Anda di halaman 1dari 10

Tujuan:

• Mata dapat dianggap sebagai bola hampa


dengan dinding yang kaku. Jika isi dari bola
mata meningkat, tekanan intraokuler (normal
12 – 20 mmHg) akan naik.
• Pemberian anestesi merubah parameter ini
dan dapat menpengaruhi tekanan intraokuler
seperti laryngoscopy, intubasi, sumbatan jalan
napas, batuk, posisi Trendelenburg.
komplikasi yang terjadi pada mata akibat pemberian anestesi :

1. Dilatasi pupil (midriasis):


Saat benar-benar telah terdeteksi midriasis atau
dilatasi pupil adalah kondisi utama yang
menyebabkan timbulnya berbagai gejala yang
sudah disebutkan, seperti rasa tidak nyaman
pada mata sewaktu pupil terus melebar tanpa
bisa kembali normal, beberapa langkah
perawatan pun diperlukan.
Pengobatan yang disesuaikan dengan penyebab dari kondisi
midriasis dan tingkat keparahannya:

• Penggunaan lensa kontak atau kacamata hitam khusus


supaya membantu pemulihan mata dan mendukung fungsi
penglihatan sehari-harinya. Penggunaan kacamata hitam
lebih dianjurkan ketika pasien sedang berada di lingkungan
dengan tingkat cahaya tinggi.
• Penggunaan obat seperti Cyclomydril dan Phenylephrine
merupakan contoh obat yang biasanya diberikan dengan
tujuan memulihkan kondisi pasien, khususnya pasien
midriasis yang melakukan langkah medis operasi.
• Menghindari paparan sinar matahari secara langsung
2. Suksinilkolin meningkatkan tekanan intraokuler sebanyak 5-10
mmHg selama 5-10 menit setelah pemberiannya menembus
terutama ke dalam otot-otot ekstraokuler dan menyebabkan
kontraktur

Tekanan bola mata pada manusia normal yang diukur dengan


pemeriksaan Tonometer Aplanasi rata-rata berkisar 15,4 ± 2,5 mmHg
pada posisi duduk dan pemeriksaan Tonometer Schiotz rata-rata
berkisar 16,1 ± 2,8 mmHg pada posisi berbaring. Distribusi tekanan
intraokular rata-rata dari populasi umum berkisar antara 10-20 mmHg.

Pada proses trauma atau peradangan serta pemberian obat-obatan


yang digunakan dalam anestesi umum, obat penurun tekanan darah,
dapat menurunkan produksi aquos humor, yang artinya dapat
menurunkan tekanan intraokuler
Mengatasi kenaikan tekanan intraokuler :

Obat pelumpuh otot nondepolarisasi tidak


menaikkan tekanan intraokuler, maka dari itu obat
obat pelumpuh otot non depolarisasi cocok untuk
digunakan sebagai alternatif agar tidak terjadi
kenaikan tekanan intraokuler pada saat anestesi.
3. Tarikan pada otot ektraokuler atau penekanan pada
bola mata dapat menimbulkan disritmia jantung
berupa bradikardia dan ventricular ectopic beat sampai
sinus arrest atau fibrilasi ventrikuler.

Pemberian antikolinergik sering membantu mencegah


reflek okulokardiak. Atropin intravena atau glikopirolat
merupakan prioritas segera pada pembedahan dan lebih
efektif dibandingkan dengan premedikasi intramuskuler.

Anestesi inhalasi dapat menimbulkan refleks okulokardiak.


Penanganan refleks okulokardiak terdiri dari prosedur
berikut :

– Segera laporkan ke ahli bedah dan menghentikan secara


temporer stimulasi pembedahan sampai nadi meningkat;
– Konfirmasi adekuatnya ventilasi, oksigen dan kedalaman
anestesi;
– Berikan atropin intravena (10 mcg/kg) jika terdapat gangguan
konduksi yang persisten; dan;
– Dalam episode yang tidak bisa ditangani, lakukan infiltrasi pada
otot rektus dengan anestesi lokal. Refleks ini dapat lelah sendiri
(memusnahkan dirinya sendiri) dengan pulihnya traksi dari otot-
otot ekstraokuler.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai