Anda di halaman 1dari 20

Ulkus Varikosum

Meigi Medika
Ulkus Varikosum
• Lesi pada kulit disebabkan oleh
penyakit vena kronis yang ditandai
dengan lipodermatosklerosis, ulkus,
dan hiperpigmentasi.
• Sering terjadi di maleolus media

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Penyakit Vena Kronis
• Penyakit vena kronis pada tungkai adalah keadaan yang menyatakan
adanya gangguan aliran darah vena (venous return) pada tungkai.

• Gangguan fungsi pada vena tersebut akan bertambah berat dengan


berjalannya waktu.

• Gejala PVK pada tungkai berupa varises daerah poplitea dan betis

• Hasil studi Edinburgh (2003) prevalensi varikosis lebih tinggi pada laki-
laki daripada perempuan
1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,
Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Penyakit vena kronis
• Ganggauan dilatasi ringan
pembuluh vena Segmen pendek
v. safena magna  gangguan lebih
berat pada segmen vena yang
panjang  Pembengkakan kaki,
perubahan warna kulit, bahkan
sampai timbul luka  Ulkus

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Klasifikasi

“CEAP”

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Clinical (Klinis)
• Kelas 1  Telangiektasia ( vena kecil terletak intradermal,
berdiameter kurang dari 1 mm, tidak teraba menonjol, berwarna
merah atau biru
• Kelas 2  Varises (melebar, berkelok-kelok, teraba menonjol,
diameter lebih dari 3 mm)
• Kelas 3  Terdapat pembengkakan (udem) tanpa perubahan warna
kulit
• Kelas 4  tampak perubahan warna kulit
• 4A  Pigmentasi, dermatitis/eczema. Pigmentasi terjadi di atas maupun
dibawah sekitar malleolus.
• 4B  Lipodermatosklerosis atau dan atrophie blanche. Penebalan kulit dan
subkutan sehingga tampak solid dan mengeras. Lipodermatoklerosis dan
atrophie blanche merupakan gejala awal terbentuknya ulkus
Clinical (Klinis
• Kelas 5  Perubahan seperti kelas 4 disertai ulkus yang sudah
sembuh

• Kelas 6  perubahan seperti kelas 5 disertai ulkus yang masih aktif


(basah, tepi kemerahan, udem pada tepi ulkus, cenderung melebar
ukurannya.

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Etiologi
• Kongenital  tidak terbentuk katup sama sekali pada vena (aplasia,
avalvulia) atau pembentukannya tidak sempurna (dysplasia),
malformasi vena, Syndrome Klippel-Trenaunay

• Primer  lembaran atau daun katup yang terlalu panjang dan


melambai sehingga katup tidak dapat menutup secara sempurna

• Sekunder  terjadi kibat DVT  gangguan kronis katup vena dalam


 sindroma post thrombotic  pemdekan daun katup

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Anatomy
• Vena Superficialis (As1-5)  saphena magna, saphena magna atas lutut,
saphena magna bawah lutut, saphena parva, bukan saphena

• Vena dalam (AD6-16)  cava inferior, iliaka komunis, iliaka interna, iliaka
eksterna, rongga pelvis, femoralis komunis, femoralis profundus,
femoralis superficialis, poplitea, daerah kruris, muskularis

• Vena perforantes (Ap17-18)  daerah femoralis dan daerah kruris

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Patofisiologi
• Refluks (Pr), Obstruksi (Po) atau kombinasi (Pr, O).  contoh oklusi pada
segmental vena v. Cava  PO-Cav’

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Venous Severity Scoring

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Faktor Risiko
• Keturunan
• Umur
• Kelamin Perempuan (usia decade ke 3 dan 4)
• Kegemukan atau obesitas
• Kehamilan
• Pengguna pil atau suntikan
• Pengguna pil
• Terbiasa bekerja dalam posisi berdiri

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Patofisiologi
• Teori Fibrin Cuff : deposit fibrin di sekeliling kapilar (Protein-protein
ECM yang mengelilingi perivascular)  difusi O2 ke kulit terhalang 
lipodermatoklerosis

• Teori Aktivasi leukosit yang terperangkap : sel leukosit neutrophil


terperangkap dalam mikrosirkulasi vena  aliran darah kapilar
melambat  hipoksia, neutrophil aktif  metabolit racun 
kerusakan sel-sel endothelium  menimbulkan ganngguan aliran
darah pada system kapilaris kulit  kerusakan kulit  Luka, Ulkus

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Etiologi dan Patofisiologi Ulkus
• Makrosirkulasi : varises lama disertai refluks yang sangat besar 
tekanan ambulatory vena meningkat (> 30mmHg). Disfungsi katup
vena superficial dan vena dalam  gangguan katup vena perforantes
 peningkatan tekanan ambulatory vena superficial  ulkus vena
kronis

• Mikrosirkulasi : Insufisiensi vena kronis  aliran darah membanjiri v.


superficial melalui vena perforator  varikosis vena superfisial 
aliran darah vena melambat  akumulasi leukosit pada kapiler 
Pelepasan Plasminogen Activator  reaksi inflamasi 
lipodermatosklerosis

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Gejala klinis
• Gejala
• Nyeri di kedua tungkai
• Rasa pegal
• Kaki terasa berat dan bengkak
• Kejang otot betis terutama pada malam hari
• Gatal dia daerah ankle
• Mudah lelah bila berdiri agak lama
• Dilatasi vena
• Lipodermatosklerosis

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Diagnosis
• Edema tungkai
• Perubahan warna kulit
• Lipodermatoklerosis
• Ulserasi yang dangkal
• Kemerahan pada medial pergelangan kaki
• Brodie-tredelenburg test
• Perthes test

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Brodie-Tredelenburg Tes
Terapi
Farmakologi
• Alpha benzopyirones
• Flavonoid
• Safonosid
• Perawatan luka ulkus dengan hydrocolloid dan dressing foam
Terapi Kompresi
• Stocking
• 15-20 mmHg : Varises ringan
• 21-30 mmHg : Varises dengan gejala, pascaskleroterapy
• 31-45 mmHg : Post Thrombotic syndrome
• >45 mmHg : phlebolymphodema 1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,
Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Terapi
Terapi Bedah
• Ligasi pada segmen sapheno-femoral junction
• Stripping (mengangkat vena saphena magna atau vena saphena
parva)
• Phlebectomy atau stab avulsion

1.Yuwono HS. 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Refika Aditama,


Bandung, Indonesia, hal 27-65. 2. Cronenwett J, Johnson K.
2014. Rutherford's Vascular Surgery. 8th edition. Saunders,
Philadelpia, United States, hal. 842-868
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai