
1. Mendapatkan gambaran masalah yang sesungguhnya
2. Mendapat gambaran klinis tentang suatu penyakit
3. Mendapat gambaran mengenai kasus menurut variabel
epidemiologi
4. Mendapat informasi tentang faktor resiko (lingkungan, vektor,
perilaku, dll) dan etiolog
Langkah-langkah
1. Tahap survey pendahuluan :
a. Memastikan adanya KLB
b. Menegakan diagnosa
c. Buat hypotesa sementara ( penyebab, cara penularan, faktor yg mempengaruhi)
Pengertian Rujukan
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan
pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap suatu kasus
penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit yang terkecil atau
berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal atau
secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Jenis Rujukan
Rujukan secara konseptual terdiri atas:
Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut masalah medik
perorangan yang antara lain meliputi:
1. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operasional dan
lain-lain.
2. Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih
lengkap.
3. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim tenaga
yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi pelayanan, ahli
pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
Jenjang Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan maka jenjang pelayanan kesehatan
dibedakan atas lima, yaitu:
1. Tingkat rumah tangga
Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarga sendiri.
2. Tingkat masyarakat
Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri, misalnya: posyandu,
polindes, POD, saka bakti husada, dan lain-lain.
3. Fasilitas pelayanan tingkat pertama
Upaya kesehatan tingkat pertama yang dilakukan puskesmas dan unit fungsional
dibawahnya, praktek dokter swasta, bidan swasta, dokter keluarga dan lain-lain.
4. Fasilitas pelayanan tingkat kedua
Upaya kesehatan tingkat kedua (rujukan spesial) oleh balai: balai pengobatan penyakit
paru (BP4), balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan kerja
masyarakat (BKKM), balai kesehatan olah raga masyarakat (BKOM), sentra
pengembangan dan penerapan pengobatan tradisional (SP3T), rumah sakit kabupaten
atau kota, rumah sakit swasta, klinik swasta, dinas kesehatan kabupaten atau kota, dan
lain-lain.
5. Fasilitas pelayanan tingkat ketiga
Upaya kesehatan tingkat ketiga (rujukan spesialis lanjutan atau konsultan) oleh rumah
sakit provinsi atau pusat atau pendidikan, dinas kesehatan provinsi dan departemen
kesehatan.
Jalur Rujukan
Jalur rujukan terdiri dari dua jalur, yakni:
• Rujukan upaya kesehatan perorangan
1. Antara masyarakat dengan puskesmas
2. Antara puskesmas pembantu atau bidan di desa dengan puskesmas
3. Intern petugas puskesmas atau puskesmas rawat inap
4. Antar puskesmas atau puskesmas dengan rumah sakit atau fasilitas
pelayanan lainnya.
’‘Sesungguhnya Alloh menurunkan penyakit beserta obatnya, dan Dia jadikan setiap penyakit ada obatnya, maka
berobatlah kalian, tetapi jangan berobat dengan yang haram.’’ (HR.Abu Dawud 3874, dan disahihkan oleh al-Albani
dalam Shahih wa Dha’if al-Jami’ 2643)
Dari Usamah bin Syarik berkata, ada seorang arab baduwi berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
) ( الهرم: يا رسول هللا وما هو ؟ قال: فإن هللا لم يضع داء إال وضع له شفاء إال داء واحد ) قالوا، ( تداووا: يا رسول هللا أال نتداوى ؟ قال
’‘Wahai Rosululloh, apakah kita berobat?, Nabi bersabda,’’berobatlah, karena sesungguhnya Alloh tidak menurunkan
penyakit, kecuali pasti menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit (yang tidak ada obatnya),’’ mereka bertanya,’’apa
itu’’ ? Nabi bersabda,’’penyakit tua.’’ (HR.Tirmidzi 2038, dan disahihkan oleh al-Albani dalam Sunan Ibnu Majah 3436)
TERIMA KASIH
ASSALAMUALAIKUM WR.WB.