3
Fraktur Blow Out
Istilah blow-out ini digunakan oleh Converse dan Smith (1950) untuk menggambarkan fraktur pada dinding inferior orbital yang
mengarah ke bawah dan memasuki sinus maksilaris. Trauma yang menyebabkan displacement dari tulang orbita, orbital tissue
dan bulbus oculi ke arah luar dari rongga orbita yang dapat menyebabkan enophtalmus dan dipoplia, yang merupakan akibat
tekanan hidraulik pada bola mata dan dapat berupa tekanan mendadak bola mata.
“Pure” blowout fractures – tekanan dari luar yang diteruskan ke fragmen tulang orbita, melibatkan area sentral dari tulang
orbita
“Impure” blow out fracture – melibatkan fraktur sampai dengan rima orbita
Etiologi Epidemiologi
• Kecelakaan lalu lintas • Blow-out fracture sering terjadi pada orang dewasa
• Perkelahian terutama dewasa muda. Laki–laki lebih sering terkena
daripada perempuan. Blow-out fracture pada wanita
• Kecelakaan pekerjaan (benda dewasa sering terjadi karena kekerasan.
jatuh ke bagian wajah, jatuh • Blow-out fracture jarang terjadi pada anak-anak, Anak
dari ketinggian, dll) laki–laki lebih sering mengalami fraktur daerah wajah
dengan ratio 1,5 : 1 (laki-laki : wanita), hal ini disebabkan
• Kecelakaan olahraga (mis: tinju, karena anak laki-laki lebih sering terlibat kekerasan dan
sepak bola, tenis, dll) kecelakaan olahraga.
Patofisiologi
Dua teori mekanisme terjadinya fraktur blowout :
1. Fraktur blowout disebabkan adanya peningkatan tekanan intraorbita yang mendadak
akibat energi yang dikenakan ke bola mata oleh benda tumpul yang diameternya lebih
besar daripada ukuran orbital rim.
2. Bahwa objek yang membentur orbita menimbulkan kompresi pada bagian inferior
tepian orbita, yang kemudian menyebabkan dasar orbita melengkung dan patah.
Teori Hydraulic /
Retropulsion Teori Buckling
Teori Buckling
11
Diagnosis
Early sign
• Peri orbital ekimosis
• Emphysema dari kelopak mata
• Paraesthesia dan anesthesia
• Ipsilateral epistaksis
• Proptosis
Late sign
• Enopthalmos dan mekanikal ptosis
• Diplopia
12
Diagnosis
Pemeriksan Diplopia Epistaksis
fisik
13
Proptosis Enoftalmus
Diagnosis
Pemeriksan
Pemeriksaan Foto
CT- Scan MRI
penunjang
fisik Rontgen
2. Terapi tunda
Terapi tunda ditujukan untuk menangani sekuele
(gejala sisa) yang terjadi akibat fraktur serta
Selama menunggu waktu ini, kortikosteroid
enoftalmos residual, atau gangguan gerak bola
sistemik bisa diberikan untuk
mengurangi edema sehingga
mata akibat operasi yang pertama. Dilakukan
mempermudah identifikasi jaringan saat
setelah 2 bulan atau lebih setelah kejadian
pembedahan. trauma.
Penatalaksanaan
Surgical
Indikasi :
Diplopia
Herniasi yang besar ke antrum
Bola mata yg tertarik dan tegang
Enophthalmus
Tujuan :
Untuk memperbaiki fungsi bulbus oculi , enophtalmus dan diskontiunitas dari orbital
wall dengan atau tanpa implan
Waktu :
David J. David (1995)
Penatalaksanaan dini < 2 minggu post trauma persistent
enophtalmus dan dipoplia karena atropi dari periorbital tissue dan dari
otot ektraocular
Penatalaksanaan
18
Penatalaksanaan
Subciliary incision
Transconjunctival incision
19
Dipoplia
Cedera Nervus Optikus (N II)
20