Elt 9 1
Elt 9 1
MEMBUAT PERENCANAAN
DAN PELAKSANAAN
EVALUASI PEMBELAJARAN
8 standar pendidikan
HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN
1. MEMBUAT PERENCANAAN
DIRUMUSKAN SECARA JELAS BENTUK TES YG DIGUNAKAN
TERURAI DAN TERUKUR
BERMAKNA DLM MENENTUKAN LANGKAH SELANJUTNYA
MEMBUAT KUNCI
LANGKAH 5 JAWABAN
MENYUSUN PEDOMAN
LANGKAH 6 PENSKORAN
CONTOH MENYUSUN KISI-KISI SOAL
dst
MEMBUAT HUBUNGAN INDIKATOR DENGAN SOAL
TUJUAN :
1. AGAR RUMUSAN INDIKATOR SUDAH BENAR ATAU BELUM
2. APAKAH INDIKATOR SDH KONSISTEN DENGAN BUTIR SOAL
MATA PELAJARAN :
JURUSAN :
KOMPETENSI INTI :
KOMPETENSI DASAR :
• SOAL BAGIAN A
– 30% soal mudah = (30/100) x 6 = 1, 8 dibulatkan menjadi 2 soal
– 40% soal sedang = (40/100) x 6 = 2,4 dibulatkan menjadi 2 soal
– 30% soal sukar = (30/100) x 8 = 2, 4 dibulatkan menjadi 2 soal
SOAL BAGIAN B dan C dihitung dng cara yang sama, shg guru/dosen
dapat
memperoleh komposisi soal yang disusunnya.
• Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu
soal untuk membedakan antara siswa yang
mampu /pandai/ menguasai materi yang
ditanyakan dan siswa yang tidak mampu atau
kurang pandai /belum menguasai materi yang
ditanyakan.
• Semakin tinggi indeks daya pembeda soal
maka semakin mampu soal yang bersangkutan
membedakan siswa yang pandai dan siswa
yang kurang pandai
Soal yang tidak baik adalah soal yang ketika
digunakan muncul 3 kemungkinan berikut
• Siswa yang pandai dan yang tidak pandai
sama-sama menguasai dan sama-sama bisa
menjawab dengan benar.
• Siswa yang pandai dan yang tidak pandai
sama-sama tidak dapat menjawab dengan
benar
• Siswa yang pandaui tidak dapat menjawab
dengan benar, sebaliknya siswa yang tidak
pandai justru dapat menjawab dengan benar.
CONTOH MENGHITUNG DAYA PEMBEDA SOAL
PROSEDUR:
1. MENGHITUNG SKOR TOTAL SETIAP PESERTA DARI TERBESAR
SAMPAI TERKECIL
2. MENGURUTKAN SKOR DARI TERBESAR SAMPAI TERKECIL
3. MENETAPKAN KELOMPOK ATAS DAN KELOMPOK BAWAH (JIKA
PESERTA >30 )
DPT DITETAPKAN 27 %
4. MENGHITUNG RATA-RATA NILAI KELOMPOK ATAS DAN
KELOMPOK BAWAH
5. MENGHITUNG DAYA PEMBEDA DNG RUMUS:
DP =
6. MEMBANDINGKAN DAYA PEMBEDA DENGAN
KRITERIA SBB:
• 0, 40 KE ATAS = SANGAT BAIK
• 0,30 – 0, 39 = BAIK
• 0, 20 – 0,29 = CUKUP, SOAL PERLU PERBAIKAN
• 0, 19 KE BAWAH = KURANG BAIK, SOAL DIBUANG
CONTOH UNTUK SOAL URAIAN
4 orang siswa mengikuti ujian akhir diberikan 3 buah soal dalam bentuk uraian.
Hasil ujiannya dapat ditunjukkan seperti tabel berikut:
4 orang siswa mengikuti ujian akhir diberikan 3 buah soal dalam bentuk uraian.
Hasil ujiannya dapat ditunjukkan seperti tabel berikut:
TINGKAT KESUKARAN =
CHARACTERIZATION
ORGANIZATION
VALUING Menjadikan
Mengatur diri pola hidup
RESPONDING
menghargai
RECEIVING
menanggapi
menerima
copyright dit.akademik.ditjen.dikti
Domain AFEKTIF :
1. Receiving : merujuk kepada kepekaan siswa terhadap
stimulus, kemauan untuk menerima. Contoh:
memperhatikan, menerima
2. Responding : merujuk kepada perhatian aktif siswa
terhadap stimulus, kemauan untuk merespon atau
memberi perhatian. Contoh: menikmati, memberi
kontribusi, kerjasama
3. Valuing : merujuk kepada keyakinan dan sikap,
komitmen. Contoh: menghormati,
mempertimbangkan
4. Organization : merujuk kepada internalisasi nilai dan
keyakinan yang melibatkan konseptualisasi nilai dan
organisasi sistem nilai. Contoh : mengklarifikasi,
menguji
5. Characterization : merujuk kepada internalisasi dan
perilaku yang merefleksikan seperangkat nilai dan
karakteristik filosofi kehidupan (penjatidirian). Contoh
: menyimpulkan, menetapkan
TINGKATAN KEMAMPUAN
Ranah Psikomotor
(HARROW)
NATURALIZATION
ARTICULATION Spontan
dan
PRECISION Akurat otomatis
dan
MANIPULATION Lancar cepat
dan
IMITATION Tanpa contoh tepat
Visual
Meniru dapat meniru
dengan
contoh
copyright
dit.akademik.ditjen.dikti
Domain PSYCHOMOTOR :
1. Reflex movements : refleks yang melibatkan satu
segmen otot dan memungkinkan keterlibatan lebih
dari satu segmen otot
2. Fundamental movements : keterampilan gerak yang
berhubungan dengan berjalan, berlari, melompat,
menekan
3. Perceptual abilities : ditujukan kepada keterampilan
yang berhubungan dengan koordinasi pergerakan
tubuh, visual, auditori
4. Physical abilities : berkenaan dengan daya tahan,
fleksibilitas, ketangkasan, kekuatan, kecepatan
5. Skilled movements : merujuk kepada ketangkasan
permainan, olahraga
6. Nondiscursive communication : merujuk kepada
ekspresi gerakan yang disesuaikan dengan postur,
ekspresi wajah, gerakan-gerakan kreatif
(nondiscursive = tidak menyimpang)
Formatif
Waktu
Tes Sumatif
Subjektif Essay
Evaluasi Non-tes: Observasi Short answer
Wawancara
Angket
Checklist
Presence Participation
Portfolio Paper
Tes Alternatif:
Presentation Practice
Performance Proposal-writing
Progres report Project
TEKNIK PENILAIAN
Observasi Tes Tulis
Penilaian diri Tes Lisan
Penil. antar PD Penugasan
Jurnal
SIKAP PENGET
AHUAN
KETERAMPIL
AN
•Tes Praktik
• Proyek
• Portofolio
1. Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui
pengamatan kinerja yang meminta peserta didik
mendemonstrasikan kompetensi tertentu, melalui tes praktik,
proyek, atau penilaian portofolio.
2. Instrumen penilaian keterampilan berupa daftar cek (check list)
atau skala penilaian (rating scale) disertai rubrik
3. Tes praktik menuntut peserta didik melakukan keterampilan
berupa aktivitas yang sesuai dengan tuntutan kompetensi.
4. Proyek adalah tugas yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan yang harus diselesaikan dalam
waktu tertentu.
5. Penilaian portofolio dilakukan dengan cara menilai kumpulan
karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif
integratif.
CONTOH RUBRIK KETERAMPILAN BERBICARA
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
1. Organization ( Introduction, body, conclusion)
3. Fluency
4. Language:
pronunciation
grammar
vocabulary
NO Kreteria Aspek SB B C K
Ketrampilan
Sikap
Jumlah
Strategi Pemecahan Masalah
No
jujur disiplin percaya diri Bertanggung jawab
Absen
Romb KT T ST
KB B SB KB B SB KB B SB KB B SB
1, R5
2, R5
3, R5
4, R6
Keterangan Sikap KB : Kurang baik (Skor 1) Ketrampilan KT : Kurang
Trampil (Skor 1)
B : Baik (Skor 2) T : Trampil (Skor 2)
SB : Sangat baik (Skor 3) ST : Sangat Trampil (Skor 3)
Matapelajaran : ...........
Nama Proyek : ...........
Alokasi Waktu : ...........
Guru Pembimbing : ...........
Nama : ...........
NIS : ...........
Kelas : ...........
