Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

PRESENTASE
TIK
Nova Yunita Saragih
Kesia Kristiani Tambun
Dinda Sulistiawati
Yulia Tri Wardhani
Kevin Revido Butar-butar
FAKTA
TENTANG
ORANG
INDONESIA
Yap! Orang Indonesia memang begitu ramah dengan orang-
orang yang baru mereka temui, apalagi kalau dengan warga asing.
Saat para bule bertanya jalan, tentu banyak orang yang bersedia
membantu bahkan mengantar mereka ke tempat tujuan.
Keramahan yang jarang ditemui di negara lain ini bisa membuat
bule heran dan kagum dengan kita, lho.
Di negara barat, hampir tak ada orang yang makan menggunakan
tangan, pasti mereka menggunakan peralatan makan. Sedangkan di
Indonesia, banyak sekali orang yang makan menggunakan tangan, apalagi
saat makan nasi penyet lengkap dengan sambal pedas. Tak heran kalau
bule jadi bingung saat melihatnya.
Orang Indonesia memang tampaknya tak bisa hidup tanpa sambal.
Padahal, orang-orang bule suka tak tahan saat mengkonsumsi sambal,
karena rasanya sangat pedas dan bisa membuat perut sakit. Jadi, jangan
heran kalau bule terkagum-kagum saat melihatmu makan sambal.
Hanya makan steak? Please, kamu pasti sama sekali belum kenyang
kalau belum makan nasi, kan? Tiap bule pasti kaget saat melihat orang-
orang di restoran makan nasi begitu banyak, bahkan melebihi porsi lauk
mereka.
Tak hanya sambal yang digoreng saja, namun orang Indonesia juga
suka banget dengan cabai mentah. Bahkan, cabai mentah cocok untuk
dimakan dengan berbagai jenis lauk, mulai dari gorengan biasa hingga
mie goreng.
Tanpa memedulikan lampu merah ataupun zebra cross, kamu pasti
suka menyebrang sembarangan. Yang penting kalau sepi, langsung
menyebrang sajalah tanpa memperhatikan rambu-rambu. Di negara asing
dimana rambu-rambu menjadi sebuah peraturan yang mutlak, tentu
mereka bingung saat melihat kebiasaan “sembarangan” tersebut.
Orang Indonesia pasti membutuhkan air saat sedang di toilet. Justru,
tak ada tisu toilet, kecuali jika di pusat perbelanjaan atau tempat yang
sudah berstandar internasional lainnya. Padahal, bule biasa menggunakan
tisu saat ditoilet, dan bukan air.
Kalau kamu melihat google, tak ada bahasa inggris untuk penyakit
masuk angin. Penyakit ini memang tampaknya hanya dikenal di
Indonesia. Apalagi metode penyembuhannya yaitu kerokan, sama sekali
belum ada dimanapun selain di bumi pertiwi.
Sejak terdapat ponsel pintar sekaligus internet di Indonesia,
masyarakat Indonesia pun tak bisa melepaskan dirinya dari ponsel, apalagi
dari media sosial. Rasanya, jika tak ada media sosial, artinya tidak ada
hidup
Korupsi di Indonesia adalah suatu topik yang begitu sering
dibicarakan. Hal ini tidak lain karena korupsi sudah seperti menjamur dan
mengakar dalam pemerintahan dan bahkan terkadang juga masyarakatnya
sendiri.

Tidak sekali dua kali wisatawan asing yang masuk ke Indonesia harus
memberikan uang ekstra kepada petugas pemerintahan seperti di kantor
imigrasi, atau saat berurusan dengan pihak berwajib. Belum lagi dengan
pemberitaan tentang korupsi Indonesia yang meluas hingga media luar
negeri. Tentu saja hal ini memberikan cap buruk pada negara kita.
Korupsi adalah tantangan besar bagi seluruh rakyat Indonesia jika
memang menginginkan pemerintahan yang bersih. Karena jika hal ini
dibiarkan, tentu saja korupsi hanya akan berakhir dengan hancurnya
negara kita sendiri.
Malas adalah salah satu kata yang juga digunakan untuk
menggambarkan orang Indonesia. Begitu malasnya sampai membuang
sampah pun seenaknya dan tidak mau berusaha mencari tempat sampah.

Kemalasan tersebut juga tercermin dari istilah jam karet. Hanya


sebagian orang saja yang bisa tepat waktu, sementara yang lain begitu
terbiasa dengan kata terlambat dan dengan alasan yang itu-itu saja.
Ketertiban adalah sesuatu yang membuat negara bisa menjadi lebih
teratur. Namun untuk saat ini, hal tersebut sepertinya mustahil di
Indonesia. Contoh gampangnya adalah ketidaktertiban saat ada di jalan
raya. Jalan raya begitu semrawut karena pengendara tidak mau mematuhi
rambu-rambu.

Mereka sudah terburu-buru melaju padahal lampu belum benar-benar


berwarna hijau. Ada tanda dilarang parkir tapi tetap saja ngotot untuk
parkir. Mungkin masyarakat lupa, peraturan itu ada untuk dipatuhi, bukan
dilanggar.
Tidak cuma di jalan raya, antrian loket, mini market juga banyak yang
semrawut. Semua berebut agar dilayani terlebih dahulu. Toleransi sudah
terkikis karena masyarakat mulai memikirkan diri sendiri.
Tidak akan ada yang merasa bahwa diri sendiri arogan. Tapi orang
lain yang mendengarnya akan dengan mudah melihat sifat ini. Arogansi
tersebut muncul dari kebiasaan merendahkan orang lain karena dianggap
lebih rendah darinya.

Banyak kasus arogansi yang terjadi di Indonesia. Beberapa contoh


diantaranya adalah berita tentang aksi koboi pihak berwajib dengan
senjata mereka beberapa waktu lalu yang menewaskan seorang tukang
ojek, atau berita tentang seorang pejabat yang marah-marah dan sok kuasa
ketika ditegur atau ditilang, atau konvoi suporter bola yang mengganggu
pengguna jalan lain. Semua ini sebenarnya juga merupakan bentuk
arogansi.
Rasis itu bukan hanya soal kulit hitam atau kulit putih. Indonesia
yang memiliki banyak suku dan budaya ternyata juga tidak lepas dari
rasisme. Yang paling menonjol adalah pertentangan antara etnis China dan
pribumi, padahal semua sama-sama warga negara Indonesia. Meski
begitu, bukan berarti sesama suku pribumi tidak rasis.

Contoh paling mudah adalah stereotipe yang melekat pada beberapa


orang dari suku tertentu di Indonesia. Bahkan seorang artis pedangdut
harus berurusan dengan hukum gara-gara mengeluarkan kata-kata rasis.
Sangat disayangkan jika sesama orang Indonesia masih harus membeda-
bedakan apalagi dengan memberikan label stereotipe yang sebenarnya
belum tentu benar. Karena hal ini juga salah satu bentuk dari sebuah
rasisme.
Tentu saja hal ini adalah sisi yang sangat terlihat dari Indonesia. Lihat
saja jalan-jalan, apalagi sungai yang dipenuhi sampah. Ini merupakan
salah satu alasan orang Indonesia disebut jorok.

Membuang sampah suka sembarangan dan tidak mau berusaha sedikit


saja untuk mencari tempat sampah. Jika diingatkan, alasannya adalah
‘tidak ada tempat sampah’ padahal kebanyakan justru memang tidak mau
mencari tempat sampah. Belum lagi dengan kebiasaan membuang sampah
di sungai yang berakibat tercemarnya lingkungan. Dan jika terjadi banjir,
mereka sibuk menyalahkan orang lain.
Tidak bisa dipungkiri, terkadang masyarakat masih begitu mudah
berprasangka. Akibat prasangka tersebut, masyarakat jadi mudah
diprovokasi. Itulah mengapa sering sekali terjadi kerusuhan mulai dari
skala kecil hingga besar.

Tentu saja memang tidak semua masyarakat Indonesia seperti ini.


Kenyataannya, masih banyak juga warga Indonesia yang bisa bersikap
santun, ramah, peduli lingkungan, serta peduli dengan kepentingan
masyarakat banyak. Namun sangat disayangkan jika orang-0rang dengan
mental positif seperti ini justru tenggelam oleh suara-suara negatif yang
beredar.
Beberapa orang berpendapat bahwa jika masyarakat Indonesia mau
berubah, maka harus memilih pemimpin yang tepat, namun ada juga yang
beranggapan bahwa perubahan harus dimulai dari bawah. Tetapi, akan
lebih baik jika kita semua bergerak dan berubah menjadi individu
sekaligus warga negara yang lebih baik tanpa perlu menunggu orang lain
berubah terlebih dahulu
SEKIAN PRESENTASE
SEKIAN PRESENTASE
KAMI....
KAMI....

TERIMAKASIH

TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai