Anda di halaman 1dari 25

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI
TRANSMISI AGEN-AGEN
INFEKSIUS
Ardian Zaka R A, S.Kep.M.Imun
■ Mikroba atau penyakit menular akan menyebar dari orang
satu ke orang lain memerlukan kondisi atau faktor tertentu.
1. Patogenitas MO
2. Virulensi
3. Infeksi
4. Rantai Infeksi
5. Pengendalian infeksi
A. Patogenitas
Mikroorganisme
■ 1. Mikroorganisme Nonpatogen
■ Mikroorganisme nonpatogen adalah mikroorganisme yang tidak
berbahaya dan tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru
membantu memelihara keseimbangan baik di dalam tubuh maupun
lingkungan dan dapat bertindak sebagai flora normal.
■ Mikroorganisme nonpatogen juga membantu membatasi
pertumbuhan mikroorganisme patogen. Banyak mikroorganisme
tumbuh baik di permukaan tubuh inang maupun di dalam tubuh
inang, mereka tidak menyebabkan infeksi bila mereka tetap berada
di tempat habitatnya.
■ Jika suatu organisme nonpatogen berpindah ke luar dari tempat
habitatnya, dapat menjadi organisme penyebab penyakit dan
disebut patogen oportunistik
2. Mikroorganisme Patogen
■ Pada dasarnya dari keseluruhan mirkroorganisme di alam hanya sebagian
kecil mikroorganisme yang merupakan patogen ataupun potensial
patogen.
■ Patogen adalah agen biologi, fisik, atau kimia yang mampu menyebabkan
penyakit pada organisme lain. Agen biologi dapat berupa bakteri, virus,
jamur, protozoa, cacing, dan prion. Agar dapat menyebabkan penyakit,
mikroorganisme patogen harus dapat masuk ke tubuh inang. Kemampuan
mikroorganisme untuk menyebabkan penyakit disebut patogenesitas.
■ Penyakit infeksi dimulai saat mikroorganisme memasuki tubuh inang,
selanjutnya bereproduksi, dan bereplikasi. Istilah infeksi menggambarkan
pertumbuhan atau replikasi mikroorganisme di dalam tubuh inang.
B. VIRULENSI
MIKROORGANISME

■ Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi


(keganasan) yang dapat meningkatkan patogenisitas
dan memungkinkan berkolonisasi atau menginvasi
jaringan inang dan merusak fungsi normal tubuh.
Virulensi menggambarkan kemampuan untuk
memperberat penyakit. Virulensi berasal dari bahasa
latin virulensia yang berarti toksin.
■ Proses untuk menghilangkan sifat virulensi disebut
atenuasi. Keberadaan mikroorganisme patogen dalam
tubuh adalah akibat dari berfungsinya faktor virulensi
mikroorganisme, jumlah mikroorganisme dan faktor
resistensi tubuh inang.
Virulensi ditentukan oleh
■ Perlekatan (adhesi/ligan – fimbrae)— invasi MO ke dalam
tubuh
■ Eksoenzim (leukosidin,hemolisin)
■ Eksotoksin
Eksotoksin merupakan protein toksin yang tidak tahan
panas dan bersifat antigenik yang menginduksi pembentukan
antibodi. Antibodi yang terbentuk akibat induksi eksotoksin
disebut antitoksin. Toksin bekerja dengan cara menghancurkan
bagian tertentu sel inang atau menghambat fungsi metabolik
tertentu.
Sitotoksin, membunuh sel inang atau mempengaruhi sel dengan
menggunakan sel fagosit
C. INFEKSI
■ Infeksi adalah masuk dan berkembangbiaknya suatu
organisme (agen infeksius) dalam tubuh inang. Suatu agen
infeksius (patogen) belum tentu menyebabkan penyakit pada
manusia.
■ Jika suatu mikroorganisme menginvasi dan berkembang biak
di dalam tubuh tetapi tidak menyebabkan gejala, maka
disebut kolonisasi.
■ Jika suatu penyakit infeksius dapat ditularkan dari satu
individu ke individu lainnya disebut penyakit menular.
■ Jika mikroorganisme patogen berkembang biak dan
menyebabkan tanda dan gejala klinis maka infeksi tersebut
bersifat simptomatis, sebaliknya jika tidak ada gejala yang
timbul, maka penyakit bersifat asimptomatis.
D. RANTAI INFEKSI
1. Agen infeksius
■ Agen penyebab penyakit infeksi pada dasarnya adalah
mikroorganisme yakni bakteri, virus, jamur, protozoa, dan
parasit lainnya
■ Potensi mikroorganisme atau parasit untuk
menyebabkan penyakit tergantung beberapa faktor,
antara lain: kecukupan jumlah organisme (dosis),
virulensi atau kemampuan agen untuk bertahan hidup
dalam tubuh host atau di luar tubuh host, kemampuan
untuk masuk dan pertahan hidup dalam tubuh host, dan
kerentanan tubuh host (daya tahan host).
2. Reservoir
■ Reservoir adalah suatu tempat dimana patogen
dapat bertahan hidup, tetapi belum tentu dapat
berkembang biak. Contoh: Virus Hepatitis A
bertahan hidup dalam kerang laut, tetapi tidak
dapat berkembang biak. Reservoir yang paling
dikenal adalah tubuh manusia, berbagai
mikroorganisme hidup di kulit dan berada dalam
rongga, dalam cairan, dan cairan yang keluar dari
tubuh. Mikroorganisme tidak selalu
menyebabkan individu menjad sakit.
■ Karier (carrier, pembawa) adalah individu yang
tidak menunjukkan gejala penyakit, meskipun
terdapat organisme patogen pada atau dalam
tubuhnya, yang dapat ditularkan ke orang lain,
3. Jalan keluar (Port Exit)
■ Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuk tumbuh dan
berkembang biak, mikroorganisme harus menemukan jalan keluar
jika akan masuk ke penjamu dan menyebabkan penyakit. Jalur
keluar dapat berupa darah, kulit, membran mukosa, saluran
pernapasan, saluran pencernaan, saluran genitourinaria dan
transplasenta (ibu ke janin), serta mekanisme aliran (drainase).
4. Cara Penularan (Mode of Transmission)
■ Mikroorganisme tidak dapat bepergian sendiri, sehingga mereka
membutuhkan kendaraan untuk membawa mereka ke orang atau
tempat lain. Setiap penyakit memiliki jenis penularan tertentu.
Kendaraan utama penularan adalah makanan dan air. Jenis penularan
suatu penyakit bisa melalui kontak langsung (yakni individu ke individu
atau kontak fisik antara sumber dengan penjamu yang rentan) dan
tidak langsung (kontak penjamu yang rentan dengan benda mati yang
terkontaminasi, yaitu: jarum atau benda tajam, lingkungan, dan
lainnya), melalui udara (Airborne), dan vektor (lalat, nyamuk).
5. Jalur masuk mikroorganisme (port d’entry)
■ Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui
berbagai macam jalan, misalnya letak (traktus respiratorius, traktus
gastrointestinalis, traktus genitourinarius, kulit/membran mukosa,
transplasental, parenteral), dan mekanisme aliran (trauma
perkutaneus, tindakan invasif dan insisi pembedahan).
6. Kerentanan host
■ Bagaimana individu mendapatkan infeksi tergantung
pada kerentanannya terhadap agen infeksius.
Mikroorganisme dapat menyebar ke orang lain tetapi
tidak berkembang menjadi infeksi jika sistem
kekebalan tubuh seseorang dapat melawannya.
Mereka mungkin menjadi pembawa (carrier) tanpa
gejala, selanjutnya menjadi mode transmisi ke host
rentan yang lain.
■ Penjamu yang rentan banyak ditemukan di tempat
pelayanan kesehatan, mereka yang mengalami
gangguan sistem kekebalan tubuh meliputi anak kecil
atau bayi, lanjut usia,orang dengan penyakit kronis,
orang yang menerima terapi medis seperti kemoterapi,
atau kortikosteroid dosis tinggi, orang dengan luka
terbuka.
E. PENGENDALIAN INFEKSI DAN
INFEKSI NOSOKOMIAL