SKOR (1 – 5)
No ASPEK
1 2 3 4 5
PERENCANAAN :
1 a. Persiapan
b. Rumusan Judul
PELAKSANAAN :
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data /
2 Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
LAPORAN PROYEK :
3 a. Performans
b. Presentasi / Penguasaan
TOTAL SKOR
CARA MENGKONVERSI
HASIL PENILAIAN
MEMAKNAI HASIL PENGUKURAN
MENGHASILKAN DATA
MASIH BERUPA
ANGKA MENTAH
PERLU INTERPRESTASI
DILAKUKAN
PENETAPAN HASIL
PROSES KONVERSI
PENGERTIAN KONVERSI
CARA PERTAMA
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN MENGOLAH ANGKA
“STANDARD
“MEAN” MENTAH MENJADI HURUF
DEVIASI”
BATAS
“MEAN LULUSAN”
AGAR DAPAT
DIINTERPRESTASIKAN
CARA KEDUA
MEMBERIKAN MAKNA
MENGGUNAKAN MENGGUNAKAN
“MEAN IDEAL” “REMMERS” “SD IDEAL”
• Untuk cara pertama,
langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mencari nilai Mean dan SD, kemudian
menentukan besarnya SUD (Skala Unit
Deviasi), dan
langkah terakhir adalah menentukan batas
atas dan batas bawah.
Bentuk Konversi
Ada 3 bentuk Konversi Nilai
1. Konversi Nilai dalam Bentuk Norma Relatif
Konversi nilai dalam bentuk norma relatif
merupakan bagian dari Penilaian Acuan Norma
(PAN). Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah
penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada
norma kelompok; nilai-nilai yang diperoleh
peserta didik diperbandingkan dengan nilai-nilai
peserta didik yang lain yang termasuk di dalam
kelompok itu
Norma dalam hal ini mengacu pada
kapasitas atau prestasi kelompok, dan
kelompok di sini adalah semua peserta didik
yang mengikuti tes tersebut
2. Konversi Nilai dalam Bentuk Absolut
Penentuan nilai hasil tes belajar dengan
menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP),
mengandung arti bahwa nilai yang akan diberikan
kepada “testee” itu harus didasarkan pada standar
mutlak (standard absolut) artinya, pemberian nilai
kepada testee itu dilaksanakan dengan jalan
membandingkan antara skor mentah hasil tes yang
dimiliki oleh masing-masing individu testee, dengan
Skor Maksimum Ideal (SMI) yang mungkin dapat
dicapai oleh peserta didik, kalau saja seluruh soal tes
dapat dijawab dengan betul.
• Karena itu maka pada penentuan nilai yang
mengacu kepada kriterium atau patokan ini,
tinggi rendahnya atau besar kecilnya nilai yang
diberikan kepada masing-masing individu,
mutlak ditentukan oleh besar kecil atau tinggi
rendahnya skor yang dapat capai oleh masing-
masing peserta didik yang bersangkutan.
• Itulah sebabnya mengapa penentuan nilai
dengan mengacu pada kriterium sering
disebut sebagai: penentuan nilai secara
mutlak (absolute), atau penentuan nilai secara
individual.
3. Konversi Nilai dalam Bentuk Kombinasi
Dalam menentukan nilai dengan
menggunakan konversi nilai kombinasi
berarti kita menggabungkan antara PAP
(Penilaian Acuan Patokan) dan PAN (Penilaian
Acuan Norma).
Dalam mengkonversi nilai dengan
menggunakan metode kombinasi antara PAP
dan PAN, hal pertama yang kita lakukan
adalah membandingkan terlebih dahulu
antara jumlah peserta didik yang mencapai
nilai A, B, C, D, dan E pada penentuan nilai
yang mengguna-kan standar mutlak(PAP :
Penilaian Acuan Patokan) dengan penentuan
nilai yang menggunakan standar relatif (PAN :
Penilaian Acuan Norma).
• Dengan mengkombinasikan PAP dan PAN,
maka kita akan bisa melihat lebih jelas
kelemahan dan kelebihan dari dua
pendekatan tersebut, sehingga hasil penilaian
akan lebih sempurna.
Contoh Cara Mengkonversi Nilai
Norma Kelompok
Seorang guru TIK menilai 80 orang peserta didik,
ia berencana mengolah dengan PAN skor akhir
Nilai TIK menjadi nilai standar.
