KESEHATAN LINGKUNGAN
DI PUSKESMAS
(SESI 3)
DISAMPAIKAN PADA :
PEMBEKALAN TIM NUSANTARA SEHAT
2
PENGELOLAAN LIMBAH
3
METODE PENGELOLAAN
SAMPAH
• Bank Sampah
• Sedekah Sampah
• Asuransi Sampah
• Dll.
Penanganan Sampah B3
Rumah Tangga
Permasalahan Utama
• Jumlah sampah B3 RT dalam timbulan sampah kota tidak lebih dari 2%.
Walaupun jumlahnya sangat kecil, dengan pola pembuangan akhir sampah
saat ini di Indonesia, yaitu dengan metode pembuangan akhir di suatu lahan
memungkinkan terjadinya akumulasi Bahan Berbahaya Beracun (B3).
• Akumulasi tersebut pada suatu saat akan mencapai tingkat konsentrasi
tertentu. Dampak negatif yang mungkin terjadi yaitu pencemaran tanah dan
air tanah yang berada di sekitar lahan pembuangan akhir.
• Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga, dan mengandung bahan
dan atau bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan/atau beracun
disebut sampah bahan berbahaya beracun rumah tangga sampah (B3 RT),
• Jenis sampah ini walaupun dalam kuantitas atau konsentrasi yang sangat
kecil akan tetapi mengandung bahan berbahaya beracun /B3 (PP No. 18
Tahun 1999 jo PP No. 85 Tahun 1999).
• Jenis sampah ini antara lain adalah batu baterai bekas, neon dan bohlam
bekas, kemasan cat, kosmetik atau pelumas kendaraan yang umumnya
mengandung bahan-bahan yang menyebabkan iritasi atau gangguan
kesehatan lainnya seperti logam merkuri yang terkandung di dalam batu
baterai pada umumnya.
Jenis sampah B3 RT
• Aktifitas dapur, seperti pembersih lantai, pengkilat
logam dan pembersih oven.
• Aktifitas kamar mandi, seperti pembersih kamar mandi,
pembersih toilet dan obat kadaluarsa.
• Aktifitas garasi dan pembengkelan, seperti baterai,
pembersih badan mobil dan berbagai macam cat untuk
mobil.
• Aktifitas ruangan di dalam rumah, seperti cairan untuk
mengkilapkan mebel, cairan penghilang karat dan
pengencer cat.
• Aktifitas pertamanan, seperti cairan pembunuh jamur,
cairan pembunuh gulma dan racun tikus.
Teknis Pengolahan Limbah B3
RT
• Penempatan/ penyimpanan khusus, atau
dengan TPS berijin.
• Landfill dgn persyaratan khusus
• Dikelola oleh pihak ke3 pengelola limbah
B3 berijin
Limbah B3 Medis Fasyankes
• Sumber : RS, Puskesmas, Klinik, dll
• Risiko Kesehatan :
Petugas medis
Pasien
Staf pendukung
Fasyankes
Petugas pengolah
limbah
Penduduk sekitar
TAHAPAN Pengelolaan Limbah B3
Medis
• Pemilahan
• Pewadahan
• Pengumpulan
• Pengangkutan
• Penampungan/ Penyimpanan sementaa
• Pengolahan akhir
Pemilahan
• Dimulai dari sumbernya
• Pemilahan limbah medis padat disesuaikan
dgn jenisnya.
• Khusus jarum dan spuit, hrs dipisahkan dan
menggunakan needle cutter/ needle
dstroyer, shgga tdk digunakan kembali.
PEMILAHAN
Pewadahan
• Digunakan wadah dan simbol khusus
Plastik kuning dan simbol infeksius
(tajam, infeksius, patologis, anatomi)
Ungu untuk sitotoksis
Coklat untuk Kimia, farmasi
2. Disinfeksi Kimia
- Untuk membunuh mikrooganisma
- Senyawa klor, garam ammonium, fenolat
- Perlu dilakukan pencacahan
Pengolahan Akhir
3. Autoklaf
- Banyak digunakan di negara maju
- Ramah lingkungan
- Biaya investasi mahal
- Biaya operasioanal murah
- Tdk merobah bentuk limbah
- Perlu alat Penghancur
Autoklaf
Autoclave
GRINDER/ PENGHANCUR
Pengolahan Akhir
3. Autoklaf
- Proses desinfeksi termal basah dgn uap bersuhu dan
tekanan tinggi
- Dpt menonaktifkn 99,99 % mikroorganisma
- Efektif untuk limbah infeksius/ tajam.
