Anda di halaman 1dari 31

REFERAT

COLON IN LOOP

Oleh:
FITRIA RIZKI
NPM. 1102014108

PEMBIMBING
Dr. Kesuma Mulya, Sp. Rad

STASE ILMU RADIOLOGI


RSUD CILEGON
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018
MEDIA KONTRAS
DEFINISI

Bahan atau media yang dimasukkan ke dalam tubuh


pasien untuk membantu pemeriksaan radiografi, sehingga media
yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih
radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.
SYARAT DAN BAHAN

1. Tidak merupakan racun dalam tubuh.


2. Dalam konsentrasi yang rendah telah dapat membuat
perbedaan densitas yang cukup.
3. Mudah cara pemakaiannnya.
4. Secara ekonomi tidak mahal dan mudah diperoleh.
5. Mudah dikeluarkan dari dalam tubuh/larut sehingga tidak
mengganggu organ tubuh yang lain.
JENIS MEDIA KONTRAS

1. Media kontras positif (opaque media)


2. Media kontras negative (lucent media)
KLASIFIKASI MEDIA
KONTRAS
1. Media Kontras Non – Iodinated (Barium sulfat)
Bahan kontras barium sulfat , Bahan ini umumnya hanya
digunakan pada saluran pencernaan, biasanya ditelan atau
diberikan sebagai enema.

2. Media Kontras Iodinated (mengandung Iodium)


Bahan kontras teriodinasi modern bisa digunakan hampir
disemua bagian tubuh.
ANATOMI COLON
Keterangan :

Appendiks
Caecum
Persambungan ileosekal
Apendiks epiploika
Colon ascendens
Fleksura hepatika
Colon transversal
Fleksura lienalis
Haustra
Colon descendens
Taenia koli
Colon sigmoid
Canalis Ani
Rectum
Anus
ANATOMI COLON

1. Caecum
2. Colon ascendens
3. Colon transversum
4. Colon descendens
5. Colon sigmoideum
6. Rectum
FISIOLOGI COLON

1. Absorbsi air dan elektrolit


2. Sekresi mukus
3. Menghasilkan bakteri
4. Defekasi (pembuangan air besar)
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
PEMERIKSAAN COLON IN LOOP

INDIKASI KONTRAINDIKASI

1. Diare kronis 1. Perforasi


2. Hematochezia 2. Kolitis berat
3. Umum: obstipasi kronis, 3. Ileus paralitik
perubahan pola defekasi.
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
Persiapan Pasien :
Persiapan Alat
1. 48 jam sebelum pemeriksaan
pasien makan makanan lunak
rendah serat
2. 11 jam sebelum pemeriksaan
minum garam inggris
(Magnesium Sulfat) (1 bungkus + 1. Pesawat sinar – x yang
¼ gelas air putih) dilengkapi fluoroskopi
3. 8 jam sebelum pemeriksaan, 2. Kaset dan film sesuai Persiapan Bahan
pasien disarankan tidak minum kebutuhan
untuk menjaga kadar cairan 3. Marker
4. Seterusnya puasa sampai
pemeriksaan
4. Standart irigator dan irigator
set lengkap dengan kanula dan Barium sulfat dan air sebagai
5. 30 menit sebelum pemeriksaan
pasien diberi sulfas atrofin 0,25 – rectal tube pelarut, dengan perbandingan
1 mg/oral untuk mengurangi 5. Sarung tangan antara barium sulfat yang
pembentukan lendir 6. Penjepit atau klem digunakan adalah 1 : 8 dengan
6. 15 menit sebelum pemeriksaan 7. Spuit jumlah larutan sebanyak 800
pasien diberi suntikan buscopan ml.
untuk mengurangi peristaltik
8. Kain pembersih
usus. 9. Apron
7. Selama persiapan pasien diminta 10. Tempat mengaduk media
tidak banyak berbicara dan tidak kontras
merokok supaya tidak ada gas 11. Kantong barium disposable
intestinal
CARA PEMERIKSAAN
1. Metode Kontras Tunggal
Barium dimasukkan lewat anus sampai mengisi daerah
caecum. Pengisian diikuti dengan fluoroskopi.