Skornya seperti pada tabel berikut:
79 49 48 74 81 98 87 8080 84 90 70 91 93 82 78
70 71 92 38 56 81 74 7368 72 65 51 65 93 83 86
90 35 83 73 74 43 86 8892 93 76 71 90 72 67 75
80 91 61 72 97 91 88 8170 74 99 95 80 59 71 77
63 60 83 82 60 67 89 6376 63 88 70 66 88 79 75
Langkah-langkah
1. Menentukan Nilai batas
Untuk cara pertama, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mencari nilai Mean dan SD, kemudian
menentukan besarnya SUD (Skala Unit Deviasi), dan
langkah terakhir adalah menentukan batas atas dan
batas bawah. Untuk menentukan batas atas dan batas
bawah tersebut, rumusnya adalah sebagai berikut:
Batas bawah D = M – 1,5 SUD
Batas bawah C = M – 0,5 SUD
Batas atas B = M + 0,5 SUD
Batas atas A = M + 1,5 SUD
2. Menghitung skala
a. Menentukan rentang
Rentang (r) = data terbesar – data terkecil
= 99 – 35 = 64
b. Menentukan banyak kelas interval
Banyak kelas (k) = 1+ 3,3 . log n
= 1 + 3,3 . log 80
= 1 + 3,3 . 1, 9031
= 7,2802
Catatan : nilai “k” dibulatkan sehingga banyak kelas
interval = 7
c. Menentukan panjang kelas
Panjang kelas = jumlah rentang : banyak kelas
= ( 64) : (7) = 9,14
• Catatan: Khusus untuk panjang kelas pembulatan
dapat tidak mengikuti frekuensi kelompok kaidah
matematik, jadi kalau pembulatan ke atas (=10) atau
ke bawah (=9). Alasan : supaya semua skor dapat
masuk ke dalam setiap kelas interval.
d. Membuat tabel distribusi frekuensi kelompok
Mula-mula menentukan ujung bawah
kelas interval pertama. Ujung bawah kelas
interval pertama=35 (diambil skor terkecil).
Dengan banyak kelas interval 7 serta panjang
kelas 9 dan 10 dapat disusun dua buah
rencana kelas interval sebagai berikut :
Panjang kelas 9
KELAS INTERVAL FREKUENSI
35 - 43
44 - 52
53 - 61
62 - 70 Masukkan jumlah data dari
71 - 79 hasil tooling
80 - 88
89 - 97
Panjang kelas 10
Kelas interval Frekuensi
35-44 Masukkan jumlah
45-54 data dari hasil
55-64 tooling
65-74
75-84
85-94
95-104
Kesimpulan
Untuk Panjang kls 9, nilai di atas 97 tidak bisa
masuk
Untuk panjang kls 10, semua nilai bisa masuk
Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok
Kelas Interval Fi
Kelas Interval fi
35-44 3
45-54 3
55-64 8
65-74 22
75-84 20
85-94 20
95-104 4
Jumlah 80
e. menentukan kelas dan s
Kelas fi xi fixi fixi‘ fixi' 2
interval
35-44 3 39.5 118.5 +3 +9 27
45-54 3 49.5 148.5 +2 +6 12
55-64 8 59.5 476 +1 +8 8
65-74 22 69.5 1529 0 0 0
75-84 20 79.5 1590 -1 -20 20
85-94 20 89.5 1790 -2 -40 80
95-104 4 99.5 398 -3 -12 36
1 79 5
2 80 6
3 70 4
4 68 4
5 90 7
6 92 8
7 80 6
8 70 4
9 63 3
10 76 5
dST
Contoh dengan rumus lain
• Misalkan ada 50 soal pilihan ganda, kita koreksi dulu hasil
ulangan peserta didik hingga mendapatkan skor mentah.
• Skor yang di dapat adalah jumlah soal yang dijawab benar
oleh peserta didik dari 50 soal yang diberikan. Lalu kita
mendapatkan skor tertinggi dan skor terendah, misalnya:
• Skor tertinggi = 30
Skor terendah = 10
b=8–3
b=5
Sekarang kita tinggal memasukkan kedalam rumus Y= ax + b
maka kita buktikan untuk menentukan nilai konversi
Y = 0,1 x 30 + 5
Y=3+5
Y= 8
• Artinya siswa dengan skor 30 mendapat nilai
konversi 8, bagaimana dengan yang terendah
berikut perhitungannya
Y= (0,1 x 10) + 5
Y=1+5
Y= 6.
• Bagaimana dengan yang lain,misalkan skornya
20,dengan rumus Y = ax + b
Y = (0,1 x 20) + 5
Y=2+5
Y=7
KESIMPULAN
• PROSEDUR INI MEMBUTUHKAN KETELITIAN
• POSISI SEORANG PESERTA AKAN
DIBANDINGKAN DENGAN NORMA YANG
TELAH DITETAPKAN
• HASIL INI AKAN MENJELASKAN POSISI
SEORANG PESERTA TERHADAP PESERTA YANG
LAIN
Thank you.........