Anda di halaman 1dari 38

ANC &

Pemeriksaan
Terpadu
Annisa Astika Rada
Komponen Perawatan Antenatal
1. Perawatan antenatal awal atau kunjungan pertama
- Anamnesis lengkap
- Pemeriksaan rutin
- Penilaian faktor resiko

2. Perawatan antenatal berikutnya.


Pada kunjungan pertama jika ditemukan faktor resiko dari
anamnesis dan pemeriksaan rutin,
 maka dilakukan evaluasi untuk kunjungan berikutnya.
Anamnesis
• Tujuan dari anamnesis adalah mengumpulkan
informasi tentang riwayat kesehatanan kehamilan.
Informasi ini digunakan dalam proses membuat
keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan
mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang
sesuai.
Tanyakan pada ibu:
• Nama, umur dan alamat
• Gravida dan para (kehamilan dan melahirkan)
• Hari pertama haid terakhir
• Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
• Alergi obat-obatan
Anamnesis
• Apakah ibu pernah melakukan dari vagina ibu? Apakah berupa bercak
pemeriksaan antenatal? Jika ya, periksa atau darah segar pervaginam? (Periksa
kartu asuhan antenatalnya perineium dan lihat air ketuban di
pakaiannya.)
• Pernahkah ibu mendapat masalah selama
kehamilannya (misalnya perdarahan, • Apakah keluar cairan bercampur darah
hipertensi, dll)? dari vagina ibu? Apakah berupa bercak
atau darah segar pervaginam? (Periksa
• Kapan mulai kontraksi? perineum ibu dan lihat darah di
• Apakah kontraksi teratur? Seberapa pakaiannya.)
sering terjadi kontraksi? • Kapankah ibu terakhir kali makan atau
• Apakah ibu masih merasakan gerakan minum?
bayi? • Apakah ibu mengalami kesulitan untuk
• Apakah selaput ketuban sudah pecah? berkemih?
Jika ya, apa warna cairan ketuban?
Apakah kental atau encer? Kapan selaput
ketuban pecah? (Periksa perineum ibu
dan lihat air ketuban di pakaiannya.)
• Apakah keluar cairan bercampur darah
Anamnesis
Riwayat kehamilan sebelumnya:

• Apakah ada masalah selama persalinan atau kelahiran sebelumnya (bedah sesar,
persalinan dengan ekstrasi vakum atau forseps, induksi oksitosin, hipertensi yang
diinduksi oleh kehamilan, preeklampsia/eklampsia, perdarahan pasca
persalinan)?
• Berapa berat badan bayi paling besar pernah ibu lahirkan?
• Apakah ibu mempunyai masalah dengan bayi-bayi sebelumnya?
Anamnesis
• Riwayat medis lainnya (masalah pernapasan,
hipertensi, gangguan jantung, berkemih dll.)
• Masalah medis saat ini (sakit kepala, gangguan
penglihatan, pusing atau nyeri epigastrium). Jika ada,
periksa tekanan darahnya dan jika mungkin periksa
protein dalam urin ibu.
• Pertanyaan tentang hal-hal lain yang belum jelas
atau berbagai bentuk kekhawatiran lainnya.
Pemeriksaan Fisik
• Untuk menilai kesehatan dan kenyamanan fisik ibu dan
bayinya. Informasi yang dikumpulkan dari pemeriksaan fisik
akan digunakan bersama dengan informasi dari hasil
anamnesis untuk proses membuat keputusan klinik untuk
menentukan diagnosis serta mengembangkan rencana
asuhan atau perawatan yang paling sesuai.
Pengukuran Tinggi Fundus

Mulai dari tepi atas simfisis pubis,


rentangkan hingga ke puncak fundus uteri
mengikuti aksis atau linea medialis pada
abdomen
Pitapengukur harus menempel pada kulit
abdomen. Jarak antara tepi atas simfisis
pubis dan puncak fundus uteri adalah tinggi
fundus.
Memantau Kontraksi uterus

• Letakkan tangan (dengan hati-hati) di atas uterus dan


rasakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu
10 menit.
• Tentukan durasi atau lama setiap kontraksi berlangsung.
• Pada fase aktif, minimal terjadi dua kontraksi dalam waktu
10 menit, lama kontraksi 40 detik atau lebih. Di antara dua
kontraksi, dinding uterus melunak kembali dan mengalami
relaksasi.
Bunyi Jantung Janin
• Dengarkan DJJ selama minimal 60 detik, dengarkan sampai
sedikitnya 30 detik setelah kontraksi berakhir.
• Lakukan penilaian DJJ tersebut pada lebih dari satu kontraksi.
• Jika DJJ < 120 atau lebih dari 160, pertimbangkan adanya
gangguan sirkulasi utero-plasenter pada janin.
• Jika DJJ < 100 atau lebih dari 180 per menit, baringkan ibu ke
sisi kiri dan anjurkan ibu untuk santai. Lakukan penilaian
ulang denyut jantung 5 menit kemudian untuk menentukan
apakah DJJ tetap abnormal. Jika DJJ tidak mengalami
perbaikan, siapkan untuk segera dirujuk
Menentukan presentasi
• Untuk menentukan presentasi bayi
• Berdiri di samping ibu, menghadap ke arah kepalanya (pastikan lutut ibu ditekuk)
• Dengan ibu jari dan jari tengah dari satu tangan (hati-hati tapi mantap) pegang
bagian bawah abdomen ibu, tepat di atas simfisis pubis. Bagian terbawah janin atau
presentasi dapat diraba di antara ibu jari dan jari tengah
• Jika bagian terbawah janin belum masuk ke dalam rongga panggul, bagian tersebut
masih bisa digerakkan. Jika bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam panggul
maka bagian tersebut tidak dapat digerakkan lagi.
• Untuk menentukan apakah presentasi adalah kepala atau bokong, pertimbangkan
bentuk, ukuran dan kepadatan bagian tersebut.
Pemeriksaan Abdomen (Leopold)
• Leopold I : pemeriksa berdiri menghadap ke pasien, kemudian dengan
kedua tangan meraba dengan jari-jari untuk menentukan tinggi
fundus uteri dan bagian apa terdapat di fundus
Pemeriksaan Abdomen (Leopold)
Leopold II : posisi masih sama, pindahkan tangan ke samping. Tentukan dimana
punggung anak terdapat pihak yang memberi rintangan terbesar kemudian carilah
bagian – bagian kecil yang terletak bertentangan
Pemeriksaan Abdomen (Leopold)
Leopold III : memakai 1 tangan saja, rabalah bagian terbawahnya dan tentukan
apakah masih bisa digoyangkan untuk menentukan apa yang terdapat di bagian
bawah dan apakah sudah / belum terpegang oleh pintu atas panggul
Pemeriksaan Abdomen (Leopold)
Leopold IV : posisi pemeriksa menghadap kaki pasien, dengan kedua tangan tentukan
apa yang menjadi bagian bawah dan apakah bagian ini sudah masuk kedalam PAP dan
berapa masuknya
Menentukan penurunan janin

