Anda di halaman 1dari 11

REFERAT

Gangguan Mineral dan Tulang


pada CKD - MBD
Joana de Chantal Laiyan

Pembimbing : dr. Eny Ambarwati, SpPD, FINASIM


Pendahuluan
• Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang terjadi
selama lebih dari atau sama dengan tiga bulan, berdasarkan kelainan
patologik atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria, atau
kelainan pada studi pencitraan.
• Prevalensi penyakit ginjal kronik dengan batasan nilai laju filtrasi
glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2, dilaporkan bervariasi
yaitu sekitar 20% di Jepang dan Amerika Serikat, 6,4 sampai 9,8% di
Taiwan, 2,6 sampai 13,5% di Cina, 17,7% di Singapura dan 1,6 sampai
9,1% di Thailand.
Definisi
• Gangguan mineral dan tulang pada Sindrom ini mencakup salah satu
penyakit ginjal kronik (GMT-PGK) atau kombinasi dari hal-hal berikut:
ialah suatu sindrom klinik yang 1. Kelainan laboratorium yang
terjadi akibat gangguan sistemik terjadi akibat gangguan
pada metabolisme mineral dan metabolisme kalsium, fosfat,
tulang pada PGK. hormon paratiroid dan vitamin D.
2. Kelainan tulang dalam hal
turnover, mineralisasi, volume,
pertumbuhan linier dan
kekuatannya.
3. Kalsifikasi vaskuler atau jaringan
lunak lain.
Klasifikasi GMT-PGK

Tipe Laboratorium Gangguan Tulang Kalsifikasi Vaskuler


Abnormal atau Jaringan Lunak

L + - -
LT + + -
LK + - +
LTK + + +
Epidemiologi
• Prevalensi untuk gangguan metabolisme mineral dan tulang pada PGK
terminal adalah 17,5%, terutama karena tingginya prevalensi
hiperfosfatemia. Pendras dan Erickson, 1996 melaporkan gangguan
mineral dan tulang pada penderita PGK yang sudah melakukan
hemodialisis didapatkan kejadian fraktur 47% dan ini merupakan
salah satu komplikasi yang paling bermasalah. Studi prevalensi fraktur
tulang melaporkan, 10-40% pada populasi dialisis dan separuh
penderita < 50 tahun. Risiko terjadi fraktur tulang pinggul pada semua
penderita yang dialisis di Amerika Serikat 1989-1996 adalah 4,4 kali
lebih tinggi dari populasi normal.
Homeostasis mineral dan tulang
1. Ginjal dan metabolisme fosfat.
Fosfat inorganik (Pi) berperan untuk berbagai metabolisme sel dan
mineralisasi tulang. Fosfat merupakan bagian esensial dari asam nukleat dan
membran sel, berperan sebagai mediator penting sinyal intra seluler dan
regulasi aktivitas protein.
Kadar fosfor di dalam tubuh manusia sekitar 600 g (500-700 g), di antaranya
80% hingga 85% adalah mineral tulang. Di dalam serum, sebagian besar
fosfor berada dalam bentuk Pi dengan konsentrasi normal 0,75–1,45 mmol/L
(2,5-4,5 mg/dL). Lebih dari 85% Pi di dalam serum adalah ion bebas dan
kurang dari 15% terikat dengan protein. Kadar HPO42- dan NaHPO4- dominan
sekitar 75% dari total fosfor dan H2PO4- bebas sekitar hampir 10%.
• Kadar fosfor di dalam tubuh manusia sekitar 600 g (500-700 g), di
antaranya 80% hingga 85% adalah mineral tulang. Di dalam serum,
sebagian besar fosfor berada dalam bentuk Pi dengan konsentrasi
normal 0,75–1,45 mmol/L (2,5-4,5 mg/dL). Lebih dari 85% Pi di dalam
serum adalah ion bebas dan kurang dari 15% terikat dengan protein.
Kadar HPO42- dan NaHPO4- dominan sekitar 75% dari total fosfor dan
H2PO4- bebas sekitar hampir 10%.
Kadar fosfor di dalam tubuh manusia
sekitar 600 g (500-700 g), di
antaranya 80% hingga 85% adalah
mineral tulang. Di dalam serum,
sebagian besar fosfor berada dalam
bentuk Pi dengan konsentrasi normal
0,75–1,45 mmol/L (2,5-4,5 mg/dL).
Lebih dari 85% Pi di dalam serum
adalah ion bebas dan kurang dari
15% terikat dengan protein. Kadar
HPO42- dan NaHPO4- dominan sekitar
75% dari total fosfor dan H2PO4-
bebas sekitar hampir 10%.
• Total kalsium pada orang dewasa adalah
sekitar 1-2 kg dan 99% dari total kalsium
berada dalam tulang, serta 1% kalsium
tubuh berada dalam ruang ekstraseluler
(Gambar 2). Dari kompartemen cairan
ekstraseluler, yang berisi sekitar 900 mg
kalsium, 10.000 mg kalsium difilrasi di
glomerulus dan 500 mg ditambahkan ke
dalam tulang; dan kompartemen cairan
ekstraseluler ditambahkan sekitar 200 mg
yang diserap dari diet, 9800 mg diserap
kembali oleh tubulus ginjal, dan 500 mg
dari tulang. Konsentrasi kalsium dalam
sirkulasi kisaran yang sempit (8,5-10,5
mg/dL) untuk itu mempertahankan
homeostasis kalsium sangat penting.
• Secara fisiologis, terdapat
mekanisme hubungan timbal balik
(feedback mechanism) antara
ginjal, kelenjar paratiroid dan
tulang. Hubungan timbal balik ini
bertujuan untuk membuat
keseimbangan homeostasis antara
kalsium (Ca), fospor (P), vitamin D3
(vit D3) dan hormon paratiroid
(HPT). Absorpsi Ca di saluran cerna
dibantu oleh vitamin D3,
sedangkan Ca dapat menghambat
produksi vit D3 oleh ginjal.
Metabolisme kalsium

Anda mungkin juga menyukai