Anda di halaman 1dari 45

SEORANG NEONATUS LAKI-LAKI DENGAN

RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME, SEPSIS


NEONATORUM, HIPOTERMIA, BBLSR,
HIPERGLIKEMIA E.C STRESS RESPONSE
Nadia Kurnia
22010110065
Pembimbing:
dr. Budi Darmayanto, Sp. A
Pendamping:
dr. Ken Mardiyanah
PENYAJIAN KASUS
By. Ny. S, ♂, 0 tahun

Tn. E, 35 tahun, petani, SD

Ny. S, 25 th, ibu rumah tangga,


SD
• Alamat : Desa Jomblang RT 3/1
• Tanggal Masuk : 8 Februari 2019
• No CM : 399937
ANAMNESIS :
Keluhan Utama : nafas tidak adekuat

• Ibu G2P1A0 hamil 29 minggu


mengalami KPD, ketuban 8 Feb 2019 • Pasien dirujuk ke
kehijauan, riwayat pemberian (02.30) RSUD Blora dengan
kortikosteroid dan antibiotik diagnosa asfiksia
antenatal tidak diketahui. Ibu berat dan BBLSR.
• Lahir bayi laki-laki spontan
kemudian ke RS Permata Telah terpasang CPAP
lahir tidak langsung
Blora jam 22.00 modifikasi 6 lpm.
menangis, AS 2-5-8,BBL
7 Feb 2019 1100gram, LK 26 cm, LD 22
(01.00) cm, LP 20 cm. Bayi tampak 8 Feb 2019
lemah, kebiruan, kurang (02.30)
bugar, kurang aktif, merintih,
tidak kuning.
• Riwayat pijat perut (+)
• Riwayat ANC (+) di puskesmas tidak rutin
• Riwayat demam(-) , riwayat minum jamu
RPD saat hamil (-), trauma (-),DM(-),HT (-
),minum obat selain resep dari dokter (-).
• Pasien telah mendapatkan inj. vit K,
salep mata, inf. D10% 6 tpm, inj
Ampicillin 50 mg, inj Gentamycin 5 mg di
RS Permata, Blora (06.30)

• -
RPK
• Ayah penderita bekerja sebagai buruh.
RSE Ibu sebagai ibu rumah tangga.
• Kesan sosial ekonomi : kurang.
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran : lemah
• Keadaan umum : tampak sakit berat
• Berat badan : 1100 gram
• Tinggi badan : 37 cm
• Tanda-tanda vital :
 Frekuensi Nadi : 135 kali/menit.
 Tekanan Darah : - mmHg
 Frekuensi Nafas : 60 kali/menit, teratur (dengan CPAP modifikasi 5lpm)
 Suhu : 36.0oC (axilla)
 SpO2 : 90% (CPAP modifikasi 5 lpm)
PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala : normosefal, distribusi rambut merata, warna hitam, tidak
mudah dicabut. UUB (+) tidak membojol dan cekung
• Wajah : simetris
• Mata : mata tampak tidak cekung, konjungtiva anemis (-/-),sklera
ikterik (-/-), kornea jernih, pupil bulat, isokor diameter 3 mm/3mm,
reflex cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+)
• Hidung : bentuk hidung normal, nafas cuping hidung (-)
• Telinga : bentuk normal
• Mulut : sianotik (-)
• Leher : trakea ditengah
• Kulit : sianosis (-)
• Thoraks : retraksi intercostal(+), simetris saat statis dan dinamis
• Paru :
• Inspeksi : retraksi intercostal (+), simetris saat statis dan dinamis
• Palpasi : stem fremitus simetris kanan kiri.
• Perkusi : sonor dikedua lapang paru
• Auskultasi : bronkovesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
• Jantung :
• Inspeksi : ictus cordis tidak nampak
• Palpasi : ictus kordis teraba di ICS IV linea midclavicula sinistra,
kuat angkat
• Perkusi : batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : Bunyi Jantung 1 dan II regular, Tidak ada murmur dan
gallop
•Abdomen :
• Inspeksi : cembung (+)
•Auskultasi : Bising usus (+) N
•Perkusi : Timpani
•Palpasi : BU normal, turgor baik, supel, hepar teraba 2 jari di
bawah arcus costae, lien tidak teraba.
•Genitalia : laki-laki, testis (+/+)
•Ekstremitas : Akral hangat , edema -/-, sianosis (+/+),
RCT < 2 detik, fleksi (+), gerak kurang aktif
Lab darah rutin
8 Februari 2019 jam 05.40 (hasil dari RS Permata)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Normal
Hematologi Rutin

Hemoglobin 18.9 g/dL 15.2-20.4

Leukosit 12.5 103/mL 5.0 – 10,0

Hematokrit 60.1 % 35 – 49
Trombosit 140 103/mL 150 – 450

Hitung Jenis Leukosit

Limfosit 41.7 % 20 – 30
Granulosit 47.9 % 50-70
GDS 300 Mg/dl <180
Lab darah rutin
8 Februari 2019 jam 07.30
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi Rutin
Hemoglobin 16.6 g/dL 16.5-21.5
Leukosit 15.9 103/mL 9.0 – 37
Hematokrit 53.8 % 48 – 68
Trombosit 180 103/mL 150 – 450
Hitung Jenis Leukosit
Limfosit 21.1 % 25– 70
Monosit 19 % 1-11
Granulosit 59.9 % 17-60
Golongan darah O
GDS 804 Mg/dl <180
Gambaran apusan darah tepi (08/02/2019)

Eritrosit Normositik normokromik

Leukosit Jumlah cukup, neutrofil batang (+)

Trombosit Jumlah cukup, penyebaran merata,


morfologi tidak ada kelainan

Kesan Gambaran proses infeksi


ASSESMENT
• Respiratory distress syndrome
• Sepsis neonatorum
• Hipotermia
• Neonatus, BBLSR, partus spontan
• Hiperglikemia e.c stress response
INITIAL PLAN
Medikamentosa
• CPAP modifikasi
• Loading inf. NaCl 0.9% 5ml/jam, 8 jam GDS stik ulang
• Inj. Aminofilin loading 8 mg -> 3x3.5 mg IV
• Inj. Cefotaxime 2x60 mg IV (50 mg/kgBB/12 jam)
• Inj. Gentamisin 1x6 mg IV (4-5 mg/kgBB/36 jam)

Non Medikamentosa
• Rawat inkubator untuk hipotermia
• OGT
Follow Up
Tgl, Jam Klinis, Penunjang Assessment Terapi, Tindakan, Diet, Program
8/2/2019 PERINATOLOGI - Respiratory distress o Rawat incubator
09.00 HP: 1 BB:1100 gr, PB : 37 - Apnea of prematurity o VTP-> suction -> CPAP FiO2 40%, PEEP 7
cm - Sepsis neonatorum cmH20
S: - Syok septik o Loading inf. NaCl 0.9% 11 ml-> kec
pasien distress, henti nafas - Hipotermia 22ml/jam-> dilanjut 5 ml/jam
O: - Neonatus, BBLSR, partus o Inj. Aminofilin loading 8 mg -> 3x3.5 mg
KU : lemah spontan IV
HR : 180x/menit - Hiperglikemia e.c stress o Inj. Dobutamin 10 Mg/kg/menit)-> 22
RR :-x/menit t response Mg + NS s/d 24 mL-> 1 mL/jam
: 35.3ºC o Inj. Cefotaxime 2x60 mg IV (50
SpO2: 90% mg/kgBB/12 jam)
Retraksi intercostal (+) o Inj. Gentamisin 1x6 mg IV (4-5
GDS= Hi mg/kgBB/36 jam)
o Inj. Dexamethasone 3x0.5 mg IV
o Cek GDS 8 jam pasca loading NaCl 0.9%
o Rawat ICU
o Pasang monitor
Follow Up
15.30 S: - Respiratory o Rangsang taktil-> respons (-)
pasien apnea distress -> VTP
O: - Apnea of
KU : lemah prematurity
HR : 134x/menit - Sepsis
RR :apnea neonatorum
t : 36.5ºC - Syok septik
SpO2: 88% - Hipotermia
- Neonatus,
BBLSR, partus
spontan
- Hiperglikemia e.c
stress response
Follow Up
15.40 S: - Apnea, o Intubasi
Kondisi masih bradikardia o Kompresi VTP melalui ETT
buruk - Respiratory o RJP 3:1 selama 1 menit->
O: distress evaluasi-> HR 104x/menit,
KU : lemah - Apnea of SpO2 80%, RR(-)
HR : 65x/menit prematurity
RR :apnea - Sepsis
t : 36.5ºC neonatorum
SpO2: 90% - Syok septik
- Hipotermia
- Neonatus,
BBLSR, partus
spontan
- Hiperglikemia e.c
stress response
Follow Up
15.50 S: pasien tidak - Apnea, asistol o Inj epinefrin 1;10.000 0,2 mlIV ->
bernafas kompresi VTP melalui ETT 3:1
O: KU : lemah selama 1 menit -> evaluasi
HR : 65x/menit
RR :-
SpO2: 64%
16.00 S: pasien tidak - Apnea, asistol o Pasien dinyatakan meninggal di
bernafas, nadi (-) depan keluarga, keluarga dapat
O: KU : - menerima
HR : -x/menit o Penyebab langsung kematian :
RR :- gagal nafas
SpO2:- o Penyebab antara : respiratory
distress syndrome berat
o Penyebab dasar : sepsis
neonatorum, hipotermia, BBLSR,
syok septik
PEMBAHASAN
Faktor Ibu Faktor Persalinan Faktor Janin
KPD >18 jam Preterm BBLSR
Post trauma (pijat) Pemberian steroid Preterm
antenatal (?) Hipotermia

Risiko infeksi janin

Pneumonia kongenital Hipotermia Risiko RDS/ HMD

Sepsis neonatorum awitan Gangguan nafas


dini

Syok sepsis Gagal nafas

Kematian
Respiratory Distress Syndrome/ Hialine
Membrane Disease
Suatu penyakit yang
menyebabkan kegagalan
pernapasan pada bayi prematur
dapat disebabkan karena
defisiensi surfaktan sehingga
menyebabkan kolapsnya alveoli.
SURFAKTAN

↓tegangan Gan gguan: hipoksia,


permukaan alveolus retensi Co2, asidosis

paru tidak kolaps


Usaha nafas <<,
(sisa udara fungsionil
tekanan negatif
pada akhir ekspirasi
intratoraks <<
tertahan)
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

Tanda klinis Pemeriksaan Penunjang

• BBLR • Radiologi
• Prematur (30-36 minggu) • BGA
• Dispnea • PA
• Expiratory grunting
• Sianosis
• Retraksi sternum dan interkosta
• Takipneu (frekuensi napas > 60 x/menit)
• SaO2 <<
• Bradikardia, hipotensi, kardiomegali,
pitting oedema (dorsal tangan dan kaki),
hipotermia, tonus otot menurun
Silverman-anderson scoring system

Skor 10 = Severe respiratory distress


Skor ≥7 = Impending respiratory failure
Skor 0 = No respiratory distress
Skor Downes
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGIS

Stadium 1: pola Stadium 3: stadium 2 Stadium 4: stadium 3


Stadium 2: stadium 1
retikulogranular + batas jantung - + white lung
+ air bronchogram
(ground glass) paru kabur appearance
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan gas darah
• Asidosis respiratorik -> terjadi karena atelektasis dari
alveoli dan atau overdistensi dari bronkiolus (terminal
airway).
• Asidosis metabolik -> asidosis laktat sebagai akibat
dari menurunnya perfusi ke jaringan sehingga tubuh
menggunakan jalur anaerob untuk metabolisme
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Patologi Anatomi
Tatalaksana

Antenatal Tatalaksana umum

• Kortikosteroid antenatal • Lingkungan: inkubator (36.6-37)


dengan humiditas 80%, menyelubungi
bayi dengan plastik
• Nutrisi:
• Glukosa : 60-125ml/kgBB/hari
• Keseimbangan asam basa: NaHCO3
(mEq) = deficit basa x 0,3 x berat
badan bayi (pH normal= 7.35-7.45)
• Minimal enteral feeding (ASI) bila
bayi tidak sesak (<20 ml/kgBB/hari)
Tatalaksana
Oksigen Surfaktan

• Nasal kanul/ head box (distress • Profilaksis : 10-30 menit setelah


pernafasan ringan) kelahiran
• NCPAP (PaP2 tidak dapat • Rescue:
dipertahankan >50 mmHg) • Dini =1-2 jam setelah kelairan
• Ventilator mekanik • Lambat => 2jam kelahiran
• Non invasif : CPAP • Dosis: 4ml/kgBB dalam 48 jam
• Invasif: pertama interval 6 jam antar
• Intermitent Madatory Ventilation, pemberian
Synchronized Intermittent
Mandatory Ventilation,
Asstst/Control Ventilation
Antibiotika Pencegahan PDA

• Ampicillin • Indometacin/ibuprofen
50mg/kgBB/12jam profilaksis
• Gentamisin 3 mg/kgBB
• Aminoglikosida
NEONATAL PNEUMONIA

• Neutropenia
• protein C reaktif ↑
SEPSIS NEONATORUM
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
KRITERIA
TATALAKSANA
INOTROPIK
NUTRISI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai