Anda di halaman 1dari 59

KINEMATIKA ZAT CAIR

(FLUIDA)

Mekanika Fluida – Drs. Riad Syech, MT


Drs. Usman Malik, M.Si
Pengertian
 Kinematika aliran mempelajari gerak partikel zat
cair tanpa meninjau gaya yang menyebabkan
gerak tersebut
Macam Gerak
1. Invisid dan viskos
2. Kompresibel dan tak kompresibel
3. Laminer dan turbulen
4. Mantap dan tak mantap
5. Seragam dan tak seragam
6. Satu, dua dan tiga dimensi
7. Rotasional dan tak rotasional
Aliran invisid dan viskos
 Aliran invisid : dibedakan oleh nilai kekentalan zat
cair dimana µ dianggap nol (zat cair ideal).
 Aliran viskos : jika nilai kekentalan zat cair tidak
sama dengan nol (µ ≠ 0), jadi harga µ harus
diperhitungkan (zat cair riil).
Aliran luar
A Pemisah
l Aliran Luar Invisid
i Lapisan Batas
r
a
n
V
i Lapisan Batas Aliran
s
Aliran Inti Invisid Viskos
k
o Sempurna
s Lapisan Batas
B
e
b
a
s Lapisan Batas

Aliran Luar Invisid

Pemisah
Aliran Kompresibel & Tak Kompresibel

 Dalam hal ini dibedakan oleh perubahan rapat massa


terhadap perubahan tekanan
 Aliran kompresibel : rapat massa berubah dengan perubahan
tekanan.
 Aliran tak kompresibel : rapat massa tidak berubah dengan
perubahan tekanan, rapat massa dianggap konstan
Aliran Laminer dan Turbulen

 Aliran laminer : partikel-partikel zat cair bergerak


teratur dengan membentuk garis lintasan kontinyu
dan tidak saling berpotongan.
 Aliran turbulen : gerak partikel-partikel zat cair
tidak teratur dan garis lintasannya saling
VL
berpotongan, semakin tinggi nilai bilangan Re 

makin tidak teratur gerakan partikel cairan.
 Catatan : Pada aliran viskos dibedakan oleh gerak
partikel zat cair
Alat percobaan Osborne Reynol
Untuk Visualisasi Aliran dalam pipa
Alat percobaan Osborne Reynol
Untuk Visualisasi Aliran dalam pipa

 air Tangki penenang

 a. Laminar Katup
 b
 Laminar Transisi Turbulen
 C

Re > Re < Re
Aliran Mantap dan Tak Mantap
(Aliran Tunak dan Tak Tunak)
 Aliran mantap/tunak (steady flow) : diasumsikan bahwa
kecepatan pada suatu titik di dalam suatu ruang tidak
bervariasi menurut waktu. Namun kenyataannya hampir
seluruh aliran adalah taktunak artinya kecepatan
bervariasi menurut waktu, sehingga sulit untuk dianalisis.
 Aliran ini dibedakan oleh perubahan parameter aliran
yaitu : Q, h, V, A, ρ, p terhadap waktu
 Aliran ini terjadi jika variabel aliran di sebarang titik
pada zat cair tidak berubah dengan waktu.
Secara matimatika :
 ∂Q/∂t = 0, ∂h/∂t = 0, ∂V/∂t = 0, ∂p/∂t = 0
Aliran tak mantap (unsteady flow) terjadi jika variabel
aliran di sebarang titik pada zat cair berubah atau
bervariasi menurut waktu.

 Contoh ketika kita memutar sebuah kran air untuk


menghentikan aliran air, sehingga gaya-gaya yang
timbul adalah sebagai akibat dari efek ketidaktunakan
 Jadi untuk aliran tunak, nilai dari sifat fluida
(Kecepatan, temperatur, kerapatan,dll) pada suatu titik
tidak tergantung waktu. Namun, nilai dari sifat fluida
tersebut untuk sebuah partikel fluida tertentu dapat
berubah terhadap waktu selama partikel mengalir,
meskipun dalam aliran tunak.
Secara matimatika :
 ∂Q/∂t ≠ 0, ∂h/∂t ≠ 0, ∂V/∂t ≠ 0, ∂p/∂t ≠ 0
Aliran Seragam dan Tak Seragam
(Aliran Beraturan dan Tak Beraturan)
 Aliran seragam : apabila tidak ada perubahan
variabel aliran dari satu titik ke titik yang lain di
sepanjang saluran.
Secara matimatika dapat dituliskan :
 ∂Q/∂s = Ø, ∂h/∂s = Ø, ∂V/∂s = Ø, ∂p/∂s = Ø

