Anda di halaman 1dari 25

MENSTRUAL CYCLE ANI

SIKLUS MENSTRUASI
“SIKLUS MENSTRUASI NORMAL SANGAT BERKAITAN DENGAN EFEK STIMULATOR
DAN INHIBITOR KEMUDIAN MENGHASILKAN SEBUAH OOSIT MATANG YANG
BERASAL DARI RATUSAN BAHKAN RIBUAN OOSIT PRIMORDIAL. BERBAGAI FAKTOR
BERKONTRIBUSI DALAM REGULASI PROSES INI, TERMASUK HORMON DAN
PARAKRIN SERTA FAKTOR AUTOCRINE”
SIKLUS REPRODUKSI

Kelenjar Hipotal Endomet


Ovarium
hipofisis amus rium
SIKLUS REPRODUKSI
- Siklus normal dimulai pada hari pertama perdarahan menstruasi
dan berakhir tepat sebelum hari pertama menstruasi berikutnya.
- Panjang rata-rata setiap siklus adalah 28 selama (± 7) hari
3 FASE SIKLUS REPRODUKSI

Fase Fase
Ovulasi
Folikular Lutheal
HYPOTHALAMUS- GNRH
 GnRH adalah peptida deka yang disintesis terutama dalam inti arkuata.
 Ini memiliki paruh waktu yang sangat singkat, 2 hingga 4 menit.
 Bertanggung jawab atas sintesis dan pelepasan LH dan FSH. Juga disebut (LH-RH)
atau LH-releasing factor (LRF).
 GnRH menstimulasi sintesis FSH dan LH, yang disimpan dalam gonadotrof 
mengaktifkan dan mengubah molekul-molekul ini menjadi bentuk-bentuk yang
dapat dilepas.
 GnRH juga dapat mendorong pelepasan segera LH dan FSH ke dalam sirkulasi.
GNRH
Beberapa mekanisme mengendalikan sekresi GnRH
• Estradiol meningkat
• Katekolamin
• Norepinephrine
• Gonadotropin yang memiliki efek inhibitory
• Dopamine
• Serotonin
• Endogenous opioid
KELENJAR PITUITARY
• Kadar estrogen yang rendah memiliki efek penghambatan pada produksi LH
(umpan balik negatif).
• Kadar estrogen yang tinggi akan meningkatkan produksi LH (umpan balik positif)
• Tingkat progesteron yang rendah memiliki efek umpan balik positif.
• Tingkat progesteron yang tinggi, seperti terlihat pada fase luteal, menghambat
produksi LH dan FSH hipofisis
Fisiologi Siklus Menstruasi
Parakrin & autokrin (hormon) pengatur fungsi ovarium (1):
1. Siklus fungsi ovarium dengan pematangan folikel-folikel, ovulasi,
formasi corpus luteum diatur oleh sistem kelenjar hypothalamo-
hipofise seperti halnya dengan mekanisme intraovarial.

2. Hypothalamus memproduksi gonadotropin-releasing hormones


(GnRH)
3. GnRH dibawa melalui sistem vena portal menuju kelenjar hipofise
anterior
4. GnRH menyatu pada reseptor spesifik yang menginduksi sekresi
luteotropic hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH)
Fisiologi Siklus Menstruasi
Parakrin & autokrin (hormon) pengatur fungsi ovarium (2):

5. Pelepasan FSH dan LH bergantung pada GnRH dan terjadi setiap 90


menit (berkala) Lanzone et al 1996.

6. Estradiol dan progestin mengatur transmisi neuro-kimia ke


hypothalamus untuk memproduksi GnRH (umpan balik negatif)

7. Endogen, opioid, katecholamin dan lain-lain memodulasi fungsi dari


neuron-neuron GnRH.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Pengaruh inhibisi dan stimulasi
yang merupakan aktifitas neuro-
transmitter GnRH:

VIP = vasoactive polypeptide


5-HT = 5 OH-Tryptamin
NA = Noradrenaline
OP = opioids, Ach =Acetylcholine
DA = Dopamine
A = Adrenaline

(Keck et al 2002)
FISIOLOGI SIKLUS
MENSTRUASI

Interaksi hipotalamus, hipofise


dan ovarium. Mekanisme umpan
balik negatif dan positif:
Fisiologi Siklus Menstruasi
Siklus Ovarium:

- Embrio perempuan mempunyai 4 - 7 juta folikel primordial.


- Pada saat pubertas hanya 400,000 folikel primordial tersisa.
- 30 – 35 tahun proses reproduksi mengkonsumsi semua folikel
(siklus bulanan menggunakan ratusan hingga ribuan folikel).
- Setiap bulan hanya satu folikel, dari ovarium kanan atau kiri
yang akan menjadi dominan dan menjadi folikel matang (folikel
deGraaf, berdiameter 25 mm).
- Seleksi dari folikel dominan terjadi pada hari ke-6 to 8 setelah
siklus.
Fisiologi Siklus Menstruasi
 Ilustrasi Seleksi Folikel:

Hanya satu folikel matang yang menjadi


dominan. Ratusan folikel lain menjadi
atretik. 99% dari seluruh folikel mengalami
kematian sel yang terprogram (apoptosis).

Folikel dominan yang masih bertahan


dibantu oleh FSH, epidermal growth factor
(EGF), transforming growth factor beta
(TGF-ß), basic fibroblast growth factor
(bFGF), insulin-like growth factor (IGF-1)
dan estrogens.
FISIOLOGI SIKLUS MENSTRUASI
Perkembangan Folikel (1):
Folikel primordial umumnya
ditemukan pada korteks
ovarium.
FISIOLOGI SIKLUS MENSTRUASI
Perkembangan Folikel (2):
FISIOLOGI SIKLUS MENSTRUASI
Apoptosis pada Ovarium:

-Kurang dari 1% dari keseluruhan Folikel mencapai tahap Folikel


deGraaf, dengan 99% dari folikel-folikel (ratusan/siklus) berdegenerasi
dengan mekanisme apoptosis.

-Programmed Cell Death = apoptosis adalah proses yang sepenuhnya


bergantung pada ketersediaan energi dan diikuti oleh degradasi DNA.

-Kemampuan hidup folikel utama tergantung dari adanya growth factor:


EGF-1 (epidermal growth factor), TGF-beta (transforming growth
factor), IGF-1 (insulin-like growth factor), dan estrogens.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Ovulasi:

1. Reseptor LH pra ovulasi bermunculan pada sel granulosa folikel dominan


(FSH dependent)
2. Testosteron dari sel Theka beraromatisasi menjadi estradiol di dalam sel
granulosa
3. Bertambahnya estradiol menyebabkan kenaikan synthesis dan
penyimpanan LH (umpan balik mekanisme positif Diagram Interaksi)
4. Jarak waktu antara produksi estradiol maksimal dari folikel deGraaf dan
pelepasan maksimal dari LH adalah 24 jam
5. 8 sampai 10 jam setelah puncak LH, akan diikuti dengan ovulasi
6. Konsentrasi fisiologis serum estradiol pada pertengahan siklus, berjumlah
hingga 250 pg/ml
Fisiologi Siklus Menstruasi

Perubahan morfologis
dan endokrin pada siklus
menstruasi:
Fisiologi Siklus Menstruasi
Corpus luteum (yellow body):
 Bekas folikel yang pecah setelah ovulasi,
berkembang menjadi corpus luteum.
 Tanda sitomorfologisnya berupa
vaskularisasi baru dari sel granulosa
yang semula avaskuler
 Corpus luteum terhubung ke sirkulasi
dan reseptor-reseptor low density
lipoprotein (LDL) terbentuk.
 Sebagai hasilnya sel-sel granulosa dapat
menggunakan kolesterol yang ada untuk
biosintesis progesteron
 Level maksimum serum progesteron 15 vaskularisasi baru dari
Sel-sel granulosa
ng/ml 6 sampai 8 hari setelah ovulasi
Fisiologi Siklus Menstruasi
Perubahan-perubahan Endometrium:

Endometrium mengandung: epithel mukosa, epithel


kelenjar, endometrial stroma, jaringan ikat dengan
fibroblas dan makrofag.

Estradiol menyebabkan proliferasi luas endometrium


akibat meningkatnya mitosis seluler. Estradiol melekat
ke reseptor estrogen yang akan merangsang reseptor
progesteron. Endometrium akan menjadi sensitif
terhadap progesteron pada fase sekresi dalam siklus
(O‘Malley et al. 1991).

Ketebalan Endometrium bertambah dari 1 mm pada


hari ke-1 hingga 7-8 mm pada hari ke 14.
Fisiologi Siklus Menstruasi

Corpus-luteum gravidum (Kehamilan):

• Bila terjadi fertilisasi dan implantasi, human choriogonadotrophin (hCG),


yang mirip dengan molekul LH, akan menstimulasi corpus luteum, untuk
menghasilkan progesteron secara berkesinambungan untuk memelihara
kehamilan.
• Bila tidak terjadi kehamilan, corpus luteum akan mengalami „luteolysis“.
• Prostaglandins, sitokinin, dan growth factors seperti TNF-beta (tumor
necrosis factor), dan makrofag akan menginfiltrasi jaringan kapiler
sehingga menyebabkan regresi dari corpus luteum dan terbentuk
jaringan parut (corpus albicans).
Fisiologi Siklus Menstruasi
Fertilisasi dan implantasi (1):

Transportasi sperma:
 Transportasi melalui vas deferens ke vesikula seminalis merupakan transport
pasif
 Setelah transport aktif (ejakulasi), transportasi sperma di vagina dan uterus
akan berlangsung secara pasif.
 pH vagina yang asam akan diimbangi oleh cairan seminalis yang alkalis.
 Sperma berpenetrasi dalam lendir serviks dengan kecepatan 2-3 mm/menit.
 Kontraksi akan menghisap sperma ke dalam rongga uterus (transportasi pasif)
 Sperma yang mati akan terfagosit di dalam serviks.
 Konsistensi lendir serviks menyebabkan sperma tak dapat lewat sebelum hari
ke 9 siklus dan 2-3 hari setelah ovulasi.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Fertilisasi dan Implantasi (2):
Kapasitasi – Destabilisasi membran sel plasma kepala spermatozoa yang
terjadi selama melewati saluran reproduksi perempuan.

Gambaran skematis proses


kapasitasi. Membran sel di
destabilisasi dengan terjadinya
pelepasan kolesterol. Progesteron
meningkatkan gerak sperma dan
memudahkan penetrasi ke zona
pellucida
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai