Anda di halaman 1dari 26

MASALAH PADA SISTEM

HEMATOLOGI
ANEMIA

 Definisi: berkurangnya kadar hemoglobin


darah dengan kisaran referensi normal untuk
usia, jenis kelamin dan geografi
 Biasanya berkaitan dengan reduksi total
massa eritrosit
Insiden

 2%-15% pada studi yan berbeda di inggris


dan amerika
 Di Negara ASEAN pada tahun 2007 angka
kejadian anemia bervariasi, di Indonesia
berkisar 70%, di Filiphina berkisar 55%,
Thailand 45%, Malaysia 30%, dan Singapura
7% yang menderita Anemia
 2010 di indonesia 50-70 juta jiwa menderita
anemia
Klasifikasi

 Anemia yang disebabkan penurunan


eritropoesis
 Anemia hemolitik
Anemia akibat eritropoesis

 Anemia aplastik: kegagalan produksi,


supresi,atau destruksi sel induk di sumsum
tulang
 Aplasia eritrosit: karena gangguan kongenital
 Anemia penggatian sumsusm tulang:
sumsum tulang digantikan sel/unsur lain ex:
fibrosis, abses, neoplasma, leukemia
 Anemia megaloblastik: kegagalan maturasi
inti sel dari normoblastik menjadi
megaloblastik
 Anemia pernisiosa: anemia megaloblastik
karena defisiensi B 12
 Anemia defisiensi besi: kekurangan zat besi
akibat diet, peningkatan kebutuhan, mal
absorsi, kehilangan darah kronis
 Anemia penyakit kronis: kegagalan
pengangkutan cadangan besi
 Anema gagal ginjal kronik: kegagalan sekresi
eritropoetin
 Anemia sideroblastik: peningkatan jumlah
sideroblast (prekursor eritroid dan besi)
dalam sumsum tulang
Anemia akibat kehilangan
darah
 Akut
 Kronik
Anemia hemolitik

 Kelainan eritrosit intrinsik : hemoglobinopati


yang menyebabkan thalasemia
 Anemia hemolitik karena imun
 Hemolitik obat dan zat kimia, agen infeksi
 Hemolitik mikroangiopati
 Polistemia
Tanda gejala anemia

 Pucat pada kulit dan membran mukosa


 Hipoksia: Kelelahan, Kelemahan,
Letargi,Pusing, Sinkop
 Hipoksia kardium: nyeri anginal
 Peningkatan denyut jantung, gagal jantung
Patofisiologi

 Penurunan eritropoesis, hemolisis anemia

 Hipoksia jaringan : hati, SSP, jantung, paru,


iskemik otot’ kulit dan membran mukosa pucat
Mekanisme kompensasi: sirkulasi
hiperdinamik

Gagal jantung
Pemeriksaan diagnostik

 Pemeriksaan kadar Hb darah


 Pemeriksaan morfologi eritrosit
Masalah keperawatan pada
anemia
 Intoleransi aktifitas
 Perubahan perfusi jaringan
 Gangguan rasa nyaman nyeri,pusing
 Peningkatan curah jantung
 Resiko cidera jaringan
Leukemia

 Proliferasi neoplastik ganas sel-sel darah putih


dalam sumsum tulang
 Prevalensi kanker di Indonesia 430 per 100.000
penduduk. 7,42 % pasien yang dirawat di rumah
sakit dengan leukemia (Riskesdas 2007).
 Berdasarkan data statistik rumah sakit dalam
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006
, kasus leukemia (5,93%) berada pada peringkat
kelima setelah kanker payudara, kanker leher
rahim, kanker hati dan saluran empedu
intrahepatik,
Penyebab

 Sebagian besar penyebab tidak diketahui


 Virus: retrovirus
 Radiasi
 Agen kimia: obat sitotoksik, arsenik, benzen,
kloramfenikol
 Aplasia sumsum
 Defisiensi imun
 Faktor genetik
Patofisiologi

Sumsum tulang :
 Sel leukemi berproliferasi
 Penurunan unsur normal: jumlah sel darah
 Pelepasan pirogen

 Demam, malaise, nyeri


 Sel leukemia ke jaringan

 Infiltrasi meningeal: gejala CNS


 Splenomegali
 Hepatomegali
 Limfadenopati
 Massa jaringan
Darah

Sel leukemia masuk ke darah

 Fungsi neutrofil menurun : Infeksi pernafasan,


mulut
 Penurunan trombosit: petekie, perdarahan gusi,
memar-memar, perdarahan mayor
 Anemia
 DIC ( Disseminated Intravascular Coagulation):
pembentukan trombus di mikrosirkulasi
Klasifikasi

Dilakukan berdasarkan stem sel yang


terlibat, waktu munculnya gejala dan fase
perkembangan yang terganggu

 Akut myeloid leukemia


 Kronik myeloid leukemia
 Akut limfositik leukemia
 Kronik limfositik leukemia
Akut Myeloid Leukemia (AML)

 Terjadi proliferasi mieloblas


 Menyerang semua kelompok umur
 Insiden meningkat sejalan dengan
umur, terbanyak pada umur 60 thn
 Merupakan bentuk yang paling sering
dari leukemia non limfositik
Leukemia mielositik kronis

 Proliferasi sel granulosit (neutrofil, basofil,


eosinofil) yang telah matur melebihi stadium
mieloblast
 Terjadi pada semua usia
 Insiden puncak pada kelompok 40-60 th
Leukemi limfositik akut

 Neoplasma limfosit yang ditandai dengan


keberadaan sel-sel besar seragam di dalam
sumsum tulang dan darah tepi menyerupai
limfoblas pada janin
Leukemia limpositik kronik

 Proliferasi limfosit matur kecil yang


menyerupai sisa limfosit kecil pada darah
tepi
 95% limfosit B, sisanya limfosit T
Pemeriksaan diagnostik

 Sediaan apus darah tepi


 Hitung jenis
 Bone marrow sample
 Spinal Tap/Lumbar Puncture
Terapi

 Kemoterapi : Induksi remisi, profilaksis,


intensifikasi atau
 konsolidasi, rumatan
 Bone marrow transplant
Masalah keperawatan pada
leukemia
 Resiko cidera b/d proses keganasan, terapi
 Resiko perdarahan b/d gangguan pada
proliferasi sel
 Resiko infeksi b/d penurunan imunitas
 Resiko defisit volume cairan bd mual muntah
 Kerusakan integritas kulit
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
anoreksia

Anda mungkin juga menyukai