Anda di halaman 1dari 9

SOLUTION FOCUSED THERAPY

NAMA ANGGOTA :
DEFI ASTRIANI 201710500211003
RIZKI WIRA PARAMITA 201710500211017
RIFDHA WAHYUNI 201710500211021
INASTASYA 201710500211028
KELOMPOK : RESILIENSI
Assesmen
• Subjek merupakan wanita berusia 20 tahun yang sedang menempuh kuliah disalah satu
universitas negeri di Malang. Secara umum, tidak ada yang bermasalah dengan
perkembangannya. Namun pihak keluarga merasakan ada penyesuaian diri yang tidak
sesuai. Ia tumbuh dengan sifat yang moody-an, penyesuaian dirinya dalam lingkungan
keluarga juga kurang baik. kurang bisa membaur dengan keluarga, lebih suka menyendiri,
asik dengan handphonenya. Salah satu tante subjek mengatakan, bahwa subjek pernah
berkata bahwa ia merasa tidak dianggap dalam keluarga.
• Ayah subjek meninggal saat dinas pekerjaan diluar kota ketika subjek berusia 5 tahun.
Sejak saat itu, subjek diasuh oleh nenek dan kakek dari pihak ayahnya, dan jarang sekali
berkumpul bersama ibu kandungnya. Subjek diperbolehkan menginap di rumah ibu
kandungnya, biasanya hanya pada hari libur sekolah atau libur semester. Sebenarnya
hubungan antara ibu subjek dan mertuanya ini baik-baik saja, tapi karena didikan dari
kakek subjek yang sangat protektif membuat aktivitas subjek menjadi terbatas, bahkan
intensitas untuk subjek bertemu dengan ibunya pun dibatasi.
• Selama tinggal dirumah keluarga ayahnya, subjek sebenarnya mendapatkan perhatian
yang cukup, namun kakeknya cukup keras mendidik subjek. Subjek adalah anggota
keluarga yang paling kecil, dan satu-satunya anak perempuan yang ada di keluarga itu.
Sehingga semua anggota keluarga mencurahkan perhatian yang besar untuk subjek.
Namun beda kondisinya ketika subjek berada di lingkup keluarga ibu kandungnya.
Subjek bukan lah satu-satunya anak paling kecil, dan bukan satu-satunya anak
perempuan yang ada dikeluarga. Sehingga perhatian dan kasih sayang dicurahkan tidak
sebesar yang diberikan oleh keluarga dari pihak ayahnya. Ditambah lagi dengan sifat dari
ibu kandung subjek yang cuek, kurang perhatian kepada anak. Jadi subjek merasa
kurang diperhatikan jika ia tinggal dirumah ibu kandungnya.
• Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, diketahui bahwa subjek merasa tidak dianggap,
tidak diperhatikan, kurang dihargai dan tidak dipercaya. peran ibu dalam diri subjek
tidak terlalu besar, adanya perasaan cemburu subjek kepada adiknya. Ia merasa bahwa
adiknya ini lebih disayangi, dan dipercaya daripada dirinya. Namun meskipun ada
perasaan seperti itu, subjek mengatakan bahwa ia sebenarnya sayang dengan adik
tirinya. Selain itu, dimasa kecilnya subjek beberapa kali dibuli oleh teman-temannya
karena ia tidak tinggal dan tidak diasuh oleh orang tuanya, dan respon subjek saat dibuli
itu adalah sedih, dan ada perasaan takut untuk bermain dengan teman-temannya. Tidak
hanya pada kondisi dibuli saja, pada saat tertekan pun, respon yang dimunculkan subjek
adalah bingung, sedih, dan takut.
Diagnosis:
Parent-Child Relational Problem
• Hasil asesmen yang telah dilakukan kepada subjek ini mengarah pada ciri-ciri Parent-Child
Relational Problem. Parent-Child Relational Problem adalah permasalahan yang mencakup
hubungan antara orang tua dan anak. Pada kategori ini, istilah orang tua merujuk pada salah satu
pengasuh utama anak, yang mungkin merupakan orang tua biologis, angkat, atau asuh atau
mungkin merupakan keluarga lain (seperti kakek-nenek) yang memenuhi peran orang tua untuk
anak tersebut. Kategori ini harus digunakan saat fokus utama perhatian klinis adalah untuk
mengatasi kualitas hubungan orang tua dengan anak atau bila kualitas hubungan orang tua dan
anak mempengaruhi jalannya, prognosis, atau perawatan gangguan mental atau medis lainnya.
• Dampak dari permasalahan hubungan orang tua dan ini dirasakan oleh subjek. Subjek mengalami
adanya gangguan fungsi kognitif, dan afeksi. Fungsi kognitif subjek yang terganggu adalah,
munculnya pemikiran bahwa subjek tidak dihargai, tidak diperhatikan, tidak dianggap dan tidak
dipercaya dalam keluarga. Sedangkan dari segi afeksinya, subjek selalu merasa sedih, bingung, dan
takut, saat menghadapi konflik, baik itu dengan orang tua, teman, atau orang lain. Gangguan-
gangguan ini muncul setelah subjek kehilangan ayahnya ketika ia masih kecil, dan ia diasuh oleh
kakek dan nenek dari pihak ayahnya. Subjek jarang sekali tinggal atau sekedar kumpul dengan
ibunya. Hal ini karena kakek subjek yang sangat protektif, sehingga cukup menghambat aktivitas
subjek.
Rancangan Intervensi

Sesi 1 : memahami permasalahan dan menetapkan tujuan.

