Anda di halaman 1dari 27

Dr. Bambang Hariyana, M.

Kes
1. Definisi
Evaluasi adalah kegiatan yang terikat dengan waktu
untuk mengkaji secara sistematis dan objektif, relevansi,
kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang
berjalan atau program yang telah selesai.
2. Tujuan
 Memberikan informasi kepada pengambil keputusan
tentang kebijakan, strategi dan pelaksanaan program
berkait dengan intervensi program yang sedang
berjalan maupun di masa mendatang.
 Menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan dan hasil
kinerja program/ kegiatan kepada pihak yang
berkepentingan
3. Tipe-tipe Evaluasi
1. Menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/ program :
 Evaluasi pada perencanaan atau ketika kegiatan belum
dilaksanakan (feedforward evaluation)
 Evaluasi pada kegiatan yang sedang berjalan atau pada
proses pelaksanaan kegiatan (Concurrent Evaluation)
 Evaluasi setelah kegiatan selesai dilaksanakan atau sering
disebut sebagai evaluasi akhir kegiatan/ program (feedback
evaluation)
3. Tipe-tipe Evaluasi
2. Menurut kriteria kegiatan/ program
 Evaluasi input, yaitu dilakukan pada semua input yang digunakan
dalam kegiatan/ program seperti modal, sarana dan prasaran, SDM,
dana, teknologi, prosedur, dll
 Evaluasi proses yang dilaksanakan pada proses pelaksanaan kegiatan,
misal ketaatan waktu pelaksanaan, ketaatan pada SOP atau prosedur,
hambatan2 yang ditemukan dll
 Evaluasi output yang dilaksanakan pada hasil kegiatan, seperti cakupan
program, kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dll
 Evaluasi outcame yang dilakukan pada akibat lebih lanjut dari
pencapaian output, misalnya penurunan kasus malaria, menurunnya
kasus komplikasi pada kehamilan dan persalinan dll
 Evaluasi Impact, yang dilakukan pada dampak terjadi atau tercapainya
outcome, misalnya tingkat kesehatan penduduk meningkat, turunnya
AKI dan AKB dst
4. Tahapan Proses Evaluasi
Proses evaluasi biasanya terdiri dari paling sedikit 5
(lima) tahap yaitu:
1. Penetapan indikator pengukuran dan standar
pelaksanaan kegiatan, biasanya sudah
dilaksanakan pada dengan perencanaan kegiatan
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata (riil)
4. Pembandingan hasil ukur dengan standar
5. Merancang dan melakukan tindakan koreksi,
bila memang diperlukan
Ad. 1 Penetapan indikator dan standar
 Indikator adalah penunjuk evaluasi sedang standar adalah
suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai
patokan untuk menilai kegiatan atau hasil-hasil kegiatan.
 Pada umumnya penetapan indikator dan standar evaluasi
telah ditetapkan bersamaan dengan proses perencanaan.
 Tujuan, sasaran, dan target pelaksanaan dapat digunakan
sebagai standar evaluasi.
 Bentuk standar yang lebih khusus antara lain target
cakupan sasaran, target penurunan AKI dan AKB,
Pencapaian standar kualitas ANC dll.
Bentuk standar yang sering dipakai adalah:
1. Standar fisik, misalnya cakupan program,
kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan dll
2. Standar moneter adalah biaya per satuan produk
atau sasaran program/kegiatan. Standar biaya
pemulihan balita gizi buruk, standar biaya ANC
dll
3. Standar waktu, penetapan waktu ideal untuk
menyelesaikan kegiatan tertentu atau untuk
pencapaian tujuan tertentu.
Ad.2 Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Beberapa pertanyaan penting berikut dapat dipakai sebagai
penuntun tahap ini, yaitu:
 Berapa kali pelaksanaan pengukuran indikator evaluasi
harus dilakukan, misal sekali, bulanan, tahunan dll
 Dalam bentuk apa pengukuran akan dilakukan, dalam
bentuk tulisan, pengamatan, menghitung, menimbang dll
 Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan evaluasi ?
manajer saja atau tim evaluasi dsb
 Seberapa mudahkah pengukuran dapat dilakukan, hasilnya
dapat diolah dan dianalisa, dengan biaya yang “relative”
murah
Ad. 3 Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa cara untuk melakukan pengukuran
pelaksanaan atau hasil pelaksanaan kegiatan adalah:
⁻ Pengamatan (observasi)
⁻ Laporan, baik lisan maupun tertulis
⁻ Mertode-metode otomatis
⁻ Inspeksi dan pengujian (test), termasuk menghitung,
menimbang, mengukur waktu dll
⁻ Penelitian atau survei sampel
Ad. 4 Pembandingan hasil pengukuran dengan
standar serta analisa penyimpangan
 Tahap kritis dari proses evaluasi adalah pembandingan
hasil pengukuran (pelaksanaan atau hasil
pelaksanaan) kegiatan yang nyata dengan yang
direncanakan atau dengan standar yang ditetapkan.
 Walaupun tahap ini paling mudah tetapi kompleksitas
dapat terjadi pada saat menginterprestasi adanya
penyimpangan.
 Titik kritis yang penting lainnya adalah ketika mencari
jawaban mengapa penyimpangan terjadi, yang berarti
mencari penyebab terjadinya penyimpangan.
Ad. 5. Pengambilan Tindakan Koreksi Bila diperlukan
 Tahap ini adalah pengambilan keputusan untuk melakukan
intervensi (koreksi), merancang tindakan koreksi berdasarkan
temuan penyebab penyimpangan serta melaksanakan
intervensi/tindakan koreksi.
 Tindakan koreksi mungkin berupa:
a. Mengubah standar
 Memperbaiki prosedur, teknologi, metode dalam pelaksanaan
kegiatan
b. Menggantii kegiatan dengan kegiatan lain yang lebih
akuntabel
c. Menambah sarana dan prasarana kegiatan
d. Mengubah waktu pelaksanaan kegiatan dll
5. Kegunaan dan Pentingnya Evaluasi
 Menjamin agar kegiatan yang dialaksanakan dapat mencapai tujuan
yang telah direncana kan atau ditetapkan.
 Mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan adalah tepat sasaran,
metode, waktu, biaya dll.
 Pembelajaran utk mengetahui mengapa program berhasil atau tdk
berhasil:
- Utk verifikasi dan meningkatkan kualitas dan manajemen program.
- Mengidentifikasi strategi yg berhasil dlm rangka ekstensi/ekspansi
dan replikasi.
- Utk memodifikasi atau memperbaiki strategi yang kurang berhasil.
 Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
 Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders
dapat menyebutkan hasil dan kualitas program.
 Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau
konstituen yang berkepentingan.
6. Cara merancang proses evaluasi
1. Merumuskan hasil yang diinginkan menajer
2. Menetapkan penunjuk (indikator atau prediktor) hasil
3. Menetapkan standar penunjuk dan hasil untuk dapat
menilai apakah pelaksanaan suatu kegiatan dan hasilnya
menyimpang dari rencana yang ditetapkan
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
- Menetapkan sarana untuk mnegumpulkan data dan
informasi penunjuk (indikator) dan membandingkannya
dengan standar.
- Membangun jejaring informasi
5. Menilai Informasi (hasil evaluasi) dan mengambil
tindakan koreksi
Ad.1 Merumuskan hasil yang diinginkan menajer
 Harus dirumuskan sejelas mungkin, misalnya :
 meningkatkan kualitas ANC sesuai standar mutu Depkes RI,
 menurunkan angka kematian ibu sebesar 10 persen selama 2
tahun,
 Meningkatkan cakupan pelayanan ibu hamil risti hingga 100
% selama 3 tahun,
 Rujukan kasus balita gizi buruk mencapai 100 % pada setiap
tahunnya,
 SOP penangan kegawat daruratan ibu bersalin yang
ditetapkan secara rinci dan jelas dll.
Ad.1 Merumuskan hasil yang diinginkan menajer
 Agar dapat dengan mudah di evaluasi maka semua kegiatan dan
tujuan/sasaran kegiatan dengan mengacu kepada SMART, yaitu
 Spesifik,
 Measurable,
 Apropriate,
 Realistik dan
 Timebound.
 Selain itu hasil yang diinginkan harus dihubungkan dengan
individu yang bertanggung jawab
Ad.2 Menetapkan penunjuk (indikator atau
prediktor) hasil
 Tujuan evaluasi sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan
adalah agar manajer dapat mengatasi atau memperbaiki
adanya penyimpangan.Sedang pada evaluasi akhir
berkaitan dengan perencanaan kegiatan dan
pengembangannya di masa datang.
 Tugas penting manajer adalah merancang program
evaluasi untuk menemukan sejumlah indikator yang
terpercaya sebagai penunjuk apakah penyimpangan terjadi
sehingga perlu tindakan koreksi.
Ad.2 Menetapkan penunjuk (indikator atau
prediktor) hasil
Beberapa hal yang dapat membantu manajer memperkirakan
apakah hasil yang diinginkan tercapai atau tidak adalah:
a. Pengukuran masukan/input
b. Pengukuran hasil kegiatan pada tahap permulaan
c. Gejala-gejala adanya penyimpangan dan identifikasi
penyebab
d. Perubahan dalam kondisi yang diasumsikan (termasuk
perubahan lingkungan)
e. Pengukuran hasil akhir dari sebuah kegiatan/program
Ad.3 Menetapkan standar penunjuk dan hasil
Untuk dapat menilai apakah pelaksanaan suatu kegiatan dan
hasilnya menyimpang dari rencana yang ditetapkan serta
seberapa besarkah penyimpangan terjadi, sehingga fokus
perhatian manajer terhadap kejadian penyimpangan menjadi
tepat
Ad.4 Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
Jejaring informasi dibangun mulai dari :
 siapa mengumpulkan data dan mengukur kegiatan,
 siapa mengolah dan menganalisis data menjadi informasi hasil
evaluasi,
 bagaimana metode pengumpulan data dan pengolahan
dilakukan,
 kepada siapa informasi dilaporkan.
Ad.4 Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
 Jejarng informasi dianggap baik bila tidak hanya keatas tetapi
juga kesamping dan kebawah, yaitu kepada siapa yang akan
melaksanakan tindakan koreksi.
 Pengambil keputusan tentang koreksi dilakukan oleh manajer
atas tetapi pelaksanaan koreksi adalah staf.
 Jejaring informasi harus cukup efisien untuk menyediakan
informasi balik yang relevan kepada personalia/petugas kunci
yang memerlukannya.
Ad.5 Menilai Informasi (hasil evaluasi) dan
mengambil tindakan koreksi
 Setelah hasil evaluasi diperoleh maka
dibandingkan dengan standard dan penentuan
apakah koreksi/ intervensi perlu dilakukan.
 Informasi tentang temuan penyimpangan dari
standar harus dievaluasi terlebih dahulu, sebelum
tindakan koreksi alternative dikembangkan,
dievaluasi/dinilai dan diimplementasikan.

Anda mungkin juga menyukai