 Aliran tidak seragam : apabila ada perubahan

variabel aliran dari satu titik ke titik yang lain di


sepanjang saluran.
Secara matimatika dapat dituliskan :
 ∂Q/∂s ≠ Ø, ∂h/∂s ≠ Ø, ∂V/∂s≠ Ø, ∂p/∂s ≠ Ø
Tipe Aliran
Aliran Satu, Dua, dan Tiga Dimensi
 Secara umum, sebuah aliran fluida adalah suatu fenomena
rumit yang berlangsung secara tiga dimensi dan tergantung
pada waktu V=V(x,y,z,t) = u i + v j + w k. Namun, dalam
banyak situasi dapat membuat asumsi sederhana yang
memungkinkan pemahaman lebih mudah mengenai masalah
aliran tanpa harus mengorbankan tingkat keakuratan yang
dibutuhkan. Seperti pendekatan aliran nyata sebagai aliran
sederhana yaitu satu atau dua dimensi.
 Untuk tiga dimensi seperti aliran udara yang melewati
sayap pesawat terbang yang dapat diamati dengan
menggunakan teknik visualisasi
Aliran Satu, Dua, dan Tiga Dimensi
 Aliran satu dimensi : kecepatan di setiap titik
pada tampang lintang mempunyai besar dan
arah yang sama.
 Aliran dua dimensi : semua partikel dianggap
mengalir dalam bidang sepanjang aliran,
sehingga tidak ada aliran tegak lurus pada
bidang tersebut.
 Aliran tiga dimensi : komponen kecepatan u, v,
dan w adalah fungsi koordinat ruang x, y, dan z.
Contoh Aliran satu dan Dua Dimensi

Aliran 1 D

Aliran 2 D
Aliran Rotasional dan
Tak Rotasional
 Aliran Rotasional : bila setiap partikel zat cair
mempunyai kecepatan sudut (berotasi) terhadap
pusat massanya.
 Aliran Tak Rotasional : bila setiap partikel zat cair
tidak mempunyai kecepatan sudut (tidak berotasi)
terhadap pusat massanya.
Garis Arus (Streamline) dan
Tabung Arus
 Garis arus (stream line) : adalah kurva khayal yang
ditarik di dalam aliran zat cair yang saling
menyinggung untuk menunjukkan arah gerak di
berbagai titik dalam aliran.
 Tabung arus : terbentuk jika sejumlah garis aliran
ditarik melalui setiap titik di sekeliling suatu luasan
kecil dalam aliranyangsaling bersingngan.
Garis Arus
 A2

Pusat Garis Aliran

 A1
Percepatan Partikel Zat Cair
 Percepatan partikel zat cair yang bergerak
didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan.
 Laju perubahan kecepatan bisa disebabkan oleh
perubahan geometri medan aliran atau karena
perubahan waktu.
Debit Aliran
 Debit aliran : jumlah zat cair yang mengalir melalui
tampang lintang aliran tiap satu satuan waktu.
 Jumlah zat cair = volume zat cair
 Satuan volume : meter kubik, liter, galon, dsb)
 Satuan waktu : detik, menit, jam, hari, dsb)
Rumus Debit

Vol
Q
t
 Dengan Q = debit
Vol = volume
t = waktu

Q=AV
 Dengan : A = luas tampang aliran
V = kecepatan aliran
TIM OPTIK FISIKA FMIPA UNIV RIAU
Persamaan Kontinuitas
 Apabila zat cair kompresibel secara kontinu melalui
pipa atau saluran, dengan tampang aliran konstan
ataupun tidak konstan, maka volume zat cair yang
lewat tiap satuan waktu adalah sama di semua
tampang
 Apabila suatu fluida mengalir dalam sebuah pipa
dengan luas penampang A dan kecepatan aliran
fluidanya v, maka banyaknya fluida (volum) yang
mengalir melalui penampang tersebut tiap satuan
waktu dinamakan debit.
PERSAMAAN KONTINUITAS

Dalam bentuk persamaan debit dinyatakan sebagai berikut:

Q Av dan Q 
V
t
Keterangan:
Q = debit aliran fluida (m3/s) V2
V = volume fluida yang mengalir (m3)
t = waktu (s)
v = kecepatan aliran fluida (m/s) V1
PERSAMAAN KONTINUITAS

 Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak melewati pipa yang
mempunyai luas penampang yang berbeda maka volum fluida yang
melewati setiap penampang itu sama besar dalam selang waktu
yang sama.
Persamaan kontinuitas me-nyatakan
bahwa pada aliran fluida ideal, hasil
kali laju aliran fluida dengan dengan
luas penampangnya adalah konstan.

Keterangan:
Q1  Q2 Q1 = debit aliran fluida bagian 1 (m3/s)
Q2 = debit aliran fluida bagian 2 (m3/s)
A1 v1  A2 v2 A1 = luas penampang bagian 1 (m2)
A2 = luas penampang bagian 2 (m2)
v1 = kecepatan cairan bagian 1 (m/s)
v2 = kecepatan cairan bagian 2 (m/s)
Rumus
Untuk tampang/kecepatan berubah :
A1V1 = A2V2
Q = AV = konstan

Untuk percabangan :
Q 1 = Q2 + Q 3
∑Q = 0
AZAS BERNOULLI

Tekanan fluida di tempat yang


kecepatannya besar lebih kecil
daripada tekanan fluida di
tempat yang kecepatan-nya
kecil.

Persamaan bernoulli p   g h  12  v 2  konstan


Keterangan:
p = tekanan (N/m2) Penurunan pers. Bernoulli utk
 = massa jenis fluida (kg/m3) aliran sepanjang garis arus
g = percepatan gravitasi (m/s2) didasarkan pada hukum
h = ketinggian fluida dari titik acuan (m) Newton II utk gerak F = M a
v = kecepatan fluida (m/s)
AZAS BERNOULLI

 Pers. Bernoulli dapat digunakan utk menentukkan garis tekanan dan


tenaga
p V2 Aplikasi pers. Bernoulli utk kedua titik di
H  z 
 2g dalam medan aliran

pA VA2 pB VB2
zA    zB     h f   he
 2g  2g
Ket :
∑hf : jumlah kehilangan tenaga primer (krn
z : elevasi (tinggi tempat)
gesekan) sepanjang pengaliran
V2 ∑he : jumlah kehilangan tenaga sekunder
: tinggi kecepatan
2g (perubahan tampang aliran) sepanjang
pengaliran
p
: tinggi tekanan

AZAS BERNOULLI
AZAS BERNOULLI

Apabila diketahui jenis aliran dari nilai bilangan


L V2
hf  f atau Reynolds, maka nilai kehilangan tenaga krn gesekan
D 2g menjadi :
8 fL
hf  Q 2
32vVL
g 2 D 5 hf  v merupakan
gD 2 kekentalan
kinematik

Dimana :
hf = kehilangan tenaga krn gesekan
L = Panjang pipa
D = diameter pipa
V = kecepatan aliran
Q = debit
f = gesekan
AZAS BERNOULLI

Terdapat dua kasus istimewa berkenaan dengan persamaan


Bernoulli.
1. Fluida diam atau tidak mengalir (v1 = v2 = 0)

p1  p2   g (h2  h1 )
Persamaan ini menyatakan tekanan hidrostatis dalam zat cair
pada kedalaman tertentu.

Keterangan:
p1 dan p2 = tekanan pada titik 1 dan 2 (N/m2)
h1 dan h2 = tinggi tempat 1 dan 2 (m)
 = massa jenis fluida (kg/m3)
g = gravitasional acceleration (m/s2)
AZAS BERNOULLI

2. Fluida mengalir pada pipa horisontal (h1 = h2 = h)


1
p1  p 2   (v 2  v1 )
2 2

2
Persamaan ini menyatakan jika v2 > v1, maka p1 > p2 yang
berarti jika kecepatan aliran fluida disuatu tempat besar maka
tekanan fluida di tempat tersebut kecil dan berlaku
sebaliknya.

Keterangan:
p1 dan p2 = tekanan pada titik 1 dan 2 (N/m2)
v1 dan v2 = kecepatan pada 1 dan 2 (m)
 = massa jenis fluida (kg/m3)
g = gravitasional acceleration (m/s2)
PENERAPAN AZAS BERNOULI

Menentukan kecepatan dan debit semburan air pada tangki yang


berlubang
v 2 gh

h
Q = A.v Q  A 2 gh

Keterangan:
Q = aliran debit m3/s
v = kecepatan semburan air pada pada
bocoran itu m/s
h = tinggi air di atas lubang m
g = percepatan gravitasi m/s2
A = luas panampang lubang bocoran m2
PENERAPAN AZAS BERNOULI

Contoh :
Sebuah tangki berisi air setinggi 1,25 m. Pada tangki terdapat lubang
kebocoran 45 cm dari dasar tangki. Berapa jauh tempat jatuhnya air diukur dari
tangki (g =9,81 m/s2)?

Lintasan air merupakan bagian dari


gerak parabola dengan sudut a = 0o
(v0 arah mendatar)
1,25 m air
45 cm
Persamaan Kontinuitas dan
Bernaoulli
• Persamaan kontinuitas menyatakan
hubungan antara kecepatan fluida yang
masuk pada suatu pipa terhadap kecepatan
fluida yang keluar. Hubungan tersebut
dinyatakan sbb:
v1A1 = v2A2 = Q
Q adalah debit air yaitu jumlah volume
cairan per satuan
waktu, satuannya m³/s atau cm³/s
Lanjutan

Persamaan kontinuitas tidak mempertimbangkan tekanan


dan ketinggian dari ujung-ujung pipa maka persamaan
kontinuitas diperluas menjadi persamaan Bernaoulli yaitu
p1 + ρgh1 + 1/ 2ρv12 = p2 + ρgh2 + 1/ 2ρv2
Persamaan Bernaoulli berlaku dengan asumsi untuk fluida
ideal dengan aliran fluida streamline atau linier. Pada
kondisi h1 = h2 maka p + ρv2 adalah tetap dan kondisi v = 0
maka p + ρgh adalah tetap, disebut persamaan hidrostatik.
• Pemakaian hidrostatis
Pemakaian hukum Bernaoulli
 Menghitung kecepatan arus pada cairan yang
keluar pada dasar bej
 p + ρgh1 + 1/2ρv12 = p0 + ρgh2 + 12ρv2
 h2 = 0, h1 = h dan p0=tekanan udara luar12
ρv2 = (p − p0) + 12ρv12 + ρgh
v22 = 2(p − p0)ρ+ v12 + 2gh
Pers. kontinuitas v1A1 = v2A2 maka
v22 = 2(p − p0)ρ+ A21 v2 2 + 2gh (20)v2
2 "1 − A21 2# = 2 (p −ρp0) + 2gh (21)
Jika A2 ≪ A1 → A21 2 ≪ 1 maka kecepatan arus
keluar
v2 = s2 (p −ρp0) + 2gh
Jika ∆p = p − p0 ≪ 2gh dan ∆p = 0(bejana
terbuka) maka v2 = p2gh
 Pengukuran kecepatan cairan seperti pada
venturimeter dan tabung pitot
Pada venturimeter(Gambar.8) perbedaan tinggi
cairan dalam pipa menunjukkan beda tekanan
pada kedua tempat
artinya y1 = y2 dan ∆p = ρgh maka
 ½ ρv2 = ∆p → v2 = s2∆ρ p
 Pada tabung Pitot(Gambar.9) perbedaan tekana
diukur
dari perbedaan tinggi cairan pada pipa.
Perubahan tekanan adalah p1 − p2 = ρgh maka
1/2 ρv2 = p1 − p2 → v = p2gh
PENERAPAN AZAS BERNOULI

Venturimeter
2( P1  P2 )
v1 
[( A1 / A2 ) 2  1]
Keterangan:
p1 = tekanan pada titik 1 N/m2
p2 = tekanan pada titk 2 N/m2
 = massa jenis fluida kg/m3
v1 = kecepatan fluida pada titik 1 m/s
A1 = luas penampang 1 m2
A2 = luas penampang 2 m2
2 gh
v 2
 A1 
   1
 A2 
 DINAMIKA FLUIDA
 Persamaan Kontinuitas
Debit keluar = debit masuk

debit  Q  VA
V2
Q B  Q masuk QC  Q keluar
V1A1  V2 A 2
V1
Contoh Hitungan

1. Keran air dibuka dan mengalirkan air. Selama 10 detik


air yang keluar ditampung dalam gelas ukur dan
diperoleh bacaan volume sebanyak 2000 ml.
Berapakah debit aliran yang melalui keran tersebut ?
Penyelesaian:

Vol 2
Q   0,2 liter/deti k
t 10
2. Suatu pancuran air untuk mandi warga desa ketika
diukur dengan bak pengukur volume diperoleh volume
100 liter dalam waktu 40 detik. Berapakah debit
pancuran tersebut?
Penyelesaian:

Vol 100
Q   2,5 liter/deti k
t 40
Contoh Soal :
3. Suatu pipa mengalirkan air dengan debit 1m3 tiap
sekonnya, dan digunakan untuk mengisi bendungan
berukuran ( 100 x 100 x 10 ) m. Hitung waktu yang
dibutuhkan untuk mengisi bendungan sampai penuh
Diketahui : Q = 1 m3, p = 100 m, l = 100 m, L =10 m
Ditanya : Waktu.

Jawab : V = Q x t, maka waktu yang diperlukan adalah :


t= =

= 1. 105 dtk
4. Air keluar dari ujung pipa dengan diameter 0,8 cm tentukan
debit air jika kecepatan air pada suatu titik di dalam pipa 6
cm/s.

Diket :
d = 0,8 cm r = 0,4 cm
V= 6 cm/dtk
Dit : Q = ……………
jawab :
Q = A.v = Πr2 v
= Π (0,4)2 6
= Π 0,16 . 6
= 0,96Π cm3/s
Contoh Soal :
5. Pipa venturi meter yang memiliki luas penampang masing-
masing 8 × 10–2 m2 dan 5 × 10–3 m2 digunakan untuk
mengukur kelajuan air. Jika beda ketinggian air raksa di
dalam kedua manometer adalah 0,2 m dan g = 10 m/s2,
tentukanlah kelajuan air tersebut ( ρ raksa = 13.600 kg/m3).
Diketahui: A1 = 8 × 10–2 m2, A2 = 8 × 10–3 m2, h = 0,2 m, dan
g = 10 m/s2. ( ρ raksa = 13.600 kg/m3, ρ air = 1 kg/m3
6. Sebuah pipa diletakkan mendatar diameter d1 = 4 cm dan
d2 = 2 cm, air mengalir dari pipa besar ke pipa kecil
dengan kecepatan 3 m/s dan tekanannya 10 N/m2 jika
massa jenis air 1000 kg/m3 g = 10 m/s2 tentukan tekanan
air pada pipa kecil Diket :
d1 = 4 cm, d2 = 2 cm
P1 = 10 N/m2
g = 10 m/s2
ρ = 1000 kg/m3
V = 3 m/s
Dit : P1 = ……. ?
Jawab :
A1. v1 = A2. v2
ΠR2 3 = ΠR2 V2
v2 = (2 x 10-2) 2 .3(10-2)2
V2 = 12 m/s
p1 + ½ ρ v2 = p2 + ½ ρ v2
P1 = 3,25 x 104 Pa
7. Pipa dengan diameter 0,25 m mengalirkan air dengan
kecepatan 1 m/s. Berapakah debit aliran? Apabila debit
aliran dinaikkan menjadi 75 l/s, berapakah kecepatan
aliran ?
Penyelesaian:
1 2 1
Q  A V  D V    0,25 1  0,049 m /s
2 3

4 4
Q 0,075
V   1,53 m/s
A 0,25    0,25 2
6. Air mengalir di dalam pipa berdiameter 50 cm dengan kecepatan 1
m/detik. Berapakah debit aliran? Jika diameter pada ujung yang
lain dari pipa tersebut adalah 100 cm (pipa berubah dengan
teratur), berapakah kecepatan aliran pada ujung tersebut?
Penyelesaian:

1 1
Q  A  V  D  V    0,52 1  0,196 m 3 /d
2

4 4

Q 0,196
V   0,25 m/d
A 0,25   12
7. Air mengalir melalui pipa 1 dengan diameter 30 cm yang kemudian
bercabang menjadi dua pipa, yaitu pipa 2 dan pipa 3 yang
masing-masing berdiameter 20 cm dan 15 cm. Kecepatan aliran di
pipa 1 dan pipa 2 berturut-turut adalah 2 m/d dan 1,5 m/d.
Hitung debit aliran melalui pipa 2 dan 3.
Penyelesaian:

1 1
Q1  A1  V1  D1  V1    0,32  2  0,141 m 3 /d
2

4 4
1 1
Q2  A2 V2  D2 V2    0,2 2 1,5  0,047 m 3 /d
2

4 4

Q3  Q1 - Q2  0,141 - 0,047  0,094 m 3 /d


8. Sebuah pipa lurus memiliki dua macam penampang,
masing-masing dengan luas penampang 200 mm2 dan 100
mm2.. Pipa tersebut diletakkan secara horisontal, sedangkan
air di dalamnya mengalir dari penampang besar ke
penampang kecil. Jika kecepatan arus di penampang besar
adalah 2 m/s, tentukanlah:
a. Kecepatan arus air di penampang kecil, dan
b. Volume air yang mengalir setiap menit.
Diketahui: A1 = 200 mm2, A2 = 100 mm2, dan v1 = 2 m/s.
Ditanya : a). V2
b). V
Jawab
• a. A1v1 = A2 V2
• (200 mm2) (2 m/s) = (100 mm2)v
V2 = 4 m/s
b. Q = v / t = Av → V = A. v.t
Q = (200 × 10–6 m2) (2 m/s) (60 s) = 24 × 10–3 m3 =
V = 2,4 × 10–4 m3
9. Sebuah sungai selebar 20 m mengalir air sedalam 4 m.
Curah hujan rata-rata di daerah sungai tersebut yang
luasnya 3000 km2 adalah 48 cm/tahun. Bila 25 % dari air
hujan menguap ke atmosfir dan sisanya masuk ke
sungai perkirakan kecepatan rata-rata dari air sungai
tersebut.
Diketahui :
Diatanya :
Jawab Q :  V A Q  0,75V A
sungai sungai sungai hujan hujan hujan

0,75Vhujan Ahujan
Qsungai  Qhujan  Vsungai 
Asungai
48 x10  2
0,75 (3000 x106 )
Vsungai  365 x 24 x60 x60  0,43 m / s
(20)( 4)
10. Sebuah kran mengalirkan air seperti terlihat pada gambar. Pada
suatu ketinggian tertentu luas penampang aliran air ini adalah 1,2
cm2 sedangkan 45 mm di bawahnya luasnya hanya 0,35 cm2.
Hitung debit aliran air ini.
Diketahui : A1 = 1,2 cm2; A2= 0,35 cm2; h = 45 mm
Ditanya : Q1
Jawab : Q  V A Q  VA
o o o

Ao 1,2
Qo  Q  V  Vo  Vo  3,43Vo
A 0,35
V 2  Vo2  2 gh  (3,43Vo ) 2  Vo2  2 gh
2(9,8)(0,045)
V 
2
 0,082  Vo  0,286 m / s
3,43  1
o 2

Q  Vo Ao  (0,286)(1,2 x10 4 )  0,34 x104 m3 / s


11. Seseorang mengisi ember yang kapasitasnya 20 liter dengan air
dari sebuah kran seperti gambar . Jika luas penampang kran dengan
diameter A2 = 2 cm2 dan kecepatan aliran air kran 10 m/s
tentukan debit air.

Diketahui : A2 = 2 cm2; V2= 10 m/s;


Ditanya : Q Qo  Vo Ao
Jawab :
Q  Vo Ao  (0,286)(1,2 x104 )  0,34 x104 m3 / s
12.Sebuah bendungan berisi air sampai kedalaman 15 m. Pada
ke dalaman 6 m terdapat suatu pipa horisontal berdiameter 4
cm yang menembus dinding bendungan. Mula-mula pipa ini
disumbat sehingga air tidak keluar dari bendungan.
a). Hitung gaya gesekan antara sumbat dan dinding pipa
b). Bila sumbatnya dibuka, berapa air yang tumpah selama 3 jam
Dikeatahui :
Ditanya :
Jawab : a).
p  gh  (1000)(9,8)(6)
 58800 Pa
 
A D 
2
(4 x10  2 ) 2
4 4
 12,57 x10  4
F  pA  (58800)(12,57 x10  4 )  73,9 N
b).
1
p1  gh1  V12 
2
1
p2  gh2  V22
2
p1  p2  po V1  0
h1  15 h2  15  6  9
V22  2 g (h1  h2 )  2(9,8)(15  9)  117,6
V2  10,84 m / s
Volume  Q t  V2 A2t
 (10,84)(12,57 x10 5 )(3 x3600)  147.2 m 3
6. Air mengalir melalui pipa A dengan diameter 25
cm yang kemudian bercabang menjadi dua pipa,
yaitu pipa B dan pipa C yang masing-masing
berdiameter 10 cm dan 5 cm. Kecepatan aliran di
pipa 2 adalah 0,5 kali kecepatan di pipa 1. Hitung
debit aliran melalui pipa 2 dan 3.
22-Mar-19

Anda mungkin juga menyukai