Latar Belakang
Anamnesa :
Sewaktu penderita masuk, dilakukan anamnesa singkat.
Pada ensefalopati hipertensi biasanya terjadi secara akut,
terjadi pada pasien yang tidak memiliki riwayat hipertensi
dan adanya sindroma klinik (nyeri kepala, gangguan
penglihatan, kejang, kelainan neurologis fokal atau bahkan
penurunan kesadaran).
Diagnosis
Pemeriksaan fisik :
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD ( baring
dan berdiri ) mencari kerusakan organ sasaran ( retinopati,
gangguan neurologi, payah jantung kongestif, altadiseksi ).
Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan
kegawatan neurologi ataupun payah jantung, kongestif dan
oedema paru. Perlu dicari penyakit penyerta lain seperti
penyakit jantung koroner. Pemeriksaan neurologis seperti
kekutan motorik, GCS dan lain sebagainya, serta
pemeriksaan funduskopi
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1. Pemeriksaan yang segera seperti :
◦ Darah : rutin, BUN, creatinine, elektrolik, KGD.
◦ Urine : Urinalisa dan kultur urine.
◦ EKG : 12 Lead, melihat tanda iskemi.
◦ Foto dada : komplikasi oedema paru (dapat ditunggu
setelah pengobatan terlaksana ).
Obat Oral :
Captopril. Dosis 25 mg, dapat diulang setiap 30 menit,
sampai tekanan darah yang diharapkan.
Nifedipin. Dosis 10 mg, onset lebih cepat bila diberikan
secara sub lingual (5-10 menit), karena diberikan secara
oral, onset kerja 15-20 menit.
Pemeriksaan lanjutan dan Evaluasi
Edukasi
Lakukan modifikasi gaya hidup seperti rutin berolahraga,
hindari stres dengan komunikasi bersama anggota
keluarga, hindari alkohol dan rokok, bila perlu rujuk
pasien pada ahli gizi untuk menentukan pola diet yang
baik guan menurunkan faktor risiko penyakit hipertensi
dan vaskuler
Komplikasi