Simpanan Pokok
Simpanan pokok merupakan modal awal anggota yang
disetorkan dimana besar simpanan pokok tersebut sama dan tidak
boleh dibedakan antara anggota. Akad syariah simpanan pokok
tersebut masuk katagori akad Musyarakah. Tepatnya syirkah
Mufawadhah yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-
sama dua orang atau lebih, masing-masing memberikan dana dalam
porsi yang sama dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang
sama pula.
Simpanan Wajib
Simpanan wajib masuk dalam katagori modal koperasi
sebagaimana simpanan pokok dimana besar kewajibannya
diputuskan berdasarkan hasil Musyawarah anggota serta
penyetorannya dilakukan secara kontinu setiap bulannya sampai
seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan koperasi Syariah.
Simpanan Sukarela
Simpanan anggota merupakan bentuk investasi dari anggota
atau calon anggota yang memiliki kelebihan dana kemudian
menyimpanannya di Koperasi Syariah.
c. Keuntungan
1) Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindarkan
perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau
penghentian musyarakah.
2) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar
seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang
ditetapkan bagi seorang mitra.
3) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi
jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya.
4) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam akad.
d. Kerugian
Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara
proporsional menurut saham masing-masing dalam modal.
Syarat Ijarah
1. Kedua orang yang berakad harus baligh dan berakal
2. Menyatakan kerelaannya untuk melakukan akad ijarah
3. Manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui secara sempurna
4. Objek ijarah boleh diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan
tidak bercacat
5. Objek ijarah sesuatu yang dihalalkan oleh syara’ dan merupakan sesuatu
yang bisa disewakan
6. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa
7. Upah/sewa dalam akad harus jelas, tertentu dan sesuatu yang bernilai
harta.
Objek Ijarah
1. objek ijarah merupakan milik dan/atau dalam penguasaan perusahaan
pembiayaan sebagai pemberi sewa (muajjir);
2. manfaat objek ijarah harus dapat dinilai;
3. manfaat objek ijarah harus dapat diserahkan penyewa (musta’jir);
4. pemanfaatan objek ijarah harus bersifat tidak dilarang secara syariah (tidak
diharamkan);
5. manfaat objek ijarah harus dapat ditentukan dengan jelas;
6. spesifikasi objek ijarah harus dinyatakan dengan jelas, antara lain melalui
identifikasi fisik, kelayakan, dan jangka waktu pemanfaatannya.
Sifat dan Hukum Akad Ijarah
Ulama Hanafiah berpendirian bahwa akad ijarah bersifat mengikat, tetapi
boleh dibatalkan secara sepihak apabila terdapat uzur dari salah satu pihak yang
berakad, seperti contohnya salah satu pihak wafat atau kehilangan kecakapan
bertindak hukum. Apabila salah seorang yang berakad meninggal dunia, akad
ijarah batal karena manfaat tidak boleh diwariskan.Akan tetapi, jumhur ulama
mengatakan bahwa akad ijarah itu bersifat mengikat, kecuali ada cacat atau barang
itu tidak boleh dimanfaatkan. Apabila seorang yang berakad meninggal dunia,
manfaat dari akad ijarah boleh diwariskan karena termasuk harta dan kematian
salah seorang pihak yang berakad tidak membatalkan akad ijarah.
Berakhirnya Akad Ijarah
1. objek hilang atau musnah,
2. tenggang waktu yang disepakati dalam akad ijarah telah berakhir,
3. menurut ulama Hanafiyah, wafatnya seorang yang berakad.
4. menurut ulama Hanafiyah, apabila ada uzur dari salah satu pihak seperti
rumah yang disewakan disita Negara karena terkait utang yang banyak,
maka akad ijarah batal. Akan tetapi, menurut jumhur ulama uzur yang
boleh membatalkan akad ijarah hanyalah apabila obyeknya cacat atau
manfaat yang dituju dalam akad itu hilang, seperti kebakaran dan dilanda
banjir.
Contoh Akad Ijarah
Di koperasi syariah, ijarah adalah produk pembiayaan yang
ditawarkan kepada nasabah berupa jasa untuk pembiayaan dana talangan
pendidikan dan haji.koperasi memberikan dana talangan terlebih dahulu
kepada lembaga pendidikan dan haji, dengan syarat lembaga tersebut harus
bekerja sama dengan koperasi tersebut, kemudian nasabah dikenakan ujroh
(upah sewa) dengan cara mencicilnya setiap bulan. Ijarah hampir sama
dengan cicilan, tapi tidak mensyaratkan jaminan apapun.
Meskipun tidak ada jaminan, namun nasabah yang mengajukan
pembiayaan ijarah masih sedikit dibanding pembiayaan murabahah. Hal itu
disebabkan karena mungkin nasabah masih banyak yang belum terlalu
memahami akad ijarah, kegunaan dan manfaat yang didapat dari produk
ijarah tersebut. Selain itu juga kebutuhan nasabah yang tidak terlalu
membutuhkan jasa produk akad ijarah
Rukun qardh
1. Pelaku akad, yaitu muqtaridh (peminjam), pihak yang membutuhkan
dana, dan muqridh (pemberi pinjaman), pihak yang memiliki dana
2. Objek akad, yaitu qardh (dana)
3. Tujuan, yaitu pinjaman tanpa imbalan
4. Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.
Ketentuan Umum Qardh
1. Akad al-Qardh adalah akad tabarru’ atau tolong-menolong
2. Nasabah wajib mengembalikan dana yang dipinjam dari lembaga
keuangan syariah (koperasi syariah)pada waktu yang telah disepakati
3. Jika nasabah tidak mampu mengembalikan dana tersebut sebagian atau
seluruhnya dan pihak Koperasitelah memastikan ketidak mampuannya
tersebut, maka pihak Koperasisyariah dapat:
a. Memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
b. Menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.