Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Materi:
Aspek Hukum
Pajak merupakan masalah keuangan negara, karena itu dasar yang
digunakan adalah UUD 1945 bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU.
Aspek Keuangan
Pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara.
Aspek Sosiologi
Pajak ditinjau dari segi masyarakat yaitu yang menyangkut akibat atau
dampak terhadap masyarakat atau pugutan dan hasil apakah yang dapat
disampaikan kepada masyarakat.
Perbedaan Pajak Dan Jenis Pungutan Lainnya
Retribusi
Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan langsung dengan
kembalinya prestasi, karena pembayaran tersebut ditunjukkan
semata-mata untuk mendapatakan suatu prestasi dari pemerintah,
misalnya karcis masuk terminal, kartu langganan dll.
Sumbangan
Pada sumbangan, seseorang mendapatkan prestasi justru tidak dapat
ditunjuk, tetapi golongan tertentu yang dapat menikmati
kontraprestasi, contoh sumbangan bencana alam.
Iuran
Yaitu pungutan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atau
fasilitas yang diberikan pemerintah secara langsung dan nyata
kepada kelompok atau golongan pembayar
Fungsi Pajak
Fungsi Penerimaan (Budgeteir)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang
diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran –
pengeluaran pemerintah. Contoh, dalam APBN,
pajak sebagai sumber penerimaan dalam
negeri.
• Hukum Perdata
Teori yang mendukung pemungutan pajak antara lain:
• Teori gaya pikul, dasar keadilan pemungutan pajak terletak dalam jasa-
jasa yang diberikan oleh negara kepada masyarakat berupa
perlindungan jiwa dan harta bendanya;
• Teori bakti disebut juga teori kewajiban pajak mutlak, yaitu negara
mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak;
Menurut golongan
Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan pihak
lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan.
Contoh, Pajak Penghasilan.
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebannya dapat dilimpahkan ke pihak
lain. Contoh, Pajak Pertambahan Nilai.
Menurut sifat
Pajak subjektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya
yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan
dari Wajib Pajak. Contoh, Pajak Penghasilan.
Pajak objektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri WP. Contoh, PPN & PPnBM
2.Stelsel anggapan (fictive stelsel), pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan
yang diatur oleh undang-undang. Sebagai contoh, penghasilan suatu tahun
dianggap sama dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak
telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak
berjalan;
• Ajaran Materiil
sesuai dengan penerapan self assesment
• Ajaran formil
sesuai dengan penerapan official assesment
Berakhirnya Utang Pajak
• Pembayaran/Pelunasan;
• Kompensasi;
• Daluwarsa;
• Pembebasan/ Penghapusan
Perlawanan terhadap pajak dapat
dibedakan menjadi:
Perlawanan Pasif
Perlawanan pasif berupa hambatan yang mempersulit pemungutan
pajak dan mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi.
Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif secara nyata terlihat pada semua usaha dan
perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada pemerintah
(fiskus) dengan tujuan untuk menghindari pajak.
Tarif pajak dikenal 4 macam yaitu:
KETENTUAN UMUM
DAN
TATA CARA PERPAJAKAN
UNDANG-UNDANG Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir
dengan Nomor 28 Tahun 2007
17
INTI PERSOALAN PERPAJAKAN
Siapa Subjek
+ Wajib Pajak
Inti Objek
Tarif
Berapa x Pajak Terutang
Dasar
Pengenaan
Pajak
• Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut
pajak,yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
adalah
nomor yang diberikan oleh DJP kepada
Wajib Pajak sebagai sarana administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas WP
dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
20
NPWP memiliki beberapa fungsi, antara lain:
Sebagai identitas Wajib Pajak;
Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan;
Dipergunakan dalam semua dokumen yang terkait
kewajiban perpajakan. Dengan demikian, pada semua
dokumen ini NPWP harus selalu dicantumkan. Contoh
dokumen tersebut antara lain faktur pajak, pemberitahuan
ekspor barang, pemberitahuan import barang, dll.
Untuk memenuhi kewajiban perpajakan.
Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi
tertentu yang mewajibkan mencantumkan NPWP dalam
dokumen-dokumen yang diwajibkan.
Untuk keperluan pelaporan SPT masa dan SPT tahunan
SYARAT-SYARAT UNTUK MENDAPATKAN NPWP/ PPKP
WP BADAN & PEMUNGUT/PEMOTONG DAN JANGKA
WAKTU PENERBITAN
KEP-161/PJ./2001 JO PER-160/PJ./2007
WAJIB PAJAK
PEMUNGUT/
BADAN OP
PEMOTONG
MENGISI DAN MENANDATANGANI SENDIRI/
KUASA KHUSUS
FORMULIR PENDAFTARAN
Dilampiri Fotocopy :
Dilampiri Fotocopy : Dilampiri Fotocopy :
• Akte pendirian;
penunjukan dari Kantor • Perjanjian Kerja sama • Surat penunjukan
Pusat (Untuk BUT). sebagai OP sebagai bendaharawan ;
• KTP/Paspor salah seorang • NPWP masing-masing • Tanda bukti diri
pengurus; dan anggota OP bendaharawan
• Surat Ijin Usaha/
Keterangan Tempat
Usaha.