- Biaya investasi dan operasional murah
- Tdk ada emisi gas
- Hasilnya dpt dibuang sbg limbah domestik
Pengolahan Akhir
6. Enkapsulasi
- Penimbunan dgn cara pembuatan kapsul
(kedalam cukup, tertutup, terlindungi)
- Penambahan zat Na Cl/ Garam
- Limbah yang dimasukkan ; limbah tajam,
residu bhn kimia dan sediaan farmasi.
- Biaya murah dan aman
- Membutuhkan lahan yg cukup
Needle Cutter and Needle Pit
NEEDLE PIT
PENGOLAHAN LIMBAH
CAIR RT
Sumber limbah cair dari rumah
tangga
a. SEPTICTANK
b. SUMUR RESAPAN
SYARAT SEPTIC TANK
1. jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m.
2. untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah
resapan dengan lantai septic tank dibuat miring kearah ruang lumpur.
3. septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga
dengan jumlah air limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air
bersih.
4. waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal 24 jam.
5. besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur
yang dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu
pengambilan lumpur diperhitungkan 2-4 tahun.
6. pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang
lebh 2.5 cm dari pipa air keluar.
7. septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang
penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.
Hal yg hrs diperhatikan dlm
pembuatan ST
1. Kemiringan Pipa
Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan
permukaan air bak penampung kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian
2cm.
2. Pemilihan Pipa yang tepat
Pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal adalah 4 inchi. Rumah yang memiliki jumlah toilet
yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang lebih besar. Perancangan saluran diusahakan dibuat
lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut dapat membuat mampat.
3. Sesuaikan Kapasitas Septic tank
Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran
(1.5×1.5×2)m. bak endapan dan sumur resapan bias dibuat dengan ukuran (1x1x2)m. semakin banyak
penghuni rumah maka semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
4. Bak Harus Kuat dan Kedap Air
Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan tahan lama. Konstruksi septic
tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya.
SUMUR RESAPAN
Sumur Resapan Air merupakan rekayasa
teknik konversi air yang berupa bangunan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai bentuk sumur gali dengan
kedalaman tertentu yang digunakan sebagai
tempat penampung air hujan diatas atap
rumah dan meresapkannya ke dalam tanah.
Manfaat pembangunan Sumur
Resapan Air
1. Mengurangi aliran permukaan dan
mencegah terjadinya genangan air, sehingga
mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah
dan menambah persediaan air
3. mencegah menurunnya lahan sebagai
akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.
HIGIENE SANITASI PANGAN
46
KEAMANAN PANGAN
Pemilihan Penyimpanan
Bahan Pangan Pangan Masak
Prinsip 2 Prinsip 5
Penyimpanan
Bahan Pangan Pengangkutan
Pangan
Prinsip 3 Prinsip 6
Pengolahan Penyajian
Pangan Pangan
PRINSIP 1
mencegah uap
jatuh ke pangan matang
SUHU
1. Bahan pangan harus segera diproses jika
memungkinkan (fillet ikan) atau segera
disimpan dengan suhu yang benar.
2. Bahan pangan harus disimpan pada suhu
yang tepat terutama untuk bahan pangan
yang mudah rusak untuk mengindari
berkembangannya mikrobakteria.
SUHU PENYIMPANAN
PANGAN
• Sayuran, suhu penyimpanan 50 – 100C .
• Produk susu dan bahan lain yang
membutuhkan pendingin < 50.
• Daging beku yang dilunakkan 00 – 40C.
• Daging dingin, ikan segar 00 – 40C
• Daging beku < - 120C.
PRINSIP 3
PENGOLAHAN PANGAN
Daging dan Pangan Laut
(Seafood)
• Proses dan simpan dalam suhu yang tepat
(beku -180C)
• Lunakan (thawing) daging/pangan laut dengan
langkah-langkah berikut :
– Pindahkan daging/pangan laut beku ke suhu 00
– 40C dalam kulkas.
– Dapat menggunakan microwave untuk melunakan
daging dan Seafood.
– Letakan dalam kemasan plastik tertutup di bawah
aliran air.
Daging dan Pangan Laut
(Seafood)
Khusus pelunakan dalam kulkas
• Setelah lunak bahan pangan harus
dikonsumsi dalam waktu satu hari dan tidak
boleh dibekukan lagi karena hilangnya
nutrisi.
• Setelah dikeluarkan dari kulkas, masak
dalam waktu maksimum 2 jam. Proses
perendaman harus selalu dilakukan di dalam
kulkas dan tidak dalam suhu ruang.
Sayuran Segar dan Produk Susu
• Sayuran : Simpan pada suhu 50 – 100C dan
keluarkan dari pendingin hanya jika
diperlukan
• Makanan yang sudah disiapkan harus
dilabel dengan :
– Hari, tanggal, dan jam persiapan
– Tanggal “gunakan sebelum….”
PERALATAN PENGOLAH
PANGAN
• Peralatan makan dan minum bentuknya utuh, tidak
rusak, tidak cacat, tidak retak
• Wadah penyimpanan pangan terpisah untuk :
– Pangan matang dan pangan mentah
– Bahan pangan basah dan bahan pangan kering
– Setiap jenis pangan
• Peralatan untuk pencucian
– Tersedia tempat cuci tangan yang berbeda dengan
tempat pencucian
– Tidak menggunakan tempat cuci bahan untuk tempat
cuci tangan
• Perlengkapan penjamah pangan
– Celemek : celemek panjang lebih baik dari celemek
pendek
– Noda pangan dari bahan mentah dapat
mengkontaminasi pangan yang sedang disiapkan,
sehingga penjamah yang banyak mengolah daging
mentah/seafood segar harus mengenakan celemek dari
bahan vinyl/anti air.
– Sarung tangan sekali pakai harus digunakan ketika
memproses pangan mentah dan pangan matang (ketika
penyajian)
– Tidak boleh menggunakan sarung tangan yang sama
ketika menangani bahan pangan yang berbeda
– Sarung tangan rentan terhadap api sehingga tidak
boleh dipakai saat proses memasak.
• Perilaku higiene sanitasi penjamah pangan
– Dilarang bersin di depan pangan
– Dilarang menggaruk anggota tubuh ketika
memasak
– Dilarang menggosok wajah pada bahu/celemek
– Dilarang merokok, meludah, membersihkan
kotoran hidung dan telinga dengan jari, meniup
atau bernapas pada peralatan pangan, menyisir
atau menyentuh rambut
– Tidak memakai perhiasan dan aksesoris
– Kuku harus tetap pendek dan bersih, tanpa adanya
cat kuku atau kuku palsu
• Setelah dari toilet
• Setelah istirahat
• Setelah menyentuh uang
• Sebelum dan setelah menyajikan pangan
• Setelah batuk, bersin, makan dan minum
• Setelah menyentuh bahan sisa atau sampah
• Setelah mengosongkan piring, membersihkan
meja, membersihkan sisa pangan dan tugas-tugas
membersihkan lainnya
FASILITAS SANITASI
• Ada akses jamban dan kamar mandi dengan
ai cukup, tersedia sabun dan lap tangan/tisu.
• Tersedia tempat sampah tertutup di tempat
pengolahan pangan.
• Sarana pembuangan limbah lancar dan
tertutup
PRIORITAS DALAM
MEMASAK
1. Dahulukan memasak pangan yang tahan lama/kering
2. Pangan yang risiko tinggi seperti masakan berkuah kaldu
dimasak terakhir
3. Simpan bahan pangan yang belum waktunya dimasak di
dalam lemasi es.
4. Simpan pangan matang yang belum waktunya dihidangkan
dalam keadaan panas
5. Perhatikan uap pangan jangan sampai mencair dan masuk
kedalam pangan karena akan terjadi kontaminasi ulang
6. Pangan yang sudah matang tidak boleh dijamah dengan
tangan tetapi harus menggunakan alat penjepit atau sendok
7. Mencicipi pangan dengan menggunakan sendok khusus
sekali pakai
MENCEGAH KONTAMINASI
SILANG
• Daging, ikan dan unggas mentah dipisahkan dari
pangan matang
• Pengolahan setiap jenis pangan menggunakan
peralatan yang berbeda/dicuci kembali
• Menggunakan peralatan, perlengkapan dan alas
permukaan yang bersih
• Tersedia serbet/lap yang terpisah setiap area pekerjaan
(serbet untuk piring bersih berbeda dengan serbet
membersihkan permukaan meja)
• Gunakan talenan yang berbeda untuk pangan mentah
dan pangan matang, bersihkan talenan sebelum dan
setelah dipakai tidak lebih dari 2 jam, dan ganti
talenann yang sudah usang.
MENCEGAH KONTAMINASI OLEH
SERANGGA/ BINATANG LAINNYA
• Kosongkan tempat sampah setiap hari
• Gunakan tempat sampah berpedal yang
dilapisi kantong plastik
• Letakan pangan minimal 30 cm dari lantai
• Simpan pangan dalam wadah/kontainer yang
tertutup rapat atau ruangan anti tikus
• Jaga area pengolahan pangan bersih dan kering
• Bersihkan westafel, pembuangan air dan
saluran air setiap hari.
PRINSIP 4
PENYIMPANAN PANGAN
MATANG
WADAH
• Setiap pangan masak mempunyai wadah
masing-masing yang terpisah
• Pemisahan berdasarkan jenis pangan
• Setiap wadah mempunyai tutup, namun
berventilasi yang dapat mengeluarkan uap
air
• Makanan berkuah dipisah antara lauk
dengan saus/kuahnya
SUHU PENYIMPANAN PANGAN
MASAK
• Pangan kering disimpan dalam suhu kamar
250 – 300C.
• Pangan basah (berkuah, sop, gulai) harus
disajikan pada suhu diatas 600C.
• Makanan basah yang masih lama disajikan
disimpan pada suhu di bawah 100C.
WAKTU TUNGGU (HOLDING
TIME)
• Pangan yang baru matang suhunya masih
diatas 800C sehingga masih berada pada zona
aman.
• Pangan matang yang akan dikonsumsi 4 jam
mendatang masih aman
• Pangan yang disajikan panas harus tetap
dipanaskan dalam suhu di atas 600C
• Pangan yang disajikan dingin harus disimpan
dingin pada suhu di bawah 100C
PRINSIP 5
PENGANGKUTAN PANGAN
PENGANGKUTAN BAHAN
PANGAN
• Tidak bercampur dengan bahan berbahaya
seperti pupuk, obat pembasmi serangga dan
bahan kimia berbahaya.
• Kendaraan pengangkut tidak dipergunakan
untuk mengangkut orang, hewan dan
barang-barang
• Kendaraan yang digunakan harus dijaga
kebersihannya.
PENGANGKUTAN PANGAN
MATANG
• Setiap jenis pangan mempunyai wadah yang berbeda.
• Isi pangan tidak terlalu penuh untuk mencegah
terjadinya kondensasi yang menyebabkan pangan cepat
basi
• Wadah yang digunakan harus utuh, kuat, terbuat dari
bahan food grade/tara pangan
• Pangangkutan untuk waktu yang lama harus diatur
suhunya agar tetap panas diatas 600C atau tetap dingin
dibawah 40C.
• Selama dalam perjalanan tutup wadah tidak boleh sering
dibuka dan tetap tertutup sampai tempat penyajian
PRINSIP 6
PENYAJIAN PANGAN
PRINSIP PENYAJIAN PANGAN
1. Wadah : setiap jenis pangan mempunyai wadah penyajian
masing-masing
2. Kadar air : pangan yang berkuah dicampur pada saat
menjelang dihidangkan
3. Edible part : pangan yang disajikan adalah pangan yang
dapat dimakan/garnis terbuat dari bahan pangan
4. Pemisah : pangan yang ditempatkan dalam wadah seprti
dus atau rantang harus terpisah untuk tiap jenis pangan.
5. Panas : pangan yang disajikan panas harus dalam keadaan
panas selama penyajian.
6. Bersih : peralatan makan yang digunakan harus dalam
keadaan bersih
7. Penanganan : penanganan pangan dan alat makan tidak
kontak langsung dengan pangan matang.
8. Tepat penyajian : penyajian harus tepat waktu, tepat menu,
dan tepat volume sesuai kebutuhan.
PEMBINAAN KANTIN
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 942 tahun
2003 tentang Higiene Sanitasi Makanan Jajanan bahwa :
1. Setiap penjamah pangan wajib mengikuti
pelatihan/penyuluhan/sosialisasi di bidang higiene sanitasi
pangan.
2. Setiap penjamah pangan wajib memiliki sertifikat laik
higiene sanitasi pangan.
3. setiap gerai kantin/sentra pangan jajanan yang telah sesuai
dengan persyaratan higiene sanitasi akan mendapatkan
sertifikat laik higiene sanitasi kantin/sentra pangan jajanan
4. Sertifikat laik higiene sanitasi akan dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
CONTOH KOMITMEN KANTIN
KEDARURATAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
94
i. KEBIJAKAN
• Diutamakan pd kesiapsiagaan dan
saat terjadinya kedaruratan kesling
(terjadi pengungsian)
96
III. Tujuan Penanggulangan U/ APA 7AN
PENANGGULANGAN
Kedaruratan Kesling KEDARURATAN
KESLING ??????
U/ m’cegah
tjdx KLB penyk yg
disebabkan o/
kondisi lingk
akibat bencana
97
1. Pra Kedaruratan Kesling :
Kegiatan kesehatan lingkungan dalam rangka pengurangan risiko
melalui program perbaikan kualitas lingkungan
98
1. UPAYA DIT. PL
PADA PRA
KEDARURATAN KESLING
a. Pemberdayaan masyarakat untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi
kedaruratan
b. Advokasi dan sosialisasi kebijakan dan strategi dalam tanggap darurat
c. Pelatihan dalam rangka tanggap darurat dan penanggulangan bencana bagi
sanitarian atau petugas penyehatan lingkungan
d. Penguatan kapasitas SDM dalam upaya kesehatan lingkungan pada
penganggulangan bencana
e. Menyusun protap/ panduan upaya sanitasi darurat sesuai dengan factor risiko
yang diakibatkan oleh jenis bencana yang sudah diprediksi
f. Membangun jejaring komunikasi dan informasi bidang kesehatan lingkungan
99
2. UPAYA DIT. PENYEHATAN LINGK.
PADA SAAT KEDARURATAN KESLING
• Rapid Health Assessment (RHA) Kebutuhan tenaga (teknis & non
teknis), bahan dan alat kerja serta penentuan lokasi yang terbaik
• Penyediaan air bersih , Pengawasan dan perbaikan kualitas air dan sanitasi
• Pembuangan kotoran
• Pengelolaan sampah
• Pengawasan sanitasi makanan
• Pengendalian Vektor
• Pembuangan limbah cair
• Penyuluhan / Kampanye PHBS (bila diperlukan)
100
PENYEDIAAN AIR BERSIH / MINUM
Tujuan :
Penyediaan air bersih diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan minimal air bersih bagi pengungsi min
• Merupakan unsur yg sangat penting bagi
kehidupan
• Menurunkan angka penyakit dan kematian yg
penularannya berhubungan dg air dan sanitasi
• Sebagai alat untuk membersihkan
diri dan segala keperluan rumah
tangga lainnya
101
PEMBUANGAN KOTORAN/JAMBAN
Tujuan :
Penyediaan/pengelolaan sarana pembuangan kotoran (tinja) sebagai upaya
pencegahan penyakit, seperti diare, typhus, dan sumber pencemaran lingkungan
pada sumber air dan bau tidak sedap secara estetika.
CATATAN :
105
106
UPAYA DIT. PENYEHATAN LINGK.
PADA PASCA KEDARURATAN KESLING
• Jangka menengah :
- perbaikan kualitas air
- memperbaiki akses masy melalui
jaringan distribusi
109
KUALITAS AIR
Tidak ditemukan bakteri coli tinja per 100
ml air pd titik pengambilan air
Nyamuk :
- Penyemprotan insektisida
- Modifikasi breeding places
- Menggunakan kelambu
113
PENYULUHAN/KAMPANYE PHBS
Tujuan : mendorong kebersihan perorangan dan
lingkungan agar terjaga kesehatan masyarakat di
tempat pengungsian
116
Sdh tahu lom ??? pada
Pra, Saat & Pasca
Kedaruratan Kesling,
ada pertanyaan ????
117
118
119
120
121
PEMBERANTASAN VEKTOR
Kelambunisasi
122
123
124
Terima Kasih