■ Klien dalam lingkungan pelayanan kesehatan


memiliki peningkatan resiko untuk terkena infeksi.
Infeksi yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan biasanya disebut infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dihasilkan
dari tindakan pelayanan pada suatu pelayanan
kesehatan. Infeksi ini dapat terjadi sebagai hasil
tindakan invasif, pemakaian antibiotik, adanya
organisme yang resisten dengan berbagai obat,
dan kelalaian dalam kegiatan pencegahan dan
kontrol infeksi
Transmission
1. Cleaning dan Sanitasi
2. Desinfeksi dan Sterilisasi
3. Standard Precaution (Tindakan Pencegahan Standar)
■ Cuci tangan
■ Sarung tangan
■ Masker dan kaca mata
■ Schott
■ Penanganan linen dan tenun dll
KULIT

■ Kulit manusia secara normal dihuni


oleh beragam spesies bakteri dan
jamur
■ Ketahanan kulit dari infeksi karena :
– Kulit luar yang padat dan berkeratin
– pH kulit (5,5) dan asam lemak yang
menghambat pertumbuhan kuman
Kulit….
■ Kulit ditembus oleh mikroba akibat :
– Masuk melalui lesi kulit
■ Tusukan superfisial
■ Dalam (stafilokokkus)
■ Luka bakar ( Pseudomonas aeruginosa)
■ Jarum suntuk
– Gigitan
■ Kutu, nyamuk dan tungau
■ Gigitan hewan (virus rabies)
SALURAN UROGENITAL
■ Urine menunjang pertumbuhan bakteri namun
saluran kemih dalam keadaan normal steril
karena dibilas beberapa kali sehari
■ Obstruksi
■ Patogen yang mudah melekat di epitel sal.kemih
(ex Gonokokkus)
■ Memiliki Fimbria adheren (Strain E.coli)
menyebabkan ISK akut
SALURAN NAFAS
■ Sekitar 10.000 MO (virus,bakteri/jamur) terhirup
setiap hari (tinggal di kota)
■ Jarak yang ditempuh oleh berbagai Mo ini di sistem
pernafasan berbanding terbalik dengan ukuran
mereka
– Mikroba besar ----Mukosiliaris (hidung dan Sal
nafas atas)
– MO di Mukus – sel goblet dgn bantuan
gerakan silia ke tenggorokan --- MO di
keluarkan/ditelan
– MO < 0,5 nanomikron langsung ke alveoli –
fagosit oleh makrofag atau neutrofil dengan
sitokin.
SALURAN CERNA

■ Tercemar akibat kontaminasi bahan feses


■ Sistem pertahanan sal.cerna :
– Cairan lambung yang asam
– Lapisan mukus yang kental yang
menutupi usus
– Sekresi antibodi imunoglobulin A (IgA)
Sekian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai