Keracunan Pangan
Keracunan Pangan
http://www.pom.go.id/surv/events/FW2ndedition.pdf
Berdasarkan data tersebut, didapatkan bahwa kesadaran masyarakat
terhadap kebersihdan dan higiene pengolahan pangan dalam rumah
tangga cukup rendah
http://www.pom.go.id/surv/events/FW2ndedition.pdf
Waktu
frekuensi KLB tertinggi biasanya terjadi
pada musim kemarau dan peralihan.
(Agustus dan Oktober)
Alasan :
- terbatasnya ketersediaan air bersih
- Sering dianggap bulan baik sehingga
sering diadakan hajatan dan
pergantian tahun ajaran sekolah
Tempat
Biasanya bervariasi, kebanyakan di
lingkungan tempat tinggal
Orang
Biasanya mengenai siswa sekolah dasar
(SD)
Hal ini disebabkan karena produk pangan
di sekolah yang tercemar maupun sanitasi
yang buruk
Koordinasi dan kerjasama antar
instansi yang menangani KLB
keracunan pangan yang meliputi :
- koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah
daerah/dinas kesehatan setempat kurang
- prosedur pelaporan dan penanganan keracunan
pangan belum dipahami sepenuhnya oleh
petugas di lapangan
Penanganan dan analisis sampel :
- sampel yang sering diduga sebagai penyebab
seringkali tidak didapatkan ataupun tidak dapat
diperoleh sehingga tidak dapat dilakukan analisis
penyebab KLB
- seringkali salah pengambilan sampel
- akses yang terbatas terhadap laboratorium
rujukan dan kurang memadai dalam identifikasi
patogen penyebab keracunan
Masalah lain seperti :
- Angka kejadian yang dilaporkan
masih rendah
- lebih banyak diarahkan hanya
untuk kasus keracunan pangan saja
- KLB tidak dapat ditangani secara
tuntas
Peningkatan aktivitas surveilans
keamanan pangan,khusus pangan
jajanan anak sekolah
Pemberdayaan sekolah dalam
pengawasan pangan
Melakukan komunikasi resiko jajanan
anak sekolah
Penyebab tersering :
1. Campylobacter
2. Salmonella
3. E.Colli
Periode inkubasi :
- <1 jam : bahan kimia
- 1-7 jam : Staphylococcal food poisoning
- 8-24 jam : clostridium perfingens
- >24 jam : infeksi bakter seperti
shigellosis,dll
Kultur sampel tinja dilakukan di
laboratorium
Gejala keracunan :
1. Mual
2. Muntah
3. Nyeri perut
4. Diare
5. Sakit kepala
6. Perubahan kesadaran
7. Sesak napas
Perkiraan jenis makanan
Perkiraan jumlah makanan
Tentukan waktu mulai makan dengan
keluhan terjadi
Terapi utama yaitu cairan dan
penggantian elektrolit
Kebanyakan foodborne disease tidak
memiliki antidot.
Pasien sadar :
1. Berikan 1-2 gelas air sedikit demi sedikit
(kecuali muntah terus-menerus) untuk
mengencerkan racun
2. sebaiknya TIDAK memberikan susu
karena memperlancar penyerapan saluran
cerna
3. berikan norit yang sudah dilarutkan
dalam 1 gelas air (dosis 1g/kgBB)
4. tidak diperkenankan merangsang
muntah terutama bila keracunan zat
korosif
Sukmana Nanang. Pertolongan Pertama Pada keracunan Makanan Sebelum Dirujuk Ke RS atau Puskesmas.Rumah Sakit Umum Pusat
Rujukan Ciptomangunkusumo
Korban tidak sadar
› Pasien ditidurkan
› Longgarkan pakaian
› Miringkan ke kiri bila pasien muntah
› Awasi tanda vital
› Identifikasi bau mulut yang sesuai
http://www.scribd.com/doc/44294931/K
LB-keracunan-makanan