KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
JANGKA PANJANG
disampaikan pada
SEMINAR NASIONAL PERKERETAAPIAN
6 PENUTUP
2
KEMENTERIAN PPN/
Perkembangan Makro Ekonomi Indonesia
BAPPENAS
P D B (% p er u b a h a n , y -o -y )
P D B p e r K a p ita ( U S D )
P e r se n (% )
2400 6
5,7 14
5,5 12 11,1
1600 5,5 10
5,0 8 6,4 6,6 6,6 7,0
800 5 6
4,6 4 2,8
0 4,5 2
2004 2005 2006 2007 2008 2009 20102011*) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
PDB/Kapita Pertumbuhan PDB
P e rs e n ta s e ( % )
12 12 40 39,3 18
10,9
11 11 38 17
Ju ta O rg
37,2
10,3 10,0 Ju ta O rg
36,1
10 9,4 10 36 35,1 16
35,0
9,0
9 9 34 15
8,3
32,5
8 8 32 14
31,0
7 7
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 30 13
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
# Penganggur Terbuka % Angkatan Kerja # Penduduk Miskin Persentase
3
Slide - 3
KEMENTERIAN PPN/
Ekspor Meningkat Tajam
BAPPENAS
Juta US$
100.0
USD Miliar
50,000.0
80.0 40,000.0
30,000.0
60.0
20,000.0
40.0
10,000.0
20.0 -
2004 2005 2006 2007 2008 2009
- Pertanian 2,496.4 2,880.3 3,364.9 3,657.8 4,584.6 4,363.2
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Industri 48,677. 55,593. 65,023. 76,460. 88,393. 73,430.
Migas Non-migas Total Pertambangan 4,761.4 7,946.9 11,200. 11,893. 14,906. 19,679.
• Ekspor meningkat dari US$ 71,6 M pada tahun 2004, mencapai titik tertinggi pada US$ 137 M pada
tahun 2008, menurun pada tahun 2009 menjadi US$116,5 M karena krisis global
• Kontribusi ekspor non migas naik dari 78,1% (tahun 2004) menjadi 83,7% (tahun 2009)
5
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Daya Saing Indonesia Dipengaruhi Oleh Kondisi
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Infrastruktur Transportasi
BIDANG PERMASALAHAN
Shipment
Competence
Customs
LPI
Tracking
Timeliness
Infrastructure
Timeliness 58 69
10
KEMENTERIAN PPN/
Dominasi Ekonomi Jawa - Sumatera
BAPPENAS
Sekitar 82% ekonomi nasional ada di Jawa dan Sumatera Kekuatan Ekonomi Sumatera Jawa 2025
Sumatera: 22% of national GDP
Jawa: 60% of national GDP
Sumatera
Rata-rata distribusi PDRB untuk beberapa tahun dari tahun 64 juta
1976 sampai tahun 2000 pendudu
k22%
PDB
Sumatera –
Jawa 216 juta Jawa
penduduk 152 juta
Untuk beberapa dekade yang lalu dan nampaknya akan tetap
seperti itu untuk beberapa waktu yang cukup lama kedepan, 82% PDB pendudu
Kawasan Barat Indonesia- Jawa, Sumatera, and Bali- telah Nasional k60%
memberi sumbangan sekitar lebih dari 80% terhadap PDB PDB
nasionaldimana 58% diantaranya berasal dari ekonomi Pulau
Jawa.
Sumber : Regions in Numbers 1976-2000, Bappenas and Gross Regional Domestic Product of Provinces in Indonesia by Industrial
Origin 2002-2006. Central Statistical Board (BPS), September 2007.
11
Slide - 11
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KEMENTERIAN PPN/
VISI 2025
BAPPENAS
8 – 9 % per 5 – 6 % per 13
tahun tahun
KEMENTERIAN PPN/
Tahapan dan skala prioritas Pembangunan
BAPPENAS
RPJM 4
(2020 – 2024)
RPJM 3 Mewujudkan masyarakat
(2015 – 2019) Indonesia yang mandiri, maju,
adil dan makmur melalui
RPJM 2 Memantapkan pembangunan
secara menyeluruh dengan
percepatan pembangunan di
segala bidang dengan struktur
(2010 – 2014) menekankan pembangunan perekonomian yang lebih kokoh
keunggulan kompetitif
RPJM 1 Memantapkan penataan kembali perekonomian yang berbasis
berlandaskan keunggulan
kompetitif.
(2005 – 2009) NKRI, meningkatkan SDM, SDA yang tersedia, SDM yang
membangun kemampuan Iptek, berkualitas serta kemampuan
memperkuat daya saing INFRASTRUKTUR:
Menata kembali NKRI, iptek Terselenggaranya jaringan
membangun Indonesia yang perekonomian
INFRASTRUKTUR: transportasi pos dan
aman dan damai, yang adil dan telematika yang andal bagi
demokratis dengan tingkat INFRASTRUKTUR: Ketersediaan infrastruktur
Percepatan pembangunan sesuai tata ruang seluruh masyarakat yang
kesejahteraan yang lebih baik infrastruktur dengan lebih Berkembangnya jaringan menjangkau seluruh wilayah
meningkatkan kerja sama transportasi NKRI
antara pemerintah dan dunia Terpenuhinya pasokan Tercapainya elektrifikasi
INFRASTRUKTUR: tenaga listrik yang handal perdesaan dan elektrifikasi
usaha
Mendorong pertumbuhan Pengembangan jaringan dan efisien rumah tangga;
ekonomi melalui penciptaan infrastruktur transportasi, Mulai dimanfaatkannya Terpenuhinya kebutuhan
iklim yg lebih kondusif, serta pos dan telematika tenaga nuklir untuk hunian yang dilengkapi
termasuk membaiknya pembangkit listrik dengan prasarana dan
Peningkatan pemanfaatan Terwujudnya konservasi
infrastruktur. energi terbarukan, sarana pendukung bagi
sumber daya air dan seluruh masyarakat yang
Percepatan pembangunan khususnya bioenergi, panas terpenuhinya penyediaan air
bumi, tenaga air, tenaga didukung oleh sistem
infrastruktur didorong minum untuk kebuthan dasar pembiayaan perumahan
melalui peningkatan peran angin, dan tenaga surya Pengemb infrastruktur
untuk kelistrikan jangka panjang dan
swasta dengan meletakkan perdesaan mendukung
Pengembangan sumber daya pertanian. berkelanjutan, efisien, dan
dasar-dasar kebijakan dan akuntabel sehingga terwujud
regulasi serta reformasi dan air dan pengembangan Pemenuhan kebutuhan
perumahan dan permukiman. hunian didukung sistem kota tanpa permukiman
restrukturisasi kelembagaan. pembiayaan jngk panjang. kumuh.
Terwujudnya kota tanpa 14
permukiman kumuh.
Arah Pembangunan Infrastruktur (dalam RPJP
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
2004-2025)
PEMBANGUNAN DAYA SAING:
1. Peran pemerintah difokuskan pada perumusan kebijakan dimana peran swasta
semakin ditingkatkan terutama untuk sarana dan prasarana yang sudah layak
secara komersial
2. Pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air untuk mewujudkan fungsi air
sebagai sumber daya sosial dan sumber daya ekonomi yang seimbang
3. Pembangunan transportasi dilaksanakan dengan pendekatan pengembangan
wilayah untuk mendukung kegiatan ekonomi, membentuk dan memperkukuh
kesatuan nasional, dan memantapkan pertahanan dan keamanan
4. Pembangunan pos dan telematika untuk mendorong terciptanya masyarakat
berbasis informasi
5. Pembangunan sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan adalah untuk
meningkatkan akses dan pelayanan konsumen terhadap energi.
6. Memenuhi kebutuhan hunian dan mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh
7. Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk
mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat dan kebutuhan sektor lain
15
Strategi Pembangunan Infrastruktur Dalam
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
RPJMN 2010 - 2014
Meningkatkan Dukungan Infrastruktur Bagi Peningkatan Daya Saing Sektor
Riil.
Sektor riil yang merupakan motor penggerak dalam perekonomian perlu
senantiasa ditingkatkan kemampuan dan daya saingnya.
16
Kebutuhan dan Gap Pendanaan 2010 - 2014
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
20
6 Koridor Ekonomi Berbasis Komoditi/Sektor Unggulan
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Wilayah
"Pusat Produksi dan ''Pusat Produksi dan
"Sentra Produksi Pengolahan Hasil Pengolahan Hasil
dan Pengolahan Tambang & Pertanian, Perkebunan,
Hasil Bumi dan Lumbung Energi dan Perikanan
Lumbung Energi Nasional" Nasional''
Nasional"
"Pengolahan Sumber
3 4 Daya Alam yang
1 Melimpah dan SDM
yang Sejahtera"
5
2
"Pendorong Industri ''Pintu Gerbang
dan Jasa Nasional" Pariwisata Nasional
dan Pendukung
Pangan Nasional''
Pusat ekonomi mega Pusat ekonomi Usulan lokasi KEK Lokasi FTZ
22
Indikasi Investasi Untuk Infrastruktur
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS Dalam MP3EI
Catatan:
Jumlah tersebut terdiri dari investasi dari
Pemerintah, Badan Usaha milik Negara, dan sektor
swasta
23
KEMENTERIAN PPN/
Penguatan Konektivitas Nasional
BAPPENAS
Mencapai pertumbuhan
Menghubungkan daerah
terpencil dengan infrastruktur &
efisien
inklusif pelayanan dasar dalam
mendapatkan manfaat Manado Ambon Aksesibilitas pelayanan transportasi
pembangunan
Integrasi ekonomi adalah cara terbaik untuk mendapatkan manfaat langsung dari konsentrasi
produksi dan manfaat jangka panjangkonvergensi standar hidup
Kota
Kota
Town
Town
Kota
Kota
Kota
Kota
Town
Town
Town America
Pulau
Town Kota
Dalam
Antar Pusat
PusatEkonomi
Ekonomi Inter-island International
(urban)
1 Intra-island 2 3
Konektivitas LOKAL Konektivitas NATIONAL Konektivitas GLOBAL
25
Pengembangan Konektivitas Nasional
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS (Dalam-Pulau, Antar-Pulau serta Internasional)
PRIORITAS KEBIJAKAN
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Arah kebijakan transportasi ke depan :
Alternatif sumber pendanaan :
Transportasi berbasis maritim
Penerbitan Commercial Paper untuk
Mengintegrasikan pembangunan antar pembangunan infrastruktur yang didukung
moda oleh BI dan Perbankan Nasional
Moda transportasi yang memiliki backward Transportasi keperintisan :
dan forward linkages Penyediaan Pesawat berpenumpang < 50
Mengembangkan konektivitas pelayanan oranguntuk mendukung konektivitas
transportasi perintis pelayanan transportasi intra dan antarpulau
Meningkatkan Keselamatan Transportasi Pembangunan Transportasi Perdesaan
melalui DAK yang menunjang daerah
Revitalisasi (pemanfaatan sumber daya pertanian, pariwisata dan perikanan.
lokal) Pengembangan industri strategis
Implementasi kontrak berbasis kinerja Pembangunan Industri Perkapalan di Jawa
dalam penyelenggaraan jalan Timur dan Batam
Pengembangan PT. Dirgantara Indonesia
Keterlibatan pemerintah daerah dalam menjaga Rencana Induk :
kualitas pelayanan infrastruktur transportasi Sistem transportasi nasional
Sistem logistik nasional
Mengembangkan sumber pendanaan baru untuk
pengembangan infrastruktur
29
KEMENTERIAN PPN/
Isu Strategis Transportasi Ke Depan
BAPPENAS
30
Slide - 30
KEMENTERIAN PPN/
Isu Strategis Transportasi Ke Depan
BAPPENAS
Meningkatkan
peran moda Reformasi
kereta api dalam kelembagaan Pengembangan
angkutan orang penyelenggaraan Meningkatkan kereta api
dan barang perkeretaapian peran swasta perkotaan di
(shifting dari untuk dalam investasi Pengembangan enam kota besar
road-based meningkatkan dan kereta api untuk (MPA)
menuju rail- kinerja penyelenggaraan mendukung
based transport) pelayanan dan perkeretaapian konektifitas Jabodetabek
keselamatan (efisiensi melalui enam koridor Bandung Raya
Target RPJM: kereta api kompetisi) ekonomi (MP3EI) Gerbangkertosusilo
Pangsa angkutan Mebidangro
KA barang 7 % Penerbitan Maminasata
dan penumpang Perpres PSO IMO Sarbagita
23% TAC
34
KEMENTERIAN PPN/
Skema Kewajiban Pelayanan Publik (PSO)
BAPPENAS
Mendapat Bantuan
Penyelenggaraan
Kewajiban Pelayanan
Publik (PSO)
35
Skema Perawatan Dan Pengoperasian (IMO)
Bila Badan Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian Sudah
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS Terbentuk
PRASARANA
Keterangan *
• Berdasarkan Amanat UU No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian pada Pasal 214 Badan Usaha
Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian harusnya sudah terbentuk paling lambat tanggal 25 April
2010.
• Badan ini dapat dibentuk melalui spin-off devisi PT. KAI yang saat ini bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan dan pengoperasian prasarana supaya tidak terjadi pengurangan karyawan di PT.KAI
36
Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian (TAC)
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Perkeretaapian
Pembangunan
Perawatan
Berdasarakan Pedoman
Pengusahaan Perhitungan Biaya
Penggunaan Prasarana (PP)
37
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL