Anda di halaman 1dari 23

29 Mei 2012

 Masalah keamanan pangan merupakan


masalah global
 Foodborne disease atau keracunan
makanan merupakan suatu penyakit
yang disebabkan oleh makanan atau
minuman yang terkontaminasi bisa
dari zat kimia ataupun mikroorganisme
 Foodborne disease dan kejadian
pencemaran pangan tidak hanya
terjadi pada negara yang memiliki
sistem sanitasi dan higienitas yang
buruk tetapi juga pada negara maju
 1 dari 3 orang penduduk di negara
maju mengalami keracunan pangan
setiap tahunnya
 Merupakan kejadian atau kasus yang
menunjukkan peningkatan kejadian secara
luar biasa di dalam suatu kelompok yang
bermakna secara epidemiologi

 Menurut WHO  suatu kejadian dimana


terdapat dua orang atau lebih yang
menderita sakit setelah mengkonsumsi
pangan yang secara epidemiologi terbukti
sebagai sumber penularan.
 Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia
mempunyai makna sosial dan politik
tersendiri sifatnya
mendadak,mengenai banyak orang,
menyebabkan kematian
 Badan POM RI melalui Direktorat
Surveilan dan Penyuluhan Keamanan
Pangan  secara rutin memonitor
kejadian luar biasa (KLB)
 Waktu yang sering terjadinya KLB
(point source) seperti pesta, perayaan,
acara keluarga dan acara sosial
lainnya.
 Data tahun 2004 ditemukan 153
kejadian di 25 provinsi (berdasarkan
laporan dari balai POM di seluruh
Indonesia)

http://www.pom.go.id/surv/events/FW2ndedition.pdf
Berdasarkan data tersebut, didapatkan bahwa kesadaran masyarakat
terhadap kebersihdan dan higiene pengolahan pangan dalam rumah
tangga cukup rendah
http://www.pom.go.id/surv/events/FW2ndedition.pdf
 Waktu
frekuensi KLB tertinggi biasanya terjadi
pada musim kemarau dan peralihan.
(Agustus dan Oktober)
Alasan :
- terbatasnya ketersediaan air bersih
- Sering dianggap bulan baik sehingga
sering diadakan hajatan dan
pergantian tahun ajaran sekolah
 Tempat
Biasanya bervariasi, kebanyakan di
lingkungan tempat tinggal
 Orang
Biasanya mengenai siswa sekolah dasar
(SD)
Hal ini disebabkan karena produk pangan
di sekolah yang tercemar maupun sanitasi
yang buruk
 Koordinasi dan kerjasama antar
instansi yang menangani KLB
keracunan pangan yang meliputi :
- koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah
daerah/dinas kesehatan setempat kurang
- prosedur pelaporan dan penanganan keracunan
pangan belum dipahami sepenuhnya oleh
petugas di lapangan
 Penanganan dan analisis sampel :
- sampel yang sering diduga sebagai penyebab
seringkali tidak didapatkan ataupun tidak dapat
diperoleh sehingga tidak dapat dilakukan analisis
penyebab KLB
- seringkali salah pengambilan sampel
- akses yang terbatas terhadap laboratorium
rujukan dan kurang memadai dalam identifikasi
patogen penyebab keracunan
 Masalah lain seperti :
- Angka kejadian yang dilaporkan
masih rendah
- lebih banyak diarahkan hanya
untuk kasus keracunan pangan saja
- KLB tidak dapat ditangani secara
tuntas
 Peningkatan aktivitas surveilans
keamanan pangan,khusus pangan
jajanan anak sekolah
 Pemberdayaan sekolah dalam
pengawasan pangan
 Melakukan komunikasi resiko jajanan
anak sekolah
 Penyebab tersering :
1. Campylobacter
2. Salmonella
3. E.Colli
 Periode inkubasi :
- <1 jam : bahan kimia
- 1-7 jam : Staphylococcal food poisoning
- 8-24 jam : clostridium perfingens
- >24 jam : infeksi bakter seperti
shigellosis,dll
 Kultur sampel tinja  dilakukan di
laboratorium
 Gejala keracunan :
1. Mual
2. Muntah
3. Nyeri perut
4. Diare
5. Sakit kepala
6. Perubahan kesadaran
7. Sesak napas
 Perkiraan jenis makanan
 Perkiraan jumlah makanan
 Tentukan waktu mulai makan dengan
keluhan terjadi
 Terapi utama yaitu cairan dan
penggantian elektrolit
 Kebanyakan foodborne disease tidak
memiliki antidot.
 Pasien sadar :
1. Berikan 1-2 gelas air sedikit demi sedikit
(kecuali muntah terus-menerus) untuk
mengencerkan racun
2. sebaiknya TIDAK memberikan susu
karena memperlancar penyerapan saluran
cerna
3. berikan norit yang sudah dilarutkan
dalam 1 gelas air (dosis 1g/kgBB)
4. tidak diperkenankan merangsang
muntah terutama bila keracunan zat
korosif
Sukmana Nanang. Pertolongan Pertama Pada keracunan Makanan Sebelum Dirujuk Ke RS atau Puskesmas.Rumah Sakit Umum Pusat
Rujukan Ciptomangunkusumo
 Korban tidak sadar
› Pasien ditidurkan
› Longgarkan pakaian
› Miringkan ke kiri bila pasien muntah
› Awasi tanda vital
› Identifikasi bau mulut yang sesuai

Tata Laksana Pra Rumah


Sakit
 http://www.who.int/foodsafety/codex/en
/

 http://www.scribd.com/doc/44294931/K
LB-keracunan-makanan

Anda mungkin juga menyukai