Anda di halaman 1dari 9

Dinamika Sospol Jaman Penjajahan Jepang

 Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan


berakhir pada tanggal 17 agustus 1945 seiring dengan proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
 Ideologi bangsa Jepang, Shinthoisme tentang Hakko Ichiu berarti
kesatuan keluarga umat manusia. Di mana ajaran tersebut telah
memberi motivasi kepada bangsa Jepang untuk membangun
masyarakat dunia di bawah kendali Jepang.
 Secara kronologis Jepang menyerang Indonesia tidak lepas dari
terjadinya perang Asia Timur Raya tahun 1941 di kawasan Asia
Pasifik yang melibatkan Jepang dengan negara front ABCD (Amerika,
Brritania, Cina dan Dutch).
 Dalam waktu singkat pada tahun yang sama dengan kekuatan militer,
Jepang berhasil menaklukkan Asia Tenggara. Termasuk Singapura yang
merupakan pusat dari penjajahan Inggris di Asia Tenggara.
 Pada tahun 1942 seluruh wilayah Indonesia
yang dikuasi Belanda beralih ke tangan Jepang.
 Awal kedatangan Jepang di Indonesia disambut
baik dan gembira oleh rakyat Indonesia, karena
jepang berusaha menarik simpati rakyat
dengan mengumandangkan propaganda dengan
menyebut dirinya sebagai saudara tua.
 Membantu rakyat Indonesia mengusir
penjajahan belanda, dan berjanji
memerdekakan Indoesia.
 Masa pendudukan Jepang merupakan periode
yang paling menentukan dalam sejarah
Indonesia, karena pemerintah militer Jepang
mengindoktrinisasi, melatih dan
mempersenjatai generasi muda serta memberi
kesempatan kepada para pemimpin untuk
berhubungan dengan rakyat di tingkat bawah.
 Jepang mempolitisasi dan memobilisasi rakyat
hingga ke tingkat desa untuk kepentingan
perang hingga menggoncang kehidupan desa
yang apolitis pada jaman kolonial belanda.
Kebijakan politik penjajahan Jepang
1) Melarang semua rapat dan kegiatan politik.
2) Mengeluarkan peraturan yang membubarkan
semua organisasi politik dan semua bentuk
perkumpulan
3) Mengendalikan seluruh organisasi nasional
4) Membentuk organisasi resmi guna
mendukung perang Jepang melalui gerakan
Tiga A
 Gerakan 3 A yaitu Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia,
dan Nippon Pemimpin Asia yang dipimpin oleh Syamsuddin.
 Dalam perkembangannya gerakan ini tidak berhasil menarik
simpati rakyat dan pada tahun 1943 di ganti oleh Putera (pusat
tenaga rakyat) yang dipimpin oleh Bung Karno, Bung Hatta, Ki
Hajar Dewantara, dan kiayai Haji Mas Mansyur. Gerakan
Putera ini diharapkan dapat menarik perhatian bangsa
Indonesia agar membantu pasukan Jepang, akan tetapi menjadi
bumerang karena sikap nasionalisme yang tinggi di kalangan
tokoh Putera.
 Pembela Tanah Air (PETA), merupakan organisasi bentukan
Jepang yang keanggotaannya terdiri dari pemuda-pemuda
Indonesia. Dalam organisasi ini anggota PETA dilatih
kemiliteran oleh Jepang. PETA dalam perkembangannya sangat
bermanfaat besar bagi Bangsa Indonesia untuk meraih
kemerdekaan melalui perjuangan fisik, seperti Jenderal
Sudirman dan A.H. Nasution.
 Karena dianggap mengancam akhirnya pada tahun 1944 PETA
dibubarkan, dan diganti dengan perhimpunan kebaktian jawa (Jawa
Hokokai) yang berada dibawah kendali militer Jepang. Tujuannya agar
rakyat Indonesia dapat dihimpun seluruh tenaganya baik lahir dan
batin untuk membantu perang Jepang. Dalam Jawa Hokokai dituntut
kepada rakyat Indonesia untuk memiliki nilai tradisi Jepang, yaitu
rela mengorbankan diri, mempertebal persahabatan, melaksanakan
sesuatu harus menunjukkan bukti.
 Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat) adalah sebuah badan
yang bertugas sebagai dewan pertimbangan pusat yang berada
langsung di bawah panglima tertinggi, tugasnya menyampaikan
usulanan dari pertanyaan yang diajukan oleh militer Jepang
mengenai pemerintahan dan politik.
 MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia). Adalah organisasi yang didirikan
pada jaman Belanda pada tahun 1937 pada masa penjajahan belanda
oleh K.H Mas Mansyur, dan tetap diaktifkan dengan pertimbangan
pentingnya peran umat Islam bagi Jepang, karena anti dengan
gerakan barat, dan lebih bersifat amal. Karena dinilai kurang
berperan, akhirnya MIAI dibubarkan dan diganti dengan Masyumi
(majelis syuro muslimin indonesia).
Sistem Pemerintahan Militer
Berbeda dengan zaman hindia belanda yang hanya
terdapat satu pemerintahan sipil, pada jaman Jepang
terdapat 3 pemerintahan militer, yaitu :
1. Pemerintahan militer angkatan darat (tentara ke
25) untuk sumatera dengan pusatnya dibukit
tinggi.
2. Pemerintahan militer angkatan darat (tentara ke
16) untuj Jawa dan Madura dengan puatnya di
Jakarta.
3. Pemerintahan militer angkatan laut (armada ke
2) untuk sulawesi, kalimantan, dan maluku
dengan pusatnya di makasar.
Kekuatan semi militer :
 Seinendan (barisan Pemuda) dibentuk pada tanggal 29 April
1943. Anggotanya terdiri atas para pemuda yang berusia 14-
22 tahun. Mereka dididik militer agar dapat menjaga dan
mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
Tetapi tujuannya adalah membantu Jepang dalam perang.
 Keibodan (barisan pembantu polisi) dibentuk pada tanggal
29 April 1943. Anggotanya terdiri atas para pemuda yang
berusia 26-35 tahun. Dengan tugas seperti menjaga lalu-
lintas, pengamanan desa dan lain-lain.
 Fujinkai (barisan wanita) dibentuk pada bulan agustus 1943.
Anggotanya berusia 15 tahun ke atas. Mereka juga diberikan
latihan-latihan dasar militer dengan tugas membantu Jepang
dalam perang.
 Jibakuti (barisan berani mati) dibentuk pada tanggal 8
desember 1944.
Kekuatan Militer
 Heiho (pembantu prajurit jepang) Heiho
adalah perjurit Indonesia yang langsung
ditempatkan di dalam organisasi militer
Jepang baik angkatan darat maupun angkatan
laut. Mereka dilatih militer secara lengkap
dan setelah lulus dimasukkan kedalam
kesatuan militer Jepang. Anggota yang
direkrut menjadi Heiho adalah mereka yang
memenuhi syarat antara lain berbadan sehat,
berkelakuan baik, berbadan sehat,
berpendidikan minimal SD.

Anda mungkin juga menyukai