Sesi 2 : Komunikasi problem (seluruh anggota) dan pemberian tugas

Sesi 3 : Evaluasi perubahan, tugas lanjutan

Sesi 4 : Evaluasi perubahan dan the surprise task

Sesi 5 : Evaluasi perubahan, terminasi


RANCANGAN MODUL INTERVENSI DENGAN PENDEATAN SOLUTION FOCUSED THERAPY
Tahapan Tujuan Waktu Prosedur
Pra Planing Menentukan - Terapis memilih anggota keluarga yang akan diundang dalam sesi,
Terapi siapa saja yang diantaranya:
akan diundang 1. Ibu subjek
kedalam sesi 2. Subjek
3. Nenek subjek
4. Tante subjek
5. kakek subjek
Ibu subjek dan subjek sebagai anggota keluarga yang memiliki permasalahan,
sedangkan nenek,kakek dan tante subjek sebagai significant other yang dapat
menjadi penengah dan dapat berkontribusi untuk menyelesaikan masalah yang
muncul.

Asesme Membangun 60 menit 1. Terapis memperkenalkan dirinya kepada seluruh anggota keluarga,
n rapport, kemudian mengundang anggota intervensi untuk duduk bersama
Menjelaskan 2. Terapis membangun hubungan yang baik dengan anggota keluarga dan
terapi yang akan anggota intervensi
dilakukan, 3. Memberikan informed consent
Mengumpulkan
4. Mengidentifikasi masalah. Terapis meminta setiap anggota untuk
informasi
menceritakan permasalahan yang terjadi sesuai dengan perspektifnya
masing-masing. Anggota keluarga menjelaskan tentang masalah, solusi yang
pernah dilakukan sebelumnya, dan bagaimana efeknya.
Terapi Sesi 1 penggalian masalah dengan 1. Asessmen dengan mengguakan teknik normalisasi, usaha & perubahan, eksepsion, scalling question
masing-masing anggota 2. first session task kepada masing-masing anggota keluarga dan terapis memberikan tugas kepada tiap
keluarga dan menetapakan
masing-masing anggota keluarga untuk mengamati interaksi pada keluarga mereka dan hal apa yang
perubahan perilaku yang
diinginkan diharapkan
3. Terapis membantu anggota keluarga mendefinisikan permasalahan dan perilaku yang menyebabkan
masalah dalam keluarga.
4. Menetapkan perubahan perilaku yang diinginkan

Sesi 2 Mendiskusikan / 60 menit 1. Terapis mempertemukan seluruh anggota keluarga untuk mendiskusikan masalah di antara mereka
mengkomunikasikan secara bersama-sama. Pada sesi ini, anggota keluarga diminta untuk mendiskusikan perspektif dari
permasalahan dengan seluruh
masing-masing anggota yang berbeda.
anggota keluarga,
2. Melaksanakan role play dimana masing-masing anggota akan berperan sebagai orang lain (misal, ibu
jadi anak dan anak jadi ibu).
3. Memberikan PR kepada semua anggota intervensi berupa self report untuk mencapai perubahan
perilaku yang diinginkan dan mendorong para anggota untuk mempraktekkan hasil role play dalam
kehidupan sehari-hari (subjek dan ibunya ditugaskan untuk memiliki intensitas komunikasi yang
lebih banyak dari sebelumnya. Misal, dalam seminggu anak berada di rumah ibunya 3x).

Sesi 3 Evaluasi self report yang 45 menit 1. Terapis meminta masing-masing subjek untuk mengumpulkan self report yang telah diberikan pada
Evaluasi dan diberikan pada sesi sesi sebelumnya dan melakukan evaluasi terhadap tugas rumah yang telah disepakati bersama.
tugas sebelumnya 2. Mendiskusikan masalah atau hambatan-hambatan yang ditemui selama melaksanakan self-report.
lanjutan 3. Memberikan tugas lanjutan kepada semua anggota intervensi berupa self report untuk mencapai
perubahan perilaku yang diinginkan dan tetap mendorong untuk menjalin komunikasi yang aktif.

Sesi 4 agar para anggota intervensi 60 menit 1. Terapis meminta masing-masing subjek untuk mengumpulkan self report yang telah diberikan pada
evaluasi dan memahami lebih dalam sesi sebelumnya dan melakukan evaluasi terhadap tugas rumah yang telah disepakati bersama.
suprise task permasalahan yang dihadapi 2. Mempersiapkan surprise task : Makan malam bersama dengan seluruh anggota keluarga.
Pasca Terapi Sesi 5 Evaluasi self report 45 menit 1. Terapis meminta masing-masing subjek untuk mengumpulkan self report
Evaluasi yang diberikan pada yang telah diberikan pada sesi sebelumnya dan melakukan evaluasi
dan sesi sebelumnya terhadap tugas rumah yang telah disepakati Bersama
terminasi Untuk mengetahui 2. Terapis mengobservasi dan menilai sejauh mana target perubahan perilaku
perkembangan dari yang diinginkan telah tercapai
hasil intervensi yang 3. Terminasi
dilakukan.
thankyou

Anda mungkin juga menyukai