PERUBAHAN PROYEK
ORGANISASI TELAH SELESAI
PERMOHONAN TERTULIS/
MENGISI FORMULIR
KP.PDIP.4.1-00
KPP
NPWP DIHAPUSKAN
Catatan :
Bila terjadi penggantian Pejabat Bendaharawan, NPWP
tidak perlu diganti/ meminta NPWP baru, tetapi cukup
dilaporkan secara tertulis kepada KPP
Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP)
Pembayaran Pajak:
1. Membayar sendiri pajak yang terutang, yaitu:
a. Pembayaran angsuran setiap bulan (PPh Pasal 25).
b. Pembayaran pada akhir tahun (PPh Pasal 29)
2. Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain ( PPh Psl 4 (2), PPh Pasal 15,
PPh Pasal 21, 22 , 23 serta PPh Pasal 26)
3. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau pihak yang ditunjuk pemerintah
4. Pembayaran pajak-pajak lainnya, terdiri atas:
a. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yaitu berdasarkan Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
b. Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yaitu
pelunasan pajak atas perolehan hak atas tanah dan bangunan.
c. Pembayaran Bea Materai, yaitu pelunasan pajak atas dokumen yang dapat
dilakukan dengan cara menggunakan benda materai berupa materai tempel
dan kertas bermaterai atau dengan cara lain seperti menggunakan mesin teraan.
Surat Setoran Pajak (SSP) standar digunakan untuk
pembayaran semua jenis pajak, baik yang final maupun
bukan final kecuali setoran PBB dan BPHTB. SSP standar
dibuat dalam rangkap lima yang peruntukannya sebagai
berikut.
Lembar ke-1 : untuk arsip pajak
Lembar ke-2 : untuk KPP melalui KPPN (Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara)
Lembar ke-3 : untuk dilaporkan WP ke KPP
Lembar ke-4 : untuk arsip kantor penerima
Pembayaran (bank atau kantor pos).
Lembar ke-5 : untuk arsip wajib pungut atau pihak lain.
Surat Setoran Pajak
Bentuk SSP
SE-01/PJ.24/2006
Catatan :
Apabila tanggal jatuh tempo pembayaran/penyetoran bertepatan dengan hari libur, maka pembayaran/penyetoran dapat dilakukan
pada hari kerja berikutnya
Pelaporan
1 PPh Pasal 25
2 PPh Pasal 21 SPT Masa paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
3 PPh Pasal 23/26
4 PPN/PPnBM
5 PPh Pasal 4 ayat (2):
a. Penjualan saham di Bursa Efek Paling lambat tanggal 25 bulan yang sama
b. Penghasilan bunga atau Paling lambat tanggal 20 dengan bulan penyetoran
diskonto obligasi di Bursa Efek
SPT Masa secara mingguan paling lambat 7 hari setelah batas waktu penyetoran
6 PPN/PPnBM atas impor dipungut pajak berakhir.
DJBC SPT Masa paling lambat 14 hari setelah Masa Pajak berakhir
8 PPh Pasal 22, Pertamina,atau SPT Masa paling lambat 14 hari setelah Masa Pajak berakhir
Badan tertentu Pemungut pajak
SPT Masa paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
9 PPN/PPnBM oleh Bendaharawan
Pemerintah/instansi Pemerintah
Catatan : KEP.543/PJ./2000
Apabila tanggal jatuh tempo pelaporan bertepatan dengan hari libur, maka pelaporan harus
dilakukan pada hari kerja sebelumnya
SANKSI PERPAJAKAN
SANKSI SANKSI
ADMINISTRASI PIDANA
K
E ALPA SENGAJA
D B
N
E U
A KURUNGAN PENJARA
N N
I DAN DAN
D G
K DENDA DENDA
A A
A
N
SANKSI ADMINISTRASI
Rp 50.000 50%
2%/BULAN
SPT TIDAK
maks 24 BULAN
DISAMPAIKAN
• SPT MASA PPh • PEMBETULAN SENDIRI SETELAH DITEGUR
Ps.21/22/23/26 dan SPT TERTULIS
PPN/PPn BM
TERLAMBAT/ TIDAK • HASIL PENELITIAN SPT
DISAMPAIKAN AKIBAT SALAH TULIS
DAN/ATAU SALAH
HITUNG 100%
• HASIL PEMERIKSAAN TIDAK MEMENUHI
Rp 100.000 (SKPKB) KETENTUAN PSL 28 &
29 UU KUP
• IZIN PENUNDAAN
• SPT TAHUNAN PPh Ps. 21 PENYAMPAIAN SPT
TERLAMBAT/ TIDAK • IZIN MENGANGSUR ATAU
DISAMPAIKAN MENUNDA PEMBAYARAN 100%
KARENA
DITERBITKAN SKPKBT
DARI
PERUBAHAN:
Denda keterlambatan menyampaikan SPT:
1. SPT Tahunan PPh orang pribadi Rp 100 ribu;
2. SPT Tahunan PPh badan Rp 1 juta;
3. SPT Masa PPN Rp 500 ribu;
4. SPT Masa Lainnya Rp 100 ribu.
6. SANKSI ADMINISTRASI BERUPA KENAIKAN (PASAL 13A)
KETENTUAN SEKARANG:
Sanksi administrasi untuk kealpaan yang pertama dilakukan
Wajib Pajak, tidak diatur.
PERUBAHAN:
Kealpaan tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan
SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan dapat
merugikan negara yang dilakukan pertama kali tidak dikenai
sanksi pidana tetapi dikenai sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 200% dari pajak yang kurang dibayar.
TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
ALPA PERCOBAAN
SENGAJA PENGULANGAN
TINDAK PIDANA
KARENA ALPA
Pasal 38 UU KUP
WAJIB PAJAK
TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
MENYAMPAIKAN SPT TIDAK BENAR
BERAKIBAT
DAPAT MENIMBULKAN KERUGIAN PADA PENDAPATAN NEGARA DAN PERBUATAN
TERSEBUT MERUPAKAN PERBUATAN SETELAH PERBUATAN YANG PERTAMA KALI
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 13A
WAJIB PAJAK :
TIDAK MENDAFTARKAN DIRI UNTUK DIBERIKAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ATAU TIDAK
MELAPORKAN USAHANYA UNTUK DIKUKUHKAN SEBAGAI PENGUSAHA KENA PAJAK;
MENYALAHGUNAKAN ATAU MENGGUNAKAN TANPA HAK NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ATAU
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK;
TIDAK MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN;
MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN DAN/ATAU KETERANGAN YANG ISINYA TIDAK
BENAR ATAU TIDAK LENGKAP;
MENOLAK UNTUK DILAKUKAN PEMERIKSAAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 29;
MEMPERLIHATKAN PEMBUKUAN, PENCATATAN, ATAU DOKUMEN LAIN YANG PALSU ATAU
DIPALSUKAN SEOLAH-OLAH BENAR, ATAU TIDAK MENGGAMBARKAN KEADAAN YANG
SEBENARNYA;
TIDAK MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN DI INDONESIA, TIDAK
MEMPERLIHATKAN ATAU TIDAK MEMINJAMKAN BUKU, CATATAN, ATAU DOKUMEN LAIN;
TIDAK MENYIMPAN BUKU, CATATAN, ATAU DOKUMEN YANG MENJADI DASAR PEMBUKUAN
ATAU PENCATATAN DAN DOKUMEN LAIN TERMASUK HASIL PENGOLAHAN DATA DARI
PEMBUKUAN YANG DIKELOLA SECARA ELEKTRONIK ATAU DISELENGGARAKAN SECARA
PROGRAM APLIKASI ON-LINE DI INDONESIA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 28
AYAT (11); ATAU
TIDAK MENYETORKAN PAJAK YANG TELAH DIPOTONG ATAU DIPUNGUT
BERAKIBAT
MENIMBULKAN KERUGIAN PADA PENDAPATAN NEGARA
TINDAK PIDANA
KARENA SENGAJA
PASAL 39 AYAT (1),(2), (3) UU KUP
ANCAMAN PIDANA
(PASAL 39 AYAT (1) )
SANKSI DILIPATKAN DUA
TINDAK PIDANA
KARENA PERCOBAAN
PASAL 39 AYAT (3) UU KUP
PASAL 40 UU KUP
SETELAH LAMPAU
10 TAHUN
Sejak :
Saat terutangnya pajak;
Berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun
pajak ybs
DELIK ADUAN
PASAL 41 UU KUP
ALPA SENGAJA
TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN
MERAHASIAKAN SEGALA MERAHASIAKAN SEGALA
SESUATU YG DIKETAHUI / SESUATU YG DIKETAHUI /
DIBERITAHUKAN KEPADANYA DIBERITAHUKAN KEPADANYA
OLEH WAJIB PAJAK DALAM OLEH WAJIB PAJAK DALAM
RANGKA JABATAN ATAU RANGKA JABATAN ATAU
PEKERJAANNYA PEKERJAANNYA
( SEPERTI TERSEBUT DLM ( SEPERTI TERSEBUT DLM
PASAL 34 ) PASAL 34 )
SANKSI SANKSI
DIPIDANA DENGAN PIDANA KURUNGAN DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA PALING
PALING LAMA 1 (SATU) TAHUN DAN LAMA 2 TAHUN DAN
DENDA PALING BANYAK RP25.000.000,00 DENDA PALING BANYAK RP50.000.000,00
SANKSI PIDANA
TERHADAP PIHAK KETIGA
PASAL 41 A DAN 41B UU KUP
Sanksi maksimal :
Sanksi maksimal :
Pidana penjara paling lama 3 (tiga)
Pidana Kurungan paling lama 1 (satu)
tahun, dan
tahun, dan
Denda paling banyak
Denda paling banyak Rp25.000.000,00
Rp75.000.000,00
Yang menyuruh
Pasal 41 Yang menganjurkan
Yang membantu melakukan
Surat Pemberitahuan (SPT)
MELIPUTI
Harta
Kewajiban
Modal
Penghasilan dan Biaya
Harga Perolehan dan Penyerahan Barang/Jasa
DI INDONESIA
WAJIB
MENYELENGGARAKAN
PEMBUKUAN
DIKECUALIKAN DARI
KEWAJIBAN PEMBUKUAN
WP ORANG PRIBADI
YG MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA/ WP ORANG PRIBADI
PEKERJAAN BEBAS YG TIDAK MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA
ATAU
PEKERJAAN BEBAS
YG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG
PENGHASILAN NETO DGN MENGGUNAKAN
NORMA PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO
SYARAT PEMBUKUAN
METODE PEMBUKUAN,
misal :
Pengakuan Penghasilan & biaya
Metode Penyusutan Aktiva Tetap
Metode Penilaian Persediaan
TAHUN BUKU
WP DALAM RANGKA
PMA
KONTRAK KARYA
KONTRAK BAGI HASIL
BUT
WP yang mempunyai afiliasi dengan perusahaan di LN
PENGUMPULAN DATA
SECARA TERATUR
tentang
Peredaran atau penerimaan bruto dan atau;
Penghasilan bruto
WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI
SELAMA 10 TAHUN
DI INDONESIA
Tempat Kegiatan
Tempat Kedudukan atau
Tempat Tinggal
KEGIATAN PENCATATAN
1. WP OP YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU
PENCATATAN PEKERJAAN BEBAS YANG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG
PENGHASILAN NETO DENGAN NORMA PENGHITUNGAN
WAJIB PENGHASILAN NETO
DILAKUKAN
2. WP OP YANG TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU
PEKERJAAN BEBAS
SYARAT PENCATATAN
PENGADILAN PAJAK
UU. NOMOR 14 TAHUN 2002
SEJARAH PENGADILAN PAJAK
1. Di Indonesia untuk pertama kalinya dibentuk institusi yg menangani
sengketa Pajak, yaitu Institusi Pertimbangan Pajak yang dibentuk pada
Tahun 1915 (Stbl No. 707) yg berkedudukan di Batavia (Jakarta);
3. Pada Tahun 1950 badan ini berganti nama menjadi Majelis Pertimbangan
Pajak (MPP) yang bertugas memberi keputusan atas surat permohonan
banding tentang pajak-Pajak negara dan pajak-pajak daerah;
4. Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak at/
Penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan atau terhadap
keputusan yg dpt diajukan gugatan berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku.
PENGAJUAN BANDING
1. Ahli waris.
2. Wajib Pajak sendiri.
3. Seorang Pengurus.
4. Kuasa Hukum.
5. Pengampu (dalam hal pailit).
6. Pihak yang menerima pertanggungjawaban
(dlm hal, Peleburan, pemekaran, liquidasi, dll).
SYARAT-SYARAT BANDING
Persyaratan Banding :
1. Banding diajukan dengan Surat Banding dlm Bhs Indonesia kpd Pengadilan
Pajak.
2. Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima
Keputusan yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan per-UU-an pajak.
3. Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak mengikat apabila
jangka waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan
pemohon Banding.
4. Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.
5. Banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dan dicantumkan
tanggal diterima surat keputusan yang dibanding.
6. Pada Surat Banding dilampirkan salinan Keputusan yang dibanding.
7. Selain dari persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) serta Pasal 35, dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya
jumlah Pajak yang terutang, Banding hanya dapat diajukan apabila jumlah
yang terutang dimaksud telah dibayar sebesar 50% (lima puluh persen).
8. Melampirkan data dan bukti-bukti pendukung
PENGAJUAN GUGATAN
Permohonan Gugatan diajukan oleh :
1. Ahli waris.
2. Wajib Pajak sendiri.
3. Seorang Pengurus.
4. Kuasa Hukum.
5. Pengampu (dalam hal pailit).
6. Pihak yang menerima pertanggungjawaban
(dlm hal, Peleburan, pemekaran liquidasi, dll).
SYARAT-SYARAT GUGATAN
Persyaratan Gugatan :
- PPh Pasal 21
- PPh Pasal 22
- PPh Pasal 23
- PPh Pasal 24
- PPh Pasal 25
- PPh Pasal 28a
- PPh Pasal 29
Penghasilan
PPh dibaya dari PPh Ps
Pekerjaan
sendiri oeh WP 21/26
Pemotongan
Penghasilan
PPh dibayar dari
Melalui PPh Ps 23
pihak ketiga sendiri&oleh
Modal jasaWP
PPh
dibayar/terutang PPh Ps 24
di Luar Negeri
Keppres / Inpres
KMK
Kep Dirjen
Jenis – Jenis Pajak Bagi Bendaharawan
PPh 21 / 26
Objek Pajak
PPh 22
Dasar Perkiraan
PPh 23
Penghasilan Netto
PPh Final
Tarif
PPN / PPnBM
PPh 21 / 26 Gaji, Tunjangan DN = PPh 21
dan Honor
LN = PPh 26
137 / PMK.03 / 2005 Tenaga ahli (Dokter, Pengacara, Akuntan, Arsitek, Konsultan, Notaris,
138 / PMK.03 / 2005 Penilai dan Aktuari ) = 50% x Penghasilan Bruto x 15%
30 Desember 2005
Honorarium untuk setiap kegiatan PNS (diatas IId) dikenakan PPh 21 15%
dan bersifat Final
Peraturan Dirjen Pajak
15/PJ/2006
23 Februari 2006
Berlaku Januari 2006
PER 15/PJ/2006 – KEP 545/PJ/2000
Pasal 9 ayat (6) - PER 15/PJ/2006
Atas penghasilan berupa bea siswa yang diterima atau diperoleh pegawai, setelah
digabungkan dengan penghasilan sebagai pegawai dilakukan pengurangan PTKP yang
sebenarnya sesuai dengan ketentuan Pasal 8 ayat
Pasal 15
Tarif sebesar 15% (lima belas persen) dan bersifat final diterapkan atas
penghasilan bruto berupa honorarium dan imbalan lain dengan nama apapun yang
diterima oleh Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI/POLRI yang
sumber dananya berasal dari Keuangan Negara atau Keuangan Daerah, kecuali
yang dibayarkan kepada Pegawai Negeri Sipil golongan II d ke bawah dan anggota
TNI/POLRI berpangkat Pembantu Letnan Satu ke bawah atau Ajun Inspektur
Tingkat Satu ke bawah.
PENGHASILAN
NETO
Dikurangi
PTKP
PAJAK TERUTANG
DITANGGUNG OLEH PEMERINTAH
Ali status menikah dengan anak dua (K/2). Gaji
PPh 21 / 26 Perbulan Rp. 4.800.000,- dan iuran pensiun Rp
250.000,- / bulan serta mendapat Gaji Ketiga Belas
Rp. 4.800.000,-
Orang Indonesia
II Asing :: :
d kebawah
Orang
PPh
PPhPs.
2621
Honor bukan Objek PPh 21
TATA CARA PENYETORAN
PPh PASAL 21/26
TDK
DITANGGUNG
DITANGGUNG
PEMERINTAH PEMERINTAH
BILA JATUH PD
PALING LAMBAT HARI LIBUR
TGL 10 BLN PENYETORAN
BERIKUTNYA PADA HARI
KERJA BERIKUTNYA
TATA CARA PELAPORAN
PPh PASAL 21/26
TDK DITANGGUNG
DITANGGUNG PEMERINTAH
PEMERINTAH
PPh PASAL 22
DIPUNGUT
PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN
DISETOR
PADA HARI YG SAMA
KE BANK PERSEPSI/KANTOR
POS DAN GIRO
SSP
DITANDATANGANI OLEH
BENDAHARAWAN
TATA CARA PELAPORAN
PELAPORAN
PPh PASAL 22
SPT MASA
KP.PPH…..
KE KPP/KAPENPA
SELAMBAT-LAMBATNYA
14 HARI SETELAH
BULAN TAKWIM BERAKHIR
JIKA JATUH PD
HARI LIBUR
PD HARI KERJA
SEBELUMNYA
PPh Pasal 23
Contoh :
Jasa Perbaikan (Perk. Pengh. Netto = 40%)
PPh Pasal 23 = 15% x 40% x Bruto
= 6% x Bruto
TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN
PPh PASAL 23
TARIF
15 %
PERKIRAAN
PENGHASILAN
PENGHASILAN
BRUTO
NETO
DASAR PEMOTONGAN
PERKIRAAN PENGHASILAN NETO
Jasa Profesi.
Jasa Konsultan, Kecuali Konsultan Konstruksi.
Jasa Akuntansi Dan Pembukuan.
Jasa Penilai. 30 %
Jasa Aktuaris.
a. Jasa teknik dan jasa manajemen
b. Jasa perancang/ desain:
Jasa perancang interior dan jasa perancang pertamanan;
Jasa perancang mesin dan jasa perancang peralatan;
Jasa perancang alatalat transportasi/ kendaraan;
Jasa perancang iklan/ logo;
Jasa perancang alat kemasan.
c. Jasa instalasi/ pemasangan:
Jasa instalasi/ pemasangan mesin, listrik/ telepon/ air/ gas/ AC/ TV kabel, kecuali 30
dilakukan Wajib Pajak yang ruang lingkup dan pekerjaannya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin/ sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi; %
jasa instalasi/ pemasangan peralatan;
D . Jasa perawatan/ pemeliharaan/ perbaikan:
Jasa perawatan/ pemeliharaan/ perbaikan mesin, listrik/ telepon/ air/ gas/ AC/ TV kabel
Jasa perawatan/ pemeliharaan/ perbaikan peralatan;
Jasa perawatan/ pemeliharaan/ perbaikan alatalattransportasi/ kendaraan;
Jasa perawatan/ pemeliharaan/ perbaikan bangunan, kecuali yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang ruang lingkup pekerjaannya di bidang konstruksi dan mempunyai izin/
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
e. Jasa pengeboran (jasa drilling) di bidang Penambangan minyak dan gas bumi
(migas) , kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap.
f. Jasa penunjang di bidang penambangan migas.
g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas.
h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara.
i. Jasa penebangan hutan, termasuk land clearing.
j. Jasa pengolahan/ pembuangan limbah.
k. Jasa maklon.
l. Jasa rekruitmen/ penyediaan tenaga kerja.
m. Jasa perantara.
30%
n. Jasa di bidang perdagangan suratsurat berharga, kecuali yang dilakukan oleh
BEJ, BES, KSEI dan KPEI.
o. Jasa kustodian/ penyimpanan/ penitipan, kecuali yang dilakukan KSEI dan tidak
termasuk sewa gudang yang telah dikenakan PPh final berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996.
p. Jasa telekomunikasi yang bukan untuk umum.
q. Jasa pengisian sulih suara (dubbing) dan atau mixing film.
r. Jasa pemanfaatan informasi di bidang teknologi, termasuk jasa internet.
s. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan
dan perbaikan
Jasa pelaksanaan konstruksi, termasuk jasa
perawatan/ pemeliharaan/ perbaikan bangunan,
jasa instalasi/ pemasangan mesin, listrik/ telepon/
air/ gas/ AC/ TV kabel, sepanjang jasa tersebut 13 1/3 %
dilakukan Wajib Pajak yang ruang lingkup
pekerjaannya di bidang konstruksi dan mempunyai
izin/ sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi.
