Terminologi Medik Istilah Klinis
Terminologi Medik Istilah Klinis
, Apt
FARMASi KLINIS
Kriteria
a. Tepat diagnosis f. Tepat pasien
b. Tepat indikasi penyakit g. Tepat informasi
c. Tepat pemilihan obat h. Tepat cara pemberian
d. Tepat dosis i. Cost effectiveness
e. Waspada terhadap efek samping
PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK RASIONAL
(POIR)
Kriteria POIR:
1. Peresepan berlebih ( over prescribing )
Pemberian obat yang sebenarnya tidak diperlukan untuk
penyakit yang bersangkutan.
Contoh: Pemberian antibiotik pada ISPA non pneumonia
(yang umumnya disebabkan oleh virus)
2. Peresepan kurang ( under prescribing )
Pemberian obat kurang dari yang seharusnya diperlukan,
baik dalam hal dosis, jumlah maupun lama pemberian. Tidak
diresepkannya obat yang diperlukan untuk penyakit yang
diderita juga termasuk dalam kategori ini.
Contoh:
a. Pemberian antibiotik selama 3 hari untuk ISPA
pneumonia yang seharusnya diberikan selama 5 hari
b. Tidak memberikan oralit pada anak yang jelas
menderita diare yang spesifik.
3. Polifarmasi ( multiple prescribing )
Pemberian beberapa obat untuk satu indikasi penyakit yang
sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih
dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat
disembuhkan dengan satu jenis obat.
Contoh:
Pemberian puyer racikan pada anak dengan batuk pilek
berisi:
a. Amoksisilin,
b. Parasetamol,
4. Peresepan salah ( incorrect prescribing )
Pemberian obat untuk indikasi yang keliru, untuk kondisi
yang sebenarnya merupakan kontraindikasi pemberian
obat, memberikan kemungkinan risiko Manajemen
Contoh:
a. Pemberian dekstrometorfan sebagai obat batuk untuk
anak di bawah 2 tahun.
b. Meresepkan asam mefenamat untuk demam.
metode perencanaan
1) Analisa ABC
(Always, Better, Control) --> profit oriented product
Berdasarkan berbagai observasi dalam inventori manajemen,
yang paling banyak ditemukan adalah tingkat konsumsi
pertahun hanya diwakili oleh relatif sejumlah kecil item.
2) Analisa VEN
(Vital, essensial, non essensial) --> patien oriented
meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat yang terbatas
dengan mengelompokkan obat berdasarkan manfaat tiap
jenis obat terhadap kesehatan.
Kelompok A:
Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 70%
dari jumlah dana obat keseluruhan.
Kelompok B:
Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar
20%.
Kelompok C:
Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 10%
Kelompok V:
Adalah kelompok obat-obatan yang sangat esensial (vital), yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain:
a) Obat penyelamat ( life saving drugs )
b) Obat untuk pelayanan kesehatan pokok (obat anti diabet,
vaksin dan lain-lain)
c) Obat untuk mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar.
Kelompok E:
Adalah kelompok obat yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja pada
sumber penyebab penyakit.
Kelompok N:
Merupakan obat penunjang yaitu obat yang kerjanya ringan dan biasa
dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk mengatasi
keluhan ringan.
metode penyimpanan