Anda di halaman 1dari 47

Tugas Kunjungan Lapangan

DIAGNOSTIK HOLISTIK PADA PENDERITA


STROKE DENGAN HEMIPARESIS SINISTRA

Pembimbing : dr. Siti Maulidya


Blok Kedokteran Keluarga
2017-2018
KELOMPOK A-12

Ketua : Elvira Sari (1102014084)


Sekretaris : Atika Aulia (1102014046)
Anggota : 1. Ahmad Fauzi (1102014006)
: 2. Ashiela Nahda Kemala (1102014043)
: 3. Bunga Fiskalina (1102014059)
: 4. Edita Nurdiana Dwiputri (1102014082)
: 5. Fathia Zahra (1102014096)
: 6. Hana Nabila Ulfia (1102014118)
: 7. Ibrahim R Latuconsina (1102013129)
IDENTITAS PASIEN

• Nama Pasien : Nn. Alin binti Alang


• Jenis Kelamin : Perempuan
• Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Februari 1930 / 87
tahun
• Suku : Betawi
• Agama : Kepercayaan
• Pekerjaan : Tidak ada pekerjaan
• Status Pernikahan : Tidak Menikah
• Alamat : Jl. Kramat 5, Lubang Buaya,
Jakarta Timur
• Jenis Pembayaran : - Kartu Jakarta Sehat
- BPJS
• Tanggal Pemeriksaan : 23 Desember 2017
ANAMNESIS

• Keluhan Utama : Tangan dan kaki kiri terasa lemah dan


kaku untuk digerakan sehingga tidak bisa berjalan

• Keluhan Tambahan : Mata kiri tak bisa melihat jelas


(burem) karena katarak.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit sekarang : Hipertensi, katarak , dan
hemiparesis sinistra
• Pasien memiliki hipertensi yang tidak terkontrol karena
pasien merasa tidak ada keluhan sehingga pasien tidak
mengonsumsi obat anti-hipertensi karena anggapan bahwa
dirinya sehat, oleh karena itu pasien tidak
mengkonsultasikan dirinya ke dokter.
• Pasien mengeluh penglihatan mata kirinya buram,
berdasarkan diagnosis dokter pasien menderita katarak.
• Sejak pasien jatuh pada tanggal 1 Mei 2016, pasien merasa
kesulitan untuk menggerakan tangan kiri dan kaki kirinya.
Pasien hanya mampu sedikit menggerakkannya. Sebab dari
itu, pasien tidak mampu untuk berjalan maupun berdiri.
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu : Strauma Thyroid

• Riwayat Penyakit Keluarga :-

• Riwayat Sosial Ekonomi :Pasien tinggal bersama


keponakan yang sudah berkeluarga dalam satu atap dengan
sekat yang membaginya menjadi dua rumah. Ekonomi
pasien termasuk kurang mampu karena pasien tidak
bekerja, sehingga tidak berpenghasilan. Untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari, pasien mendapatkan bantuan dana
dari kerabat dan tetangga sekitar. Pasien mengaku lebih
dekat dengan tetangga dibandingkan dengan saudara
kandungnya sendiri, padahal adik kandungnya tinggal
berdekatan.
RIWAYAT KEBIASAAN

Pasien memiliki kebiasaan merokok setiap


harinya satu hingga tiga bungkus sehari

Pasien tidak melakukan aktivitas apapun


kecuali duduk di sudut teras rumahnya sambil
membuat rebusan air dengan daun sirih yang
dipercaya dapat mengatasi keluhan utamanya.

Mengonsumsi minuman bersoda (Sprite)


dicampur dengan telor bebek mentah dan
diaduk lalu diminum sekali tenggak. Kegiatan
ini dilakukan karena suruhan dari seseorang
yang mengaku ahli dalam pengobatan
tradisional.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Gizi
Vital Sign

• Keadaan Umum: Sedang • BB : 47.5 Kg


• Kesadaran : • TB : 153 cm
Composmentis BB (kg)
• IMT : ( = 20.3
2 m2
)
• Tekanan darah : 190/110 TB
kg/m2
• Nadi : 84x / menit
• Kesan: Berat badan
• Suhu : 38.9 °C normal
• Pernafasan : 24x / menit
IMT KATEGORI

< 18,5 Berat badan kurang

18,5 – 22,9 Berat badan normal

≤ 23,0 Kelebihan berat badan

23,0 – 24,9 Berisiko menjadi obesitas

25,0 – 29,9 Obes I

≥ 30,0 Obes II

Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007

Berat ideal = (Tinggi tubuh – 100) – (10% x (Tinggi tubuh – 100))


= (153-100)-(10%x(153-100))
= 53-5.3
= 47.7
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK

• Kepala • Telinga
• Bentuk : Normocephaly • Inspeksi : Telinga luar
• Rambut : Beruban bentuk normal
tanpa rontok • Fungsi Pendengaran :
Mendengar Baik
• Mata
• Konjungtiva : Normal
• Sclera : Normal
• Pupil : Bulat,
isokor, RCL (+/+), RCTL
(+/+)
PEMERIKSAAN FISKIK PEMERIKSAAN FISIK

• Mulut • Leher : Struma


• Bibir normal: Gigi thyroid kanan dan kiri;
pasien tersisa 2 buah, Pembesaran Kelenjar
yaitu Incicivus I dan Getah Bening (-), Deviasi
Incivus 2 dextra. Trakea (-)
• Lidah terlihat berwarna
putih pucat dan deviasi
ke arah kiri
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK

• THORAX • Jantung
• Paru-paru • Inspeksi : Normal,
• Inspeksi : Tidak ada Ictus Cordis terlihat
sikatrik atau ulkus, • Palpasi : Iktus kordis
pergerakan nafas simetris teraba
kanan dan kiri • Perkusi : Apeks
• Palpasi : Jantung berada di ICS 5
Tidak terdapat nyeri Linea Mid Clavicularis
tekan, tidak teraba massa Sinistra
• Perkusi : Suara • Auskultasi : Suara
sonor jantung satu dan dua
• Auskultasi : Rhonki (-/- terdengar. Suara jantung
), wheezing (-/-) tiga tidak terdengar. Tidak
ada murmur.
PEMERIKSAAN FISIK

• Abdomen
• Inspeksi : Tidak ada ascites, normal
• Auskultasi : Bising Usus normal (24 kali / menit)
• Palpasi : Tidak ditemukan massa dan tidak ada
nyeri ; tidak ada pembesaran organ
• Perkusi : Timpani seluruh abdomen.
Pola Makan (Food Record)
1. Food Record Selama 3 Hari
Hari pertama (Rabu, 20 Desember 2017)
• Pagi : Nasi ( 1 centong) + Telor Dadar (1 telor) +
Minum Susu (Anlene Gold Original)
• Siang : Makaroni goreng, Ubi ½ kilo
• Sore : Nasi (1 centong) + Telor Dadar (1 telor)
Hari kedua (Kamis, 21 Desember 2017)
• Pagi : Nasi (1 centong) + Ikan mas goreng (1/2 porsi) +
Minu Susu (Anlene Gold Original)
• Siang : Makaroni goreng, Ubi ½ kilo
• Sore : Nasi (1 centong) + Ikan mas goreng (1/2 porsi)
Hari ketiga (13 Desember 2017)
• Pagi : Nasi (1 centong) + Tumis tahu buncis(1/2 porsi) +
Minum Susu (Anlene Gold Original)
• Siang : Makaroni goreng, Ubi ½ kilo
• Sore : Nasi (1 centong) + Tumis tahu buncis(1/2 porsi)
• Rata-rata Asupan Kalori/Hari
= (Kalori Hari 1 + Kalori Hari 2 + Kalori Hari-3)
3
= (1,187 + 955 + 758 ) / 3
= 966,67 kkal
2. Analisis Food Record (dibandingkan dengan
kebutuhan kalori ideal)

Berdasarkan rumus Harris Benedict kebutuhan


kalori basal:
Perempuan = 655 + ( 9,6 x 47,5 ) + (1,8 x 153) –
( 4,7 x 87 )
= 655 + 456 + 275,4 – 408,9
= 977,5
• Kebutuhan Kalori Total (KKT) : Aktivitas tergolong
ringan, maka jumlah
kalori ditambah 10%

KKT = KKB + Aktivitas Fisik – faktor koreksi


= 977,5 + (10% x 977,5) – (20% x 977,5)
= 977,5 + 97,75 – 195,5
= 879,75 kkal  Jumlah asupan kalori yang
Seharusnya terpenuhi
E.Kegiatan Sehari-hari: (Activity Daily Living)
• Pukul 05.00 : Bangun Tidur
• Pukul 09.00 : Sarapan
• Pukul 09.00 – 17.00 : Makan cemilan
sambil Merokok
• Pukul 17.00 : Makan sore
• Pukul 20.00 : Tidur

* Pasien tidak mampu untuk berdiri dan menjalani


aktivitas sehari-hari. Sejak bangun tidur hingga
sebelum tidur, pasien hanya duduk di teras
rumahnya sambil merebus air daun sirih.
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Nama Kepala keluarga : Nn. Alin binti
Alang
b. Nama Pasangan : Tidak Ada
c. Struktur Komposisi Keluarga: (Isilah tabel
berikut)
Struktur Komposisi Keluarga
2. Bentuk Keluarga
• The extended family, keluarga yang terdiri dari tiga generasi
yang hidup bersamaan dalam satu rumah seperti nuclear
family terdiri dari : pasien, keponakan beserta suami dan
anaknya
3. Tahapan Siklus Keluarga
• Tahap keluarga usia jompo.

4. Dinamika Keluarga
• Interaksi atau hubungan pasien dengan anggota keluarganya
buruk karena adanya konflik dalam keluarga terkait dengan
masalah pembagian harta waris. Hanya satu keponakan dari
adiknya yang ke enam yang mau menemani dan merawat
pasien. Peran keponakan sangat besar terhadap kehidupan
pasien karena kebutuhan sehari-hari pasien disediakan oleh
keponakannya.
5. FUNGSI KELUARGA
• Pasien tidak memiliki keturunan karena pasien enggan
Biologis untuk menikah. Kebutuhan biologis pasien dari segi seksual
tidak terpenuhi.

Psikolog • Keponakan dan suami keponakan memberikan dukungan


i dan perhatian agar pasien tetap semangat menjalani hidup.

• Kebutuhan sehari-hari pasien didapatkan dari uang-uang


Ekonom pemberian tetangga dan bantuan dari suami keponakan
i
pasien yang bekerja sebagai Satpol Pamong Praja.
• Sosialisasi dengan tetangga sekitar terjalin erat, namun
Sosial hubungan sosial dengan saudara kandung yang tinggal
berdekatan buruk karena masalah harta waris.
• Pasien menganut aliran kepercayaan. Tidak percaya dengan
Agama Allah, namun percaya adanya hari kiamat dan alam setelah
kematian.
6. Family Map (Genogram)
B. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
1. Lingkungan Tempat Tinggal
2. Kepemilikan Barang-Barang Berharga

• 1 buah TV
• 1 buah Radio
• 1 buah kipas angin
• 2 buah lemari
• 1 buah dispenser
• 1 buah kulkas
• 1 buah kompor
• 1 buah motor
C. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

1. Bila Sakit Ringan : Sendiri


2. Bila Sakit Berat : Sendiri
3. Kepemilikan KMS : -
4. Kepemilikan Asuransi/Jaminan Kesehatan : KJS
D. Sarana Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)
E. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
Kebiasaan Makan
• Pasien makan 2 kali sehari, yaitu makan pagi
dan makan sore. Diantara makan pagi dan
makan sore tersebut pasien makan cemilan
yang berupa makaroni dan ubi rebus. Setiap
pagi pasien meminum susu.

Menerapkan Pola Gizi Seimbang


• Menu makanan keluarga pasien tidak
seimbang dalam makanan sehari-hari yaitu
nasi dan lauk pauk saja atau nasi dan sayur
saja.
F. Nilai/Kepercayaan yang Dianut Keluarga terkait
Kesehatan

1. Pasien menganggap tidak perlu ke dokter karena dengan terapi


“alternatif” sudah cukup membantu meringankan gejala yang dirasakan.
Salah satu contohnya:
- pasien mengonsumsi sprite yang dicampur dengan telor bebek mentah
dan diminum satu kali tenggak
-pasien mempercayai bahwa memakan ceker ayam dapat
menyembuhkan sakit kakinya
2. pasien juga memiliki kebiasaan merokok dan memiliki keyakinan
bahwa rokok yang biasa ia pakai tidak akan menimbulkan penyakit.
3. Pasien juga mengonsumis 3 obat-obatan yaitu Deksametason,
Simvastatin, Natrium Diclofenac, yang telah dikonsumsi selama setahun
dan menganggap itu sebagai obat tidur.
4. Pasien meyakini struma tiroid yang dimiliki sejak usia 17 tahun
disebabkan karena kebiasaan makan ikan yang tidak dibersihkan bagian
dalamnya sebelum dimasak.
G. Pola Dukungan Keluarga
Faktor pendukung terselesaikannya masalah
kesehatan dalam keluarga
• Keponakan pasien beserta suaminya membantu menyediakan
keperluan papan, sandang, pangan. Tetangga pasien juga
memberikan dukungan dan bantuan terhadap pasien dalam bentuk
finansial dan kebutuhan pokok.

Faktor penghambat terselesaikannya


masalah kesehatan dalam keluarga
• Empat saudara kandung pasien sama sekali tidak memberikan
bantuan dalam bentuk mental maupun finansial. Mereka tidak
pernah berkunjung ke rumah pasien kecuali saat hari raya idul fitri.
Pasien menganggap kedatangan mereka hanya sebagai formalitas.
Pasien juga membenci keluarga kandungnya sendiri sehingga pasien
merasa tertekan. Kebutuhan seksual pasien tidak terpenuhi karena
pasien tidak ingin menikah karena pasien pernah dikecewakan oleh
laki-laki.
DIAGNOSIS HOLISTIK
A. Aspek Personal (Alasan Kedatangan, Harapan,
Kekhawatiran, Persepsi)
Pada tanggal 1 Mei 2016, pasien dibawa oleh tetangga sekitar
ke klinik x karena jatuh di dekat rumahnya. Penyebab jatuhnya
pasien adalah serangan stroke sehingga pada setengah tubuh
bagian kiri pasien kaku dan tidak bisa digerakkan. Pasien tidak
mampu untuk berdiri, sehingga membutuhkan bantuan untuk
melakukan kegiatan sehari-hari contohnya buang air besar di
toilet. Pasien berharap mampu berjalan seperti sediakala,
sehingga bisa mengunjungi rumah tetangganya. Beliau tidak
mempunyai kekhawatiran terhadap penyakitnya
Aspek Personal (Alasan Kedatangan, Harapan,
Kekhawatiran, Persepsi)

Persepsi pasien tentang penyakitnya adalah penyakitnya


pasti akan sembuh secara perlahan, persepsi tersebut
diperkuat dengan perbaikan fungsi tangan dan kaki
sehingga pasien mampu untuk jongkok saat ini. Pasien
percaya dengan pengobatan alternatif karena merasa
pelayanan dokter setelah Dia jatuh tidak memberikan efek
apapun terhadapnya, sedangkan tabib alternatif
menimbulkan perubahan kepadanya, contohnya pasien
mampu untuk jongkok. Sejak perubahan yang disebabkan
oleh pengobatan alternatif, beliau enggan untuk ke dokter.
DIAGNOSIS HOLISTIK
B.Aspek Klinik (Diagnosis dan Diagnosis Banding,
Penyakit akibat kerja atau bukan)

• Dari hasil diagnosis pasien mengalami stroke


hemorrhagic disertai osteoporosis, yang memiliki
gejala hemiparesis sinistra dengan diagnosis banding
stroke iskemik. Penyakit ini bukan merupakan
penyakit akibat kerja karena beliau tidak bekerja.
c. Aspek Risiko Internal
• Pasien memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi
obat analgesik yang dipercaya dapat membantu tidurnya.
Pasien memiliki hipertensi yang tidak terkontrol karena
pasien merasa tidak ada gejala hipertensi yang
mengganggunya, sehingga pasien tidak mengonsumsi obat
anti-hipertensi. Pasien sangat percaya dengan pengobatan
alternatif yang tidak terbukti secara klinis kebenarannya.
DIAGNOSIS HOLISTIK
D. Aspek Resiko Eksternal ( Psikososial Keluarga)

• Hubungan pasien dengan keluarg kandung tergolong


buruk karena saling membenci, saling curiga, dan
juga iri. Hal tersebut disebabkan adanya
pertengkaran akibat perebutan harta warisan. Hanya
keponakannya dari adik ke-5 yang mau mnegurusi
pasien setiap hari.

E. Aspek Fungsional (Skor 1-5 berdasarkan ICPC 2)

• Skor 4  Pasien butuh bantuan besar namun bisa


mandi sendiri.
RENCANA PENATALAKSANAAN
Tabel 4. Rencana Penatalaksanaan *

NO Daftar Masalah di Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Pencapaian


Setiap Aspek Harapkan
1. Aspek Personal: 1). Memberikan Pasien Kunjungan -Persepsi Pasien
a. Semangat dukungan mental ke rumah terhadap bahagia
Hidup dan moral untuk pengobatan sudah
b. Persepsi tetap semangat dokter diberikan
mengenai dalam menjalani berubah. dukungan
pengobatan hidup dengan oleh kita saat
tradisional keterbatasan -Semangat kunjungan.
yang ia miliki hidup pasien
2). Mengubah semakin
persepsi paseien membara
tentang
pengobatan
tradisional karena
tidak ada bukti
secara medis
akan
kebenarannya.
Mengubah
persepsi untuk
mengobati
dirinya ke dokter.
Table 4. Rencana Penatalaksanaan *

No Daftar Masalah Kegiatan Sasaran waktu Hasil yang Pencapaian


di Setiap Aspek di
Harapkan

2. Aspek Klinik: Terapi: Pasien Kunjun -tekanan Tekanan


- Stroke 1.Captopril ( dan -gan ke darah darah turun
dengan hingga keluarga rumah turun
hemiparesis tekanan darah hingga 20%
sinistra turun hingga MAP,
- Osteoporosi 20% MAP). Selanjutnya
s 2. Perbanyak mengurangi
- Hipertensi konsumsi hingga
emergency makanan yang <140
mengandung mmHg
kalsium
3. Mengurangi
penggunan
garam dapur
untuk masak
Table 4. Rencana Penatalaksanaan *
no Dafttar masalah kegiatan sasaran waktu Hasil yang pencapaian
di setiap Aspek diharapkan

3. Aspek Risiko -memberikan Pasien dan Kunjungan Pasien berhenti Paisen tidak
Internal: pemahaman Kekuarga kerumah merokok dan memperdulika
- Merokok bahwa rokok itu mengonsumsi n saran dari
- Minum obat akan obat analgesik kita
analgesik memperburuk berlebihan
sebagai obat kesehatan.
penenang -Menjelaskan
- Minum sprite bahwa
di campur campuran sprite
dengan telur dan telur bebek
bebek tidak
memberikan
efek yang baik
terhadap
tubuhnya.
-menjelaskan
bahwa analgesik
bukanlah obat
tidur, melainkan
obat penghilang
nyeri.
Table 4. Rencana Penatalaksanaan *
No Daftar Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Pencapaian
di Setiap Aspek di
Harapkan
4. Aspek Risiko Edukasi Pasien Kunungan Pasien Pasien tidak
Eksternal: kepada dan ke rumah dekat ingin
Hubungan pasien keluarga secara memperbaik
dengan keluarga bahwa sosial dan i hunbungan
kandung wajib bagi batin dengan
manusia dengan saudara
untuk saudara kandungnya.
terus kandungn
menjaga ya.
silahturah
mi antar
sesama
keluarga,
khsusnya
keluarga
kandung.
Table 4. Rencana Penatalaksanaan *
No Daftar Masalah kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Pencapaian
di Setiap Aspek di
Harapkan
5. Aspek Meminta keluarga Kunjungan Keponaka Keponakan
Fungsional: orang ke rumah nnya setuju dan
Skor 4 pasien terdekat selalau memberika
butuh bantuan beliau, yaitu ada n waktunya
besar tapi keponakann disetiap untuk
masih bisa ya untuk waktu merawat
madi sendiri selalu sedia untuknya pasien
setiap waktu setiap hari
untuknya.
Tujuannya
agar pasien
dapat
menjalani
kehidupan
sehari-
harinya
dengan
lebih mudah
Lampiran Foto

Anda mungkin juga menyukai