041611233156 LATAR BELAKANG KASUS • Saat ini telah mencapai kuartal keempat dan laporan keuangan telah siap untuk diberikan kepada dewan direktur dari The New Wave Corporation. Performa tahun ini mengakhiri penurunan yang terjadi selama beberapa tahun belakangan. Pertanyaan besar yang muncul adalah “Kapankan perusahaan membayar dividen?”, topik itu menjadi topik utama yang dibahas dalam pertemuan dewan direksi. • Edwin Rosewood mendirikan The New Wave Corporation sejak 12 tahun yang lalu di kota asalnya yaitu Skokie, Illinois. Perusahaan ini memproduksi lotions, cat pewarna rambut, dan krim wajah. Saat ini perusahaan telah menerbitkan 1 juta lembar saham. • Meskipun perusahaan memiliki tingkat keuntungan yang baik selama 4 tahun, tetapi jajaran dewan direktur memutuskan untuk menggunakan semua pendapatan untuk melakukan reinvestasi bisnis. Perusahaan terus melakukan hal tsb, hingga akhirnya mengalami penurunan ekonomi dan beban biaya yang berat membuat perusahaan dalam bahaya. Selama penurunan ini, harga saham jatuh dari $25 menjadi $2. Saat ini, harga saham berada pada $8 dengan P/E ratio sebesar 8,33. LATAR BELAKANG KASUS cont. Ada 5 saran oleh 5 orang yang berbeda tentang cara menangani masalah yang dihadapi perusahaan. • Ketika para direktur berkumpul untuk rapat, Joe Smolinski mengangkat tangannya, "Mengapa memperbaikinya, jika tidak rusak? Saya pikir kita harus terus mempertahankan semua penghasilan kita dan menggunakan uang itu untuk investasi di masa depan. " • Jim Barker. “Saya pikir kami berutang kepada pemegang saham kami. Mereka telah menunggu lama untuk dividen dan mungkin memilih dengan kaki mereka jika kita tidak membayar dividen apa pun. Saya pikir kita harus mengidentifikasi kelompok pemegang saham kita yang ada dan membuat keputusan berdasarkan apa yang disukai mayoritas. " • Janet Long, tidak peduli dengan topik ini, dan dia lebih suka beralih ke masalah yang lebih penting. • Bob McKay berkata, "Saya pikir kita harus menggunakan pendekatan 'residu dividen' sehingga kita dapat membuat pemegang saham senang dan mempertahankan struktur modal target kita." • Edwin memiliki saran yang agak berbeda. Dia berkata, "Mengapa kita tidak mencari tahu berapa banyak kita mampu membayar berdasarkan kebutuhan investasi langsung kita dan struktur modal target dan kemudian membeli kembali saham pada harga pasar yang berlaku dengan apa yang tersisa. Dengan begitu, akan ada sedikit kerugian pajak bagi klien kaya kami dan itu juga tidak akan buruk bagi EPS kami. Aperusahaan akan membagikan dividen atau akan menggunakan seluruh pendapatam untuk biaya investasi ? TEORI Residual Decision of Dividend • Penentuan besarnya dividen dipengaruhi oleh Target struktur modal ada tidaknya kesempatan investasi yang • Target struktur modal menguntungkan. Sejauh adalah bauran hutang, terdapat investasi yang menguntungkan maka saham preferen, dan dana yang diperoleh dari saham biasa yang operasi perusahaan akan akan direncanakan digunakan untuk investasi tersebut. Kalau terdapat sisa oleh perusahaan untuk barulah sisa tersebut menambah modal. dibagikan sebagai dividen. Apabila pendapat ini dianut maka kita akan mengamati pola pembayaran dividen yang sangat erratic. Dividen Irrelevance Theory Teori ini oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Menurut dividend irrelevance theory, kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan. Modigliani dan Miller berpendapat bahwa, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power ) dan risiko bisnis, sedangkan bagaimana cara membagi arus pendapatan menjadi dividen dan laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Asumsi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller adalah : Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi. Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham. Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal. Investor dan manajer memiliki informasi yang sama tentang prospek perusahaan. Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri. Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen. Inti dari pendapat MM adalah, bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham diofset sepenuhnya oleh cara-cara pembelanjaan investasi yang dilakukan perusahaan. Misalkan perusahaan telah membuat keputusan investasi, maka perusahaan harus memutuskan apakah menahan laba untuk membelanjai investasi atau membayar dividen dan menjual saham baru sejumlah dividen yang dibayarkan. PERMASALAHAN cont. 1. Comment on Joe Smolinski’s suggestion of not paying any dividend. What are the pros and cons of such policy? 2. Critically evaluate Jim Baker’s argument that shareholders are expecting a dividend and if not paid one the share price will suffer. Does he have a point? Please explain. 3. What did Janet Long mean when she said, ” those shareholders who don’t like our dividend policy can create ‘homemade dividends”? How can one make homemade dividends? Assume you are a shareholder who owns 1000 shares and are expecting the company to pay to at least $0.25 per share. If the company decides to retain all its earnings, how can you create homemade dividends? 4. What does the composition of shareholder groups within a corporation have to do with dividend policy? Based on the majority shareholding groups and their relative proportions of ownership in the company, what sort of dividend policy should New Wave adopt? 5. How does a residual dividend policy work? Based on a residual dividend policy how much dividend per share can the company afford to pay? Assume that the company's bonds are trading at par value. 6. What are some of the drawbacks of following a strict residual dividend policy? What do firms typically do in practice? 7. Critically evaluate Ed's suggestion of following a residual dividend policy accompanied by a repurchase of stock at $8 per share. What are the pros and cons of using a stock repurchase option instead of a cash dividend to distribute returns to shareholders 8. Comment on the dividend policy debate at the New Wave Corporation. In your opinion should they pay dividends at all? Why or why not? If they decide to pay dividends, what kind of dividend policy should they adopt? Please explain. SOLUSI CASE no 1 Saran Joe Smolinski untuk tidak membagikan dividen dan menggunakan seluruh revenue yang dimiliki perusahaan untuk melakukan reinvestement harus diimbangi dengan persetujuan dari para pemegang saham mengingat beberapa tahun ini, The New Wave tidak membayarkan dividen sama sekali. Jika memang perusahaan tidak akan membayarkan dividen lagi kali ini, setidaknya perusahaan harus meyakinkan kepada pemegang saham bahwa menyalurkan seluruh revenue perusahaan untuk investasi adalah keputusan yang terbaik sebab pemegang saham pasti selama ini menanti-nantikan perusahaan untuk membayarkan dividen. Tidak membayar dividen sebenarnya juga memiliki sisi positif bagi perusahaan, sebab membagikan dividen juga butuh cost, cost tersebut biasanya lebih besar dibandingkan cost of debt setelah pajak, yang mana cost tersebut adalah sebuah opportunity cost bagi pemegang saham. SOLUSI CASE no 2
Argumen Jim Baker bahwa pemegang saham
mengharapkan dividen mungkin benar, mengingat sejarah perusahaan yang tidak membayar dividen beberapa tahun ini. Terkait apakah harga saham akan jatuh atau tidak tergantung pada keinginan mayoritas pemegang saham. Namun, jika perusahaan dapat meyakinkan pemegang saham bahwa uang mereka diinvestasikan dengan bijak maka akan mengarah pada apresiasi harga saham. SOLUSI CASE no 3 Janet Long sedang mempertimbangkan teori dividend irrelevan Modligani & Miller. Argumen ini mengklaim bahwa homamade dividend dicapai oleh individu yang menyesuaikan portofolio pribadi mereka untuk mencerminkan preferensi mereka sendiri. Misalnya, investor yang mencari aliran pendapatan yang stabil lebih cenderung berinvestasi dalam obligasi (di mana pembayaran bunga tidak berubah), daripada saham yang membayar dividen (di mana nilainya dapat berfluktuasi). Karena pembayaran bunga mereka tidak akan berubah, mereka yang memiliki obligasi tidak peduli dengan kebijakan dividen perusahaan tertentu. Investor dapat menjual saham yang setara dengan nilai dividen yang dia harapkan akan terima, dan menginvestasikan kembali uangnya ke dalam investasi alternatif. SOLUSI CASE no 3 Pada harga $ 0,25 per saham, investor akan mengharapkan $ 250 untuk 1000 saham yang dimiliki dengan cara menjual ($ 250 / $ 8) = 32 saham, sehingga tersisa 1000 – 32 = 968 saham. SOLUSI CASE no 4 Salah satu argumen utama yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah kerugian pajak terkait dengan dividen yang dikenakan pajak pada tingkat yang lebih tinggi daripada capital gain. Namun, berbagai kelompok pemegang saham memiliki tarif pajak dan pengecualian yang berbeda. Oleh karena itu, dikatakan bahwa keinginan kelompok pemegang saham majority yang harus dipenuhi oleh perusahaan ketika membuat keputusan kebijakan dividen. Dari uraian pada Tabel 1, pemegang saham individu menjadi jumlah terbanyak. Tetapi dalam kelompok pemegang saham individu, komposisi preferensi investor juga akan berbeda. Dengan demikian, tidak ada informasi yang cukup untuk menyatakan kebijakan dividen seperti apa yang paling cocok untuk New Wave Corporation. SOLUSI CASE no 5 • Investasi membutuhkan $ 1.000.000 • Nilai Pasar Hutang $ 3.350.000 (dari neraca, perdagangan obligasi par) • Nilai Pasar Ekuitas $ 8.000.000 ( 1.000.000 saham x @ $ 8 per saham) Target Struktur Modal • Hutang = $ 3.350.000 / $ 10.000.000 = 33,5% • Ekuitas = $ 8.000.000 / $ 11.350.000 = 70,5% • Penghasilan bersih tersedia untuk dividen = $ 960.000 Bagian ekuitas dari investasi yang dibutuhkan berdasarkan pada struktur modal target 0.705 x $ 1.000.000 = $ 705.000 Penghasilan bersih tersedia untuk dividen dengan pendekatan residual = $ 960.000 - $ 705.000 = $ 255.000 Dividen per saham = $ 255.000 / 1.000.000 = $25,5 per lembar saham SOLUSI CASE no 6 • Kebijakan dividen residual yang ketat dapat membuat rasio pembayaran dividen berfluktuasi secara signifikan setiap kuartal yang mengarah ke kebijakan dividen yang tidak stabil. Pemotongan dividen karena laba bersih yang lebih rendah dan / atau peningkatan peluang investasi dapat memiliki efek negatif jangka panjang pada harga saham. Dalam praktiknya perusahaan cenderung mengikuti kebijakan kompromi berdasarkan kepatuhan pada rasio utang-ekuitas jangka panjang yang konstan dan memungkinkan proporsinya bervariasi dalam jangka pendek. Beberapa perusahaan mencoba untuk menghindari perubahan drastis dalam rasio pembayaran dividen dengan menciptakan dua jenis dividen: reguler dan ekstra. Dividen ekstra dibayarkan selama periode yang baik sebagai bonus sehingga sedikit atau tidak ada gangguan selama periode yang tidak begitu baik. Perusahaan lain menggunakan pembelian kembali saham sebagai cara mengembalikan modal kepada pemegang saham. SOLUSI CASE no 7
• Menurut saran Ed, perusahaan akan menggunakan
$ 705.000 dari laba bersih $ 960.000 untuk investasinya (0.705 dari investasi $ 1.000.000 yang diperlukan). Kemudian akan menawarkan untuk membeli kembali $ 225.000 / $ 8 = 31.875 saham dari pemegang saham saat ini daripada membayar dividen. • Keuntungan dari metode pembelian kembali adalah bahwa jumlah saham yang beredar akan turun menjadi (1jt – 31.875) = 968.125 lbr saham dan EPS akan naik dari $ 0,96 menjadi $ 0,99 per saham. SOLUSI CASE no 8
• Mengingat kinerja New Wave dan sejarahnya tidak
membayar dividen, saya pikir itu akan menjadi ide yang baik bagi mereka untuk menggunakan metode dividen residual disertai dengan pembelian kembali saham. Banyak perusahaan telah menggunakan pembelian kembali saham sebagai keputusan NPV positif. Karena saham New Wave cukup murah yaitu $ 8 per saham, mereka dapat melakukan pembelian kembali sehingga akan membantu meningkatkan EPS.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya