Sidang BPUPKI
Kesatu 29 Mei s/d
1 Juni 1945
1
Perbedaan memuncak dengan diamankannya Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok agar
tidak mendapat pengaruh Jepang. Setelah diadakan pertemuan di pejambon Jakarta, 16
Agustus 1945 dan diperoleh kepastian Jepang menyerah, maka Dwi Tunggal Soekarno-
Hatta setuju untuk dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan, akan tetapi harus
dilaksanakan di Jakarta.
Proklamasi
Kemerdekaan
Untuk mempersiapkan proklamasi tersebut, pada tengah malam Soekarno-Hatta pergi kerumah
Indonesia laksamana Maeda di Orange Nassau Boulevard (sekarang Jl. Imam Bonjol No. 1) dimana disana
telah berkumpul BM. Diah, Baksi, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, Chaerul Saleh dkk. Untuk
menegaskan bahwa pemerintah Jepang tidak ikut campur tangan dalam proklamasi.
1
Sidang Pertama, 18 Agustus 1945
Menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut :
1. Mengesahkan UUD’45
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama.
3. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
badan musyawarah darurat.
2 2
Secara Ilmiah Proklamasi
Mengandung pengertian
3
Menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya untuk
menanamkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia, yaitu
paksaan untuk mengakui pemerintahan NICA
(Netherlands Indies Civil Administration). Selain itu
Perjuangan Mempertahankan
Pancasila dan Kemerdekaan RI
Belanda secara licik mempropagandakan kepada dunia luar
Pasca Proklamasi 17-8-1945 bahwa proklamasi kemerdekaan RI hadiah dari Jepang.
Periode 1945-1950
Tantangan Yang
Dihadapi adalah
4
Konsitusi (UUD) yang diterapkan adalah UUD Sementara Tahun
1950.
Periode 1959-1966
Orde Lama
6
Perjuangan Mempertahankan
Pancasila dan Kemerdekaan RI
Pasca Proklamasi 17-8-1945
Periode 1967-1998
Orde Baru
7
Perjuangan Mempertahankan Orde baru yang berlangsung selam 32 tahun akhirnya runtuh
Pancasila dan Kemerdekaan RI setelah terjadinya demontrasi besar-besaran dari masyarakat
Pasca Proklamasi 17-8-1945
yang dipelopori oleh kalangan generasi muda / mahasiswa.
Turunnya presiden Soeharto melahirkan suatu orde lain, yang
dikenal sebagai orde reformasi dengan tujuan memperbaiki
kesalahan yang dilakukan oleh ore baru.