Anda di halaman 1dari 24

Minggu lalu sampai disini,

seterusnya dilanjutkan minggu ini

Kamis, 18 Oktober 2012


Pengamatan Volume Lalu Lintas
1. Secara Manual 2. Secara Otomatis
a. Pencatatan Langsung a. Selang Udara (Pneumatic tube)
• Siapkan formulir pencatatan dan • Untuk pencacahan yang relatif singkat
stop watch • Sistem selang udara (selang karet yang
• Tentukan waktu pencatatan yang diletakkan pada jalur melintang jalan)
sesuai kondisi lapangan • Setiap sumbu roda yang lewat tercatat 1
• Catat jenis data sesuai keperluan pulsa udara yang menambah ½ angka
• Jumlah surveyor disiapkan sesuai b. Pelat Elektrik
kepadatan lalu lintas & Jenis data • Rangkaian pelat baja diisi gas
yang diperlukan (Exp : kebutuhan dan ditanam dibawah lajur
surveyor pada pencatatan plat jalan
kendaraan untuk studi asal tujuan • Setiap kendaraan lewat
lebih banyak dari pada hanya timbul aliran listrik
mencatatat jumlah kendaraan. c. Induksi Putar
dan mengaktifkan alat pencatat
b. Menggunakan Hand Tally (alat kecil • Untuk pencacahan terus (permanen)
yang dapat menjumlahkan secara • Kawat yang dialiri arus listrik medan
komulatif) magnet dan menggerakkan alat catat
• Untuk hasil pencatatan lebih teliti d. Detektor Ultrasonik
• Dibutuhkan sebuah alat pencatat • Ada 2 jenis (Pulsa dan resonansi)
untuk setiap jenis kendaraan • Jenis pulsa dengan gelombang suara
• Pindahkan nilai totalnya ke dalam • Jenis resonansi dengan alat pancar
formulir lapangan.
e. Video Image Processor (rekam gambar)
DESAIN FORMULIR SURVEY
Formulir harus didesain sedemikian rupa agar mudah dimengerti oleh surveyor :
• Pertanyaan harus singkat dan langsung, diformulasikan sedemikian rupa sehingga
jawabannya juga pendek dan jelas.
• Format pilihan berganda juga dapat digunakan dan biasanya cukup berhasil
• Untuk mendapatkan informasi yang jelas, ruang jawaban yang cukup perlu disediakan.
• Waktu, tanggal, lokasi, kondisi cuaca, nama surveyor, jenis survey, instansi pemberi
tugas harus tertulis jelas dalam formulir yang digunakan.
• Jumlah formulir harus disediakan secukupnya, dan masing-masing surveyor diberikan
formulir sesuai dengan yang dibutuhkan untuk setiap hari survey.
• Formulir pada umumnya diberikan kepada surveyor 1 hari sebelumnya, sekaligus
diberikan pengarahan.
• Diakhir survei semua formulir harus dikembalikan, dicatat dan disimpan dengan baik.
• Amplop dapat digunakan untuk menyimpan data dengan mudah dan diberi catatan
seperlunya (seperti waktu, lokasi dsb) agar tidak tercecer dan bercampur dengan data
lain, selain itu gampang dicari/diambil pada saat dibutuhkan untuk direkap dan
dianalisis.
• Peralatan harus diuji sebelum dipakai, dan akan lebih baik dilakukan pengujian pada
saat yang sesuai dengan hari survey. Peralatan yang rusak harus diganti, karenanya
perlu disediakan peralatan cadangan. Jenis dan jumlah peralatan yang dibawa oleh
surveyor dicatat agar memudahkan pelacakan keberadaannya diakhir survey.
• Sebelum survey dimulai diperiksa dulu apakah setiap surveyor telah mendapatkan
formulir, alat tulis secukupnya, jika perlu pakaian khusus (mantel/jaket)
Contoh : Formulir Pencatatan Langsung (Hand Tally)

Formulir Survey Volume Lalin


Nama surveyor : Nama jalan : Jalan Trans Sumatra
Hari/tanggal : Lokasi Pos Pengamatan : Lambaro
Waktu : Jurusan/Arah Lalin : B. Aceh - Medan
Jenis Kendaraan :
Lembar ke........dari.........

Jam SM/MC Mopen M. Bus Bus Truck 2 as Truck 3 as UM

06.00-06.15 IIII IIII I - II - III


IIII III
06.15-06.30 - - - IIII

06.30-06.45 II - I I III

06.45-07.00 I - I - II

07.15-07.15

07.15-07.30

dst
Contoh Hasil Rekapitulasi Pencatatan Volume Lalu Lintas Harian
Lampiran T.2.1 Volume Lalu Lintas Menurut Jenis Kendaraan
Hari / Tanggal : Jum’at, 31 Mei 1991
Lokasi/ Pos : Lambaro
Jurusan/arah : Banda Aceh – Medan (Volume baru satu arah)
Jenis Kendaraan
Waktu
Mopen Bus Truk 2 As Truk 3 As Traktor/Trailer
06.00-07.00 4 - 4 1 -
07,00-08.00 77 - 5 - -
08.00-09.00 96 10 34 - 1
09.00-10.00 126 10 30 - -
10.00-11.00 100 9 29 - -
11.00-12.00 112 5 50 - -
12.00-13.00 113 4 27 - -
13.00-14.00 199 7 36 - -
14.00-15.00 55 4 26 - -
15.00-16.00 86 9 47 - -
16.00-17.00 94 7 33 - -
17.00-18.00 108 5 29 - -
Cara Mengkonversikan Koefisien EMP menjadi SMP
(dari kend/hr menjadi smp/hr)

Contoh :
• Dari Tabel diatas diperoleh Volume Lalu Lintas Menurut Jenis
Kendaraan adalah sebagai berikut :
- Mopen = 1441 kend/16 jam
- Bus = 86 kend/16 jam
- Truck 2 As = 404 kend/16 jam
- Truck 3 As = 1 kend/16 jam
- Traktor/trailer = 2 kend/16 jam
• Selanjutnya jumlah volume lalu lintas yang diperoleh dari hasil survey
dilapangan dikonversikan dari satuan Kend/16 jam menjadi Smp/16 jam
dengan mengalikan masing-masing jumlah volume lalu lintas menurut jenis
kendaraan dengan faktor Emp dari masing-masing jenis kendaraan tersebut,
sehingga diperoleh :
- Mopen = 1441 kend/16 jam x 1,0 = 1441,0 Smp/16 jam
- Bus = 86 kend/16 jam x 2,0 = 172,0 Smp/16 jam
- Truck 2 As = 404 kend/16 jam x 1,0 = 404,0 Smp/16 jam
- Truck 3 As = 1 kend/16 jam x 1,5 = 1,5 Smp/16 jam
- Traktor/trailer = 2 kend/16 jam x 2,5 = 5,0 Smp/16 jam +
J u m l a h = 2023,5 Smp/16 jam
= 2024,0 Smp/16 jam
Contoh Perhitungan LHR

Dik : Data hasil survey volume lalu lintas pada suatu pos pengamatan jalan
2 lajur 2 arah selama 16 jam adalah sebagai berikut :

Arah
No Hari Total
A B B A
1 Kamis 1598 smp/16 jam 1607 smp/16 jam 3205 smp/16 jam
2 Jum’at 1441 smp/16 jam 1447 smp/16 jam 2918 smp/16 jam
3 Sabtu 1777 smp/16 jam 1770 smp/16 jam 3547 smp/16 jam
4 Minggu 1570 smp/16 jam 1576 smp/16 jam 3146 smp/16 jam

Dimana : Hari senin, Selasa dan Rabu dianggap = hari kamis.

Dit : LHR = ......?

Jawab : LHR (16 jam) = (4xKamis + Jum’at + Sabtu + minggu) / 1 minggu


= (4. 3205 + 2918 + 3547 + 3146) smp / 7 hr = 3024,429 smp/hr
LHR (24 jam) adalah 93 % LHR = 3024,429
LHR = 3024,429 / 93 X 100 % = 3445,623 = ± 3446 smp/hari
2. SURVEY BERAT DAN DIMENSI
Survey berat dan dimensi kendaraan dimaksudkan untuk mengetahui
berat dan dimensi kendaraan, khususnya kendaraan angkutan barang
dalam hubungannya terhadap kerusakan jalan. Kerusakan jalan meningkat
cepat seiring dengan meningkatnya beban sumbu kendaraan.

Metoda Survei Berat dan Dimensi


Survei bisa dilakukan Bila dilakukan di stasiun survei, maka
dengan membuat letak stasiun harus di tempatkan
stasiun (Pos Survey) sepanjang jalan dan mempunyai ruang
atau dilakukan di yang cukup untuk pelaksanaan survei
jembatan timbang. agar :
Bantuan polisi diperlukan • Kendaraan yang menunggu diperiksa
untuk mengatur kendaraan tidak berhenti di badan jalan.
angkutan barang yang
• Fasilitas ruang parkir bagi kendaraan
dijadikan sampel untuk
masuk kedalam stasiun yang menyalahi peraturan, untuk
survai menunggu proses penyidikan
Cara Penimbangan
1. Mobil barang diarahkan masuk ke stasiun survey
2. Catat informasi kendaraan yang meliputi :
• Nama Pemilik
• Alamat Pemilik
• Nama dan Alamat Pengemudi
3. Pengukuran dimensi yang dilakukan
• Panjang
• Lebar termasuk muatan
• Tinggi termasuk muatan
• Overhang (hanya kendaraan saja)
• tonjolan kendaraan bagian depan
• tonjolan muatan kebagian belakang
4. Penimbangan kendaraan, yang meliputi :
• Berat Sumbu
• Berat keseluruhan kendaraan
5. Semua informasi dicatat pada formulir

Pengukuran berat dapat dilakukan dengan hanya 1 jembatan timbang jinjing saja,
untuk itu dilakukan penimbangan sumbu secara bergantian. Bila survei dilakukan bukan
di jembatan timbang, maka berat keseluruhan dijumlahkan dari berat masing-masing
sumbu.
3. SURVEI PARKIR
Maksud dilaksanakan survey parkir adalah untuk
mengetahui karakteristik dan fasilitas ruang parkir yang
tersedia. Informasi ini dijadikan sebagai dasar untuk
mengetahui kebutuhan ruang parkir yang harus
disediakan dan guna memenuhi kebutuhan untuk masa
yang akan datang.

Survei parkir meliputi :


• jumlah dan lokasi parkir
• Jenis ruang parkir (parkir di pinggir jalan
dan di luar jalan
• Tarif dan biaya parkir (sistem tarif)
LATAR BELAKANG PARKIR
Secara garis besar sistem pengangkutan kota terdiri atas angkutan pribadi
dan angkutan umum. Apabila angkutan umum mampu melayani penduduk kota
secara efisien dan efektif, maka penggunaan kendaraan pribadi akan
berkurang, sehingga berkurang pula kebutuhan akan pelataran parkir.
Sebaliknya apabila angkutan umum tidak mampu melayani kebutuhan
penduduk secara efisien dan efektif, maka penggunaan kendaraan pribadi
terangsang akan meningkat sehingga kebutuhan pelataran parkirpun
bertambah.
Meningkatnya jumlah kendaraan, terutama kendaraan pribadi sangat
menentukan kebutuhan akan tempat parkir, yaitu pada saat penduduk
melakukan kegiatan sosial ekonomi. Pengadaan pelataran parkir akan menyita
sebagian luas wilayah kota, karena pelataran parkir membutuhkan ruang
tersendiri yang cukup luas. Apabila ruang parkir dibutuhkan di wilayah pusat
kegiatan, maka sediaan lahan merupakan masalah yang sangat sulit, kecuali
dengan mengubah sebagian peruntukannya. Agar sistem transportasi darat
menjadi lebih efisien, maka pada tempat-tempat yang akan membangkitkan
perjalanan harus menyediakan tempat parkir yang memadai dan ditata secara
maksimal, agar diperoleh sistem perparkiran dengan manfaat yang optimal
MASALAH PARKIR
Setiap pelaku lalu lintas mempunyai kepentingan yang berbeda dan
cenderung ingin memperoleh kemudahan dalam melakukan
kegiatannya, sehingga untuk mencapai tempat kegiatan menginginkan
fasilitas parkir sesuai dengan kepentingannya. Untuk itu dalam
menggunakan ruang parkir, setiap orang akan memilih lokasi parkir
dengan aksesibilitas yang tinggi dan mempunyai jarak sedekat-
dekatnya dengan lokasi sehingga tidak perlu terlalu jauh berjalan kaki.
Keinginan para pemarkir ini patut diperhatikan oleh penyedia
tempat parkir dalam merencanakan dan merancang fasilitas
parkir.
Sehubungan dengan kecendrungan tersebut, dan akibat
terbatasnya ruang parkir yang tersedia maka secara otomatis ruas jalan
seringkali digunakan sebagai ruang parkir. Hal ini menyebabkan
terganggunya fungsi jalan seperti terjadinya kemacetan dan
kecelakaan, berkurangnya aksesibilitas dsb. Kemacetan lalu lintas pada
beberapa bagian kota disebabkan oleh kendaraan yang parkir
menggunakan separuh lebar jalan, sehingga mengurangi kapasitas
jalan tersebut yang berakibat terjadinya kemacetan lalu lintas.
METODE SURVEY PARKIR
Dalam pelaksanaannya survey parkir terbagi atas 2 metode :
1. Survey pada tempat parkir dengan titik akses terbatas
Biasanya dilakukan pada tempat parkir yang berada diluar
jalan. Survey dilakukan dengan mencatat nomor plat
kendaraan yang masuk dan keluar serta waktu datang dan
perginya.
2. Survey pada tempat parkir dengan titik akses tidak terbatas
Survey ini cocok dilakukan pada tempat parkir di badan
jalan. Daerah yang disurvey dibagi dalam beberapa seksi
dan setiap seksi diamati oleh satu pencatat. Pencatat tersebut
berjalan berkeliling dan mencatat kendaraan yang sedang
parkir. Hal ini dilakukan setiap interval waktu tertentu
(misalnya setiap waktu 15 menit, 30 menit atau 1 jam)
Karakteristik Parkir
Karakteristik parkir meliputi :
• Volume parkir dan Kapasitas Parkir
• Durasi parkir
• Akumulasi parkir
• Angka pergantian parkir (turn over)
• Indeks parkir
• Kebutuhan parkir
• Maksud parkir dan jarak berjalan
(walking distant)
Volume parkir
Menurut F. D. Hobbs (1995:232) volume parkir adalah jumlah kendaraan yang
termasuk dalam beban parkir. Untuk mendapatkan volume kendaraan yang parkir (Vp),
hal yang perlu diketahui adalah jumlah kendaraan pada kondisi awal (Va), Jumlah
kendaraan yang masuk (Vm) dan jumlah kendaraan yang keluar (Vk), sehingga
diperoleh persamaan :
Vp = Va + Vm - Vk

Kapasitas Parkir
Menurut morlok (1995 : 211) kapasitas adalah volume maksimum kendaraan yang
dapat ditampung oleh suatu ruas jalan (ruang parkir). Kapasitas ruang parkir
dipengaruhi oleh sudut parkir, sehingga jumlah kendaraan yang dapat ditampung pada
suatu tempat/lokasi parkir dengan SRP (2.5 x 6) m adalah :
• Pada sudut parkir 0/180 derajat dapat dihitung dengan rumus : N = L / 6
• Pada sudut parkir 30 derajat dapat dihitung dengan rumus : N = (L – 1,25) / 5
• Pada sudut parkir 45 derajat dapat dihitung dengan rumus : N = (L – 1,77) / 3,54
• Pada sudut parkir 60 derajat dapat dihitung dengan rumus : N = (L – 1,78) / 2,9
• Pada sudut parkir 90 derajat dapat dihitung dengan rumus : N = L / 2,5
Sehingga untuk panjang jalan 1 km, jumlah kendaraan yang dapat diparkir dengan
sudut (0/180)o adalah : N = L/6 = 1000/6 = 167 buah, sudut 30o = 199 buah, sudut 45o =
282 buah, sudut 60o = 344 buah sudut 90o = 400 buah mobil.
Akumulasi Parkir (Parking Accumulation)
Adalah jumlah total kendaraan yang diparkir dalam satu areal pada suatu waktu
tertentu, dimana maksimum akumulasi adalah permintaan (Demand) tertinggi.
Berdasarkan kendaraan yang masuk dan keluar dari lokasi parkir maka dapat dihitung
akumulasi kendaraan pada tiap-tiap periode satu jam, sehingga dapat diketahui puncak
akumulasi atau jam puncak parkir. Untuk menghitung akumulasi parkir digunakan rumus
yang sama dengan volume parkir.

Durasi Parkir (Parking Duration)


Durasi Parkir adalah lama/rentang waktu yang dihabiskan/digunakan oleh suatu
kendaraan dalam satu lahan parkir. Data durasi parkir sangat dibutuhkan untuk
perencanaan ruang parkir. Survey dapat dilakukan dengan cara mencatat nomor pelat
kendaraan yang masuk dan keluar dari suatu lahan parkir. Untuk menghitung durasi
parkir, kendaraan yang ditinjau hanyalah kendaraan yang masuk dan keluar dalam
periode waktu survey, yaitu > 5 menit. Hal ini dikarenakan berbagai pertimbangan :
-Orang yang mengantar dan menjemput
- Waktu kendaraan yang digunakan untuk masuk dan keluar ruang parkir
- Waktu menuju parkiran
- Waktu pengunjung melakukan kegiatan dalam areal tersebut.
Sehingga kendaraan yang parkir di bawah 5 menit dianggap kendaraan tersebut
tidak parkir (hanya numpang lewat untuk menurunkan penumpang / antar jemput)
Contoh :
Formulir Survey Kendaraan Masuk Areal Parkir
Hari/tanggal : Lokasi :
Waktu : Surveyor :
Cuaca :

No. Pelat Jenis Kendaraan


No. Waktu Masuk
Kendaraan Mobil Motor
1
2
3
4

5
6
7
8
dst
Contoh :
Formulir Survey Kendaraan Keluar Areal Parkir
Hari/tanggal : Lokasi :
Waktu : Surveyor :
Cuaca :

No. Pelat Jenis Kendaraan


No. Waktu Masuk
Kendaraan Mobil Motor
1
2
3
4

5
6
7
8
dst
(Parking Turn Over)
(Angka Pergantian Parkir / Tingkat Pergantian Parkir)
TPP dapat dihitung dari jumlah kendaraan yang menggunakan ruang
parkir dalam satu periode waktu tertentu (NT) dibagi dengan jumlah total
ruang parkir (S) dalam satu satuan waktu. Dengan demikian rumus
yang digunakan adalah :
TPP = NT / (S x TS) Dalam satuan : Kend/SRP/Jam

Indeks Parkir (Parking Index)


Adalah persentase jumlah kendaraan yang menempati suatu areal
parkir. Indeks parkir merupakan ukuran lain untuk mengetahui tingkat
penggunaan ruang parkir yaitu dengan cara menghitung jumlah
kendaraan yang parkir dibagi dengan jumlah petak pelataran parkir
yang tersedia, yang dinyatakan dalan prosentase. Rumus yang
digunakan dalam perhitungan indeks parkir ini adalah :
Indeks Parkir = (Jumlah kendaraan parkir / Jumlah ruang Parkir ) x 100 %
Kebutuhan Parkir (Parking Demand)
Adalah jumlah pengemudi yang ingin parkir pada areal yang sudah disediakan
dalam suatu periode waktu tertentu (biasanya pada waktu kegiatan puncak dari kegiatan
parkir).
Jumlah ruang parkir yang dibutuhkan, besarnya dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti : - Kepemilikan kendaraan pribadi
- Tingkat kesulitan menuju menuju daerah yang bersangkutan
- Ketersediaan angkutan umum
- Tarif parkir
Selain faktor pembangkit parkir yang telah dibahas sebelumnya, juga sangat
berpengaruh terhadap kebutuhan parkir yaitu penggunaan tata guna lahan, dimana
pusat-pusat perekonomian mempunyai pengaruh yang besar sebagai pembangkit parkir
dibandingkan dengan penggunaan lahan, sehingga tingkat kebutuhan parkirpun menjadi
besar.
Survei kebutuhan parkir dapat diperoleh informasi mengenai sebagian atau
seluruh dari karakteristik-karakteristik tersebut diatas. Survey kebutuhan parkir dapat
dibedakan menjadi :
1. Survey wawancara parkir, diperlukan jika kebutuhan parkir meliputi tempat yang
luas dan diperkirakan akan terjadi perubahan tingkat kebutuhan jumlah
maupun distribusi lokasinya
2. Survey observasi parkir, survey ini yang paling umum digunakan dan paling dapat
diandalkan, sehingga disebut dengan “Survei Patroli Parkir” atau “Survey Plat
Nomor Kendaraan Parkir”
4. SURVEY KECEPATAN
Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu atau
nilai perubahan jarak terhadap waktu, yang secara matematis dapat
diekspresikan sebagai : d(d)/d(t), atau biasa ditulis dengan rumus:
S
V 
T
Dalam pengukuran kecepatan yang umumnya sering
dilakukan dalam studi-studi lalu lintas adalah :
• Time mean speed (TMS)
• Space mean speed (SMS)
• Kecepatan 85 Per sentil (kecepatan yang cukup penting
dalam studi kecepatan karena digunakan sebagai
indikator yang terbaik, kecepatan yang layak dan
umum)
• Standar deviasi kecepatan
Metode Survey Kecepatan

a. Mengamati kendaraan yang melewati suatu titik di jalan dengan


mengunakan radar, detector atau observasi langsung
b. Mengamati kendaraan yang melewati titik yang tetap di jalan untuk
jarak yang pendek dengan mencatat waktu tempuh perjalanan (travel
time)
c. Dengan menggunakan mobil mengikuti kendaraan dan mencatat waktu
tempuh untuk beberapa kali pengamatan

Contoh : Survey kecepatan sesaat

Surveyor 1 Surveyor 2
Jarak (D)
Yang mendasari perlunya dilaksanakan survey kecepatan
sesaat antara lain :
• Evaluasi efektifitas dari perbaikan lalu lintas (studi sebelum dan
sesudah perbaikan lalu lintas)
• Analisis data kecelakaan
• Dampak ekonomi dan kecepatan kendaraan.
Kecepatan merupakan parameter yang penting khususnya dalam
desain jalan, sebagai informasi mengenai kondisi perjalanan, tingkat
pelayanan dan kualitas arus lalu lintas (kemacetan dan unjuk kerja lalu
lintas). Kemacetan lalu lintas umumnya tidak dikehendaki, karena hal ini
dapat :
• Meningkatkan waktu perjalanan dan biaya perjalanan
• Meningkatkan biaya operasi kendaraan (Vehicle Overating cost)
• Meningkatkan jumlah kecelakaan (meskipun biasanya kecelakaan
yang tidak terlalu serius karena kecepatan yang rendah)
• Mengurangi kenyamanan pengemudi
• Mempengaruhi tingkah laku pengemudi.
Sampai disini dulu untuk hari ini,
dilanjutkan lagi minggu depan

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai