Anda di halaman 1dari 19

By : Ir. H.

Sudirmanto, MM
Fungsi dan Cara Kerja Kondensor
Fungsi Kondensor adalah mengkondensasikan uap bekas dari
turbin menjadi air kondensat melalui pipa-pipa pendingin agar
dapat disirkulasikan kembali ke sistem ( Air Boiler ).

Prinsip kerja Kondensor : Uap sisa dari Turbin masuk dan


mengalir di luar pipa-pipa (shell side) kemudian didinginkan oleh
air sebagai media pendingin yang mengalir di dalam pipa-pipa
(tube side). Proses perubahan Fasa terjadi akibat pendinginan
dari fasa uap menjadi fasa cair .
Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe surface
(permukaan).
Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor sangat besar
sehingga dalam perencanaan biasanya sudah diperhitungkan
sementara Air Pendingin diambil dari sumber yang cukup
persediaannya, yaitu dari danau, sungai atau laut.
Posisi kondensor umumnya terletak dibawah turbin sehingga
memudahkan aliran uap keluar turbin untuk masuk kondensor
karena adanya gravitasi.
Laju perpindahan panas tergantung pada :
• Aliran air pendingin.
• Kebersihan pipa-pipa.
• Perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin.

Proses perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan dan


temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada kondisi
vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan
temperatur udara luar, maka temperatur air kondensatnya
maksimum mendekati temperatur udara luar.
Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan
berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.

Aliran air pendingin ada dua macam, yaitu satu lintasan (single
pass) atau dua lintasan (double pass). Untuk mengeluarkan
udara yang terjebak pada water box (sisi air pendingin), dipasang
venting pump atau priming pump. Udara dan non condensable
gas pada sisi uap dikeluarkan dari kondensor dengan ejector
atau pompa vakum.  Lihat Gambar.
Tipikal Kondensor untuk Pembangkit Listrik

Dua Lintasan
(Double Pass)

Satu Lintasan
(Single Pass)
Optimalisasi Operasi Kondensor
Untuk mengoptimalkan pendinginan di condenser maka :
• Level air laut harus penuh dilakukan dengan :
- Vacuum priming
- Back-wash dan Ball Cleaning (untuk mencegah
pengurangan flow air)
- Venting  Membuang udara terjebak di sistim Air Laut.
• Pasokan uap perapat harus terpenuhi.
• Ejector ataupun Pompa vacuum bagus.
• Tidak adanya kebocoran udara keluar kondensor.
• Tidak adanya drain yang terbuka saat beroperasi.
• Temperatur air pendingin rendah.
• Tube Condensor bersih dari kotoran/ganggang laut.

Vacuum priming atau pompa venting untuk menghisap udara yang


terjebak pd water box, dilakukan untuk menghindari vacuum drop.
Condensor backwashing : yang dilakukan pada kondisi tertentu
tergantung kondisi air laut dari water intake.
Ball cleaning system : dilakukan pada kondisi tertentu tergantung
kondisi air laut dari water intake.
Performance (Unjuk Kerja) Operasional Kondensor.

Unjuk kerja dari kondensor dipengaruhi oleh hal-hal sebagai


berikut :

a) Kebersihan permukaan tube sisi air pendingin kotoran


yang menempel permukaan tube dapat menghambat
transfer panas dari uap ke air pendingin serta
memperkecil flow air.
b) Kebersihan permukaaan tube sisi uap, apabila tube
diselubungi gas yang tak bisa terkondensasi maka
transfer panas dari uap ke air akan terhambat.
c) Flow air pendingin, Flow air yg kurang akan mengurangi
kemampuan pendinginan sehingga temperatur dan
tekanan kondensate akan naik.
d) Temperatur air pendingin.
Temperatur air pendingin dimana dalam hal ini
menggunakan air laut dipengaruhi oleh musim.
Performance (Unjuk Kerja) Operasional Kondensor.

Unjuk kerja dari kondensor dipengaruhi oleh hal-hal sebagai


berikut :

e) Adanya udara/gas dalam air pendingin, adanya udara


dalam air akan menghambat proses heat transfer antara
uap dengan air laut.
f) Adanya udara/gas dalam uap, jika gas yang terbawa oleh
uap tidak dapat terkondensasi maka akan menyebabkan
naiknya tekanan Kondensor.
g) Kemampuan peralatan pembuat vacuum, jika ejector
bermasalah maka tekanan kondensor akan naik (vacuum
drop).
h) Level air kondensate, jika level kondensate tinggi maka
akan menggenangi tube kondensor yang menyebabkan
temperatur dan tekanan naik. Jika terlalu rendah juga
mengakibatkan kavitasi pada Condensate Extraction
Pump.
Permasalahan pada Kondensor yang menyebabkan
Vacuum Drop
N0 Masalah Penyebab Tindakan
Korosi krn Ganggang Perbaikan katodik
Kebocoran Pipa laut akibat Katodik proteksion dan
1.
Pendingin Proteksion tdk bekerja penggunaan
baik chemical
Lakukan Back
Kotoran Pipa Belum Back Washing
2. Washing dan Ball
pendingin dan Ball Cleaning
Cleaning
Pressure gauge
Perbaiki pressure
Pressure inletwater tidak bagus Discharge
3. gauge Operasikan
Kondenser low press. CWP low karena
Screen wash pump
banyak sampah dll.
Delta Temperature Lakukan Back
Belum Back Washing
4. inlet outlet Kondensor Washing dan Ball
dan Ball Cleaning
terlalu tinggi Cleaning
Saluran pipa gland Tutup kebocoran,
Pasokan (glandsteam
steam tersumbat/bocor naikkan tekanan
5. tidak mencukupi
Tekanan gland steam gland steam sesuai
(vacuum drop)
rendah set point
Permasalahan pada Kondensor yang menyebabkan
vacuum drop

N0 Masalah Penyebab Tindakan


Saringan air masuk
Operasikan
(water intake ) menuju
screenwash pump,
CWP kotor sehingga
Lakukan backwashi
Aliran CW menghambat
ng dan proteksi
6. tidak mencukupi aliran pendingin,
korosi baik katodik
(vacuum drop) Pengotoran pada tube
ataupun pelumpuh
plate Kondenser ,
ganggang, Periksa
Kemampuan pompa
CWP
CWP berkurang
Tekanana aux. steam Naikkan tekanan
rendah, Saluran air pada aux.steam, Tutup
Gangguan pada fungsi
7. Ejector bocor, Saluran kebocoran baik sisi
Ejector
uap Aux. steam bocor, uap ataupun sisi air,
Level drain tinggi Buka drain Ejector
Adanya kebocoran
Perbaiki kebocoran
8. udara sehingga masuk Pipa bocor
pipa.
ke Kondensor
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM
MERENCANAKAN (DESIGN) SEBUAH CONDENSOR

 Temperatur dan kesiapan dari air pendingin.


 Kebutuhan jumlah air pendingin yang diperlukan.
 Biaya bahan bakar dari pembangkit tersebut.
 Purity air pendingin.
 Dan hal lain yang diperlukan saat pemilihan
design(bahan tube, flexible joint , dll).
 Pada perencanaan konvensional jumlah uap yang
mampu dikondensasikan antara 8-10 lb/jam untuk
setiap feet persegi luas permukaan perpindahan
panas.
Rumus-rumus Perhitungan
Performance Condensor

 Effisiensi Condensor ( ήc )  ( % ) :
t₂-t1
ήc = ---------- x 100 %
ts-t1

Dimana :
t 1 = Temperatur Air Pendingin Masuk ( ˚C )
t 2 = Temperatur Air Pendingin Keluar ( ˚C )
t s = Temperatur Saturated Steam Masuk
Condensor( ˚C )
Rumus-rumus Perhitungan
Performance Condensor

 Cleanliness Factor of Condensor ( Cf )  ( % ):


Ua
Cf = ------ x 100 %
Ud

Dimana :
Ua = Koeffisien Perpindahan Panas Menyeluruh Aktual
( Kcal/m².h.˚C )
Ud = Koeffisien Perpindahan Panas Menyeluruh Design
( Kcal/m².h.˚C )
Rumus-rumus Perhitungan
Performance Condensor

 Condensor Heat Rejection ( Q )  ( Kcal/h atau W ) :


(Methode Heat Rate).

Q = {( HR – 860 ) x Kw G} - {( Kw el + Kw mek) x 860}

Dimana :
HR = Heat rate ( Kcal/Kwh )
Kw G = Generator Output ( Kw )
Kw el = Rugi Generator ( Kw )
Kw mek = Rugi mekanik Turbin ( Kw )
Rumus-rumus Perhitungan
Performance Condensor

hu mu

h1 h2
Kondensor
m1 m2
Q

Twi Two
hc mc

 Condensor Heat Rejection ( Q )  ( Kcal/h atau W ) : (Methode


Heat Balance)

Q = mu x hu + m1 x h1 + m2 x h2 - mc x hc

Dimana :
mu = Massa Uap Keluar Turbin ( Kg/h ) m2 = Massa Drain Gland Steam ( Kg/h )
hu = Enthalpi Uap Keluar Turbin ( KJ/Kg ) h2 = Enthalpi Uap Masuk Gland Steam ( KJ/Kg )

m1 = Massa Drain HP/LP Heater ( Kg/h ) mc = Massa Air Condensate ( Kg/h )


h1 = Enthalpi Uap Masuk HP/LP Heater ( KJ/Kg ) hc = Enthalpi Air Condensate ( KJ/Kg )
Rumus-rumus Perhitungan
Performance Condensor

 Condensor Heat Rejection ( Q )  ( Kcal/h atau W ) :

Q = U x A x LMTD

Dimana :
U = Koeffisien Perpindahan Panas Menyeluruh
( Kcal/m².h.˚C )
A = Luas Permukaan Pendinginan (m² )
LMTD = Logarithmic Mean Temperature Difference
(˚C )
Rumus-rumus Perhitungan
Performance Condensor

 Heat Rate ( HR )  ( Kcal/Kwh ):

Heat Input
HR = ----------------------- ( Kcal/Kwh )
Output Generator

Dimana :
Heat Input adalah Panas Masuk Turbin yang terdiri dari :
 Panas Main Steam – Panas Feed Water
 Panas Hot Reheat – Panas Cold Reheat
 Panas Auxiliary Steam – Panas Super Heater Spray- Panas
Reheater Spray.
 Panas = Aliran ( Kg/h ) x Enthalpi ( Kjoule/Kg )
Rumus-rumus Perhitungan
Performance Condensor

 Logarithmic Mean Temperatur Difference ( LMTD )  (˚C ) :

∆ ta - ∆ tb
LMTD = --------------------- (˚C )
∆ ta
ln ------
∆ tb

Dimana :

 ∆ ta = Selisih Temperatur Saturated Steam dengan Temperatur Air


Pendingin Masuk.
 ∆ tb = Selisih Temperatur Saturated Steam dengan Temperatur Air
Pendingin Keluar.
Rumus-rumus Perhitungan
T
Performance Condensor
Saturated Steam
ts ts
Q ∆ tb
t₂

∆ ta
Air Pendingin

t1

Inlet Outlet

Grafik LMTD di Condensor

Anda mungkin juga menyukai