ratnasari
(1811040126)
Dari riwayat kesehatan sekarang didapatkan: Pasien mengatakan, nyeri atau rasa tidak enak
disekitar perut bagian kanan bawah, dirasakan sudah sejak satu minggu yang lalu, tidak nafsu makan,
demam dan mual, pada tanggal 4 Desembe 2018 pasien dibawa keluarga ke dokter
setempat,kemudian disarangkan minta rujukan ke Puskesmas untuk berobat ke RSUD Banyumas
dan pada tanggal 5 Desember di RS pasien di diagnose Apendisitis , Pada hari sabtu tanggal 6
Desember disarankan untuk operasi . Dan pasien masuk ke ruang edelwais
Riwayat kesehatan daluhu didapatkan data pasien pernah dirawat di RS karena penyakit
vertigo, pasien pernah juga di operasi di daerah punggung karena ada daging tumbuh sebelumnya,
ada riwayat penyakit keluarga dari ayahnya seperti DM dan hipertensi.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Kesadaran composmentis, tekanan darah 150/90 mmHg,
suhu tubuh 38◦C, pernapasan 23 x/, nadi 95 x/menit, Hb 32.15 g/dL; hematokrit 34.9%; GDS 324
mg/dl ;BB 55 kg; TB :147 cm. IMT : 24,4kg/m (overwight
), Leukosit 32.15 rb/ul; limfosit 7.38 %,kreatinin 1.59 mg/dl, natrium 134 mEq/L. Pada tanggal 6
Desember 2018 pasien dilakukan tindakan apendektomi oleh dokter dan terdapat luka di bagian
perut bagian kanan bawah. Pasien tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti:
makan,toileting,berpakaian dan mandi secara mandiri karena nyeri pada daerah operasinya.
Hiperplasia folikel benda asing erosi
fekalit striktur tumor
limfoid mukosa apendiks
obstruksi
Nyeri
PRE-OP POST-OP
1. Nyeri akut b.d agens 1. Nyeri akut b.d agens
cedera biologis cedera fisik
2. Cemas b.d ancaman 2. Resiko infeksi b.d
pada status terkini prosedur invasif
ditandai dengan wajah 3. Defisit perawatan diri
tegang b.d nyeri
NYERI AKUT B.D
AGENS CEDERA
BIOLOGIS
PEMBERIAN
MANAJEMEN NYERI ANALGETIK
1. Lakukan pengkajian nyeri secra 1. Cek adanya alergi obat.
komperhensif.
2. Monitor tanda-tanda vital .
2. Observasi adanya petunjuk non verbal
mengenai ketidak nyamanan. 3. Evaluasi keefektifan analgesik dengan
interval yang teratur pada setiap
3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen pemberian.
nyeri.
4. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri.
5. Dukung istirahat/tidur yang adekuat
untuk membantu penurunan nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif
Rasional: membentu mengevaluasi derajat
ketidakkenyamanan dan terjadinya komplikasi (ACI Urology
Network-Nursing, 2012)
– Monitor TTv
– Pastikan Teknik perawatan luka
– Membersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan untuk setiap pasien
– Ajarkan pasien mencucI tangan dengan tepat
– Jaga kulit sekitar insersi agar tetap bersih
– Memonitor tanda-tanda infeksi
– Ajarkan pasien mengenai tanda dan gejala infeksi
– Kolabori pemberian antibiotik
1. MemonitorTTV
Rasional: TTV merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan/gangguan sistem
tubuh selama dirawat, jika HR, TD, T dan RR meningkat/menurun drastis itu menandakan
adanya metabolisme yang abnormal, dan pada kondisi pasien tertentu hal ini akan
membahayakan kondisi pasien,Yuli; 2009)
2. Memonitor tanda-tanda infeksi
Rasional: Pada luka yang mengalami infeksi seiring berjalannya waktu akan muncul
nanah/pes. Nanah terbentuk karena adanya penyerangan terhadap antibodi dengan
antigen, hal ini tidaklah baik bagi pasien dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan
memperburuk kondisi pasien, Potter & Perry, 2005)
3. Mengkolaborasikan pemberian antibiotik
(Rasional: Antibiotic diperlukan jika sudah terjadi tanda-tanda infeksi seperti: Jika suhu
tubuh meningkat atau panas 38C, Nyeri pinggang, Terjadi kemerahan dan panas disekitar
insersi, CCNIH; 2012)
DEFISIT PERAWATAN DIRI B.D
NYERI
BANTUAN PERAWATAN DIRI
1. Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
2. Beriakan bantuan sampai pasien mampu melakukan perawatan diri
3. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari
sampai batas kemampuan psien
4. Dorong kemandirian pasien tapi bantu ketika pasien tak mampu
melakukannya
5. Ajarkan keluarga untuk mendukung kemandirian dengan membantu
hanya ketika pasien tak mampu melakukan perawatan diri
6. Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri
KOMPLIKASI