Anda di halaman 1dari 16

PELAKSANAAN TERAPI WICARA

PADA KASUS DISARTRIA DI RSU


Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO
MOJOKERTO
1. Fatimah Zahra
2. Rinnay Senja Indiyana
• Menurut Shipley & McAfee (2015) Disartria adalah
gangguan motorik bicara yang diakibatkan oleh gangguan
otot, kelemahan otot, kelambatan, atau inkoordinasi dapat
mempengaruhi semua proses dasar bicara (respirasi,
fonasi, resonansi, artikulasi, dan prosodi). Kesalahan
artikulasi adalah fitur yang paling umum dari Disartria,
diikuti oleh suara, resonasi, dan kelancaran.

Pengertian Disartria
Penyebab Disartria
GPDO

Gangguan Biokimia

Trauma

Neoplasma (Tumor)

Keracunan

Radang

Infeksi virus

Degenerasi progresif

Kelainan kongenital
Tn. L

7 Mei 1964

55 Tahun

Data Kasus
S1 Hukum

Islam

Perum Wikarsa
Mojokerto
Riwayat Kondisi Riwayat Kondisi Riwayat Sosial dan
Sekarang Dahulu Keluarga.
• Dalam berkomunikasi • Klien mengalami • Dalam kesehariannya
klien memiliki serangan stroke klien berkomunikasi
keluhan bahwa pada pertama pada bulan menggunakan bahasa
saat berbicara sedikit Desember 2017 dan di indonesia. Keluarga
tidak jelas dan masih rawat inap di RS Islam klien sangat
berat, serta sulit Surabaya selama 5 mendukung dalam
dimengerti lawan hari. Kemudian, pada proses penyembuhan
bicaranya. Klien juga Desember 2018 klien klien ditandai dengan
mengeluhkan saat mengalami serangan klien rutin
berbicara dan stroke kedua yang bersosialisasi baik
membaca nafas klien disebabkan oleh dengan lingkungannya
terengah-engah. masalah kesehatan dan cukup kooperatif
yakni klien memiliki selama sesi terapi
hipertensi yaitu berlangsung.
200/100 mmHg.

Data Yang Berhubungan


dengan Faktor Penyebab
Data Yang Berhubungan dengan
Sindroma

Bahasa Klien tidak memiliki Wicara


masalah pada bahasa
Pernapasan klien terganggu
reseptifnya, karena selama
ringan. Fonasi klien pada
proses assessment yang
pencapaian suara (tangga
dilakukan klien mampu
nada) terganggu parah.
memahami instruksi yang
diberikan terapis.

Bahasa ekspresif klien juga


tidak memiliki masalah Resonansi klien terdengar
karena klien mampu sedikit hiponasal. Artikulasi
memperkenalkan diri klien terdapat subtitusi,
dengan benar dan mampu omisi dan distorsi. Prosodi
menjawab pertanyaan klien normal,
terapis.
Irama
Suara Menelan
Kelancaran
klien memiliki
nada suara yang
terkesan normal, Klien tidak
tidak tinggi dan Klien tidak
tidak rendah, memiliki memiliki
kualitas suara permasalahan/ sindroma
klien dalam sindroma
yang
yang
batas normal
karena tidak ada berhubungan berhubungan
serak, intensitas dengan irama dengan
suara klien dan kemampuan
terkesan normal menelan.
karena tidak kelancaran.
keras dan tidak
pelan.
Diagnosis
Prognosis

Disartria Flaccid Baik

Aset Limitasi
 Kooperatif • Usia
 Lingkungan • Tingkat
 Motivasi Keparahan
Perencanaan Terapi

• Agar klien mampu meningkatkan


Tujuan kejelasan bicara dalam jangka waktu
1 tahun.
Jangka • Agar klien mampu meningkatkan
kemampuan artikulasi dalam jangka
waktu 1 tahun.
Panjang
• Agar klien mampu meningkatkan
Tujuan kemampuan kontrol nafas dalam
membaca bersuara pada tingkat
Jangka kalimat.
• Untuk meningkatkan kemampuan
artikulasi pada /d/, /r/, /l/, dan /s/ posisi
Pendek awal dengan tingkat keakuratan 80%
dalam 3 sesi berturut-turut.
Metode

Respiration Phonetic
Exercise Placement
Untuk Untuk
meningkatkan memperbaiki
kemampuan pola bunyi-bunyi
pernapasan. artikulasi.
Materi Terapi
• Latihan pengontrolan nafas dengan membaca
bersuara ujaran 3 kata
• Melakukan latihan artikulasi pada /d/, /r/, /l/,
dan /s/ awal pada kata
Alat Terapi
• Kertas bertuliskan tiga kata
• Kartu artikulasi fonem /d/, /r/, /l/, /s/
• Cermin
• Tongue spatle
Tempat • Ruang Terapi Wicara
RSU Dr. Wahidin Sudiro
Husodo Mojokerto

Durasi • 30 Menit sesi terapi

Pertemuan • 1 Kali Seminggu

Target • 6x Pertemuan
Kesimpulan Hasil Terapi
No. Tujuan Pertemuan Ke
Jangka
Pendek 1 2 3 4 5 6

1. Kemampuan Belum Belum 20% Belum 40% 60%


Kontrol mampu mampu mampu
Nafas
membaca
bersuara
2. Artikulasi 20% 20% 40% 40% 60% 80%
fonem /d/
3. Artikulasi Belum Belum 20% 20% 20% 40%
fonem /r/ mampu mampu

4. Artikulasi 20% 40% 40% 20% 60% 80%


fonem /l/
5. Artikulasi Belum 20% 40% 20% 40% 40%
fonem /s/ mampu
Perbandingan Dengan Kemampuan Sebelum Terapi

No. Materi Evaluasi


Sebelum Terapi Sesudah Terapi
1 Hari Kamis Kemarin Belum mampu Mampu

2 Seorang Lelaki Belanda Belum mampu Mampu

3 Temannya Tidak Kembali Belum mampu Belum mampu

4 Penduduk Desa Parangtritis Belum mampu Belum mampu

5 Rupanya Salah Mengerti Belum mampu Belum mampu


Perbandingan Dengan Kemampuan Sebelum Terapi

No Materi Evaluasi
Sebelum Terapi Sesudah Terapi
1 Fonem /d/ awal Belum mampu Mempu

2 Fonem /r/ awal Belum mampu Mampu

3 Fonem /l/ awal Belum mampu Mampu

4 Fonem /s/ awal Belum mampu Mampu


Penutup
Klien dengan inisial L berjenis kelamin laki-laki, lahir pada tanggal 7 Mei tahun
1964 sehingga klien saat ini berusia 54 tahun. Prioritas masalah yang dialami klien
yaitu pernafasan terganggu ringan dan artikulasi fonem /d/, /r/, /l/, /s/ awal
mengalami subtitusi dan omisi. Setelah dilakukan intervensi sebanyak 6 kali di
Ruang Terapi Wicara Poli Rehabilitasi Medik di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo
didapatkan hasil bahwa :

kemampuan mengontrol pernafasan membaca ujaran 3 kata dalam satu tarikan


nafas sebanyak 60%, kemampuan latihan artikulasi fonem /d/ sebanyak 80%,
kemampuan latihan artikulsi fonem /r/ sebanyak 40%, kemampuan latihan
artikulasi fonem /l/ sebanyak 80%, kemampuan latihan artikulasi fonem /s/
sebanyak 40%.

Anda mungkin juga menyukai