2. dewi zulaika 3.elisa fitria r. 4. laura yolanda aribie Tingkat :2a Pengertian Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Nursalam, dkk. 2008) Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Hidayat, 2006) Etiologi Dengue haemoragic Fever (DHF) disebabkan oleh arbovirus (Arthopodborn Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepthy. Virus Nyamuk aedes aegypti berbentuk batang, stabil pada suhu 370 C. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar demam berdarah menurut (Nursalam ,2008) adalah : Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih Hidup didalam dan sekitar rumah Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar rumah seperti bak mandi, tempayan vas bunga. Klasifikasi Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat derajat sebagai berikut: Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi. Derajat II : Seperti derajat I namun di sertai perdarahan spontan di kulitdan atau perdarahan lain. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun disertai kulit dingin, lembab dan gelisah. Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tidak teratur dan tekanan darah yang tidak dapat diukur. Manifestasiklinis Menurut Nursalam, 2008 tanda dan gejala penyakit DHF antara lain Demam tinggi selama 5 – 7 hari Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati. Sakit kepala. Pembengkakan sekitar mata. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah). Pemeriksaan diagnostik (Nursalam, 2008) Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih), trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang) Serologi : uji HI (hemoagutination inhibition test). Rontgen thoraks : effusi pleura Penatalaksanaan medis (Narusalam, 2008) 1.Terapi a.DHF tanpa rejatan Pada pasien dengan demam tinggi , anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien dehidrasi dan haus, beri pasien minum 1,5 sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup, susu dan bila mau lebih baik diberikan oralit. b.Pasien yang mengalami rajatan (syok) harus segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya Ringer Laktat. 2.Tindakan Medis yang bertujuan untuk pengobatan Keadaan dehidrasi dapat timbul akibat demam tinggi, anoreksia, dan muntah. Jenis minuman yang diajurkan adalah jus buah, the manis, sirup, susu, serta larutan oralit. Apabila cairan oralit tidak dapat dipertahankan maka cairan IV perlu diberikan. Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan dextrose 5% di dalam 1/3 larutan NaCl 0,9%. Bila terdapat asidosis dianjurkan pemberian NaCl 0,9 % +dextrose ¾ bagian natrium bikarbonat 2.Komplikasi Adapun komplikasi dari penyakit Dengue Hemoragic Fever menurut ( Hidayat Alimul , 2008) diantaranya: Ensepalopati Sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan perdarahan dan kemungkinan dapat disebabkan oleh thrombosis pembuluh darah ke otak. Syok (renjatan) Karena ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sehingga dapat terjadi syok hipovolemik. Efusi Pleura Adanya edema paru akibat pemberian cairan yang berlebihan dengan tanda pasien akan mengalami distress pernafasan. Perdarahan intravaskuler menyeluruh. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DHF A.Pengkajian Identitas pasien Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua. Keluhan utama Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang kerumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah Riwayat penyakit sekarang Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam kesadaran composmetis.Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7 dan anak semakin lemah. Riwayat penyakit yang pernah diderita Pada DHF anak biasanya mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain. Riwayat Imunisasi Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya koplikasi dapat dihindarkan. Riwayat Gizi Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko , apabila terdapat factor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan tidak nafsu makan. Kondisi Lingkungan Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih ( seperti air yang menggenang atau gantungan baju dikamar) Pola Kebiasaan meliputi : 1.Nutrisi dan metabolisme 2.Eliminasi alvi (buang air besar) 3.Tidur dan istirahat 4.Kebersihan 5.Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menajga kesehatan. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan DHF Sistem Integumen 1.Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncl keringat dingin, dan lembab 2.Kuku sianosis atau tidak 3.Kepala dan leher : kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy). mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epitaksis) pada grade II,III. IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering , terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan. 4.Dada : bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada poto thorak terdapat cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura) 5.Abdomen mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegaly) dan asites 6.Ekstremitas : dingin serta terjadi nyeri otot sendi dan tulang. Pemeriksaan laboratorium Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai : 1.HB dan PVC meningkat (≥20%) 2.Trombositopenia (≤ 100.000/ ml) 3.Leukopenia ( mungkin normal atau lekositosis) 4.Ig. D dengue positif 5.Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokloremia, dan hiponatremia 6.Ureum dan pH darah mungkin meningkat 7.Asidosis metabolic : pCO2 <35-40 mmHg dan HCO3 rendah 8.SGOT /SGPT mungkin meningkat. Diagnosa keperawatan (Doengoes, E Marilyn. 2000) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (virus dalam darah/viremia). Gangguan pemenuhan kubutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. Resiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh akibat perdarahan. Kurang pengetahuan tenang proses penyakit, diet, perawatan, dan obat-obatan pasien berhubungan dengan kurangnya informasi. Intervensi keperawatan 1. Peningkatan suhu tubuh (hipetermi) b.d meningkatan laju metabolisme Tujuan Rencan Rasional a Mempertah a. Ukur tanda- a. Suhu 38,90C- ankan suhu tanda vital 41,10C tubuh normal. (suhu). menunjukkan KH : b. Berikan proses penyakit Suhu kompres infeksi akut. tubuh antara 36 – hangat. b. Kompres hangat 370C. c. Tingkatkan akan terjadi Membr intake cairan. perpindahan ane mukosa panas konduksi. basah. c. Untuk 2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
Tujuan Rencana Rasional
Kebutuhan cairan a. Observasi tanda- a. Penurunan sirkulasi darah
terpenuhi. tanda vital paling dapat terjadi dari peningkatan KH : sedikit setiap tiga jam. kehilangan cairan Mata tidak cekung. b. Observasi dan cata mengakibatkan hipotensi dan Membrane mukosa tetap intake dan output. takikardia. lembab. c. Timbang berat b. Menunjukkan status volume Turgor kulit baik. badan. sirkulasi, terjadinya / d. Monitor pemberian perbaikan perpindahan cairan, cairan melalui dan respon terhadap terapi. intravena setiap jam. c. Mengukur keadekuatan penggantian cairan sesuai fungsi ginjal. d. Mempertahankan 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan.
Tujuan Rencana Rasional
Kebutuhan nutrisi adekuat. a. Berikan makanan yang disertai dengan a. Mengganti kehilangan vitamin karena KH : suplemen nutrisi untuk meningkatkan malnutrisi/anemia. Berat badan stabil atau kualitas intake nutrisi. b. Porsi lebih kecil dapat meningkatkan meningkat. b. Anjurkan kepada orang tua untuk masukan. memberikan makanan dengan teknik c. Mengawasi penurunan berat badan. porsi kecil tapi sering secara bertahap. d. Mulut yang bersih meningkatkan c. Timbang berat badan setiap hari pada selera makan dan pemasukan oral. waktu yang sama dan dengan skala yang e. Jelaskan pentingnya intake nutrisi sama. yang adekuat untuk penyembuhan d. Pertahankan kebersihan mulut klien. penyakit. e. Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit. 4. Perubahan perfusi jaringan kapiler berhubungan dengan perdarahan.
Tujuan Rencana Rasional
Perfusi a. Kaji dan catat a. Penurunan sirkulasi
jaringan tanda-tanda vital. darah dapat terjadi perifer b. Nilai kemungkinan dari peningkatan adekuat. terjadinya kematian kehilangan cairan KH : jaringan pada mengakibatkan TTV stabil. ekstremitas seperti hipotensi. dingin, nyeri, b. Kondisi kulit pembengkakan kaki. dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, dan immobilisasi. 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi Tujuan Rencana Rasional
Klien mengerti dan a. Tentukan kemampuan dan a. Adanya keinginan untuk
memahami proses kemauan untuk belajar. belajar memudahkan penyakit dan b. Jelaskan rasional penerimaan informasi. pengobatan. pengobatan, dosis, efek b. Dapat meningkatkan samping dan pentingnya minum kerjasama dengan terapi obat obat sesuai resep. dan mencegah penghentian c. Beri pendidikan kesehatan pada obat dan atau interkasi mengenai penyakit DHF. obat yang merugikan. c. Dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan dapat mengurangi kecemasan. Implementasi Implementasi adalah proses keperawatan yang mengikuti rumusan dari keperawatan. 1.Proses atau tahapan Mengkaji ulang klien.Fase ini merupakan komponen yang memberikan mekanisme bagi perawat yang menentukan apakah tindakan keperawatan yang diusulkan masih sesuai. Mengklarifikasi rencana yang sudah ada. Mengidentifikasi bidang bantuan berupa tenaga, pengetahuan serta keterampilan. Mengimplementasikan intervensi keperawatan. 2.Dokumentasi Mencatat semua tindakan yang dilakukan tentang respon pasien, tanggal dan waktu serta nama dan paraf perawat yang jelas. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dan rencana keperawatan tercapai atau tidak. Jenis evaluasi 1.Evaluasi pormatif Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan respon segera ( pendokumentasian dan implementasi ). 2.Evaluasi sumatif Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dengan analisis stasus klien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan ( dalam bentuk SOAP ). TERIMAKASIH