By: AISYAH, S.Kep Ns, M. Kep KOMUNIKASI PADA SEMUA TINGKATAN USIA
Komunikasi pada anak-anak
Merawat anak-anak adalah sebuah area spesialis dari praktek profesional, terutama di zaman dimana anak-anak telah dinyatakan secara terbuka (Undang- undang Anak 1989 dan Departemen Kesehatan 1991). Anak bukanlah versi kecil orang dewasa,mereka juga bukan salinan dari orang tua mereka, tetapi merupakan pribadi dengan haknya sendiri dengan kapasitas untuk menjadi orang dewasa yang unik. Penggunaan pendekatan komunikasi yang sesuai di antara anak-anak yang sakit dengan profesional kesehatan akan meningkatkan perkembangan hubungan pengasuhan dimana si anak bukan hanya diperbolehkan untuk mengungkapkan kebutuhannya tetapi juga mendapat pemenuhan dari kebutuhan- kebutuhannya itu. Barlow(1992) menekankan hal ini dengan menyatakan bahwa “perawat pediatri harus meningkatkan keterampilan yang tinggi dalam hal observasi yang jika digabungkan dengan pengetahuan profesional akan membuat ia mampu untuk menginterpretasikan perilaku anak, bahasa tubuh dan gejala-gejala fisik. Tanda-tanda non verbal dari pikiran dan perasaan selalu di tunjukkan oleh individu. Cara orang dewasa berinteraksi dengan seorang anak dengan tersenyum,mengerutkan dahi,memeluk dan penggunaan sikap tubuh, semuanya mengkomunikasikan kepedulian. Ini terutama penting karena komunikasi non verbal mempunyai arti yang besar bagi anak- anak sebelum mereka mengenal kata-kata. Berbicara dengan lembut dan gerakan-gerakan dapat meningkatkan kepercayaan dan rasa aman pada anak Agar komunikasi efektif,penting pula dipilih bahasa yang dikenal oleh anak. Ini tidak hanya berkaitan dengan kemampuan intelektual anak tetapi juga versi kata-kata anak itu sendiri Komunikasi pada orang dewasa
Menjadi sakit dan terutama masuk rumah
sakit menyebabkan hilangnya keseimbangan dan dapat menjadi sebuah pengalaman yang terasa sangat mengancam. Tanggung jawab profesional untuk menjamin berkurangnya kemungkinan ini dengan memberikan penjelasan yang sepenuhnya tentang hal-hal seperti jadwal dan rutinitas pengobatan dan alasan- alasan kepada mereka Orang dewasa yang dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak aman dan tidak mampu ketika di keliilingi oleh pihak yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana orang lainlah yang memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Bahkan kekamar mandipun harus mendapatkan izin terlebih dahulu. Ini bisa merupakan pengalaman yang mengancam, dimana orang dewasa merasa tidak berdaya dan cemas Orang dewasa mempunyai hak untuk mendapat perawatan yang penuh pertimbangan, sesuai dengan konteks sosialnya dan penuh penghargaan Komunikasi verbal dan non verbal akan saling mendukung satu sama lain. Ekspresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara memberi tanda tentang status emosional dari seorang dewasa Orang dewasa muda biasanya sangat khawatir pada citra tubuh dan penampilan fisik mereka. Perawat harus menyadari dan menghargai perasaan seseorang tentang hal ini. Berkomunikasi pada pasien-pasien khusus Unsur penting dari setiap hubungan interpersonal adalah komunikasi. Sebagian besar dari hubungan adalah interaksi tatap muka dan para profesional diharapkan mempunyai pengetahuan yang memadai dan mahir dalam keterampilan- keterampilan komunikasi. Agar hubungan antara perawat dengan pasien dapat menjadi hubungan pertolongan yang berkualitas, ia perlu mengandung unsur-unsur seperti empati, kehangatan dan pengertian serta penghargaan positif yang tidak bersyarat. Kualitas-kualitas ini diwujudkan melalui kehadiran, mendengarkan dan memberikan respon Memberi perhatian pada pasien dalam situasi pengasuhan adalah sebuah cara yang positif untuk menyampaikan kehangatan. Burnard (1991) menyebut hal ini sebagai tetap bangun untuk hdair sepenuhnyaa pada saat yang sedang dialami di tunjukkan terutama melalui perilaku non verbal, misalnya mempertahankan kontak mata tetapi tidak melototi ; mencondongkan tubuh ke depan tetapi menghargai kebutuhan jarak dari pasien ; menganggukkan kepala untuk menguatkan minat pada apa yang dikatakan pasien. Yang sangat penting adalah mengenal pengaruh budaya yang mempengaruhi persepsi seseorang dan konteks interaksi. Pasienharus di pandang dalam kerangka pikirnya dengan pengertian yang empatik. Untuk pasien-pasien khusus misalnya dengan keterbatasan atau kasus khusus maka perawat harus mengenal terlebih dahulu apa yang menjadi kebutuhan pasien tersebut. Perawat harus mengetahui latar belakang penyakit yang dialami oleh klien. Menghadapi pasien yang mengalami kasus AIDS misalnya, akan berbeda dengan menghadapi pasien Gastristis.