Nilai penurunan kepala


janin dengan hitung
per lima bagian janin
yang bisa di palpasi di
atas simfisis pubis
(ditentukan oleh
jumlah jari yang bisa
ditempatkan di bagian
kepala di atas simfisis
pubis
Menentukan penurunan janin

Kepala janin adalah:

5/5 (lima per lima) jika keseluruhan kepala janin dapat diraba di atas simfisis pubis.
4/5 jika sebagian besar kepala janin berada di atas simfisis pubis.
3/5 jika hanya tiga dari lima jari bagian kepala janin teraba di atas simfisis pubis.
2/5 jika hanya dua dari lima jari bagian kepala janin berada di atas simfisis pubis. Berarti hampir
seluruh kepala telah turun ke dalam saluran panggul (bulatnya kepala tidak dapat diraba dan kepala
janin tidak dapat digerakkan).
1.5 jika hanya sebagian kecil kepala dapat diraba di atas simfisis pubis.
0/5 jika kepala janin tidak teraba dari luar atau seluruhnya sudah melalui simfisispubis.
Pemeriksaan dalam

Minta ibu berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan paha dibentangkan
(mungkin akan membantu jika ibu menempelkan kedua telapak kakinya satu sama
lain).
Menggunakan sarung tangan DTT atau steril pada saat melakukan pemeriksaan.
Menggunakan kasa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT atau
larutan antiseptik. Membasuh labia secara hati-hati, seka dari depan ke belakang
untuk menghindarkan kontaminasi feses (tinja).
Memeriksa genitalia eksterna, apakah terdapat luka atau massa (termasuk
kondilomata), varikositas vulva atau rektum, atau luka parut di perineum.
Pemeriksaan dalam

Nilai cairan vagina dan tentukan apakah terdapat bercak darah, perdarahan
pervaginam atau mekonium:
• Jika ada perdarahan per vaginam, jangan melakukan pemeriksaan dalam.
• Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika mekonium
ditemukan, lihat apakah kental atau encer dan periksa DJJ
• Jika mekonium encer dan DJJ normal,teruskan memantau DJJ secara seksama
menurut petunjuk partograf. Jika ada tanda-tanda akan terjadinya gawat janin,
dan rujuk segera.
• Jika mekonium kental, nilai DJJ dan rujuk segera
• Jika bau busuk, Ibu mungkin mengalami infeksi.
Pemeriksaan dalam . . .

Dengan hati-hati pisahkan lbia dengan jari manis dan ibu jari tangan (gunakan
sarung tangan pemeriksa). Masukkan jari telunjuk dengan hati-hati, diikuti oleh
jari tengah. Pada saat kedua jari berada di dalam vagina, jangan mengeluarkan
sebelum pemeriksaan selesai. Jika ketuban belum pecah, jangan lakukan
amniotomi
Nilai vagina. Luka parut lama divagina bisa memberikan indikasi luka atau
episiotomi sebelumnya.
Nilai pembukaan dan penipisan serviks.
Pastikan tali pusat umbilikus dan/atau bagian-bagian kecil (tangan atau kaki bayi)
tidak teraba pada saat melakukan pemeriksaan per vaginam.
Pemeriksaan dalam . . .

Nilai penurunan janin dan tentukan apakah kepala sudah masuk kedalam panggul
 untuk menentukan kemajuan persalinan.
Jika kepala dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitalis untuk menilai
penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang tindihnya
Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksa dengan hati-hati,
celupkan sarung tangan kedalam larutan dekontaminasi, lepaskan sarung tangan
secara terbalik dan rendam dalam larutan dekontaminasi selama 10 menit.
Cuci kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk bersih dan kering.
Bantu ibu untuk mengambil posisi yang lebih nyaman.
Jelaskan hasil-hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya.
TERIMA KASIH
Add a Slide
Title - 2
Add a Slide Title - 3
Add a Slide Title - 4
Add a Slide Title - 5
Add a Slide Title - 6
Add a Slide Title - 7
Add a Slide Title - 8
Add a Slide Title - 9
Add a Slide Title - 10
Add a Slide Title - 11
Add a Slide Title - 12
Add a Slide Title - 13
Add a Slide Title - 14

Anda mungkin juga menyukai