Anda di halaman 1dari 19

SATGAS KLB DIARE SEBAGAI UPAYA

PENANGGULANGAN WABAH DIARE


TINGKAT KECAMATAN PALIMANAN

Oleh:
TITIN SUHARTINI

Pembimbing:
Dr. Asep Firmansjah

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP 2010-2011


BENCANA

Suatu peristiwa yang terjadi secara mendadak/ tidak


terencana atau secara perlahan tetapi berlanjut
yang menimbulkan dampak terhadap pola
kehidupan normal atau kerusakan ekosistem,
sehingga memerlukan tindakan darurat dan luar
biasa untuk menolong dan menyelamatkan
korban ,yaitu manusia beserta lingkungannya

KEPMENKES RI No.145/MENKES/SK/I/2007
Tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan
BENCANA

 Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
Definisi bencana menurut UU No. 24 tahun 2007
PENYEBAB BENCANA DI
INDONESIA
 Faktor geologis (gempa, tsunami, letusan gunung berapi)
 Hydrometeorologis (banjir, tanah longsor, kekeringan,
angin topan)
 Biologis (wabah penyakit, penyakit tanaman,
penyakit ternak, hama tanaman)
 Kegagalan teknologi (kecelakaan industri dan
transportasi, radiasi nuklir, pencemaran bahan kimia),
 Faktor sosial politik (konflik horisontal, terorisme,
ideologi, religi)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2011


WABAH PENYAKIT

"berjangkitnya suatu penyakit menular dalam


masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi keadaan
yang lazim pada waktu dan daerah tertentu
serta dapat menimbulkan malapetaka"

UU No.4 tahun 1984


 Kejadian Luar Biasa (KLB) : timbulnya atau
meningkatnya kejadianKesakitan atau
kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam
kurun waktu tertentu.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No . 949/


MENKES/SK/VII/2004.
PENETAPAN KLB

1. Dilakukan dengan membandingkan insidensi


penyakit yang tengah berjalan dengan insidensi
penyakit dalam keadaan biasa (endemik), pada
populasi yang dianggap beresiko, pada tempat
dan waktu tertentu.
2. Dengan Pola Maxiumum dan Minimum 5
tahunan atau 3 tahunan.
3. Membandingkan frekuensi penyakit pada
tahun yang sama bulan berbeda atau bulan
yang sama tahun berbeda .
Petunjuk penetapan KLB:
1. Angka kesakitan/kematian suatu penyakit menular disuatu Kecamatan
menunjukkan kenaikan 3 kali atau lebih selama tiga minggu berturut-turut
atau lebih.
2. Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di suatu
Kecamatan, menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih, bila dibandingkan
dengan angka rata-rata sebulan dalam setahun sebelumnya dari penyakit
menular yang sama di kecamatan tersebut itu.
3. Angka rata-rata bulanan selama satu tahun dari penderita-penderita baru dari
suatu penyakit menular di suatu Kecamatan, menunjukkan kenaikan dua kali
atau lebih, bila dibandingkan dengan angka rata-rata bulanan dalam tahun
sebelumnya dari penyakit yang sama di Kecamatan yang sama pula
4. Case Fatality rate suatu penyakit menular tertentu dalam satu bulan di sutu
Kecamatan, menunjukkan kenaikan 50 % atau lebih, bila dibandingkan CFR
penyakit yang sama dalam bulan yang lalu di Kecamatan tersebut.
5. Proporsional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam waktu
satu bulan, dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari
penyakit menular yang sama selama periode waktu yang sama dari tahun
yang lalu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih.
TINDAKAN PADA WABAH/KLB
WABAH DIARE vs INDONESIA
 Indonesia  kemiskinan  tidak bisa hidup
sehat dan higienis
 Rentan terkena diare
ALUR PENGELOLAAN WABAH

 Penemuan kasus
 Penentuan Kriteria
KLB
 Surveilans
epidemiologi aktif
 Pelaporan
 Penanganan KLB
KEGIATAN PRA BENCANA
 Tingkat Kecamatan
Kepala Puskesmas:
1. Membuat peta geomedik daerah rawan bencana
2. Membuat jalur evakuasi
3. Mengadakan pelatihan
4. Inventarisas sumber daya sesuai dengan potensi bahaya
yang mungkin terjadi
5. Menerima dan menindaklanjuti informasi peringatan dini
(early warning system) untuk kesiapsiagaan bidang
kesehatan
6. Membentuk tim kesehatan lapangan yang tergabung
dalam Satgas
7. Mengadakan koordinasi lintas Sektor
Kemenkes No.145 th. 2007
KEGIATAN SAAT BENCANA
 Kepala Puskesmas di lokasi bencana melakukan kegiatan:
1. Beserta staf menuju lokasi bencana denganmembawa peralatan yang
diperlukan untuk melaksanakan triage dan memberikan pertolongan pertama
2. Melaporkan kepada Kadinkes Kab/Kota tentang terjadinya bencana
3. Melakukan initial Rapid Health Asssesment (Penilaian Cepat Masalah
Kesehatan Awal)
4. Menyerahkan tanggung jawab pada Kadinkes Kab/Kota apabila telah tiba di
lokasi
5. Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayah kecamatan, maka sebagai
penanggung jawab adalah Kadinkes Kab/Kota

Kepala Puskesmas di sekitar lokasi bencana melakukan kegiatan:


1. Mengirimkan tenaga dan perbekalan kesehatan serta ambulans/alatt
transportasi lainnya ke lokasi bencana dan tempat penampungan pengungsi
2. Membantu melaksanakan perawatan dan evakuasi korban serta pelayanan
kesehatan pengungsi

Kemenkes No.145 th. 2007


KEGIATAN PASKA BENCANA
 Puskesmas Kecamatan di tempat terjadinya bencana:
1. Menyelenggarakan peayanan kesehatan dasar di penampungan
dengan mendirikan pos kesehatan lapangan
2. Melaksanakan pemeriksaan kualitas air bersih dan pengawasan sanitasi
lingkungan
3. Melaksanakan surveilens penyakit menular dan gizi buruk yang
mungkin timbul
4. Segera melapor ke DinKes Kab/Kota bila terjadi KLB peyakit menular
dan gizi buruk
5. Memfasilitasi relawan, kader, dan petugas tingkat kecamatan dalam
memberikan KIE kepada masyarakat luas, bimbingan pada kelompok
yang berpotensi mengalami gangguan pasca trauma
6. Merujuk penderita yang tidak dapat ditangani dengan konseling awal
dan membutuhkan konseling lebih lanjut, prikoterapi atau
penanggulanganlebih spesifik

Kemenkes No.145 th. 2007


PRA KLB DIARE

PUSKESMAS:

 Persiapan logistik: oralit selalu ada di posyandu

 Membuat laporan rutin morbiditas dan


mortalitas diare di kecamatan

 Membentuk Satgas Penanggulangan KLB Diare:


 Ketua Satgas Pelaksana Penanggulangan KLB Diare:
Programmer Diare
TUGAS SATGAS KLB DIARE

 Membuat rencana evakuasi korban KLB diare:


puskesmas dan posyandu
 Membagi ruangan menjadi 4:
 R1 = UGD: sebagai triage
 R2 = Diare dehidrasi berat  untuk stabilisasi dan dirujuk
 R3 = Diare dehidrasi ringan sedang  tatalaksana intensif
 R4 = Diare tanpa dehidrasi  observasi  pulang
 PJ ruangan: perawat
 Mengaktifkan posyandu  pos kesehatan lapangan
 Membuat Pelatihan Tanggap KLB Diare:
 Tingkat puskesmas:
 1 kali/tahun
 Diikuti oleh: seluruh petugas puskesmas dan kader
 Di Masyarakat:
 Penyuluhan dan pelatihan mengenai diare dan
penggunaan oralit
 Early Warning System:
 Warga  kader  bidan desa  kepala puskesmas 
aktifkan satgas penanggulangan diare dan hubungi
Dinkes Kabupaten
 Pada tiap pelaporan  Rapid Health Assesment
TUGAS SATGAS KLB DIARE
Tidak
Laporan sesuai kriteria KLB Status Siaga
diare bencana

Ya

Koordinasi Surveilans
penyakit

-Pemeriksaan
-kasus
-sampel feses - Lab
-sampel air - Petgs sanitasi
-Pelaporan:
-Jumlah kasus : ringan,
sedang, berat
-Jumlah meninggal
-Pemetaan wilayah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai