Anda di halaman 1dari 15

ETIKA PROFESI & ASPEK HUKUM KONSTRUKSI

“Kegagalan Konstruksi
Bangunan”
2

Hello!
We are from Group IV
• SRI PITAYANTI D111 16 001
• ZAINAL BIN HAMID D111 16 011
• ANDI MUHAMMAD RADITYA RAMADAN D111 16 519
• A.MUSTAGHFIRIN D111 16 526
• JORDY CLIFFORD NGABALIN D111 16 528
• ALWIYANI BADAWI D111 16 535
3

WHAT IS BUILDING CONSTRUCTION FAILURE?


Berdasarkan UU-RI No.18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi, Bab 1,
Pasal 1 ayat 6 menyatakan Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang
setelah diserah terimakan oleh penyedia jasa kepada penguasa jasa, menjadi tidak
berfungsi baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya
yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan/atau pengguna
jasa.
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) memberikan usulan definisi
bahwa suatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan dinyatakan mengalami
kegagalan bila tidak mencapai atau melampaui nilai-nilai kinerja tertentu
(persyaratan minimum, maksimum dan toleransi) yang ditentukan oleh Peraturan,
Standar dan Spesifikasi yang berlaku saat itu sehingga bangunan tidak berfungsi
dengan baik.
4

WHY COULD A CONSTRUCTION FAILURE?


Kegagalan bangunan merupakan kejadian yang memiliki spectrum
yang sangat luas. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
maupun penggunaan dan pemanfaatan.
Seperti kesalahan desain, pelaksanaan yang tidak sesuai bestek,
metode pelaksanaan yang tidak baik, dan kesalahan penggunaan
pembebanan berlebih serta perawatan yang kurang serta hingga
penggunaan yang melampaui batas umur bangunan semua itu berpotensi
untuk menimbulkan kegagalan konstruksi.
Penyebab kegagalan konstruksi juga ada yang tidak dapat diprediksi,
biasanya hal-hal yang berkaitan dengan alam, seperti gempa bumi, angin
yang terlalu kencang melebihi batas maksimum peraturan yang ada,
kebakaran, dan bencana alam lainnya.
5

WHAT ARE THE ELEMENTS OF CONSTRUCTION FAILURE ?


Kegagalan dalam konstruksi dapat diakibatnya oleh beberapa
unsur, diantaranya sebagai berikut :

a. Keruntuhan, ketika semua resistensi gaya dalam struktur


tidak lagi ada, maka akan mengakibatkan keruntuhan total.
b. Keruntuhan progresif biasanya terjadi sangat parah karena
ketika terjadi suatu kesalahan pada satu bagian saja, akan
berefek kepada bagian lain dalam struktur dan ini dapat
berlangsung cepat sejak kegagalan awal dimulai, dinamakan
kegagalan "efek domino".
c. Kinerja yang tidak bagus.
6

Kasus Kegagalan Konstruksi


Hambalang
BAD NEWS
7
SEKILAS TENTANG PROYEK HAMBALANG
8

Secara kronologis, proyek ini bermula pada Oktober Tahun 2009. Saat itu
Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olah Raga) menilai perlu ada Pusat
Pendidikan Latihan dan Sekolah Olah Raga pada tingkat nasional.
Pada 30 Desember 2010, terbit Keputusan Bupati Bogor nomor
641/003.21.00910/BPT 2010 yang berisi Izin Mendirikan Bangunan untuk
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional atas nama
Kemenpora di desa Hambalang, Kecamatan Citeureup-Bogor.
Maka Pembangunan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga
Nasional mulai dilaksanakan tahun 2010 dan direncanakan selesai tahun
2012. Dengan anggaran proyek mencapai Rp 1,75 triliun. Penerimaan siswa
baru diharapkan akan dilaksanakan tahun 2013-2014.
9

Akan tetapi Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional, Hambalang,


Bogor, pada Rabu (30/5/2012) terhenti sementara pembangunannya.
Terlihat sejumlah bangunan dalam tahap pekerjaan terbengkalai, yang
sedianya area tersebut dipakai untuk mencetak atlit-atlit berkualitas
Indonesia.
Kawasan yang menelan anggaran triliunan rupiah tersebut terganjal oleh
dugaan kasus korupsi, yang melibatkan petinggi di Kemenpora dan
anggota DPR.
Setelah diterpa badai korupsi, mega proyek seluas 35 hektare tersebut
kini dihentikan sementara menyusul amblasnya bangunan akibat longsor
pada Desember 2011 lalu.
10

Pasal yang DILANGGAR Dalam


Kasus Hambalang
11

 Pasal 22 UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup yang menyatakan bahwa setiap kegiatan yang
berdampak penting terhadap lingkungan wajib memiliki Amdal.

 Tidak memenuhi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 45 tahun 2007


pada BAB III.A.1.f yang mensyaratkan bahwa pembangunan Gedung
Negara yang pelaksanaan pembangunannya akan dilaksanakan terus
menerus lebih dari satu tahun anggaran sebagai kontrak tahun jamak
(multiyears contract).

 Melanggar ketentuan dalam Pasal 7 butir (1) huruf c PMK 180/2010


tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun 2010 bahwa revisi anggaran
tidak boleh mengurangi volume keluaran (output) Kegiatan Prioritas
Nasional atau Prioritas Kementerian Negara/Lembaga.

 Mengumumkan lelang dengan informasi yang tidak benar dan tidak


lengkap. Hal tersebut melanggar ketentuan Keppres 80 Tahun 2003
Pasal 4 huruf h dan Penjelasannya pada Lampiran Bab II, Point A.1.a.2),
Point A.1.a.3).b yang menetapkan bahwa panitia/pejabat pengadaan
harus mengumumkan secara luas tentang adanya pelelangan umum
yang memuat di antaranya perkiraan nilai pekerjaan.
12

 Pasal 2 ayat 1 atau pasal 3 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999


sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tentang perbuatan
memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara.

 Pasal 12 huruf a atau huruf b atau pasal 11 UU no 31 tahun 1999


sebagaimana telah diubah menjadi UU no 20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan tindak pidana korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke-1
KUHP. Dengan ancaman pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4-20 tahun dan pidana denda
Rp200-Rp1 miliar.

 Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi


junto Pasal 64 ayat 1 KUHP dan dia diganjar hukuman 4,5 tahun
penjara, denda Rp 250 juta atau diganti dengan 6 bulan
kurungan.
13
14
15

Thanks!
Any Questions ?

Anda mungkin juga menyukai