&
PPh 22
Jasa Barang
PPh 23 PPh 22
PPh Final (PPh Pasal 4 ayat (2))
PPh Final Objek Pajak :
Sewa Bumi dan Bangunan
PP 140 / 2000 Jasa Konstruksi (kriteria tertentu)
KMK : 559/KMK.04/2000
Tarif :
10 % dari Nilai Sewa + Service Charge
& ≤ 1 Miyar
≤ 1 Milyar
Pengusaha Kecil
Non Pengusaha Kecil
PPh 4(2) – Final
PPh 23 – Non Final
> 1 Milyar Semua PPh 23 – Non Final
PPh 23
Jasa Pelaksana Konstruksi = 2 % x Bruto
JASA DI BIDANG
PELAYANAN KESEHATAN MEDIK, MELIPUTI :
• JASA DOKTER UMUM, DOKTER SPESIALIS, DAN DOKTER GIGI, DAN DOKTER HEWAN;
• JASA AHLI KESEHATAN SEPERTI AKUPUNTUR, AHLI GIGI, AHLI GIZI, DAN FISIOTERAPI;
• JASA KEBIDANAN DAN DUKUN BAYI;
• JASA PARAMEDIS DAN PERAWAT DAN
• JASA RUMAH SAKIT, RUMAH BERSALIN, KLINIK KESEHATAN, LABORATURIUM KESEHATAN, DAN
SANOTARIUM
• PERBANKAN, KECUALI JASA PENYEDIAAN TEMPAT UNTUK MENYIMPAN BARANG DAN SURAT
BERHARGA, JASA PENITIPAN UNTUK KEPENTINGAN PIHAK LAIN BERDASARKAN SURAT KONTRAK
(PERJANJIAN), SERTA ANJAK PIUTAN;
• JASA ASURANSI, TIDAK TERMASUK BROKER ASURANSI; DAN
• JASA SEWA GUNA USAHA (SGU) DENGAN HAK OPSI
KEAGAMAAN, MELIPUTI :
• JASA PELAYANAN DI RUMAH IBADAH;
• JASA PEMBERIAN KHOTBAH ATAU DAKWAH; DAN
• JASA LAINNYA DIBIDANG KEAGAMAAN
KELOMPOK JASA
YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
JASA DI BIDANG
PENDIDIKAN, MELIPUTI :
• JASA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH ; DAN
• JASA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI LUAR SEKOLAH, SEPERTI KURSUS
KESENIAN DAN HIBURAN YANG TELAH DIKENAKAN PAJAK TONTONAN, TERMASUK JASA DIBIDANG
KESENIAN YANG TIDAK BERSIFAT KOMERSIAL
PENYIARAN YANG BUKAN BERSIFAT IKLAN DAN TIDAK DIBIAYAI OLEH SPONSOR YANG BERTUJUAN
KOMERSIAL
ANGKUTAN UMUM DI DARAT DAN DI AIR, YAITU : JASA ANGKUTNA DI DARAT, LAUT, DAN DI SUNGAI YANG
DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH ATAU SWASTA
TENAGA KERJA
PERHOTELAN, MELIPUTI :
• JASA PERSEWAAN KAMAR TERMASUK TAMBAHANNYA DI HOTEL, RUMAH PENGINAPAN, MOTEL,
LOSMEN, HOSTEL SERTA FASILITAS YANG TERKAIT DENGAN KEGIATAN PERHOTELAN UNTUK TAMU
YANG MENGINAP; DAN
• JASA PERSEWAAN RUANGAN UNTUK KEGIATAN ACARA ATAU PERTEMUAN DI HOTEL, RUMAH
PENGINAPAN, MOTEL, LOSMEN, DAN HOSTEL
JENIS JASA YANG DISEDIAKAN OLEH PEMERINTAH DALAM RANGKA MENJALANKAN PEMERINTAHAN
SECARA UMUM
PPN dan PPn BM
PPN dan
Pembayaran termasuk PPN : Rp. 1.100.000
PPn BM PPN harus dipungut 10/110 x Rp. 1.100.000 : Rp. 100.000
Jumlah yang dibayarkan : Rp. 1.000.000
PPn BM 20 %
Pembayaran : 1.300.000
PPN dipungut 10/130 x Rp. 1.300.000 : 100.000
PPn BM dipungut 20/130 x Rp. 1.300.000 : 200.000
Jumlah dibayar : 1.000.000
PPN dan Harga Jual Rp. 900.000
PPn BM PPN 10 % x 900.000 Rp. 90.000
PPn BM 20% x 900.000 Rp. 180.000
Harga Jual termasuk PPN/PPn BM Rp. 1.170.000
1 PKP REKANAN
SSP KPP MELALUI BANK/POS
2
3 LAMPIRAN SPT MASA PPN
4 BANK PERSEPSI/POS & GIRO
5
ARSIP BENDAHARAWAN
BANK PERSEPSI/
KANTOR POS DAN GIRO
DLM HAL BANK PEMERINTAH ATAU BANK PEMBANGUNAN DAERAH BERTINDAK SBG “KASIR” DARI
BENDAHARAWAN PEMERINTAH (MIS: PROYEK INPRES), MAKA FAKTUR PAJAK DAN SSP DITERUSKAN
KE BANK YBS MELALUI BENDAHARAWAN. YG DIWAJIBKAN UTK MEMUNGUT DAN MELAPOR ADALAH
BANK YBS
Kewajiban Bendaharawan
Memotong /
1 Memungut dan X
Menyetorkan
2 Melaporkan
X X
X = Setiap Bulan
Pemotongan
Langsung Dipotong KPPN
Pajak
Biaya Gaji
Operasional
Bendaharawan
Disetor ke Bank
KEP-16/PJ.6/1998
PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN
(PBB)
ADALAH
DIKENAKAN TERHADAP
SUBJEK PAJAK
BUMI BANGUNAN
ADALAH : ADALAH :
BANGUNAN
BUMI/TANAH BANGUNAN
- Letak - Bahan bangunan
- Peruntukan - Rekayasa
- Pemanfaatan - Letak
- Kondisi lingkungan - Kondisi lingkungan
- Dan lain-lain - Dan lain-lain
Objek PAJAK
YANG TIDAK DIKENAKAN PBB
Pasal 3 ayat (1)
Memperoleh Memperoleh
manfaat manfaat
atas bangunan atas bumi
Memiliki, Mempunyai
menguasai suatu hak
bangunan atas bumi
Pasal 4 ayat (2)
Dikenakan
SUBJEK kewajiban WAJIB
PAJAK membayar PAJAK
pajak
SUBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)
NJOPTKP
Rp 8.000.000,00
untuk setiap Wajib Pajak
NJOP
(Nilai Jual Objek Pajak)
NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu
ditetapkan setiap tahun sesuai perkembangan daerahnya
DASAR PENGHITUNGAN
Pasal 6 ayat (3) dan (4)
SERENDAH-RENDAHNYA 20 %
DAN
SETINGGI-TINGGINYA 100 %
PERSENTASE NJKP
DITETAPKAN DENGAN
PERATURAN PEMERINTAH
PENETAPAN BESARNYA
NILAI JUAL KENA PAJAK
(PP No. 74 TAHUN 1998)
TARIF TUNGGAL
0,5 %
CARA MENGHITUNG
Tahun Pajak
Adalah jangka waktu satu tahun takwim, yaitu dari tanggal 1
Januari s/d 31 Desember.
• JELAS
• BENAR
• LENGKAP
• DITANDATANGANI
PENERBITAN KETETAPAN
Pasal 10
SPOP
DASAR PENAGIHAN
SEJAK
6 bulan
SPPT D
I
T TEMPAT
1 bulan
SKP E PEMBAYARAN
R - Bank,
I - Kantor Pos ,
1 bulan M
STP - Tempat lain
A
yg ditunjuk
30 hr DIKEM- TIDAK
SPOP SKP
BALIKAN + denda 25%
dari pokok
YA pajak
SPPT Ternyata SPOP
tdk benar SKP
(Ketetapan + denda 25%
6 bulan kurang) dari selisih
pajak terutang
JATUH
1 bulan
TEMPO
Segera
1 bln JATUH stlh. 21 hr SURAT
STP TEMPO
TEGORAN
PAKSA
+ bunga 2%
7 hr
sebulan
(maks 24 bulan) 2 X 24 JAM
Paling
cepat
PERMINTAAN JADWAL SURAT PERINTAH
KLN 10 hr
WAKTU & TEMPAT PELELANGAN MELAKUKAN PE- NYITAAN
KEBERATAN DAN BANDING
Pasal 15 dan 16
DATI I I
DATI I
16,2 % 64,8 %
Pelimpahan BANK
TEMPAT PERSEPSI/
PEMBAYARAN KANTOR POS
Pembayaran
WAJIB
PAJAK Pelimpahan
Pembayaran
BANK/
OPERASIONAL V
PETUGAS Pembagian
PEMUNGUT
21/PJ.6/97
22/PJ.6/97
KEP. DJP 23/PJ.6/97
24/PJ.6/97
531/PJ/2000
Ordonansi Bea Balik Nama
Stbl. 1924 No. 291
Objek Pajak :
Dipungut antara lain atas Barang-barang tetap dan hak-hak
pemindahan hak termasuk hibah kebendaan atas tanah yang
wasiat atas harta tetap pemindahan haknya dilakukan
dengan akta
WAJAR
Wajib Pajak
TARIF PAJAK
Pasal 5
Tarif Tunggal
5%
DASAR PENGENAAN
Pasal 6
Nilai Pasar
Harga Transaksi Apabila NPOP tidak
1) tukar-menukar
2) hibah diketahui atau lebih
- jual beli 3) hibah wasiat rendah dari NJOP PBB
- penunjukan 4) waris
5) pemasukan dalam perseroan atau
pembeli badan hukum lainnya
dlm lelang 6) pemisahan hak yang mengakibatkan
peralihan NJOP PBB
7) peralihan hak karena putusan hakim
yg tetap
8) pemberiah hak baru karena pelepasan
hak
9) pemberian hak baru diluar pelepasan
Besarnya NJOP PBB
hak ditetapkan oleh Menteri
10)penggagungan, peleburan dan Keuangan dalam hal
pemekaran usaha. belum diketahui
11)hadiah.
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NPOPTKP)
Pas al 7
paling banyak
Rp 300.000.000,00 paling banyak
untuk waris atau hibah Rp 60.000.000,00
wasiat bagi orang pribadi selain perolehan
yg masih dalam hubungan hak dari waris
keluarga sedarah dalam & hibah wasiat
garis keturunan lurus
atau
Ditpenpa 2000
SAAT PAJAK TERUTANG
( Pasal 9 )
jual beli
tukar-menukar
hibah
pemasukan dlm perseroan/ badan
hukum lainnya sejak tgl dibuat
pemisahan hak yang mengakibatkan dan ditandatanganinya
peralihan akta
hadiah
penggabungan usaha, peleburan
usaha, pemekaran usaha
Di Wilayah:
1. Kabupaten
2. Kota
3. Propinsi
Wajib Pajak
Setor
ke
Bank Persepsi / Kantor Pos
Operasional V
Sebelum:
a. Akta pemindahan hak atas tanah dan atau bangunan
ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
/Notaris;
b. Risalah lelang untuk pembeli ditandatangani oleh Kepala
Kantor Lelang / Pejabat Lelang;
c. dilakukan pendaftaran hak oleh Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten /Kotamadya dalam hal:
1) pemberian hak baru;
2) pemindahan hak karena pelaksanaan Putusan Hakim, warisan
atau Hibah Wasiat
Dengan
menggunakan
Surat Setoran
Bea
Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar
( SKBKB )
Pasal 11
BERDASARKAN
DIRJEN PAJAK
SKB.KB SKB.KB
s/d Rp 2.500.000.000,00 › Rp 2.500.000.000,00
Kantor Pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan Kantor Wilayah
BANDING
Pasal 18
WAJIB PAJAK
WAJIB PAJAK (MENOLAK)
(MENERIMA)
BANDING
Apabila SK Keberatan Diajukan secara tertulis dalam
menambah jumlah pajak Bahasa Indonesia dengan alasan yg
jelas, dalam jk waktu maksimum 3
terutang
bulan sejak SK Keberatan diterima
(merupakan dasar penagihan)
Pasal 14
Dibagikan kepada
- 16% untuk propinsi
pemerintah
- 64% untuk pemerintah
kabupaten/kota
kabupaten
secara merata
MATERI VII - b
BEA METERAI
DASAR HUKUM
BEA METERAI
1. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai
perbuatan, kenyataan/ keadaan yang bersifat perdata (a.l. Surat Kuasa, Surat Hibah, Surat Pernyataan)
6. Efek / Sekumpulan Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang mempunyai harga nominal Rp 6.000,00
lebih dari Rp 1.000.000,00
7. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan seperti surat-surat Rp 6.000,00
biasa, surat kerumah tanggaan, dan surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai
DOKUMEN YANG TERUTANG BEA METERAI DENGAN
TARIF Rp 3.000,00
OBJEK ( BENTUK
BEA METERAI
DOKUMEN)
1. Surat yang memuat jumlah uang yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp
250.000,00 sampai dengan Rp1.000.000,00
1) yang menyebutkan penerimaan uang
2) yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di
Bank
3) yang berisi pemberitahuan saldo rekening di Bank, atau Rp 3.000,00
4) yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau sebagiannya telah
dilunasi atau diperhitungkan
2. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep yang mempunyai harga nominal
lebih dari Rp 250.000,00 sampai dengan Rp1.000.000,00 Rp 3.000,00
3. Efek / Sekumpulan Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
mempunyai harga nominal sampai dengan Rp 1.000.000,00 Rp 3.000,00
4. Cek dan Bilyet Giro tanpa batas pengenaan besarnya harga nominal Rp 3.000,00
DOKUMEN YANG TIDAK TERUTANG BEA METERAI
OBJEK ( BENTUK
BEA METERAI
DOKUMEN)
1. Surat yang memuat jumlah uang yang mempunyai harga nominal
sampai dengan Rp 250.000,00 :
1) yang menyebutkan penerimaan uang
2) yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang
dalam rekening di Bank -
3) yang berisi pemberitahuan saldo rekening di Bank, atau
4) yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan
a. DOKUMEN BERUPA :
1) SURAT PENYIMPANAN BARANG;
2) KONOSEMEN;
3) SURAT ANGKUTAN PENUMPANG & BARANG;
4) KETERANGAN PEMINDAHAN YG DITULISKAN DI ATAS
DOKUMEN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM ANGKA 1),
ANGKA 2) & ANGKA 3);
5) BUKTI UNTUK PENGIRIMAN & PENERIMAAN BARANG;
6) SURAT PENGIRIMAN BARANG UNTUK DIJUAL ATAS
TANGGUNGAN PENGIRIM
7) SURAT-SURAT LAINNYA YG DAPAT DISAMAKAN DGN
SURAT- SURAT SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM
ANGKA 1) SAMPAI ANGKA 6)
b. SEGALA BENTUK IJAZAH;
c. TANDA TERIMA GAJI, UANG TUNGGU, PENSIUN,
UANG TUNJANGAN, & PEMBAYARAN LAINNYA
YG KAITANNYA DGN HUBUNGAN KERJA SERTA
SURAT-SURAT YG DISERAHKAN UNTUK
MENDAPATKAN PEMBAYARAN ITU;
DOKUMEN YANG DIBUAT OLEH DUA PIHAK, BEA METERAI TERUTANG OLEH
MASING-MASING PIHAK
CONTOH : SURAT PERJANJIAN DIBAWAH TANGAN
Ó SISTEM KOMPUTERISASI
CARA PELUNASAN BEA METERAI
DGN METERAI TEMPEL
MAKA
DILAKUKAN THD.
TDK DIBENARKAN
DALUARSA
SEJAK
BARANGSIAPA
1. MENIRU ATAU MEMALSUKAN METERAI TEMPEL, KERTAS METERAI ATAU MENIRU DAN
MEMALSUKAN TANDA TANGAN YG PERLU UNTUK MENSAHKAN METERAI;
BARANGSIAPA
WAJIB PAJAK
Orang pribadi atau badan yang menurut peraturan
perundang-undangan perpajakan daerah diwajibkan
untuk melakukan pembayaran pajak yang terutang,
termasuk pemungut atau pemotong pajak tertentu
Macam-macam Pajak Daerah :
Pemerintah Propinsi
* Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
* Pajak Bea Balik Kendaraan Bermotor & Kendaraan di Atas Air
* Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
* Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Pemerintah Kabupaten/Kota
* Pajak Hotel
* Pajak Restoran
* Pajak Hiburan
* Pajak Reklame
* Pajak Penerangan Jalan
* Pajak Galian Gol C
* Pajak Parkir
Jenis Pajak Daerah
NO JENIS PAJAK U R A I A N
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pajak atas kepemilikan dan/atau
penguasaan kendaraan bermotor
2. Bea Balik nama Kendaraan Pajak atas penyerahan hak milik
Bermotor (BBNKB) kendaraan bermotor
3. Pajak Bahan Bakar (PBB) Pajak atas bahan bakar kendaraan
yang digunakan untuk kendaraan
bermotor
4. Pajak Air Permukaan Pajak atas pengambilan dan
pemanfaatan air permukaan untuk
digunakan bagi pribadi atau badan,
kecuali untuk keperluan dasar rumah
tangga dan pertanian rakyat
5. Pajak Hotel Pajak atas pelayanan hotel
NO JENIS PAJAK U R A I A N
7. Pajak Penerangan Jalan Pajak atas penggunaan tenaga listrik dengan
ketentuan bahwa di daerah tersebut tersedia
penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar
oleh pemda
8. Pajak Hiburan Pajak atas penyelenggaraan hiburan
10. Pajak Bahan Galian Bukan Pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian
Strategis dan Bukan Vital
11. Pajak Parkir Pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan
tempat parkir di luar badan jalan
12. Pajak Pengambilan Air Bawah
Tanah
13. Pajak Sarang Burung Walet
6. Pajak hotel 10
7. Pajak restoran 10
8. Pajak hiburan 35
9. Pajak reklame 25
PAJAK TERUTANG
ADALAH
Mengatur
Terdiri
PROVINSI Kota/Kabupaten
Gubernur Walikota/Bupati
Pejabat untuk penagihan – Dispenda-
Berwenang