2. Metode kontras ganda


A. Pemasukan media kontras dengan metode satu tingkat.
■ Media kontras berupa campuran antara BaSO4 dan
udara.
■ Udara dipompakan dan posisi pasien diubah dari
posisi miring ke kiri menjadi miring ke kanan setelah
udara sampai ke fleksura lienalis.
B. Pemasukan media kontras dengan metode dua tingkat.
■ Tahap pengisian
Pengisian larutan BaSO4 ke dalam lumen colon, sampai
mencapai pertengahan kolon transversum.
■ Tahap pelapisan
1-2 menit agar larutan BaSo4 mengisi mukosa colon.
■ Tahap pengosongan
Setelah diyakini mukosa terlapisi maka larutan perlu
dibuang sebanyak yang dapat dikeluarkan kembali.
■ Tahap pengembangan
Pemompaan udara ke lumen kolon.
■ Tahap pemotretan
Pemotretan dilakukan bila seluruh colon telah
mengembang sempurna.
PROYEKSI RADIOGRAF
Proyeksi AP
Posisi Pasien
Pasien berbaring di atas meja
pemeriksaan bahu diatur sejajar
dengan jarak yang sama pada
permukaan meja pemeriksaan.
Kedua tungkai lurus.
Posisi Objek
MSP di pertengahan meja, SIAS
berjarak sama dengan permukaan
meja. Kaset dengan ukuran yang
sesuai diletakkan di bawah grid.
Batas bawah simpisis pubis.
Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : pada MSP tubuh setinggi iliac
crests
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Single contras

■ Tujuan : untuk
memperlihatkan fleksura
linealis dan fleksura
hepatika.
■ Kriteria Radiograf : seluruh
kolon nampak, termasuk
splenic flexure dan rectum

Double contas
PROYEKSI PA
Posisi Pasien
Pasien prone di atas meja
pemeriksaan.
Posisi Objek
MSP di pertengahan meja, SIAS
berjarak sama dengan permukaan
meja. Kaset dengan ukuran yang
sesuai diletakkan di bawah grid.
Batas bawah simpisis pubis.
Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : pada MSP tubuh setinggi iliac
creasts
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Single contras

■ Tujuan : untuk
memperlihatkan fleksura
linealis dan fleksura
hepatika
■ Kriteria Radiograf :
menampakan flexures, colon
ascending, colon
descending, dan rectum

Double contras
Proyeksi PA Axial
Posisi Pasien
Pasien prone di atas meja
pemeriksaan.
Posisi Objek
MSP di pertengahan meja, SIAS
berjarak sama dengan permukaan meja.
Kaset dengan ukuran yang sesuai
diletakkan di bawah grid. Batas bawah
simpisis pubis.
Pengaturan sinar dan eksposi
CR : 30 – 40 derajat caudad
CP : pada MSP tubuh setinggi iliac
creasts
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk melihat rectum
Kriteria Radiograf : rectosigmoid tidak superposisi dibandingkan
dengan gambaran radiograf
Proyeksi RAO
Posisi Pasien
Pasien prone di atas meja
pemeriksaan. Tubuh
dirotasikan 35 – 45 derajat
terhadap meja.
Posisi Objek
batas atas : proc. Xypoideus,
batas bawah : simp. pubis.
Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP :1–2inchkekiridari titik
tengah kedua krista iliaka
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
■ Tujuan : untuk memperlihatkan ileosaekal
Kriteria Radiograf :
seluruh kolon, fleksura hepatica sedikit
superposisi dibanding PA, colon ascending,
sigmoid dan sekum
Proyeksi RPO
Posisi Pasien
pasien tidur diatas meja
pemeriksaan
Posisi Objek
Pasien dirotasikan 35 – 45
derajat menuju right dan left
posterion oblique
Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : setinggi iliac crest dan
sekitar 2,5 cm lateral menuju
garis MSP
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
■ Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura linealis Kriteria
radiograf :
menampakan keseluruhan colon, left colic flexure dan colon
desending

Single contras Double contras


Proyeksi LPO
Posisi Pasien
pasien tidur diatas meja
pemeriksaan
Posisi Objek
Pasien dirotasikan 35 – 45
derajat menuju left dan right
posterion oblique
Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : setinggi iliac crest dan
sekitar 2,5 cm lateral menuju
garis MSP
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
■ Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura hepatica.
Kriteria Radiograf :
menampakan keseluruha colon, colon ascending, sekum, colon
sigmoid, dan right colic flexure less superimposed.

Single contras Double contras


Proyeksi LAO
Posisi Pasien
tidur tengkurap diatas meja
pemeriksaan, tubuh
dirotasikan ke kiri 35 – 45
derajat terhadap meja, tangan
kiri lurus disamping tubuh,
tangan kanan didepan kepala
dan kaki kiri lurus, kaki kanan
ditekuk
Posisi Objek
obyek diatur diatas meja,
Batas atas : Proc. Xypoideus,
Batas bawah: Simp.pubis
Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : 1 – 2 inchi ke kanan dari
titik tengah kedua Krista iliaka
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
■ Tujuan : untuk memperlihatkan ileosaekal
■ Kriteria Radiograf :
seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi di banding PA,
colon ascenden

Single contras Double contras


Proyeksi Lateral
Posisi Pasien
Pasien berbaring miring
kesebelah kanan atau kiri.
Posisi Objek
Fleksikan kaki pasien agar
nyaman, dan tubuh 5 cm
kedepan dari pertengahan
kaset sehingga MSP berada di
pertengahan kaset
Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : 5-7 cm kearah superior
dari batas atas Krista iliaka
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
■ Tujuan : untuk memperlihatkan rectum
■ Kriteria radiograf : menampakan rectosigmoid

Single contras Double contras


Proyeksi LLD
Posisi Pasien
Pasien berbaring miring
kesebelah kiri.
Posisi Objek
Fleksikan kaki pasien agar
nyaman, dan atur sampai
MCP
berada di pertengahan kaset
Pengaturan sinar dan eksposi
CR : horizontal tegak lurus CP
: berada di MSP tubuh
setinggi iliac creasts FFD :
100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
■ Tujuan : untuk memperlihatkan air fluid level
■ Kriteria Radiograf :
Menunjukkan bagian atas sisi lateral dari kolon asenden naik
dan bagian tengah dari kolon desenden saat terisi udara.

Single contras Double contras


KESIMPULAN
Salah satu pemeriksaan radiologi dengan menggunakan bahan
kontras yaitu pemeriksaan colon in loop.
Syarat bahan kontras yang dapat digunakan yaitu tidak merupakan
racun dalam tubuh, dalam konsentrasi yang rendah telah dapat membuat
perbedaan densitas yang cukup, dan mudah dikeluarkan dari dalam
tubuh/larut sehingga tidak mengganggu organ tubuh yang lain.
Pemeriksaan colon in loop adalah pemeriksaan secara radiologi yang
menggunakan bahan kontras positif (Barium sulfat) dan negatif (udara)
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui anus untuk dapat
mengvisualisasikan keadaan colon atau usus besar. Adapun teknik-teknik
yang rutin dilakukan yaitu menggunakan proyeksi AP, PA, lateral, obliq kanan
dan kiri.
Pemeriksaan colon in loop diperlukan pada kasus-kasus yang secara
klinis diduga terdapat kelainan pada kolon yang disebabkan kongenital,
infeksi, trauma, neoplasia, maupun metabolik, dengan gejala diare kronis,
hematochezia, obstipasi kronis, dan perubahan pola defekasi. Namun, tidak
boleh dilakukan saat didapatkan perforasi, kolitis berat dimana dinding
kolon menjadi sangat tipis, dan ileus paralitik.

Anda mungkin juga menyukai